Anda di halaman 1dari 5

See discussions, stats, and author profiles for this publication at:

https://www.researchgate.net/publication/329177705

Wuchereria bancrofti
Article · November 2018

CITATIONS READS 0 319


2 authors: All content following this page was
uploaded by Mudji Rahayu on 25
Mudji Rahayu November 2018.
Universitas Jember The user has requested enhancement of the
3 PUBLICATIONS 0 CITATIONS downloaded file.
Yudha Nurdian
SEE PROFILE Universitas Jember
746 PUBLICATIONS 569 CITATIONS

SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Neurological Manifestations of Onchocerciasis View project

Neurology View project


Wuchereria bancrofti
1
Mudji Rahayu, 2Nanda Rizki Yulinar, 3Ledy Maryana, 4Bella Saphira Evani,
5
Muhammad Yuda Nugraha, 6Dika Febrian Firmana, 7Annisa Nadhifa Witanto,
8
Aditana Ganes Denisa, 9Rizky Trisepta Multazam, 10Adiz Dwi Putra, 11Asrori Al
Kamal, 12Rozi Reviana, dan 13Safira Geta Ayunita

1
Student, Faculty of Medicine, University of Jember, Indonesia
2
Faculty of Medicine, University of Jember, Indonesia
Corresponding author:Mudji Rahayu, mudjirahayu35@gmail.com,
162010101094@students.unej.ac.id

Abstrak Background
Wuchereria bancrofti merupakan parasit penyebab Lymphatic Filariasis
(LF) dari kelompok Neglected Tropical Disease (NTD). Infeksi LF dapat
menyebabkan cacat permanen dari anggota badan dan payudara yang bengkak
(lymphedema), kerusakan pada alat kelamin (hidrokel) atau anggota badan yang
bengkak dengan kulit yang menebal dan mengeras (kaki gajah). Lebih dari satu
miliar orang berisiko di 73 negara; lebih dari 120 juta orang sudah terinfeksi LF.
Mereka yang memiliki gejala penyakit yang parah seringkali tidak dapat bekerja
dan mungkin menderita stigma sosial yang signifikan sebagai akibat dari penyakit
mereka. Banyak yang dikucilkan atau bahkan dijauhi dari komunitas mereka.
Mikrofilaria dari Wuchereria bancrofti terbungkus dan berukuran 240-300
μm dalam darah dan 275-320 µm dalam 2% formalin. Memiliki tubuh yang lembut
melengkung dan ekor yang meruncing ke suatu titik. Kolom nukelus (selsel yang
membentuk tubuh mikrofilaria) dikemas dengan longgar. Mikrofilaria bersirkulasi
dalam darah. Wuchereria bancrofti dewasa mempunyai bentuk yang panjang dan
seperti benang. Ukuran jantan hingga 40 mm dan betina memiliki panjang 80-100
mm. Pada parasit dewasa ditemukan terutama di pembuluh limfatik, lebih jarang di
pembuluh darah.
Ketika menghisap darah, nyamuk yangg terinfeksi menularkan larva filaria
stadium ketiga melalui kulit manusia. Kemudian larva akan berkembang pada
jaringan limfatik manusia dewasa. Setelah berkembang menjadi cacing dewasa
maka akan menghasilkan sheated mikrofilaria yang akan bermigrasi ke saluran
limfe dan pembuluh darah. Ketika terdapat nyamuk yang menghisap darah, maka
mikrofilaria akan ikut terhisap ke tubuh nyamuk. Dalam tubuh nyamuk, mikrofilaria
akan membuka selubungnya, berpenetrasi ke midgut dari nyamuk dan bermigrasi
ke otot thoraks. Kemudian mikrofilaria akan berkembang menjadi larva. Setelah itu,
larva akan bermigrasi ke kepala dan proboscis nyamuk. kemudian masuk ke saliva
nyamuk, dan kembali menularkan ke manusia.
Secara mikroskopik, filariasis limfatik biasanya diidentifikasi dengan
ditemukannya mikrofilaria di darah perifer (tebal atau tipis) dengan pewarnaan
Giemsa atau hematoxylin eosin. Mikrofilaria dari Wuchereria menunjukkan
periodisitas nokturnal dan diagnosis yang akurat paling baik dicapai pada smear
yang dikumpulkan pada malam hari (pukul 22.00-02.00). Pada deteksi antigen
menggunakan immunoassay untuk antigen filaria sebagai pendekatan diagnostik
karena sensitivitas untuk deteksi mikrofilaria dapat rendah dan bervariasi. Tidak
seperti mikrofilaria dengan periodik nokturnal, antigen filaria dapat dideteksi dalam
sampel darah sepanjang hari. Tes immunikromatografi telah terbukti menjadi alat
yang berguna dan sensitif untuk deteksi antigen Wuchereria bancrofti dan dapat
digunakan secara luas pada program eliminasi filariasis limfatik.
Pada penelitian dengan menggunakan sampel plasma positif antigen Wuchereria
bancrofti yang dibekukan dengan metode lyophilization untuk digunakan sebagai
diagnostik Lymphatic Filiriasis (LF). 10 sampel positif Wuchereria bancrofti
dibekukan kemudian disimpan pada suhu 4, 28, dan 40 ° C. Sampel menggunakan
the Alere Filariasis Test Strips sebelum dibekukan dan disimpan selama 1 hingga 3
bulan.
Pada uji sensitivitas, terlihat sensitivitas sebesar 90% pada sampel yang telah
dibekukan selama 1 bulan. Kemudian, pada 3 bulan penyimpanan, sensitivitas
sampel yang disimpan pada suhu 4 ° C tetap tidak berubah, sementara sampel yang
disimpan pada suhu 28° C dan 40 ° C turun menjadi 50% dan 60%. Hasil yang sama
juga terjadi pada uji stabilitasnya. Pada suhu 4 ° C menunjukkan bahwa sampel
kehilangan sedikit stabilitas namun tidak signifikan, sedangkan pada suhu 28° C
dan 40 ° C sampel kehilangan stabilitas yang cukup signifikan. Sehingga, pada
penelitian tersebut menunjukkan bahwa hilangnya sensitivitas dan stabilitas pada
Wuchereria bancrofti dipengaruhi oleh suhu dan lamanya penyimpanan.
Beberapa dekade terakhir, terdapat perdebatan kontroversial mengenai
aktivasi kekebalan yang disebabkan oleh Wuchereria bancrofti memiliki dampak
pada kerentanan individu HIV atau tidak. Sebuah penelitian menilai efek filariasis
limfatik, penyakit cacing kronis yang ditimbulkan oleh Wuchereria bancrofti, pada
HIV di Tanzania bagian Barat Daya. Penelitian yang dilakukan oleh Inge et.al.,
pada tanggal 29 Mei 2006 sampai 16 Juni 2011 yang menggunakan 2.699 orang
dari Kyela menunjukkan bahwa insidensi HIV pada orang yang terkena filariasis
limfatik secara signifikan lebih tinggi daripada orang yang tidak mengidap limfatik
filariasis. Terdapat peningkatan risiko tertular HIV secara bermakna pada individu
yang terinfeksi filariasis limfatik. Status filariasis limfatik merupakan faktor risiko
yang relevan dan independen yang signifikan untuk terinfeksi HIV dan faktor risiko
lainnya, seperti perilaku seksual dan faktor sosial ekonomi.
Di wilayah Dreikikir, Papua New Guinea (PNG) saat ini ditemukan adanya
tingkat keragaman genetik yang tinggi dalam populasi Wuchereria bancrofti.
Migrasi manusia dan intervensi telah mempengaruhi struktur populasi ini masih
harus ditentukan. Tingkat keragaman genetik yang tinggi dapat mempersulit mass
drug administration (MDA; diethylcarbamazine dengan atau tanpa ivermectin) di
wilayah ini kedepannya dan keberadaan haplotype dominan akan memerlukan
penyesuaian untuk strategi eliminasi.
Pada suatu penelitian menduga bahwa radikal bebas merupakan salah satu
bahan yang dapat mengeliminasi mikrofilaria Wuchereria bancrofti. Hipotesis
tersebut dicetuskan karena pada kasus infeksi Wuchereria bancrofti yang
asimtomatis mempunyai kadar radikal bebas lebih tinggi. Kadar Glutathione
peroxidase (GPX) dalam darah merupakan salah satu indikator banyaknya radikal
bebas dalam darah.
Ketika seseorang penderita diberikan obat diethyl carbamazine citrate
(DEC) untuk meningkatkan kadar radikal bebasnya dalam darah. Kemampuan GPX
menghasilkan jenis oksidan berperan dalam menentukan mikrofilaremia pada
infeksi filaria. Kefektifan pada pengobatan dosis tunggal dengan DEC tampak
serupa dengan pengobatan selama 14 hari terus-menerus pada pengukuran reduksi
mikrofilaremia dan repon dari antioksidan. Menurut WHO, penelitian telah
menunjukkan bahwa dosis tunggal diethylcarbamazine citrate (DEC) memiliki efek
jangka panjang (1 tahun) yang sama dalam menurunkan tingkat mikrofilaraemia.
Lebih penting lagi, penggunaan dosis tunggal dari dua obat yang diberikan bersama
(albendazole optimal dengan DEC atau ivermectin) memiliki kefektifan 99% dalam
menghilangkan mikrofilaria dari darah selama setahun penuh setelah perawatan.
Tingkat efektivitas pengobatan ini telah memberi upaya untuk menghilangkan
filariasis limfatik.

Kesimpulan
Wuchereria bancrofti mampu menginfeksi manusia di seluruh dunia degan angka
prevalensi yang sangat tinggi. Infeksi ooleh parasit ini dapat ditemuka di perkotaan
maupun pedesaan. Parasit tersebut periodisitas noturnal. Mikrofilarianya ditemuka
dalam darah tepi pada malam hari dan penyebarannya luas. Penyakit yang
disebabkan oleh parasit W.bancrofti ialah limfatik filariasis karena parasit tersebut
berkembang di limfatik yang akhirnya menyebabkan gangguan limfatik dengan ciri
khasnya yaitu nyeri dan bengkak pada kaki. Dalam pengobatan yang dilakukan
dapat menggunakan DEC, albendazole, ivermectin.

Referensi

1. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2013.


https://www.cdc.gov/globalhealth/ntd/diseases/lf_burden.html. 30 Oktober
2018.
2. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2018. Life Cycle of
Wuchereria bncrofti.
https://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/biology_w_bancrofti.ht
ml.
3. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2017. Lymphatic
Filariasis. https://www.cdc.gov/dpdx/lymphaticfilariasis/index.html.
4. Small Scott T, Ramesh Akshaya, dkk. 2013. Population Gentics of the
Filaial Worm Wuchereria bancrofti in a Post-treatment Region of Papua
New Guinea: Insights into Diversity and Life History.
5. Premaratna R, dkk. 2003. Red blood cell antioxidant levels in Wuchereria
bancrofti infection.
6. Kroidl I., Saathoff E., Maganga L., Makunde W., Hoerauf A., Geldmacher
C., Clowes P., Maboko L., Hoelscher M. 2016. Effect of Wuchereria
bancrofti infection on HIV incidence in southwest Tanzania: a prospective
cohort study.
7. Agbozo Y E, Dumashie Edward, Boakye D A, dan Souza Dziedzom K de.
2018. Effects of lyophilization and storage temperature on Wuchereria
bancrofti antigen sensitivity and stability.
8. World Health Organization. 2018. Lymphatic filariasis.
https://www.cdc.gov/dpdx/lymphaticfilariasis/index.html. 29 Oktober
2018.
9. Kar Shantanu K, Dwibedi Bhagirathi, Das Birendra K, Agrawala Bikash K,
Ramachandran Cherubala P, Horton John. 2017. Lymphatic pathology in
asymptomatic and symptomatic children with Wuchereria bancrofti
infection in children from Odisha, India and its reversal with DEC and
albendazole treatment.
10. World Health Organization (WHO).
http://www.who.int/lymphatic_filariasis/epidemiology/treatment_preventi
on/en/. Akses 30 Oktober 2018.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai