Anda di halaman 1dari 40

Auto Hematology Analyzer

Hematology Analyzer

Hematologi Analyzer atau Blood Cell


Counter (penghitung sel darah) adalah alat
laboratorium yang biasa digunakan untuk
menganalisa kandungan dalam sel darah
atau secara umum digunakan untuk
melakukan perhitungan jumlah sel-sel dalam
darah.
Fungsi dari Hematologi Analyzer

 Alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap,


dengan cara menghitung dan mengukur sel darah secara
otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas
cahaya terhadap sel-sel yang dilewatkan.
 Mengukur sampel berupa darah.
 Alat ini biasanya digunakan dalam bidang kesehatan.
 Alat ini dapat mendiagnosis penyakit yang diderita seorang
pasien seperti kanker, diabetes, dll.
 Pemeriksaan hematologi rutin seperti meliputi pemeriksaan
hemoglobin, hitung sel leukosit, dan hitung jumlah sel
trombosit.
HEMATOLOGI

Suatu ilmu yang mempelajari tentang darah.

Menganalisa darah Hematologi ada 2 yaitu :


* Manual
- Mikroskop dan kaca slide
* Automatic
- Alat dan reagent
Komponen Darah
• Tiga type utama dari sel darah

• Sel darah putih - WBC

• Sel darah merah - RBC

• Trombosit - PLT
Measurement Principles - RBC / WBC / PLT

Ohm’s Law : V = I x R
•  cell size =  resistance =  voltage
• Current remains constant
• Voltage amplified & translated to cell numbers/types
Prinsip dasar

• Suatu sel mempunyai daya hantar terhadap listrik dengan nilai

resistansi tertentu sehingga apabila sel dialiri arus dengan

besar tertentu maka akan diperoleh nilai suatu tegangan.

• Hemoglobin adalah kepekatan warna darah yang berpengaruh

pada banyak sedikitnya mengikatan Oksigen dalam darah

sehingga penghitungan hemoglobin berdasarkan dari prinsip

spektrofotometer.
Parameter yang dapat diukur hematology analyzer

1. WBC (White Blood Cell) 14. MPV (Mean Platelet Volume)


2. Lymphocyte 15. PDW (Platelet Distribution Width)
3. Granulocyte 16. Mid sized cell
4. Limphocyte persentage 17. Mid-sized cell persentage
5. granulocyte persentage 18. RDW-CV (Red Blood Cell Distribution
6. RBC (Red Blood Cell) Width Coefficient of Variation)
19. RDW-SD (Red Blood Cell Distribution
7. HGB (Hemoglobin),
Width Standard Deviation)
8. MCV (Mean Cospuscular Volume),
20. PCT (Plateletcrit),
9. MCH (Mean Cospuscular
21. WBC Histogram (White Blood Cell
Hemoglobin)
Histogram),
10. MCHC (Mean Cospuscular 22. RBC Histogram (Red Blood Cell
Hemoglobin Concentration) Histogram),
11. RDW (Red Blood Cell Distribution 23. PLT Histogram (Platelet Histogram).
Width)
12. HCT (Hematocrit)
13. PLT (Platelet)/ trombosit
Dari parameter-parameter tersebut, secara umum terdapat
hanya tiga pemeriksaan dengan sampel darah
menggunakan hematologi analyzer, yaitu:

Histogram 3 Div :
a. Leukosit (White Blood Cells)
b. Eritrosit (Red Blood Cells)
c. Trombosit (Platelet)

Histogram 5 Div :
• HCT : Hematocrit (%)
• MCV: Mean corpuscular volume
• MCH : Mean corpuscular hemoglobin
• MCHC : Mean corpuscular hemoglobin
• RDW : Red blood cell distribution width
METODE PENGUKURAN

1. Metode Manual

2. Metode Elektrik Konduksi ( Aperture )

3. Metode Otomatik Optik (flow cytometer)


METODE PENGUKURAN

1. Metode Manual
2. Metode Elektrik Konduksi ( Aperture ) / 3-Diff
Jumlah sel WBC, RBC dan PLT dihitung dan dipisahkan
dengan Methode Electrical Impedance , Seperti prinsip
Coulter. Metode ini didasarkan pada perubahan impedance
elektrik yang dihasilkan ketika terdapat partikel yang melewati
Aperture pada alat.
2. Metode Elektrik Konduksi ( Aperture ) / 3-Diff

Metode elektrik konduksi, menggunakan prinsip


mengukur perubahan konduktivitas yang terjadi pada
saat tiap sel melewati sebuah lubang sel pada orifice
(ruang penghitungan).
2. Metode Elektrik Konduksi ( Aperture ) / 3-Diff

Ketika sel darah melewati aperture, perlawanan antara


elektroda sejenak perubahan perubahan tegangan yang
sangat kecil terjadi. Instrumen yang menghitung perubahan
kecil sebagai pulsa. Ketinggian pulsa tergantung pada ukuran
sel darah.
3. Metode Otomatik Optik (flow cytometer)

Gambar Metode Flow Cytometry


3. Metode Otomatik Optik (flow cytometer)

• Metode otomatik optik mendasarkan pada pengumpulan hamburan


cahaya dari sel-sel darah dan mengonversinya ke dalam bentuk
pulsa-pulsa listrik untuk dihitung.
• Pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang
mempunyai panjang gelombang tertentu dengan larutan atau
sampel yang dilewatinya. Alat ini bekerja berdasarkan prinsip flow
cytometer. Flow cytometri adalah metode pengukuran (metri)
jumlah dan sifat sel (cyto) yang dibungkus oleh aliran cairan (flow)
melalui celah sempit Ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut
sedemikian rupa sehingga sel dapat lewat satu per satu, kemudian
dilakukan penghitungan jumlah sel dan ukurannya. Alat ini juga
dapat memberikan informasi intraseluler, termasuk inti sell Prinsip
light scattering adalah metode dimana sel dalam suatu aliran
melewati celah dimana berkas cahaya difokuskan ke situ (sensing
area). Metode ini lebih canggih disbanding metode-metode
sebelumnya.
3 reagent di hematologi

• Dilluent
• Detergen / rinse
• Lyse
REAGEN

Reagen lengkap (original reagen), terdiri atas


:
• Diluent 20 L
• Lyse 500 mL untuk sample testing
• Rinse 20 L
• E-Z cleanser untuk maintenance
• Probe cleanser
Diluent

Diluent

Dilute blood Used in some


Act as a good maintenance
cells and make
conductor in the procedures like
an even unclog, and
distribution.
electric circuit.
cleaning.
Lyse

Lyse

Shrink white blood


Dissolve RBC
cells and keep them
then release HGB. in a stable status.
REAGEN
1. Diluent , berfungsi :
 Mencairkan whole blood
 Menstabilkan membran sel yang berfungsi untuk
menghitung secara tepat
 Mengalirkan arus ke Aperture/celah pada chamber
 Mencuci komponen analyzer pada saat analisis
2. Lyse, berfungsi :
 Memecah dinding sel darah dengan cepat dan
melepaskan hemoglobin dari sel darah
 Mengkonversi hemoglobin dengan komplek yang
absorbansi nya ditentukan oleh konsentrasi
hemoglobin.
REAGEN
3. Rinse, berfungsi :
 Membilas tabung dan selang-selang
 Menyediakan pembentukan meniskus yang tepat dalam
tabung metering dan mempertahankannya selama setiap
siklus analisis
4. E-Z Cleanser, befungsi :
 The E-Z cleaner is an enzyme-based isotonic, larutan
pembersih dan pembasah yang di formulasikan untuk
membersihkan fluidic lines (jalur cairan/tubing) and baths.
5. Probe Cleanser
 The probe cleanser is an alkaline cleaning solution yang
diformulasikan untuk membersihkan celah-celah dan
mensterilkan jalur fluidic.
REAGEN
6. Controls and Calibrators
 Kontrol dan kalibrator digunakan untuk
memverifikasi keakuratan saat alat beroperasi
dan mengkalibrasi analyzer
 Kontrol disini berberntuk darah yang sudah ada
nilainya yang digunakan untuk memverifikasi
bahwa analyzer berfungsi dengan baik, darah
tersebut tersedia di 3 tingkatan yaitu Low,
Medium, High
Cara Pengoperasian Alat

1. Hubungkan kabel power ke stabilisator


(stavol)
2. Hidupkan alat (saklar on/off ada du sisi
kanan atas alat)
3. Alat akan self check, pesan “please wait”
akan tampil di layar
4. Alat akan secara otomatis melakukan self
check kemudian background check
5. Pastikan alat pada kondisi ready
Cara kerja Pemeriksaan sampel Darah

1. Sampel darah harus dipastikan sudah homogen


2. Tekan tombol Whole Blood “WB” pada layar
3. Tekan tombol ID dan masukkan no sampel,
tekan enter
4. Tekan bagian atas dari tempat sampel yang
berwarna ungu untuk membuka dan letakkan
sampel dalam adaptor
5. Tutup tempat sampel dan tekan “RUN”
6. Hasil akan muncul pada layar secara otomatis
7. Mencatat hasil pemeriksaan
19 parameters+3 histograms
“low”flag

WBC 3-
part diff

RBC para

PLT para
Blok DIAGRAM

sample
Dilution blok

reagent
Mixer Master interface Out put
board /
chamber display

WASTE RBC CHAMBER


CHAMBER

WBC-HGB
CHAMBER
Penjelasan diagram blok
Dilution blok akan menyedot sample dan reagent. Sample dan reagent masuk ke dalam
Mixer chamber, di mana fungsi dari mixer chamber adalah tempat dimana untuk
mencampur sample dengan reagent. Reagent yang digunakan ada 2, yaitu Diluent dan
Lyse. Diluent berfungsi untuk memisahkan RBC, sedangkan lyse untuk memisahkan
WBC.
Dari mixer chamber menuju ke chamber berikutnya sesuai dengan sel yang akan di
hitung.
RBC chamber untuk menghitung sel darah merah serta WBC chamber digunakan untuk
menghitung sel darah putih dan hemoglobin. Pada perhitungan hemoglobin prinsip
yang digunakan seperti pada spektrofotometer, yaitu menghitung absorban saja atau
warna darah
Pada masing-masing chamber terdapat 2 elektroda positif dan negatif. Dari elektroda
tersebut maka dapat diperoleh data berupa sinyal tegangan yang ekivalen dengan
jumlah sel yang dihitung.
Data kemudian masuk ke master board untuk diproses, sehingga dihasilkan suatu data
Selanjutnya data tersebut dikirim ke rangkaian interface dan ditampilkan pada display.
Dari rangkaian interface kita bisa menghubungkan ke printer untuk mencetak hasil
pemeriksaan atau dihubungkan ke komputer.
Pengukuran Hemoglobin
Perawatan
• Melakukan penyesuaian suhu ruang kerja
• Selalu melakukan control dan pengujian alat
secara rutin
• Selalu melakukan pengecekan dan
mempersiapkan kebutuhan reagen untuk
pemeriksaan alat
• Sensor replacement (jika diperlukan)
• Needle motion check
• Dillution block motion check
• Valve operation check
• Etc.
Penyebab Kesalahan pada Hasil Hematologi Analyzer

• Salah cara sampling dan pemilihan spesimen


• Salah penyimpanan spesimen dan waktu pemeriksaan
ditunda terlalu lama sehingga terjadi perubahan
morfologi sel darah.
• Kesalahan tidak mengocok sampel secara homogen,
terutama bila tidak memiliki alat pengocok otomatis
(roller mixer) maka dikhawatirkan tidak sehomogen saat
sampel darah diambil dari tubuh pasien. Inilah kesalahan
fatal yang sering terjadi pada pemeriksaan dengan alat
ini.
• Kehabisan reagent (misal lyse sehingga seluruh sel tidak
dihancurkan saat pengukuran sel tertentu).
• Kalibrasi dan kontrol tidak benar . Tidak melakukan
kalibrasi secara berkala dan darah kontrol yang
digunakan sudah mengalami expired date tapi tetap
dipakai karena menghemat biaya operasional.

• Carry over, homogenisasi, volume kurang. Untuk alat


jenis open tube, penyebabnya bisa karena ada
kesalahan pada saat memasukkan sampel pada jarum
sampling alat, misal jarum tidak masuk penuh ujungnya
pada darah atau darah terlalu sedikit dalam tabung atau
botol lebar sehingga saat dimasukkan jarum tidak
terendam seluruhnya.
• Alat atau reagen rusak. Alat dapat saja rusak bila suhu
yang tidak sesuai (warning : temperature ambient
abnormal) dan kondisi meja yang tidak baik. Reagensia
yang digunakan jelek dan mungkin terkontaminasi oleh
udara luar karena packing yang jelek.
• Memang sampel tersebut ada kelainan khusus.
• Hasil tidak normal tanpa ada peringatan (no Flags) pada
alat, biasanya ada catatan khusus berupa warning, misal
platelets flag.
• Hasil tidak normal dan kurang sesuai dengan
sebelumnya atau klinis yang sedang terjadi, sehingga
dapat menyebabkan terjadinya diagnosis yang sesat

• Diluar batas linier alat. Artinya bahwa hasil yang diukur


tidak mampu dicapai oleh alat, misalnya kadar leukosit
yang sangat tinggi pada leukemia atau pada trombosit
yang sangat meningkat atau menurun
Hal yang perlu diperhatikan pada Hematologi Analyzer

• 1. Perhatikan Hematokrit (PCV)


2. Hb kira-kira 1/3 Hematokrit.
3. Perhatikan MCHC
4. Kemungkinan ada kesalahan semua
atau
salah satu dari hasil
5. Alat yang baik maka MCHC ~ CHCM *
6. Perhatikan juga sel leukosit terutama
distribusi diff. counting.
 
Kekurangan Dari Hematologi Analyzer

 Tidak dapat menghitung sel abnormal


 Dalam pemeriksaan hitung jumlah sel, bisa saja nilai dari
hasil hitung leukosit atau trombosit bisa saja rendah
karena ada beberapa sel yang tidak terhitung

Anda mungkin juga menyukai