Anda di halaman 1dari 27

Laporan Praktikum

Mikrobiologi
KELOMPOK 2

AHMAD ZIDAN S 1618011018


ANGGELA 1658011054
ANTHIA 1618011016
ARIF NAUFAL 1658011039
DANANG SAMUDRO W 1618011186
DHEA OKSALIA E 1618011015
FAKHIR ARMINDA 1618011013
KARINA AZLIA1618011014
MARTHA SELLA 1658011052
NADHILA N SHAFITRI 1618011017
REDINA ANDINI 1618011020
REZITA RAHMA R 16580110
RIZKY APRILIA 1618011021
RHEZA P 1618011024
VIRA KATYA 1658011013
Pewarnaan Gram

Tujuan : Membedakan Bakteri gram Positif dan Negatif


Reagen : Kristal Violet, Lugol, Safranin

Cara kerja :
1. Buat sediaan pada objek gelas, rekatkan di atas api Bunsen 3x, tunggu sampai
dingin.
2. Pulas dengan karbol gentian violet selama 60 detik.
3. Cuci dengan aquadest, bubuhi lugol selama 30 detik.
4. Cuci dengan aquadest, buang zat warna dengan alkohol (decolorisasi) sampai
tidak ada lagi warna yang dilepaskan dari sediaan. Boleh juga dicuci lagi dengan
aquadest.
5. Pulas dengan larutan safranin (counter stain) kira-kira 30 detik.
6. Cuci dengan aquadest, biarkan kering dalam temperatur kamar dan periksa
dengan mikroskop memakai lensa rendam minyak.
Pewarnaan Gram

Hasil pewarnaan Gram :


1. Bakteri Gram positif : Biru-ungu (ungu kebiru-biruan).
2. Bakteri Gram negatif : Merah kekuning-kuningan.

Jadi, hasil yang didapatkan dari praktikum kali ini adalah bakteri gram
positif, karena bakteri yang terlihat pada mikroskop berwarna Biru-ungu
(ungu kebiru-biruan) dengan bentil coccus.
Prosedur Inokulasi Bakteri
Tujuan : Untuk menumbuhkan bakteri
Media : Menggunakan media agar . Media dipilih sesuai dengan hasil
pewarnaan gram, yaitu menggunakan agar darah

Selama
melakukan Siapkan Persiap
Lakukan
prosedur, bahan kan
penggores
selalu berada pemeriks media
an
di dekat api aan kultur
bunsen
Metode penggoresan:

Ambil bahan Buka plate media


Ambil ose bulat pemeriksaan agar seminimal
dan sterilkan dengan cara yang mungkin, buat
benar goresan pada plate
Prosedur Inokulasi
Bakteri (Lanjutan)

Inkubasi
Interpretasi
di Biarkan
karakteriskti
inkubat selama Amati
k kultur yang
or pada 18-24 hasil
tumbuh di
suhu jam
media
37c
Hasil dari pengkulturan bakteri

Pada agar darah, di dapatkan timbul koloni dari ke


empat kuadran . Bentuk koloni bulat pada agar
darah Membentuk pigmen kuning pada media agar

Bakteri dapat tumbuh pada agar darah menunjukan


bahwa bakteri tersebut merupakan bakteri gram
positif.
Interpretasi
(+): Ditemukan zona bening disekitar koloni yang
menandakan Staphylocooccus aureus.
(-): Tidak ditemukan zona bening disekitar koloni
yang menandakan spesies Staphylococcus yang lain.
Uji Katalase

Hasil Uji Katalase


Untuk mengetahui jenis bakteri aerob/anaerob

Cara kerja :
1. Mengambil biakan bakteri
2. Meneteskan 3-4 tetes H202 ke dalam biakan bakteri
3. Mengamati hingga terdapat gelembung atau tidak
Uji Katalase

Hasil percobaan : terdapat


gelembung oksigen.
Interpretasi : bakteri positif,
(Staphylococcus sp.)
Hal ini karena adanya pemecahan
H2O2(hidrogen peroksida) oleh
enzim katalase yang dihasilkan
oleh bakteri itu sendiri.
Prosedur Uji MSA

Tujuan : untuk mengetahui bakteri yang dapat


memfermentasikan mannitol
Media : MSA (Mannitol Salt Agar)
Reagen : indikator fenol red

Cara kerja :
1. Koloni bakteri ditanam ke Plat Agar Darah dan
diikubasikan pada suhu 37C selama 24 jam.
2. Koloni bakteri yang bersifat mukoid selanjutnya ditanam
ulang pada media manitol salt agar (MSA) dengan
goresan yang sama
3. Lalu diinkubasi pada suhu 37C, selama 24 jam.
4. Amati apakah terjadi perubahan warna pada media
Uji MSA dan alasan

Uji manitol digunakan untuk membedakan


staphylococcus aureus dengan yang lain karena
staphylococcus aureus mampu memfermentasikan
manitol dalam keadaan anaerob sedangkan spesies
yang lain jarang.
Interpretasi hasil :
Positif : media menjadi kuning, memfermentasikan
mannitol menjadi asam
Negative : media tetap berwarna merah, tidak
memfermentasikan mannitol
Uji MSA

Sebelum
Sesudah perlakuan
perlakuan
Hasil percobaan :terjadi perubahan warna menjadi
kuning disekitar bagian media tersebut.
Interpretasi : bakteri positif, (Staphylococcus aureus.)
Hal ini karena bakteri tersebut mampu
memfermentasikan manitol menjadi asam.
Prosedur Uji DNAs

Cara Kerja:
1. Kultur bakteri ditanam pada DNAs agar plate
2. Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
3. Koloni yang tumbuh digenangi dengan HCl 10%
selama 1-2 menit
4. Amatilah hasilnya
Hasil dan pembahasan

Hasil
setelah percobaan sesuai prosedur, didapatkan
zona bening atau terang di sekitar koloni yang
menunjukan bahwa bakteri yang sedang di uji tersebut
adalah bakteri Staphylococcus aureus.
Pembahasan
Enzim DNAse ini tahan terhadap pemanasan (heat
resistant) dan diproduksi oleh 90-96% Staphylococcus, sehingga
dapat juga dipakai untuk menentukan spesies dari Staphylococcus.
DNase memecah DNA menjadi fosfo mononukleotida. Aktivitas
DNase ini dapat diketahui dengan menambahkan bakteri
pada deoxyribonuklease test medium. Setelah diinkubasi 370C
selama 24jam, koloni yang tumbuh diteteskan dengan 1 N HCL. Bila
tampak daerah terang atau bening pada penuangan HCL disekitar
koloni, ini menunjukkan bakteri menghasilkan enzim
deoxyribonuclease (DNase).
Uji DNase

Hasil percobaan : Positif,


terdapat zona bening disekitar
koloni
Interpretasi : bakteri positif,
(Staphylococcus aureus).
Uji Sensitivitas Antibiotik

Tujuan : untuk menentukan sensitivitas bakteri


yang diisolasi terhadap agen terapeutik. Sensitivitas
bakteri yang disolasi terhadap antibiotik tertentu
diukur berdasarkan Minimum Inhibitory
Concenration (MIC), yang merupakan konsentrasi
antibiotik terendah untuk tidak terlihatnya
pertumbuhan bakteri setelah inkubasi.
Test Kualitatif Metode Difusi : Kirby-Bauer

Prosedur difusi-kertas cakram-agar yang


distandardisasikan (metode Kirby-Bauer)
merupakan cara untuk menentukan sensitivitas
antibiotik untuk bakteri. Sensitivitas suatu bakteri
terhadap antibiotik ditentukan oleh diameter zona
hambat yang terbentuk. Semakin besar
diameternya maka semakin terhambat
pertumbuhannya, sehingga diperlukan standar
acuan untuk menentukan apakah bakteri itu
resisten atau peka terhadap suatu antibiotik.
Cara kerja pengujian antibiotik dengan metode
Kirby-Bauer :

a.) Celupkan cotton bud (cotton swab) dalam biakan bakteri kemudian
tekan kapas ke sisi tabung agar air tiris.
b.) Ulaskan pada seluruh permukaan cawan Mueller-Hinton agar secara
merata.
c.) Biarkan cawan selama 5 menit.
d.) Kertas cakram dicelupkan dalam larutan antibiotik dengan
konsentrasi tertentu.
e.) Angkat, biarkan sejenak agar tiris, selanjutnya letakkan kertas cakram
pada permukaan agar.
f.) Kertas cakram ditekan menggunakan pinset supaya menempel
sempurna di permukaan agar.
g.) Inkubasi pada suhu 37o C selama 24-48 jam.
h.) Ukur diameter zona hambat (mm) kemudian bandingkan dengan
tabel sensitivitas antibiotik.
Gambar 1. Cara Kerja Gambar 2. Interpretasi
Pengujian Antibiotik hasil Uji Sensitivitas
Dengan Metode Kirby- Antibiotik (Zona jernih)
Bauer
Ukur diameter zona hambat (zona jernih)
Misalnya didapatkan zona hambat suatu bakteri
berdiameter 26 mm untuk Eryhtromycin, maka
interpretasinya adalah bakteri tersebut peka terhadap
antibiotik Eryhtromycin.
Resistent : tahan
Intermediate : medium
Susceptible : peka
antibiotik intermediate resistant susceptible

chlorampheni 13-17mm <12 <18


col

ciprofloxacim 16-20mm <15 >21

cifotaxime 15-22mm <14 >23


Antibiotik dengan daya resistensi tertinggi

Antibiotik ciprofloxacim memilik daya resistensi


tertinggi karena pada percobaan antibiotik tersebut
memiliki diameter terbesar diantara obat lain
Antibiotik ini baik digunakan untuk penyakit yang
disebabkan infeksi bakteri coccus.
Uji SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

Sebelum
Sesudah perlakuan
perlakuan
Hasil percobaan :terjadi perbedaan ukuran diameter zona
hambat pada masing-masing antibotik.
Interpretasi :
Semakin besar diameter zona hambat, semakin besar kemampuan
antibiotik untuk menghambat pertumbuhan bakteri tersebut.
Namun apabila tidak ditemukan zona hambat menandakan bahwa
sudah terjadi resisten terhadap antibiotik tersebut.
Hasil Identifikasi Bakteri menggunakan
Microrao.com
1. Staphylococcus aureus : 9. Cellobiosococcus : 6.46 %
9.14 % 10. Planococcus sp : 4.62 %
2. Micrococcus roseus : 9.14 %11. Micrococcus
3. Staphylococcus halobios/maripuniceus :
intermedius : 9.14 % 4.25 %
4. Staphylococcus simulans : 12. Staphylococcus varians :
9.14 % 3.69 %
5. Staphylococcus warneri : 13. Staphylococcus sp BP V :
9.14 % 1.4 %
6. Cellobiosococcus lentus : 14. Staphylococcus xylosus :
9.14 % 1.38 %
7. Cellobiosococcus sciuri : 15. Micrococcus radiodurans
9.14 % :1.38 %
8. Micrococcus agilis : 8.95 %

Anda mungkin juga menyukai