4. Pembuangan Limbah
a. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan .
b. Buang pada tempat yang disediakanLimbah organik dibuang pada tempat terpisah
agar bisa didaur ulang.
c. Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang ditempat khusus.
d. Limbah yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung dibuang
,dgpengenceran air yang cukup banyak.
e. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.Limbah cair yang tidak
larut dlm air dan beracun dikumpulkan pada botol dan diberi label yg jelas.
5. Tempat Sampah
1. Tempat sampah bewarna kuning digunakan untuk limbah medis padat adalah limbah
padat yang terdiri dari:
Sebuah. limbah patologis dan limbah infeksius, limbah farmasi (obat-obatan
kadaluarsa).
2. .Tempat sampah bewarna merah digunakan untuk limbah radioaktif adalah limbah
yang berasal dari penggunaan medis atau penelitian di laboratorium berkaitan dengan
zat radioaktif.
3. Tempat sampah bewarna hijau digunakan untuk limbah Non-medis limbah padat
yang dihasilkan dari kegiatan di luar medis yang berasal dari dapur, kantor, taman dan
halaman yang dapat digunakan lagi jika ada teknologi.
6. Pencahayaan
Pencahayaan dapat bersifat alami dengllan memanfaatkan cahaya sinar matahari
atau menggunakan sistem penerangan buatan yaitu cahaya sinar lampu listrik. Perlu
diketahui bahwa penerangan dengan memanfaatkan cahaya sinar matahari
mempunyai jarak jangkauan sinar (sky light) dari ruang tepi berkisar antara 6 – 7,5
m. Karena itu, untuk mendapatkan cahaya sinar matahari yang cukup, laboratorium
lingkungan disarankan menggunakan jendela kaca dengan luas sekitar 1/3
(sepertiga) dari luas lantai ruangan. Hal ini dimaksudkan, selain untuk mendapatkan
cahaya sinar matahari yang cukup.
Namun, jika bahan kimia atau peralatan instrumentasi sensitif terhadap sinar
matahari langsung, maka gedung laboratorium harus didesain sedemikian rupa
untuk menghindari penembusan langsung sinar matahari yang melebihi intensitas 70
W/m2. Batasan intensitas sinar matahari yang masuk ke ruangan harus diukur
dengan menggunakan peralatan UV-meter. Adapun pencahayaan dalam
laboratorium yang diperlukan berkisar antara 540 – 1075 (Lux) atau lumens per
meter persegi pada area kerja. Kualitas dan intensitas harus dikontrol untuk
verifikasi apakah pencahayaan masih dalam kisaran yang dapat diterima. Untuk itu,
seluruh rekaman pencahayaan dalam laboratorium lingkungan serta
pengendaliannya harus dipelihara.
7. Ventilasi
Sistem ventilasi di laboratorium dapat dilakukan dengan menggunakan ventilasi
alami dan ventilasi buatan (air conditioning). Penggunaan air conditioning ditujukan
terutama untuk memperoleh suhu optimal yang dibutuhkan dalam proses pengujian
dan/atau kalibrasi serta untuk memberikan perlindungan terhadap peralatan
instrumentasi serta ruang lain yang tidak memungkinkan menggunakan ventilasi
buatan. Penggunaan ventilasi alami tidak dimungkinkan pada ruang instrumentasi,
ruang steril, atau ruang timbang, karena akan menyebabkan adanya debu atau
pergerakan udara yang dapat mempengaruhi peralatan dan instrumentasi
laboratorium.
10. Denah
https://www.academia.edu/26451806/Standar_Laboratorium_ANALIS_KESEHATAN
https://www.safetyshoe.com/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-laboratorium-
kimia/
https://www.infolabling.com/2014/08/persyaratan-teknis-kondisi-akomdasi-
dan.html?m=1
http://3an-master.blogspot.com/2016/01/bahaya-dan-resiko-di-laboratorium.html?
m=1
https://www.synergysolusi.com/7-simbol-bahan-kimia-berbahaya.html