Anda di halaman 1dari 7

ISOLASI MIKROBA

4.1. Tujuan
Mahasiswa dapat memisahkan mikroba (bakteri dan jamur) dari berbagai produk hasil
perikanan sehingga didapat kultur murni.

4.2. Landasan Teori


Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari
campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri inidapat diisolasi
menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat
dan kemampuan biokimiawinya.
Bahan pangan ikani, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga
merupakan sumber makanan bagi mikroba. Pertumbuhan mikroba dalam bahan pangan
dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan secara
gizi, daya cerna ataupun daya simpannya. Selain itu pertumbuham mikroba dalam
bahan pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan,
sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikomsumsi. Kejadian ini biasanya terjadi pada
pembusukan bahan pangan.
Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk pertumbuhan
mikroba patogenik dan organisme lain penyebab penyakit. Penyakit menular yang cukup
berbahaya seperti tifus, kolera, disentri, atau tbc, mudah tersebar melalui bahan makanan.
Ikan dan kerang-kerangan dapat terkontaminasi dari lingkungan hidup ikan tersebut atau
dari lingkungan pengolahan. Jika ikan tersebut diperoleh dari laut yang telah terkena polusi
limbah, ikan tersebut kemungkinan terkontaminasi bakteri patogen. Vibrio
parahaemolyticus adalah kontaminan yang umum terdapat pada ikan dan makanan laut
lainnya terutama dari perairan Asia Timur. Bakteri ini dapat dihilangkan dengan pemanasan,
akan tetapi sanitasi yang kurang baik dapat menyebabkan terjadinya rekontaminasi. Dalam
kerang-kerangan telah ditemukan mikroba patogen seperti Salmonella, E. coli, V.
parahemolyticus, clostridia dan virus.

4.3. Teknik Isolasi Pengambilan Sampel


Sebelum melakukan isolasi terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel. Berikut
merupakan prosedur pengambilan sampel, di mana sampel bakteri yang akan diisolasi
adalah ikan segar, ikan olahan tradisional dan produk diversifikasi berbasis ikan.
35
tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan
perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga
-1
pengenceran berikutnya mengandung 1/10 (10 ) sel mikroorganisma dari pengenceran
sebelumnya.
Cara Kerja :
a. Sampel yang mengandung bakteri dimasukan ke dalam tabung pengenceran pertama
(1/10 atau 10-1) secara aseptis (dari preparasi suspensi). Perbandingan berat sampel dengan
volume tabung pertama adalah 1 : 9 dan ingat akuades yang digunakan jika memakai
teknik rinse dan swab sudah termasuk pengencer 10-1. Setelah sampel masuk lalu
dilarutkan dengan mengocoknya (pengocokan yang benar dapat dilihat pada gambar
disamping)
b. Diambil 1 ml dari tabung 10-1 dengan pipet ukur kemudian dipindahkan ke tabung 10-
2 secara aseptis kemudian dikocok dengan membenturkan tabung ke telapak tangan sampai
homogen. Pemindahan dilanjutkan hingga tabung pengenceran terakhir dengan cara yang
sama, hal yang perlu diingat bahwa pipet ukur yang digunakan harus selalu diganti,
artinya setiap tingkat pengenceran digunakan pipet ukur steril yang berbeda/baru.
Prinsipnya bahwa pipet tidak perlu diganti jika memindahkan cairan dari sumber yang
sama.

A. Teknik Penanaman

a. Teknik penanaman dari suspensi


Teknik penanaman ini merupakan lajutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan
suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi
(mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir.
1. Spread Plate (agar tabur ulas)
Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan
agar diperoleh kultur murni. Adapun prosedur kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut :
► Ambil suspensi cairan senamyak 0,1 ml dengan pipet ukur kemudian teteskan diatas
permukaan agar yang telah memadat.
► Batang L atau batang drugal diambil kemudian disemprot alkohol dan dibakar diatas
bunsen beberapa saat, kemudian didinginkan dan ditunggu beberapa detik.
► Kemudian disebarkan dengan menggosokannya pada permukaan agar supaya
tetesan suspensi merata, penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar.
► Hal yang perlu diingat bahwa batang L yang terlalu panas dapat menyebabkan sel-
sel mikroba dapat mati karena panas.

2. Pour Plate (agar tuang)


Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45oC) untuk dituang bersama suspensi
bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Hal ini
akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar
saja melainkan sel terendam agar (di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh

36
37
38
1. Teknik Isolasi Jamur Dengan Cara :

 Sampel ikan sebanyak 5-10 gram ditempatkan dalam cawan petri dipanaskan dengan
oven pada suhu 80oC selama 30 menit dengan cawan petri untuk membunuh sel vege tatif
yang masih tetap bertahan
 Sampel ikan yang telah dioven diambil 1 g kemudian dimasukan ke dalam tabung
pengenceran bertingkat 1/10 , 1/100, 1/1.000, 1/10.000 dan 1/100.000
 Tiga pengenceran terakhir diambil untuk ditanama secara spread plate ke media PDA
yang ditambah streptomycin atau penicillin. Kemudian diinkubnasi pada suhu ruang
5-7 hari.
 Koloni jamur yang tumbuh dimurnikan dan ditanam pada medium PDA baru,
 Inkubasi pada suhu ruang 5-7 hari.

39

Anda mungkin juga menyukai