Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR
“Teknik Biakan Murni “

OLEH :

NAMA : LA ODE MUHAMMAD SYAIFUL


NIM : D1F121024
KELAS : PTP-B
ASISTEN : ANDI HIQMAWATI AF., S.P.

JURUSAN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021
I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada dasarnya, di alam bebas tidak ada mikroorganisme yang dapat hidup

sendiri dan lepas dari spesies lainnya. Di laboratorium, supaya kita hanya

mendapat satu spesies saja dalam suatu biakan campuran maka dilakukanlah

pembuatan media biakan murni.

Pembiakan adalah proses memperbanyak organisme dengan memberikan

keadaan lingkungan yang tepat. Menumbuhkan mikroorganisme adalah membuat

replika dari mikroorganisme tersebut, dan memerlukan unsur-unsur yang ada

dalam komposisi kimianya. Zat makanan harus menyediakan unsur-unsur tersebut

dalam bentuk yang dapat diakses secara metabolik.

Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri dari satu populasi jenis mikroba

yang semuanya berasal dari satu sel induk. Isolasi bakteri artinya memisahkan

satu jenis bakteri dari biakan campuran menjadi biakan murni. Untuk mengisolasi

suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu metode cawan sebar (spread plate),

metode cawan tuang (pour plate), dan metode cawan gores (streak plate). Untuk

lebih memahami metode tersebut, khususnya metode cawan gores (streak plate),

maka dilakukan percobaan ini.

Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau

memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur atau

biakan murni. ada beberapa cara umum yang dapat dilakukan dengan cara goresan

(steak plate), cara taburan atau tuang (pour plate), serta mikromanipulator (the

micromanipulator methods). Secar alami, bakteri di alam ditemukan dalam


populasi campuran. Hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan

dalam keadan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam keadaan murni . Untuk

dapat mempelajari sifat biakan, morfologi, dan sifat faalinya, maka organisme

yang akan diteliti harus dapat dipisahkan. Ini berarti bahwa haruys ada biakan

murni yang hanya mengandung satu jenis bakteri saja.

Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan pengenceran dengan

menggunakan bahan cair atau padat. Pada mulanya digunakan gelatin sebagai

bahan pemadat. Teknik untuk memperoleh biakan murni ada 3 cara, yaitu teknik

penggoresan agar, teknik agar tuang dan teknik agar sebar. berdasarkan uraian di

atas maka perlu di lakukan praktikum mengenai Teknik Biakan Murni.

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melatih praktikan cara membuat

biakan murni dengan metode pengenceran dan metode gores.


II . TINJAUAN PUSTAKA

Pada dasarnya prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan atau

memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya di alam dan menumbuhkanya

di media buatan sehingga diperoleh kultur murni. Pengambilan sempel air dan

lumpur menggunakan tabung plastik 25 ml, selanjutnya sebanyak 1 ml sampel

diinokulasi dalam tabung yang berisi 9 ml medi TSB dan diinkobasi selama 24

jam pada suhu 40°C. Hasil kultur di TSB di ambil 1 ml selanjutnya selanjutnya

dimasukan kedalam larutan salin 0,85% dan di aduk sampai homogeny, kemudian

di ambil sebanyak 100 ml di kultur dengan cara di sebar atau spread plate di

media TSA, kemudian cawan petri diinkobasi selama 24 jam. Koloni yang

tumbuh dimurnikan denga metode penggoresan kuadran berulang sampai

didapatkan koloni bakteri yang tunggal dan seragam. Kegiatan ini bertujuan

mendapatkan kandidta bakteri proteolitik (Mikdarullah, 2017).

Isolasi bakteri merupakan proses pengambilan bakteri dari medium atau

lingkungan asalnya, dan menumbukan pada medium buatan sehingga diperoleh

biakan atau kultur murni hasil isolasi tersebut (Putri et al., 2018).

Jumlah bakteri dalam suatu biakan dapat ditentukan dengan menghitung

langsung jumlah keseluruhan bakteri atau dengan cara tidak langsung yaitu

menghitung jumlah sel yang hidup (Arfianty, 2017).

Proses pengangkutan sempel air dan sendimen dari lapangan ke

laboraturim untuk keperluan analisis kandungan bakteri harus dipastikan kondisi

sempel tetap setabil sehingga tidak mempengaruhi kandungan bakterinya. Metode

agar sebar, media agar yang telah di inikulasi pada media Triptic Soy Agar (TSA)
dengan sempel air, selanjutnya diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 28° C-30°

C, setelah itu dilakukan perhitungan populasi bakteri. Suhu wadah sempel air

selama proses pengangkutan dari menit nol sampai dengan menit ke-300

mengalami peningkatan 6°C hingga 10°C. Populasi bakteri pada kondisi tersebut

pada media TSA mencapai 103 cfu/ml. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hingga

suhu 10°C Pada wadah pengangkutan belum mempengaruhi populasi bakteri

dalam sempel air tersebut (Nurjanna et al., 2020).

Empat isolat bakteri yang menunjukan aktivitas enzimatis berbeda

digoreskan silang-silang dalam satu cawan petri berisi media NA. Inkubasi

dilakukan selama 24 jam dan diamati pembentukan zona hambat (Sarkar et al.,

2017).
III . METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Proteksi Tanaman Unit

Pendidikan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Universitas Halu Oleo pada

hari Kamis, 25 November 2021, pukul 13.00 WITA sampai selesai.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah Cawan petri

berisi Trypticase Soy Agar (TSA), koloni yang akan di murnikan, 10 ml air steril

dalam tabung reaksi dan cawan petri steril. Alat yang digunakan pada praktikum

ini adalah Lampu bunsen, jarum ose, penebar/glas road, petri.

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah :

3.3.1. Teknik Penggoresan Agar (strake plate method).

1. Menyiapkan agar lempengan.

2. Menggoyangkan tabung reaksi yang berisi suspensi biakan. Suspensi tidak

boleh membasahi kapas penutup.

3. Memijarkan lup inkulasi pada api bunsen hingga merah.

4. Mendinginkan lup inkulasi.

5. Membuka kapas penutup tabung dan panaskan mulut tabung, kapas

penutup tetap di pegang.


6. Dengan lup inkulasi yang dingin, ambillah 1 mata lup inkulasi suspensi

bakteri.

7. Memaanaskan kembali mulut tabung dan tutup tabung dengan kapas

penutup.

8. Menggores lempengan agar dengan lup inkulasi. Lup inkulasi jangan

melukai lempengan agar.

9. Memijarkan lup inkulasi sebelum di gunakan kembali.

10. Menginkubasi piringan pada posisi terlungkup, di dalam kantung plastik

selama 24 jam dengan temperatur 370C.

3,3.2. Teknik Agar Sebar

1. Menyiapkan Suspensi bakteri dari praktikum sebelumnya (Tabung 1).

2. Menyiapkan 7 buah microtube berisi 0,9 ml air steril.

3. Pipet 0,1 ml suspensi dari tabung 1 dan campurkan ke dalam tabung air

steril (Tabung 2)

4. Menggoyang dan memutar tabung sehingga tercampur dengan baik dan

lakukan pengenceran berseri hinggan Tabung 7.

5. Mencelupkan penyebar (glas road) ke dalam alkohol, lalu panaskan

penyebar hingga alkohol terbakar habis.

6. Mendinginkan penyebar sebelum di gunakan.

7. Pipet 0,1 ml cairan suspensi bakteri dari microtube 5, 6, dann 7 dengan

mikro pipet secara terpisah


8. Menuang suspensi bakteri dari masing - masing microtube dalam agar

lempengan dan sebar dengan menggunakan batang penyebar hingga rata

dan kering.

9. Menyimpan biakan ke dalam inkubator.

10. Mengamati perkembangan koloni yang terbentuk dan hitung jumlah koloni.
DAFTAR PUSTAKA

Arfianty N B, Farisi, S, Ekowati N C. 2017. Dinamika Populasi Bakteri dan Total


Asam Pada Fermentasi Bakasam Ikan Patin. Jurnal Biologi Eksperimen
dan Keanekaragaman Hayati. 4(2):43-49.

Mikdarullah N. 2017. Teknik Isolasi Bakteri Proteolitik dari Sumber Air Panas
Ciwidey, Bandung. Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur. 15 (1): 11-14.

Nurjanna M R. 2020. Populasi Bakteri Pada Sempel Air Selama Proses


Pengangkutan. Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur. 17 (1): 65-68.

Putri A L, Kusdiyantini E. 2018. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat


Dari Pangan Fermentasi Berbasis Ikan Yang Diperjualbelikan di Maluku,
Indonesia. Jurnal Biologi Tropika. 1(2):6-12.

Sarkar P, Chourasia R. 2017. Bioconversion Of Organic Solid Wastes Into


Biofortified Compost Using a Microbial Consortium. International Jurnal
Of Recycling Of Organic Waste in Agriculture. 6, pp. 321-334.

Anda mungkin juga menyukai