Mikrobiologi
KELOMPOK 2
Cara kerja :
1. Buat sediaan pada objek gelas, rekatkan di atas api Bunsen 3x, tunggu sampai
dingin.
2. Pulas dengan karbol gentian violet selama 60 detik.
3. Cuci dengan aquadest, bubuhi lugol selama 30 detik.
4. Cuci dengan aquadest, buang zat warna dengan alkohol (decolorisasi) sampai
tidak ada lagi warna yang dilepaskan dari sediaan. Boleh juga dicuci lagi dengan
aquadest.
5. Pulas dengan larutan safranin (counter stain) kira-kira 30 detik.
6. Cuci dengan aquadest, biarkan kering dalam temperatur kamar dan periksa
dengan mikroskop memakai lensa rendam minyak.
Pewarnaan Gram
Jadi, hasil yang didapatkan dari praktikum kali ini adalah bakteri gram
positif, karena bakteri yang terlihat pada mikroskop berwarna Biru-ungu
(ungu kebiru-biruan) dengan bentil coccus.
Prosedur Inokulasi Bakteri
Tujuan : Untuk menumbuhkan bakteri
Media : Menggunakan media agar . Media dipilih sesuai dengan hasil
pewarnaan gram, yaitu menggunakan agar darah
Selama
melakukan Siapkan Persiap
Lakukan
prosedur, bahan kan
penggores
selalu berada pemeriks media
an
di dekat api aan kultur
bunsen
Metode penggoresan:
Inkubasi
Interpretasi
di Biarkan
karakteriskti
inkubat selama Amati
k kultur yang
or pada 18-24 hasil
tumbuh di
suhu jam
media
37c
Hasil dari pengkulturan bakteri
Cara kerja :
1. Mengambil biakan bakteri
2. Meneteskan 3-4 tetes H202 ke dalam biakan bakteri
3. Mengamati hingga terdapat gelembung atau tidak
Uji Katalase
Cara kerja :
1. Koloni bakteri ditanam ke Plat Agar Darah dan
diikubasikan pada suhu 37C selama 24 jam.
2. Koloni bakteri yang bersifat mukoid selanjutnya ditanam
ulang pada media manitol salt agar (MSA) dengan
goresan yang sama
3. Lalu diinkubasi pada suhu 37C, selama 24 jam.
4. Amati apakah terjadi perubahan warna pada media
Uji MSA dan alasan
Sebelum
Sesudah perlakuan
perlakuan
Hasil percobaan :terjadi perubahan warna menjadi
kuning disekitar bagian media tersebut.
Interpretasi : bakteri positif, (Staphylococcus aureus.)
Hal ini karena bakteri tersebut mampu
memfermentasikan manitol menjadi asam.
Prosedur Uji DNAs
Cara Kerja:
1. Kultur bakteri ditanam pada DNAs agar plate
2. Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
3. Koloni yang tumbuh digenangi dengan HCl 10%
selama 1-2 menit
4. Amatilah hasilnya
Hasil dan pembahasan
Hasil
setelah percobaan sesuai prosedur, didapatkan
zona bening atau terang di sekitar koloni yang
menunjukan bahwa bakteri yang sedang di uji tersebut
adalah bakteri Staphylococcus aureus.
Pembahasan
Enzim DNAse ini tahan terhadap pemanasan (heat
resistant) dan diproduksi oleh 90-96% Staphylococcus, sehingga
dapat juga dipakai untuk menentukan spesies dari Staphylococcus.
DNase memecah DNA menjadi fosfo mononukleotida. Aktivitas
DNase ini dapat diketahui dengan menambahkan bakteri
pada deoxyribonuklease test medium. Setelah diinkubasi 370C
selama 24jam, koloni yang tumbuh diteteskan dengan 1 N HCL. Bila
tampak daerah terang atau bening pada penuangan HCL disekitar
koloni, ini menunjukkan bakteri menghasilkan enzim
deoxyribonuclease (DNase).
Uji DNase
a.) Celupkan cotton bud (cotton swab) dalam biakan bakteri kemudian
tekan kapas ke sisi tabung agar air tiris.
b.) Ulaskan pada seluruh permukaan cawan Mueller-Hinton agar secara
merata.
c.) Biarkan cawan selama 5 menit.
d.) Kertas cakram dicelupkan dalam larutan antibiotik dengan
konsentrasi tertentu.
e.) Angkat, biarkan sejenak agar tiris, selanjutnya letakkan kertas cakram
pada permukaan agar.
f.) Kertas cakram ditekan menggunakan pinset supaya menempel
sempurna di permukaan agar.
g.) Inkubasi pada suhu 37o C selama 24-48 jam.
h.) Ukur diameter zona hambat (mm) kemudian bandingkan dengan
tabel sensitivitas antibiotik.
Gambar 1. Cara Kerja Gambar 2. Interpretasi
Pengujian Antibiotik hasil Uji Sensitivitas
Dengan Metode Kirby- Antibiotik (Zona jernih)
Bauer
Ukur diameter zona hambat (zona jernih)
Misalnya didapatkan zona hambat suatu bakteri
berdiameter 26 mm untuk Eryhtromycin, maka
interpretasinya adalah bakteri tersebut peka terhadap
antibiotik Eryhtromycin.
Resistent : tahan
Intermediate : medium
Susceptible : peka
antibiotik intermediate resistant susceptible
Sebelum
Sesudah perlakuan
perlakuan
Hasil percobaan :terjadi perbedaan ukuran diameter zona
hambat pada masing-masing antibotik.
Interpretasi :
Semakin besar diameter zona hambat, semakin besar kemampuan
antibiotik untuk menghambat pertumbuhan bakteri tersebut.
Namun apabila tidak ditemukan zona hambat menandakan bahwa
sudah terjadi resisten terhadap antibiotik tersebut.
Hasil Identifikasi Bakteri menggunakan
Microrao.com
1. Staphylococcus aureus : 9. Cellobiosococcus : 6.46 %
9.14 % 10. Planococcus sp : 4.62 %
2. Micrococcus roseus : 9.14 %11. Micrococcus
3. Staphylococcus halobios/maripuniceus :
intermedius : 9.14 % 4.25 %
4. Staphylococcus simulans : 12. Staphylococcus varians :
9.14 % 3.69 %
5. Staphylococcus warneri : 13. Staphylococcus sp BP V :
9.14 % 1.4 %
6. Cellobiosococcus lentus : 14. Staphylococcus xylosus :
9.14 % 1.38 %
7. Cellobiosococcus sciuri : 15. Micrococcus radiodurans
9.14 % :1.38 %
8. Micrococcus agilis : 8.95 %