Anda di halaman 1dari 10

Kepada Yth :

Rencana Baca : Selasa, 19 Desember 2017


Tempat : RSP Gedung A, Ruang Residen Lt 4
Tutorial Infeksi Tropis

Identifikasi Staphylococcus Aureus Menggunakan


Media Manitol Salt Agar
Gillian Seipalla, Irda Handayani, Benny Rusli
Program Studi Ilmu Patologi Klinik FK-UNHAS RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo
Makassar

I. PENDAHULUAN
Staphylococcus merupakan bakteri Gram positif yang tersusun dalam
kelompok-kelompok yang tidak teratur seperti buah anggur. Organisme ini mudah
tumbuh pada banyak jenis medium dan aktif secara metabolisme, memfermentasi
karbohidrat dan menghasilkan pigmen yang bervariasi dari putih sampai kuning tua.
Genus Staphylococcus mempunyai paling sedikit 40 spesies namun ada tiga spesies
yang paling sering dijumpai yang mempunyai kepentingan klinis yaitu
Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus
saprophyticus. Staphylococcus aureus bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan
spora, tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok dengan
diameter sekitar 0,8-1,0 µm, tumbuh dengan optimum pada suhu 37°C.1,2

Gambar 1. StaphylococcusScanning electro micrograph


(Sumber : Microbiological Applications Laboratory Manual 8 th Edition)

Tutor Infeksi Tropis Page 1


Staphylococcus aureus menghasilkan katalase, yang membedakannya dengan
streptokokus. Staphylococcus aureus merupakan mikroflora normal manusia. Bakteri
ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas dan kulit. Keberadaan bakteri ini
pada saluran pernapasan dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit,
infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah. Staphylococcus tumbuh
dengan baik pada suasana aerob atau mikroaerofilik, serta tumbuh cepat pada suhu
37oC. Koloni pada media padat berbentuk bulat, halus timbl dan mengkilat.
Manifestasi klinis infeksi S.aureus pada manusia mulai dari ringan sampai berat
seperti impetigo, scalded skin syndrome, pneumonia, osteomielitis, endokarditis,
keracunan makanan, toxic shock syndrome, meningitis dan sepsis3. Staphylococcus
aureus menghasilkan tiga macam metabolit yang bersifat: 1,4
1. Nontoksin, yaitu antigen permukaan, koagulase, hialuronidase, fibrinolisin,
gelatinase, protease, lipase, tributirinase, fosfatase dan katalase.
2. Eksotoksin, yaitu alfa hemolisin, beta hemolisin, delta hemolisin, leukosin,
sitotoksin, toksin eksfoliatif.
3. Enterotoksin. Toksin ini penyebab keracunan makanan, terutama makanan yang
terdiri dari hidrat arang dan protein dengan gejala mual, muntah, dan diare.
Diagnosis laboratorium untuk S. aureus dapat menggunakan media mikrobiologik
untuk pertumbuhan. Staphylococcus aureus mudah tumbuh pada sebagian besar media
mikrobiologik. Bakteri ini toleran terhadap garam yang tinggi, sehingga media dapat
dibuat secara selektif dengan cara ini. Sebagian besar Staphylococcus memfermentasi
manitol, gabungan manitol dan pewarna indikator akan menyeleksi organisme ini
untuk subkultur. Organisme diidentifikasi dengan adanya enzim koagulase, katalase
dan morfologi khas yang membentuk “klaster anggur” pada pewarnaan gram.5

Tutorial ini membahas tentang identifikasi Staphylococcus Aureus menggunakan


media Manitol Salt Agar (MSA) yang merupakan media selektif dan diferensial untuk
isolasi dan identifikasi S. aureus.

II. TUJUAN

Tutor Infeksi Tropis Page 2


Identifikasi Staphylococcus aureus menggunakan media Manitol Salt Agar

III. METODE

a. Pra Analitik2,6,7,8

1. Persiapan Pasien

Sebaiknya pengambilan sampel dilakukan sebelum pemberian antibiotik atau


48 sampai 72 jam setelah diterapi antibiotik terakhir.

2. Persiapan Sampel

Sampel disimpan pada tempat steril agar tidak terkontaminasi oleh kuman
yang lain. Sampel diperoleh dengan cara swab dari hidung, darah, pus dan
sputum. Sampel darah, pus dan sputum terlebih dahulu dikultur di media kultur
Brain-Heart Infusion Broth (BHIB). Sampel yang tidak segera diperiksa, harus
segera dimasukkan ke dalam media transpor Stuart atau wadah yang steril dan
disimpan pada suhu kamar selama tidak lebih dari 24 jam.

3. Alat dan Bahan:


 Ose platina/sengkelit
 Bunsen
 Inkubator
 Timbangan
 Media kultur Brain-Heart Infusion Broth (BHIB)
 Media Manitol Salt Agar. Formulanya terdiri dari:
- Pancreatic Digest of casein 5.0 g
- Ekstrak daging sapi 1.0 g
- Sodium chlorida 75.0g
- Peptic Digest Animal 5.0 g
- `D-Manittol 10 g
- Phenol Red 0.025
- Agar 15 g
Tutor Infeksi Tropis Page 3
D E F

Gambar 2. Alat-alat
A. Bunsen B. Swab Kapas; C. Inkubator ; D.
Sengkelit ; E.Timbangan ; F.Media BHIB
(Sumber :
Koleksi Pribadi)

A B C

Tutor Infeksi Tropis Page 4


b. Analitik

1. Prinsip Tes

Manitol Salt Agar mengandung pepton, ekstrak daging sapi yang


menyediakan nitrogen , vitamin, mineral dan asam amino esensial untuk
pertumbuhan mikroorganisme. Konsentrasi natrium klorida berperan dalam
penghambatan parsial atau lengkap dari organisme bakteri selain
staphilococus. Bakteri ini juga menfermentasi manitol menjadi asam yang
merubah warna indikator phenol red dari merah menjadi kuning.

2. Cara kerja

i. Pembuatan medium Manitol salt Agar:


 Campurkan 111 gr Agar dalam 1000 ml air suling.
 Panaskan untuk mencampur semuanya selama 1 menit.
 Masukkan ke dalam autoclave pada suhu 1210C selama 15 menit-
20 menit.
 Dinginkan sampai suhu 45-50 ° C, tuang dalam cawan petri.

ii. Bakteri dari media BHIB diinokulasi pada media Manitol Salt Agar
dengan cara:
 Panaskan ose platina sampai terlihat pijaran merah pada ujungnya.
 Lepaskan tutup tabung spesimen
 Ambil spesimen dengan ose, tetapi jangan sampai ose mengenai
dinding tabung spesimen
 Tutup tabung spesimen
 Dengan menggunakan ose platina/sengkelit yang sudah disterilkan
dibuat goresan yang merata disalah satu sisi.
 Lempeng diputar, dibuat tiga goresan sejajar atau lebih dengan sudut
90º dari goresan pertama.

Tutor Infeksi Tropis Page 5


 Lempeng diputar lagi, dibuat tiga goresan sejajar atau lebih dengan
sudut 90º dari goresan kedua.
 Lempeng diputar lagi, dibuat tiga goresan sejajar atau lebih dengan
sudut 90º dari goresan ketiga.
 Lempeng diputar lagi, dibuat tiga goresan sejajar atau lebih dengan
sudut 90º dari goresan keempat, jangan menyentuh goresan pertama.
 Sterilkan kembali ose platina/sengkelit sebelum diletakkan pada
tempatnya.
 Inkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.
 Amati pertumbuhan kuman pada permukaan media.
Tabel 1. Quality Control :7

Kontrol positif: Hasil yang diharapkan (48 jam)


Staphylococcus aureus Pertumbuhan baik: koloni kuning
ATCC® 6538*
Kontrol negatif:
Proteus mirabilis ATCC Koloni tidak berwarna
12453
Escherichia coli ATCC Tidak ada pertumbuhan
25922*

c. Pasca Analitik

Interpretasi Hasil

No Bakteri Hasil

Koloni kuning dengan


1. Staphylococcus aureus zona kuning
Koloni merah dengan
2. Staphylococcus epidermidis zona merah
Koloni besar, putih
3. Mikrococcus orange

Tutor Infeksi Tropis Page 6


Koloni S. Aureus

Gambar 4. Koloni Staphylococcus aureus pada Manitol salt agar (Sumber :Sagar Ayal. Manitol
Salt Agar .2016 ; Available from : http://www.microbiology info.com)

Gambar 4. Koloni Staphylococcus aureus dan S. epidermispada Manitol salt agar (Sumber :Sagar
Ayal. Manitol Salt Agar .2016 ; Available from : http://www.microbiology info.com
)

Tutor Infeksi Tropis Page 7


d. Limitasi

Manitol salt agar adalah formula standar yang digunakan untuk isolasi dan diferensiasi
stapylococus yang menfermentasi manitol. Inkubasi selama 48-72 jam direkomendasikan
untuk mendeteksi adanya semua spesies staphylococcus pada spesimen. Adanya
beberapa spesies selain S. Aureus yaang menfermentasi manitol dan memproduksi koloni
kuning pada medium ini sehingga tetap dibutuhkan tes koagulase untuk mengidentifikasi
S. aureus atau spesies lain. Jumlah kuman dan pemberian antibiotik dapat mempengaruhi
hasil identifikasi.

ALGORITMA

Sampel

Media BHIB

Tumbuh Tidak tumbuh

Manitol Salt Agar

Positif ( Kuning) Negatif (merah muda)

Tes Kogulase
S

S
Positif Negatif
Staphylococcus
Staphylococcus Aureus Saprophyticus

Tutor Infeksi Tropis Page 8


DAFTAR PUSTAKA

1. Jawetz, Melnick & Adelberg. Stafilokok dalam Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 25.
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2014 : 194-200.
2. Benson. The Staphylococci : Isolation and Identification in Mikrobiological
th
Applications Laboratory Manual In General Microbiology. 8 Edition. United
States: The McGraw-Hill Companies; 2001; p.83-85, p. 257-260.
3. Soedarto. Staphylococcus Aureus dalam Mikrobiologi Kedokteran. Sagung Seto.
Jakarta, 2015 : 194-201.
4. Syahrurachman A, dkk. Kokos Positif Gram dalam Buku Ajar Mikrobiologi
Kedokteran, Edis Revisi, FKUI, Jakarta : 125-133.
5. Lowy DF. Staphylococcal Infections in Harrison’s Infectious Disease. McGraw-Hill
Componies. 2010:p 386-392.
6. Zimbro M.J, Power D.A, Miller S.M, Wilson G.E, Johnson J.A. Manitol Salt Agar in
Difco & BBL Manual, second edition, Becton, Dickson and Company, 2009 :345-
346
7. J.A. Davis, S. R. Farrah, A.c. Wikie. Selective growth of Staphylococus aureus from
flushed dairy manure waste water using acriflavine-suplemented manitol salt Agar.
Letters in Aplied Microbiology. 2006: 606-611
8. Hardjoeno H. Kumpulan Penyakit Infeksi dan Tes Kultur Sensitivitas Kuman serta
Upaya Pengendaliannya. FK-Unhas. Makassar. 2007 : 203-210
9. Anonim. Manitol Salt Agar (2013 March); Available from: http://BD.com
/resource.aspx.idn

Tutor Infeksi Tropis Page 9


Tutor Infeksi Tropis Page 10

Anda mungkin juga menyukai