Anda di halaman 1dari 49

TEKNIK FLEBOTOMI

ADI ARIANTO
Pendahuluan

Tujuan dan Fungsi Pemeriksaan


Laboratorium
Menegakkan atau menyingkirkan suatu
diagnosis
Menjadi pedoman didalam penatalaksanaan
pasien
Menentukan prognosis
Skrining suatu penyakit
Pemantauan terapi
Tahapan umum pemeriksaan :

Pra-analitik
Analitik
Pasca analitik
QUALITY
Definisi secara Tradisionil :
Memenuhi standar/spesifikasi tertentu
(Accuracy and Precision)
Definisi Sekarang :
Conforming to Requirement
(the absence of defects)
Fitness for Use
(meeting Customer Expectations & Needs)
Quality System
Criteria and
Am I meeting to criteria?
benchmark
If not, how to improve?
Quality Planning
How to do
about it

Quality
Run Quality Laboratory
Improvement
How many? Processes
How often?
Making sense of Which one?
data collected

Quality
Quality Control
Assessment
MUTU (KUALITAS)
Yg dibutuhkan oleh pelayanan
pemeriksaan Laboratorium

1. Staf yang qualified


2. Fasilitas yang mencukupi
3. Tersedianya pemeriksaan yg memadai
4. Tersedianya protokol pemeriksaan yg baik
5. Spesimen yang cukup & memenuhi syarat
6. Penanganan dan penyerahan spesimen
yang baik
7. Prosesing spesimen yang baik
8. Identifikasi, Aliquoting & Distribusi sampel
yang benar
9. Kehandalan hasil pemeriksaan
10. Format pelaporan yang baik
11. Angka rujukan, Interpretasi hasil
12. Komunikasi yang baik dengan pelanggan
Persiapan Harian
Faktor faktor yang berpengaruh terhadap hasil
pemeriksaan :
variasi diurnal
olah raga/latihan fisik
puasa
diet
alcohol
merokok
obat-obatan
postur
Pengertian Flebotomi
Flebotomi phlebos = vena dan tome =
memotong.
Terapi flebotomi polisitemia rubra vera,
hemokromositosis, dan keadaan lain untuk
menurunkan tingginya konsentrasi eritrosit
dalam sirkulasi darah
Sebenarnya merupakan cara memperoleh
spesimen darah untuk tujuan tes klinik agar
membantu dokter menilai pasien dalam
manajemen kesehatan pasien
Pengambilan spesimen darah
merupakan langkah awal fungsi
laboratorium.
Dilakukan oleh berbagai tenaga
kesehatan profesional, seperti
perawat, dokter, asisten perawat,
tenaga gawat darurat, paramedis,
asisten dokter, dan flebotomis.
Bagaimana mendapatkan tenaga
flebotomis terlatih dari banyaknya
keahlian tersebut di atas
Prosedur umum mencakup tusukan vena
(venipuncture), tusukan arteri (arterial puncture),
dan tusukan kulit (skin puncture/capillary blood).
Teknik yang dipakai sangat penting untuk
mempertahankan integritas dan komposisi
analitnya.
Darah arteri komposisi yang sama di seluruh
tubuh, sehingga perbedaan tempat penusukan tidak
mempengaruhi hasil yang diperoleh.
Darah vena tergantung pada
aktivitas organ atau jaringannya,
sehingga lokasi pengambilan dapat
mempengaruhi hasil.
Darah yang diperoleh dengan
tusukan kulit/kapiler campuran
darah arteriol, venul dan kapiler,
juga mengandung cairan intertisial
dan intraseluler.
Pada kelompok khusus seperti pediatri
dan geriatri memerlukan perhatian
tambahan di dalam teknik pengambilan
sampel darah.
Demikian pula pada tindakan flebotomi
untuk tujuan khusus seperti analisis gas
darah (AGD)
Persiapan Sebelum Pengambilan
Spesimen

Persiapkan tabung-tabung darah sesuai dengan


kebutuhan
Warna penutup tabung dan jenis antikoagulan yang digunakan
Warna Penutup Zat Tambahan Keterangan
Merah Tidak ada Serum
Lembayung EDTA Darah lengkap; mengikat kalsium
Hijau Heparin Menghambat aktivasi trombin
Biru Buffered citrate Tes koagulasi; mengikat kalsium
Hitam Buffered Na. Citrate LED Westergren
Abu-abu Penghambat glikolitik Tes glukosa
Kuning Citrate dextrose (ACD) pengawet eritrosit
Teknik Flebotomi dengan tusukan vena

Pemilihan Vena

Cari 3 vena yang paling mudah ditemukan


di daerah antekubiti dengan cara melihat
atau dengan cara palpasi.
Vena mediana, vena cubiti mediana, dan
vena cephalica mediana, secara tipikal
berada di tengah daerah antekubiti.
Vena cephalica berada di lateral dan vena
basilica berada di medial
Pemilihan vena berdasarkan beberapa alasan,
yaitu :
Dekat vena mediana paling dekat dengan
permukaan kulit, sehingga mudah diakses.
Tidak bergerak vena mediana merupakan
vena yang paling tidak bergerak ketika jarum
menusuk sehingga tusukan dapat berhasil
dengan sukses.
Aman tusukan pada vena mediana kurang
berisiko.
Nyaman vena mediana tidak terlalu
membuat rasa tidak nyaman saat ditusuk
Anatomi Regio Antecubiti
Prosedur Tusukan Vena

1. Pakai sarung tangan, pasang turniket, dan


pastikan semua peralatan terjangkau.
2. Temukan vena yang telah dipilih, dan
bersihkan daerah yang akan ditusuk dengan
alkohol isopropil 70%.
3. Tarik kulit dengan ibu jari tangan kiri.
4. Tusukkan jarum dengan sudut 30 derajat atau
kurang.
5. Pasang tabung pertama.
6. Jika memungkinkan, lepaskan turniket saat
vena diakses.
7. Lepaskan tabung pertama kemudian pasang
tabung berikutnya.
URUTAN TABUNG
1. Tabung Kultur
2. Tabung Koagulasi (Blue)
3. Tabung Serum (Red)
4. Tabung Heparin (Green)
5. Tabung EDTA (Violet)
6. Tabung NaF (Grey)



Tempat Tusukan Alternatif

Pada mayoritas pasien, pengambilan spesimen


pada daerah antekubiti tidak memungkinkan
untuk beberapa sebab, antara lain :
Kegagalan saat menemukan vena yang dicari
Infus terpasang di distal daerah antekubiti
Daerah antekubiti memar berlebihan akibat
prosedur tusukan yang sebelumnya
Adanya udem pada daerah antekubiti
Luka parut yang berlebihan
Kondisi kulit seperti ruam, infeksi, luka bakar
Mastektomi
Selain daerah antekubiti, terdapat beberapa
tempat sekunder alternatif untuk melakukan
tusukan vena.
Pengambilan spesimen darah dari tempat yang
tidak biasanya tanpa pengetahuan anatomi
dapat meningkatkan risiko perlukaan pada
pasien.
Beberapa tempat alternatif selain daerah
antekubiti adalah bagian dorsal tangan, bagian
lateral pergelangan tangan, kaki, dan tumit
(dengan ijin dokter), vena kulit kepala
(neonatus), dan arteri femoralis (hanya oleh
dokter).
Pengambilan Spesimen pada
Pediatri

Pediatri perlu dikelompokkan lagi atas bayi


(infants dan
neonatus) dan anak-anak (small children).
Untuk anak yang lebih besar dengan vena yang
juga sudah
relatif besar dan mudah terlihat, prosedurnya
sama
dengan tusukan vena pada orang dewasa.
Kira-kira 20% pasien memiliki rasa takut yang
berlebihan
terhadap jarum suntik (Needle-phobic patients)
Flebotomis belajar mengenali tanda-
tanda pasien dengan
ketakutan yang berlebihan terhadap
jarum suntik.
Bahkan pada anak-anak sering terjadi
tangisan dan jeritan
berlebihan untuk dapat menghindari
pengambilan
spesimen darah tersebut.
Needle-phobic patient
Beberapa tindakan yang
dapat dilakukan
mencakup :
Letakkan es ke daerah
yang akan ditusuk untuk
mencegah pasien dari
refleks kejut
Berikan terapi penenang
Lakukan anestesi lokal
Tunjukkan perasaan
kasihan, kesabaran dan
pengertian terhadap
pasien
Prosedur pengambilan spesimen pada
neonatus dan infants sampai umur 12
bulan membutuhkan keahlian dan teknik
flebotomi yang khusus, yaitu :
Teknik mengurangi rasa sakit
Teknik prewarming
Posisi pasien
Pemilihan tempat penusukan
Prosedur kapiler versus tusukan vena
Mempertahankan keutuhan spesimen
Iatrogenic anemia
Pembalutan
Saat melakukan pengambilan spesimen pada
pediatri, beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah:
Persiapan diri flebotomis
Mempersiapkan anak dan orang tua
Prosedur flebotomi pediatrik

Pembuluh darah vena pada kelompok umur ini


belum berkembang dengan sempurna.
Jika tusukan vena diminta untuk kebutuhan
jumlah darah, vena pada tangan lebih mudah
diakses daripada daerah antekubiti.
Pengambilan melalui vena harus dilakukan
dengan jarum yang kecil atau wing needle.
Prosedur Tusukan Vena pada Pediatri

Identifikasi pasien dengan baik.


Siapkan perlengkapan.
Pasang turniket, atur ukuran
turniket agar pas mengelilingi
lengan anak.
Panggil asisten agar dapat
menstabilisasi lengan anak untuk
mengurangi pergerakan.
Temukan vena yang paling sesuai.
Bila diantisipasi bahwa mengakses vena
membutuhkan waktu yang lebih dari 1
menit dari saat pemakaian turniket,
lepaskan turniket untuk mencegah
hemokonsentrasi. Pasang kembali setelah
2 menit.
Pakai sarung tangan.
Bersihkan daerah yang akan diakses.
Lakukan tusukan vena seperti prosedur
di atas.
Metode Wing Needle
Dapat dilakukan juga pada vena di daerah
dorsum tangan dan kaki serta vena-vena
di kepala (scalp).
Persiapan Alat:
Wing needle dengan jarum 23 G.
Luer adapter.
Tabung-tabung sesuai permintaan tes.
Prosedur Kerja:
Keluarkan wing needle dari kemasannya
dan selang diluruskan.
Hubungkan ujung selang dengan luer
adaper.
Selajutnya prinsip kerja mulai dari
pemasangan turniket sampai pengisian
tabung-tabung spesimen sama dengan
metode vacutainer pada umumnya.
Pengambilan Spesimen
pada Geriatri

Tidak diperlukan teknik atau metode


khusus untuk mendapatkan spesimen
darah.
Bahan pertimbangan adalah adanya
penurunan fungsi-fungsi organ akibat
proses penuaan.
Metode tusukan kulit/kapiler, wing
needle maupun dengan vacutainer biasa
merupakan alternatif pilihan tergantung
kondisi fisiknya.
Tusukan kulit/kapiler dilakukan
terutama karena penipisan dan
penurunan elastisitas/kelenturan kulit.
Keadaan tersebut mengakibatkan
pengambilan spesimen lebih sulit karena
vena menjadi mobile pada saat dilakukan
penusukan.
Elastisitas kulit yang menurun juga
menyebabkan mudah terjadi perdarahan
atau hematom.
Pada lansia pembuluh darah juga
mengalami aterosklerotik sehingga relatif
lebih sulit pada saat tusukan vena.
Pengambilan
Darah Kapiler

Pengambilan darah kapiler biasanya dilakukan


pada pasien dengan keadaan seperti di bawah ini :
Pasien dengan luka bakar hebat
Pasien dengan obesitas berat
Pasien dengan kecenderungan trombotik
Pasien lansia atau pasien yang memiliki vena
superfisial yang rapuh
Pasien yang menjalani tes di rumah
Point-of-care testing (POCT)
Tes pada neonatus
Pasien yang takut pada jarum suntik
Lokasi pengambilan darah kapiler
Prosedur pengambilan darah kapiler :
Langkah awal sama seperti pada tusukan
vena
Lakukan pemanasan pada daerah yang
akan ditusuk untuk meningkatkan aliran
darah sampai tujuh kali lipat
Lakukan tusukan atau insisi pada daerah
yang telah disiapkan tegak lurus terhadap
sidik jari
Hapus darah yang pertama menetes
Lakukan pengumpulan spesimen ke
dalam tabung
Lakukan penekanan pada tempat
penusukan



Pengambilan
Darah Arteri

Tujuan pengambilan darah arteri adalah


untuk mengukur tekanan O2 dan CO2
status asam basa
oksigenasi dan kemampuan darah membawa
oksigen (oxygen-carrying capacity of blood).
Analisis gas darah penting untuk menilai
oksigenasi pada pasien-pasien dengan
pneumonia, pneumonitis dan emboli paru.
Pemeriksaan ini juga penting untuk pemantauan
(monitoring) pada pasien yang diberi O2 atau
ventilator dalam jangka waktu yang lama agar
tidak terjadi oksigenasi berlebihan yang dapat
menyebabkan anoksia dengan asidosis
respiratorik atau keracunan O2.
Modified Allen Test
(A. Radialis)
Prosedur pengambilan darah arteri :
Langkah awal sama seperti pada tusukan vena
Lakukan hiperekstensi pergelangan tangan
pasien bila memungkinkan agar mendekatkan
arteri ke permukaan kulit
Cari arteri radialis dengan meraba denyutan
Bersihkan daerah yang akan ditusuk
Tusuk jarum dengan kemiringan sudut jarum
sebesar 45 derajat dan biarkan darah mengalir
mengisi syringe
Lepaskan jarum, lakukan penekanan pada bekas
tusukan selama kurang lebih 5 menit


Thank you

Anda mungkin juga menyukai