Anda di halaman 1dari 15

PARASITOLOGI III

LALAT TIDAK MENGHISAP DARAH

Nama : Camilla Humaira Novedra

Nim : P07134118011

Kelas :A

Prodi : DIV Analis Kesehatan

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

DIV ANALIS KESEHATAN

2018/2019
Kata Pengantar

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Parasitologi III dengan materi
Lalat Tidak Menghisap Darah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Parasitologi III
Lalat Tidak Menghisap Darah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Lalat Tidak Menghisap Darah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Akhir kata saya mengucapkan banyak terimakasih pada kepada dosen yang telah
memberikan tugas membuat makalah ini dan mohon maaf jika terdapat kesalahan pengetikan
dalam makalah ini. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Mataram, 28 Maret 2020


Daftar Isi

JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Pembahasan

BAB II PEMBAHASAN

1. Lalat Rumah (Musca domestica sp)

2. Lalat Daging (Sarcophagi sp)

3. Lalat Hijau (Chrysomyia sp)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lalat merupakan salah satu insekta yang termasuk ordo diphtera, mempunyai
sepasang sayap berbentuk membran. Hanya sesekali bergerak menggunakan kakinya. Oleh
karenanya daerah jajahan lalat cukup luas. Pada saat ini telah ditemukan tidak kurang dari
60.000-100.000 spesies. Dari berbagai jenis binatang dengan sayap berbentuk membran ini,
maka salah satu yang paling sering berada disekitar kita dan membawa penyakit adalah
lalat rumah (Musca domestica).

Lalat rumah (Musca domestica) adalah serangga yang dapat menimbulkan dampak
negatif dan sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia.Lalat rumah (Musca
domestica) merupakan vektor mekanik yang baik dari berbagai macam penyakit sehingga
mudah menularkan beberapa penyakit diantaranya yaitu penyakit yang berhubungan
dengan saluran pencernaan misalnya kolera, diare, disentri, tifus abdominalis dan lain-lain.
Disamping penyakit perut, lalat juga dapat menularkan penyakit lain seperti amoeba,
difteri, miasis aksidental dan penyakit gatal-gatal pada kulit.

Salah satu alternatif yang lebih ramah lingkungan adalah memanfaatkan tanaman
anti lalat. Pada penelitian terdahulu serai wangi (Cymbopogon nardus) digunakan sebagai
insektisida terhadap lalat, terbukti secara ilmiah dan meyakinkan dapat dimanfaatkan
sebagai Insektisida. Tetapi pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Supriadi(2014)
yang menggunakan potensi 5 %, 10 %, 15 % , 25 % memiliki KT 50 dan mempunyai
potensi sebagai insektisida. Dalam penelitian tersebut belum didapatkan potensi knockdown
time dan Quick knockdown effect.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis lalat tidak menghisap darah?


2. Kasifikasi lalat tidak menghisap darah?
3. Bagaimana siklus hidupnya?
4. Bagian-bagian dari lalat tersebut?

1.3 Tujuan Pembahasan

Menjelaskan apa saja lalat tidak menghisap darah,kasifikasi lalat tidak


menghisap darah, bagaimana siklus hidupnya dan bagian-bagian dari lalattidak
menghisap darah.
BAB II
PEMBAHASAN
LALAT TIDAK MENGHISAP DARAH

1. LALAT RUMAH (Musca domestica)

 Klasifikasi
Klasifikasi lalat rumah adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Diptera

Famili : Muscidae

Genus : Musca

Spesiess : Musca domestica

Lalat masuk ke dalam ordo Diptera yaitu memiliki dua pasang sayap (Di- = dua dan –
ptera = sayap). Mata biasanya berukuran besar. Antena memiliki jumlah segmen yang
bervariasi dari 3 – 40 buah. Metamorfosis sempurna dengan larva yang tidak berkaki.

Ordo ini memiliki tipe alat mulut untuk mengunyah dan menghisap atau menjilat dan
menghisap membentuk alat mulut yang sepeti belalai disebut probosis. Probosis ini dapat
ditarik ke dalam atau dijulurkan sesuai dengan keperluan hewan tersebut. Sesuai dengan
namanya, hewan dari ordo ini mempunyai 2 pasang sayap depan, sedangkan sayap belakang
berubah bentuknya menjadi suatu bulatan kecil yang disebut haltere. Haltere ini digunakan
sebagai alat keseimbangan dan alat untuk mengetahui keadaan angin.
 Karakteristik

Keterangan:

A. Tarsus
B. Antena
C. Torax
D. Mata
E. Sayap

Gambar 1. Morfologi Tubuh Lalat Rumah (Musca domestica)

Lalat rumah berukuran sedang, panjangnya 6-7,5 mm, berwarna hitam keabu-abuan
dengan empat garis memanjang pada bagian punggung. Mata lalat betina mempunyai celah
lebih lebar dibandingkan lalat jantan. Antenanya terdiri atas 3 ruas, ruas terakhir paling besar,
berbentuk silinder dan memiliki bulu pada bagian atas dan bawah Bagian mulut atau probosis
lalat seperti paruh yang menjulur digunakan untuk menusuk dan menghisap makanan berupa
cairan atau sedikit lembek. Bagian ujung probosis terdiri atas sepasang labella berbentuk oval
yang dilengkapi dengan saluran halus disebut pseudotrakhea tempat cairan makanan diserap.
Sayapnya mempunyai empat garis (strep) yang melengkung ke arah kosta/rangka sayap
mendekati garis ketiga. Garis (strep) pada sayap merupakan ciri pada lalat rumah dan
merupakan pembeda dengan musca jenis lainnya. Pada ketiga pasang kaki lalat ini ujungnya
mempunyai sepasang kuku dan sepasang bantalan disebut pulvilus yang berisi kelenjar rambut.
Pulvilus tersebut memungkinkan lalat menempel atau mengambil kotoran pada permukaan
halus kotoran ketika hinggap di sampah dan tempat kotor lainnya.
 Siklus Hidup

Gambar 2. Siklus Hidup Lalat Rumah (Musca domestica)

Dalam kehidupan lalat dikenal ada 4 (empat) tahapan yaitu mulai dari telur, larva, pupa
dan dewasa.

1. Fase Telur
Telur lalat berwarna putih dengan ukuran lebih kurang 1mm panjangnya.Setiap kali
bertelurakan menghasilkan 120–130 telur dan menetas dalam waktu 8–16jam. Pada suhu
rendah telur ini tidak akan menetas (dibawah12–13ºC).

2. Fase Larva
Tingkat I: telur yang baru menetas disebut instar I, berukuran panjang 2 mm,
berwarna putih, tidak bermata dan berkaki, sangat aktif dan ganas terhadap makanan,
setelah 1 – 4 hari melepas kulit dan keluar menjadi instar II.

Tingkat II: ukuran besarnya dua kali dari instar I, setelah satu sampai beberapa hari
maka kulit akan mengelupas dan keluar instar III.

Tingkat III: larva berukuran 12 mm atau lebih, tingkat ini memerlukan waktu 3
sampai 9 hari. Larva mencari tempat dengan temperatur yang disenangi, dengan
berpindah-pindah tempat(Anonim, 2008).
3. Fase Pupa atau Kepompong
Jaringan tubuh larva berubah menjadi jaringan tubuh dewasa. Stadium ini
berlangsung 3 sampai 9 hari, setelah stadium ini selesai maka melalui celah lingkaran
bagian anterior akan keluar lalat muda (Anonim, 2008).

4. Lalat Dewasa
Proses pematangan menjadi lalat dewassa kurang lebih dari 15 jam dan setelah itu
siap mengadakan perkawinan. Umur lalat dewasa dapat mencapai 2 – 4 minggu (Anonim,
2008).

Siklus hidup dari telur hingga menjadi lalat dewasa 6-20 hari. Lalat dewasa panjangnya
lebih kurang ¼ inci, dan mempunyai 4 garis yang agak gelap hitam dipunggungnya. Beberapa
hari kemudian sudah siap untuk berproduksi, pada kondisi normal lalat dewasa betina dapat
bertelur sampai 5(lima) kali. Umur lalat pada umumnya sekitar 2-3minggu, tetapi pada kondisi
yang lebih sejuk biasa sampai 3(tiga) bulan. Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin,
tetapi sebaliknya lalat akan terbang jauh mencapai 1 kilometer.

2. Lalat daging (Genus Sarcophaga)


Jenis-jenis lalat ini termasuk dalam genus Sarcophaga, artinya pemakan daging. Ukuran
mereka besar dan terdapat bintik merah pada ujung badan mereka. Larva dari banyak jenis-
jenis lalat ini hidup dalam daging, tetapi pembiakan bisa juga terjadi dalam kotoran binatang.
Beberapa jenis tidak bertelur tetapi mengeluarkan larva. Mereka jarang masuk dalam
rumah-rumah dan restoran-restoran dan karena itu mereka tidak penting sebagai vektor
mekanis penyakit manusia. Tetapi mereka bisa menyebabkan myiasis pada manusia. Lalat ini
berwarna abu-abu tua, berukuran sedang sampai besar, kira-kira 6-14 mm, lalat ini bersifat
viviparus dan mengeluarkan larva hidup pada tempat perkembangbiakannya seperti daging,
bangkai, kotoran dan sayur-sayuran yang sedang membusuk. Siklus hidup lalat ini berlangsung
2-4 hari,umumnya ditemukan di pasar dan warung terbuka, pada daging, sampah dan kotoran
tetapi jarang memasuki rumah.
KETERANGAN
 Warna buram
 Toraks ada 3 garis gelap meanjang
 Abdomen ada gambaran seperti paparan catur
 Lalat betina bersifat vivipar

PUPA
LARVA
3. Lalat Hijau (Chrysomya megacephala)

Gambar 2.7 Lalat Daging (Sarchopaga)

Lalat hijau merupakan spesies jenis lalat yang umum di wilayah Asia Tenggara dan
menyebar secara luas sampai ke Oceania dan Australia. Penyebaran yang luas agaknya
dimungkinkan pula oleh daya adaptasinya yang tinggi. Lalat biasanya berkembangbiak di
bahan yang cair atau semi cair yang berasal dari hewan, termasuk daging, daging busuk, ikan,
sampah ikan, bangkai, sampah penyembelihan, sampah dan tanah yang mengandung kotoran
hewan. Secara umum lalat Chrysomya megacephala memiliki pembagian tubuh yang sama
seperti lalat pada umumnya. Tubuh terbagi atas tiga bagian yaitu kepala, thoraks dan abdomen,
serta di lengkapi dengan sepasang sayap. Ciri umum Chrysomya megacephala dewasa selain
memiliki warna tubuh hijau kebiruan metalik, mengkilat, lalat ini memiliki ukuran kira-kira 1,5
kali lalat rumah. Sayapnya jernih dengan guratan venasi yang jelas, seluruh tubuh tertutup
dengan bulu-bulu pendek diselingi dengan bulu-bulu keras dan jarang letaknya. Mempunyai
abdomen berwarna hijau metalik). Lalat jantan memiliki sepasang mata yang cenderung
bersatu atau holoptik sedangkan lalat betina memiliki sepasang mata yang sedikit terpisah
antara satu dan lainnya atau dikoptik.
Beberapa jenis tidak bertelur tetapi mengeluarkan larva. Mereka jarang masuk dalam
restoran-restoran dan rumah-rumah dan karena itu lalat tidak menjadi faktor penting dalam
mekanisme penyakit. Tetapi mereka bisa menyebabkan myiasis pada manusia. Lalat ini
berwarna abu-abu tua, berukuran sedang sampai besar, kira-kira 6-14 mm, lalat ini bersifat
viviparus dan mengeluarkan larva hidup pada tempat perkembangbiakannya seperti daging,
bangkai, kotoran dan sayur-sayuran yang sedang membusuk. Siklus hidup lalat ini berlangsung
2-4 hari, umumnya ditemukan di pasar dan warung terbuka, pada daging, sampah dan kotoran
tetapi jarang memasuki rumah.
 Mata Chrysomyia sp

Betina Jantan
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lalat rumah masuk ke dalam ordo diptera, yaitu yang memeiliki dua sayap.
Sepasang sayap depan dan sayap belakang yang berubah bentuknya menjadi suatu
bulatan kecil yang disebut haltere.

Lalat rumah berukuran sedang, panjangnya 6-7,5 mm, berwarna hitam keabu-
abuan dengan empat garis memanjang pada bagian punggung. Memiliki sepasang mata,
sepasang antena, dan tiga pasang kaki. Lalat rumah memiliki bulu pada bagian atas dan
bawah. Sayapnya mempunyai empat garis (strep) yang melengkung ke arah kosta/rangka
sayap mendekati garis ketiga. Garis ini menjadi ciri pada lalat rumah dan merupakan
pembeda dengan musca jenis lainnya.

Siklus hidup pada lalat rumah (Musca domestica) ada 4 fase, yaitu: telur, larva,
pupa, dan dewasa. Metamorfosis yang dilakukan oleh lalat adalah metamorfosis
sempurna.

Lalat rumah menyukai makanan yang berbaubusukd a n biasamemakanmakanan


yang berbentukcairan. Tempat yang disenangi lalat untuk perindukan atau berkembang
biak adalah tempat yang basah, pada benda-benda organik, tinja, sampah basah, kotoran
binatang, dan tumbuh-tumbuhan busuk. Bakteri yang terdapat pada per mukaan luar
tubuh lalat M.domestica antara lain jenis bakteri Enterobacteriaceae yaitu Enterobacter
aerogenes, Escherichiacoli, Proteus sp. Dan Serratiamarcescens serta satu jenis bakteri
basil dari genus Bacillus sp.

Keajaiban yang terdapat pada sayap lalat adalah pada salah satu sayapnya terdapat
penyakit dan pada sayap yang lain terdapat obat (penawarnya). Hal ini disebabkan karena
lalat hinggap di tempat yang penuh kotoran dan terkadang lalat memakannya, sehingga
pada tubuh lalat membentuk antibodi.
3.2 Saran

Walaupun hanya sekilas pembahasan mengenai lalat ini, diharapkan pembaca


tetap menjaga diri, lingkungan, serta makanan agar tetap bersih. Hal ini sangat penting
untuk menghindari penyebaran penyakit di sekitar kita. Karena lalat sebagai salah satu
vektor penyebaran penyakit sangat menyukai tempat-tempat yang kotor.

Namun, lalat tidak seburuk dengan apa yang telah dijelaskan. Segala sesuatu yang
diciptakan oleh Allah pasti ada manfaatnya. Seperti halnya dengan lalat, walaupun ia
menyebabkan penyakit, tetapi ia menyediakan obat/penawarnya juga. Jangan melihat
segala sesuatu dari satu sisi negatifnya saja.

Anda mungkin juga menyukai