Anda di halaman 1dari 17

BIOLOGI DASAR DAN BIOLOGI PERKEMBANGAN

“ PEMERIKSAAN URINE DAN SEKRET


VAGINA”

KELOMPOK 8 :
RIFKAH RIZKY RAHMAYANTI
RENI SUPIANA
VISKHA SEPTIANI
PEMERIKSAAN URINE
 Suatu tindakan mengambil sejumlah urine sebagai
sampel untuk pemeriksaan laboratorium. Urin atau air
seni atau air kencing adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-
molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan
untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring
di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung
kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
TUJUAN PEMERIKSAAN
URINE
 Hasil pemeriksaan urine tidak hanya dapat
memberikan informasi tentang ginjal dan saluran
kemih, tetapi juga mengenai faal berbagai organ tubuh
seperti hati, saluran empedu, pancreas, dsb. Namun,
untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat,
diperlukan specimen yang memenuhi syarat. Pemilihan
jenis sampel urine, tehnik pengumpulan sampai
dengan pemeriksaan harus dilakukan dengan prosedur
yang benar.
Jenis pengambilan sampel urine :

 a. Urine sewaktu/urine acak (random)


Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan
secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin
mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan.
Jenis sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.
 b. Urine pagi
Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum
makan atau menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode
tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk
mengalami pemekatan. Urine pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan
pemeriksaan rutin serta tes kehamilan berdasarkan adanya HCG (human
chorionic gonadothropin) dalam urine.
 c. Urine tampung 24 jam
Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-
menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya
digunakan untuk analisa kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum,
kreatinin, natrium, dsb. Urine dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume
1.5 liter dan biasanya dibubuhi bahan pengawet, misalnya toluene.
1. PEMERIKSAAN URINE
 A. Test kehamilan
Inti test kehamilan adalah untuk mengetahui kadar HCG (Human
Chorionic Gonadotropin) yaitu suatu hormon yg dihasilkan
embrio saat terjadinya kehamilan yg akan meningkat dalam urin
dan darah seminggu setelah konsepsi. Hormon tersebut
dilepaskan ke dalam darah ibu yang mengalir mengitari ovum,
lalu terbawa menuju indung telur. Hal tersebut mengakibatkan
peningkatan progesterone yang berfungsi menahan haid
berikutnya.
HCG mencapai tingkat produksi maksimum saat usia kehamilan 12
minggu, sementara plasenta berkembang dan mejadi lebih aktif.
HCG dikeluarkan oleh ginjal ibu dan dapat dideteksi dalam
daran dan urine, pada minggu-minggu awal kehamilan.
Keberadaan hormon inilah yang menjadi dasar test kehamilan.
Jenis jenis tes kehamilan
 Test Pack (Pengetesan sendiri)
 Test Slide
 Test Laboratorium
 Cara Pengambilan Urine
 Tes Darah
 Pemindaian ultrasound (ultrasound scans)
Protein Urine
 Cara Mengukur Protein di Dalam Urin
Metode yang dipakai untuk mengukur proteinuria saat
ini sangat bervariasi dan bermakna.Metode dipstik
mendeteksi sebagian besar albumin dan memberikan
hasil positif palsu bila pH >7,0 dan bila urin sangat
pekat atau terkontaminasi darah.Urin yang sangat
encer menutupi proteinuria pada pemeriksaan
dipstik.Jika proteinuria yang tidak mengndung
albumin dalam jumlah cukup banyak akan menjadi
negatif palsu.Ini terutama sangat penting untuk
menentukan protein Bence Jones pada urin pasien
dengan multipelk mieloma.Tes untuk mengukur
konsentrasi urin total secara benar seperti pada
Reduksi
 a. Pengertian tes reduksi urine
Tes glukosa urine adalah pemeriksaan pada sampel urine
untuk mengetahui ada tidaknya glukosa pada
urine. Pemeriksaan ini termasuk penyaringan dalam
urinalisis. Glukosa mempunyai sifat mereduksi. Ion cupri
direduksi menjadi cupro dan mengendap dalam bentuk
merah bata. Semua larutan sakar yang mempunyai
gugusan aldehid atau keton bebas akan memberikan
reaksi positif.
b. Tujuan pemeriksaan reduksi urine
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
glukosa dalam urine dan untuk mengetahui penyakit
Diabetes Melitus pada ibu hamil.
Urine Aseton
 Dalam urin terdiri atas aseton, asam asetoasetat dan asam
13-hidroksi butirat. Karena aseton mudah menguap, maka
urin yang diperiksa harus segar. Pemeriksaan benda keton
dengan reagens pita ini dapat mendeteksi asam asetoasetat
lebllh dari 5--10 mg/dl, tetapi cara ini kurang peka untuk
aseton dan tidak bereaksi dengan asam beta hidroksi
butirat. Hasil positif palsu mungkin didapat bila urin
mengandung bromsulphthalein, metabolit levodopa dan
pengawet 8-hidroksi-quinoline yang berlebihan.
Dalam keadaan normal pemeriksaan benda keton dalam urin
negatif. Pada keadaan puasa yang lama, kelainan
metabolisme karbohidrat seperti pada diabetes mellitus,
kelainan metabolisme lemak didalam urin didapatkan
benda keton dalam jumlah yang tinggi.
Pemeriksaan bilirubin
 Dalam urin berdasarkan reaksi antara garam diazonium
dengan bilirubin dalam suasana asam, yang menimbulkan
warna biru atau ungu tua. Garam diazonium terdiri dari p-
nitrobenzene diazonium dan p-toluene sulfonate,
sedangkan asam yang dipakai adalah asam sulfo salisilat.
 Adanya bilirubin 0,05-1 mg/dl urin akan memberikan basil
positif dan keadaan ini menunjukkan kelainan hati atau
saluran empedu. Hasil positif palsu dapat terjadi bila dalam
urin terdapat mefenamic acid, chlorpromazine dengan
kadar yang tinggi sedangkan negatif palsu dapat terjadi
bila urin mengandung metabolit pyridium atau serenium
pH urin
 Penetapan pH diperlukan pada gangguan keseimbangan
asam basa, kerena dapat memberi kesan tentang keadaan
dalam badan. pH urin normal berkisar antar 4,5 - 8,0.
Selain itu penetapan pH pada infeksi saluran kemih dapat
memberi petunjuk ke arah etiologi. Pada infeksi oleh
Escherichia coli biasanya urin bereaksi asam, sedangkan
pada infeksi dengan kuman Proteus yang dapat
merombak ureum menjadi atnoniak akan menyebabkan
urin bersifat basa
2. PEMERIKSAAN SEKRET
VAGINA
 Dalam kondisi normal, kelenjar pada serviks
menghasilkan suatu cairan yang jernih yang keluar,
bercampur dengan bakteri, sel sel vagina yang terlepas
dan sekresi dari kelenjar Bartolin. Selain itu sekret
vagina juga disebabkan karena aktivitas bakteri yang
hidup pada vagina yang normal, pada perempuan,
sekret vagina ini merupakan suatu hal yang alami dari
tubuh untuk memnbersihkan diri, sebagai pelicin dan
pertahanan dari berbagai infeksi. Dalam kondisi
normal, sekret vagina tersebut lebih jernih, putih keruh
atau berwarna kekuningan ketika mengering pada
pakaian.
Komponen Sekret Vagina yang
Normal
 Sekret vagina terdiri dari beberapa komponen yang
meliputi air, elektrolit, mikroorganisme, sel-sel epitel
dan senyawa organik seperti asam lemak, protein dan
karbohidrat. Komponen-komponen ini bergabung
untuk menghasilkan sekret vagina dengan pH kurang
dari 4,5. Sel epitel berasal dari epitel toraks serviks dan
epitel gepeng vagina. Flora vagina yang normal terdiri
dari mikroorganisme yang mengkolonisasi cairan
vagina dan sel epitel. Leukosit, meskipun normalnya
terdapat pada fase sekresi siklus menstruasi, biasanya
hanya ditemukan dalam jumlah kecil
VAGINA
• Mengganggu kebersihan vagina
• Mengganggu kehidupan janin,
• Kondisi gawat janin.
• Janin berkemungkinan memiliki cacat bawaan pada
saluran kemih
• Pertumbuhannya terhambat,
• Meninggal sebelum dilahirkan.
• Bayi berisiko tak segera bernapas secara spontan dan
teratur setelah lahir.
• Terjadinya infeksi oleh kuman yang berasal dari bawah.
• Pada kehamilan lewat bulan : terjadi karena ukuran
tubuh janin semakin besar.
Jamur Vagina
Agar wanita semakin lebih waspada, maka perlu diketahui
beberapa tanda keputihan akibat jamur. Tanda-tanda infeksi
Kandidiasis vulvovaginal seperti timbul gatal-gatal dan juga
panas di daerah vulva serta vagina. Warna cairan yang keluar
putih, kental, berbentuk plak putih yang menempel pada vulva,
vagina, serta serviks.
Jika keputihan dalam jumlah banyak maka akan terlihat seperti
gumpalan. Bahkan juga dapat menyebabkan rasa nyeri dan
mengganggu saat buang air kencing. Dan untuk wanita yang
sudah berkeluarga maka akan nyeri ketika sedang melakukan
hubungan.
Sekitar hampir lima puluh persen wanita yang mengalami infeksi
Kandidiasis vulvovaginal seperti tidak merasakan apa-apa.
Sehingga dalam hal ini perlu perhatian kepada wanita untuk
selalu menjaga kebersihan di organ wanita dan jika mengalami
keputihan maka harus segera diatasi.
beberapa penyebab terjadi infeksi keputihan selain yang
diakibatkan oleh jamur :
Antara lain wanita yang mengalami gangguan kencing manis, wanita
yang gemar mengkonsumsi obat seperti antibiotic, antiseptic, bahkan
kapsul KB, juga pemakaian dalaman yang tidak nyaman karena ketat,
wanita yang sering mengandung, karena siklus sebelum mens, wanita
yang kelebihan berat badan, atau karena sistem imun yang mudah
menurun.

Deteksi Penyakit dan Pengobatan


Untuk mengetahui apakah Anda termasuk wanita yang terinfeksi oleh
penyakit Kanididasis vulvovaginalis maka perlu dilakukan periksa
secara fisik dan secara laboratorium. Anda dapat melakukan
pemeriksaan pada rumah sakit terdekat.
TERIMAKASIH ATAS
PERHATIANNYA
.....

Anda mungkin juga menyukai