KASUS I
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM POSITIF
d. Pewarnaan Gram
Tujuan dari pewarnaan Gram untuk membedakan antara bakteri Gram
positif dan Gram negatif.
Prosedur kerja :
1. Dari media MSA diambil koloni terpisah dengan menggunakan ose.
2. Dibuat sediaan menggunakan NaCl atau aquades pada objek glass steril
dan difiksasi diatas bunsen.
3. Diteteskan zat warna Kristal Violet ke objek glass selama 3-5 menit.
4. Kristal violet dibilas dengan air kran yang mengalir.
5. Kemudian objek glass diteteskan dengan larutan lugol selama 1 menit,
lalu dibilas kembali dengan air kran yang mengalir.
6. Diteteskan alkohol 96% selama 10 detik, kemudian dicuci dengan air
mengalir.
7. Setelah itu, diteteskan lagi safranin selama 1 menit, bilas kembali
dengan air kran mengalir.
8. Dikeringkan, lalu diteteskan minyak emersi, kemudian amati morfologi
dan warna bakteri di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000x.
e. Penanaman pada media Nutrient Agar (NA) miring
Tujuan dilakukan penanaman pada media NA miring adalah sebagai
stok bakteri dan pemurniaan dari biakan bakteri.
Prosedur kerja:
1. Pijarkan ose, kemudian dinginkan pada dinding cawan petri.
6
2. Diambil koloni bakteri terpisah dari media MSA yang telar diwarnai
gram.
3. Ditanam pada NA miring dengan membentuk zig-zag.
4. Diinkubasikan dalam inkubator 37oC selama 18-24 jam.
Prosedur kerja:
1. Diteteskan satu ose H2O2 3% pada objek glass.
2. Diambil biakan bakteri dari NA miring dengan menggunakan ose
kemudian letakkan diatas objek glass.
3. Diamati perubahan yang terjadi.
i. Penanaman bakteri yang teridentifikasi pada media Nutrient Broth
(NB)
Tujuan dilakukannya penanaman bakteri pada media Nutrient Broth
(NB) adalah untuk membiakkan bakteri yang teridentifikasi untuk
dilakukan uji sensitifitas bakteri terhadap antibiotik.
Prosedur kerja :
1. Ose dipijarkan lalu didinginkan di dinding tabung reaksi, kemudian
diambil bakteri dari biakan NA miring.
2. Kemudian ditanam pada media NB dengan cara memasukkan ose ke
dalam tabung lalu dihomogenkan.
3. Diinkubasikan dalam inkubator 37oC selama 18-24 jam.
j. Uji sensitfitas terhadap antibiotik
Tujuan dilakukannya uji sensitifitas adalah untuk mengetahui
efektifitas beberapa jenis antibiotik terhadap bakteri.
Prosedur kerja :
1. Biakan bakteri pada media NB disamakan kekeruhannya dengan
standar Mc Farland.
2. Cotton swab steril dicelupkan ke dalam biakan bakteri.
3. Biakan di-streak merata pada seluruh permukaan media Muller Hinton
Agar (MHA).
4. Kemudian dimasukan antibiotik disk (chlorampenicol, dan gentamisisn)
dengan cara sedikit menekannya.
5. Dibiarkan media selama 15 menit agar bahan obat dapat berdifusi ke
dalam media sebelum pertumbuhan bakteri berlangsung secara optimal.
6. Inkubasi selama 18-24 jam pada temperature 37C.
8
d. Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram dilakukan untuk mengetahui apakah bakteri tergolong
bakteri Gram positif atau Gram negatif. Hasil dari pewarnaan Gram yang
telah dilakukan terlihat bahwa bakteri berwarna ungu dan berbentuk coccus.
Hal ini menandakan bahwa bakteri tersebut bersifat Gram positif. Hasil
pewarnaan Gram dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini.
(pembesaran 1000x)
Bakteri Gram positif terlihat berwarna ungu, hal ini disebabkan karena
bakteri Gram positif mempunyai lapisan peptidoglikat yang tebal, terdapat
asam teichoic, dinding sel yang kaku. Permeabilitas dinding sel bakteri Gram
positif yang rendah mengakibatkan kompleks ungu Kristal-yodium (UK-Y)
tidak dapat keluar setelah pencucian dengan alkohol, zat tersebut melekat
pada dinding sel. Selain itu, kandungan lipid yang rendah pada bakteri Gram
positif menyebabkan dinding selnya akan terhidrasi akibat pemberian alkohol,
sehingga pori-pori mengecil, permeabilitas berkurang, dan komplek UK-Y
tidak dapat terekstraksi.
Gambar 7. Hasil biakan bakteri pada media Blood Agar terbentuk zona
-hemolisis
g. Uji katalase
Uji katalase merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk
mengetahui apakah bakteri tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob
fakultatif, atau anaerob obligat. Pada bakteri kokus, uji katalase digunakan
untuk membedakan Staphylococcus dan Streptococcus berdasarkan
kemampuan bakteri untuk menghasilkan enzim katalase (Ryan dkk., 1994).
Enzim katalase berfungsi untuk memecah hidrogen peroksida (H2O2) yang
terbentuk dari proses respirasi aerob dan bersifat toksik terhadap bakteri,
menjadi dihidrogen oksida (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak toksik. Dari
sampel yang diuji menunjukkan hasil katalase positif karena terbentuk
gelembung O2 pada permukaan objek glass. Hal itu menunjukkan sampel
tersebut dari genus Staphylococcus. Hasil uji katalase dapat dilihat pada
Gambar 8 di bawah ini
A B
Gambar 9. Hasil Uji Gula-gula : A. glukosa B. mannitol
Dari hasil uji yang dilakukan sudah dapat dipastikan bahwasanya bakteri
tersebut yaitu Staphylococcus aureus
i. Penanaman bakteri yang teridentifikasi pada media Nutrient Broth
Penanaman bakteri yang sudah teridentifikasi pada media Nutrient Broth
(NB) bertujuan untuk dibiakkan di media Muller Hinton Agar (MHA) untuk
uji sensitifitas antibiotik dan sebelum itu membandingkan dan menyamakan
antara kekeruhan yang ada pada NB dengan standar Mc Farland 1.Hasil
biakan tampak keruh merata.
VI. DIAGNOSA
Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan di Laboratorium
Mikrobiologi, maka bakteri yang ditemukan pada luka bernanah kucing
adalah Staphylococcus aureus.
VII. DIFERENSIAL DIAGNOSA
Staphylococcus epidermidis.
ditandai oleh rasa mual, muntah-muntah, dandiare yang hebat tanpa disertai
demam (Ryan, et al., 1994 ;Jawetz et al., 1995).
Sindroma syok toksik (SST) pada infeksi Staphylococcus aureus timbul
secara tiba-tiba dengan gejala demam tinggi, muntah, diare, mialgia, ruam,
dan hipotensi, dengan gagal jantung dan ginjal pada kasus yang berat. SST
sering terjadi dalam lima hari permulaan haid pada wanita muda yang
menggunakan tampon, atau pada anak-anak dan pria dengan luka yang
terinfeksi stafilokokus. Staphylococcus aureus dapat diisolasi dari vagina,
tampon, luka atau infeksi lokal lainnya, tetapi praktis tidak ditemukan dalam
aliran darah (Jawetz et al., 1995).
3. Cara Pencegahan dan Pengendalian
Menghindari teinfeksi Staphylococcus aureus , ada beberapa
langkah pencegahan yang bisa dilakukan, antara lain :
1. Mengembalikan fungsi dari bagian tubuh Kucing yang terluka
2. mengurangi resiko terjadinya infeksi dan
3. meminimalkan terbentuknya bekas luka dengan cara melakukan
beberapa tindakan dasar seperti mencuci tangan, membersihkan luka,
membersihkan kulit disekitar luka, menutup luka, mengganti perban
sesering mungkin dan pemakaian gel yang mengandung antibiotik.
(Depkes Minnosota, 2007).
4. Terapi
Uji sensitivitas antibiotik diperlukan untuk memilih antibiotik yang tepat
untuk mengatasi infeksi. Terapi terbaik dilakukan dengan pemberian
antibiotik yang sebelumnya dilakukan pemeriksaan dengan uji sensitifitas.
Berdasarkan uji sensitifitas antibiotik yang telah dilakukan, obatnya yaitu
Chlorampenicol dan Gentamycin. Keduaobat ini sensitive terhadap bakteri
Staphylococcus aureusdi buktikan dengan uji sensitifitas yang kami lakukan.
5. Kesimpulan Pembahasan
1. Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk bulat
berdiameter 0,7-1,2 m, tersusun dalam kelompok-kelompok yang tidak
18
DAFTAR PUSTAKA
Entjang, I. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Fadhlan. 2010. Mikrobiologi Farmasi. Salemba medika. Jakarta
Jawetz, E., J.L. Melnick and E.A. Adelberg. 2001. Medical Microbiology. 22nd
edition. McGraw hill Companies Inc. USA.
Kusuma, S.A.F. 2009. Staphylococcus aureus. Makalah. Universitas Padjadjaran .
Ryan, K.J and C.G. Ray. 2004. Sherris Medical Microbiology (edisi ke-4th ed.).
McGraw Hill.
Soeharsono. 2002. Zoonosis, Penyakit Menulardari Hewan ke Manusia. Kanisius,
Yogyakarta.
Waluyo, Lud. 2008. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang.
UMM Press.
Warsa, U.C. 1994. Staphylococcus dalam Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran.
Edisi Revisi. Jakarta : Penerbit Binarupa Aksara. hal. 103-110.