Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

PEMBUATAN YOGHURT (PROBIOTIK)


Untuk tugas individu Praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi

Dosen Pengampu:
Hendri Aldrat Ph. D, Apt
Vivi Anggia M.Farm., Apt
Eka Putri M.Si., Apt
Dr. Isra Janatiningrum M,Si.

Disusun Oleh :
Dzihni Zulfairah (11201020000055)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
MEI/2021
I. Alat dan Bahan

Alat

1. Panci berukuran kecil/sedang


2. Sendok pengaduk
3. Termos
4. Sendok makan

Bahan

1. 400 mL susu UHT / susu murni


2. 2 sdm yoghurt (plain/berperisa (opsional))

Lingkungan tempat hidup kita saat ini merupakan kumpulan dari berbagai
makhluk hidup. Termasuk di dalamnya adalah mikroorganisme. Mikroorganisme
dalam suatu lingkungan terdiri dari berbagai jenis populasi campuran, yang berarti
bahwa dalam suatu lingkungan terdapat lebih dari satu jenis mikroorganisme.
Mikroorganisme memang sangat jarang ditemukan sebagai satu spesies tunggal di
alam. Oleh sebab itu, untuk mengidentifikasi ciri dari suatu mikroorganisme tertentu
perlu dilakukan pemisahan spesies tersebut dari organisme lain yang umum
ditemukan dalam habitat asalnya.

Hal ini dilakukan supaya mikroorganisme tersebut dapat ditumbuhkan menjadi


biakan murni, sehingga mudah untuk mengidentifikasinya. Pemisahan
mikroorganisme ini dari organisme lain dari habitat asalnya dikenal dengan istilah
‘isolasi’. Dalam ilmu mikrobiologi dan parasitologi terdapat banyak teknik
melakukan isolasi. Namun, pada praktikum kali ini mahasiswa diajarkan cara
mengisolasi mikroba dengan memakai dua metode yaitu metode cawan gores dan
metode cawan tuang. Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mengetahui dan
mampu melakukan isolasi pada mikroba dengan menggunakan metode cawan gores
dan cawan tuang.
II. LANDASAN TEORI

Beragam jenis mikroorganisme berhabitat di Indonesia. Besarnya nilai


keberagaman mikroorganisme ini, membuat para peneliti dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan tentangnya secara lebih jauh. Sehingga keberadaan mikroorganisme
dapat semakin bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tidak hanya berguna untuk
keberlangsungan hidup manusia, namun mikroorganisme juga diharapkan dapat
bermanfaat dalam berbagai bidang, seperti bidang industry, peternakan, pertanian,
dan lain sebagainya. Sebelum memanfaatkannya, mikroorganisme tentu perlu
dipisahkan dari lingkungan tempatnya tinggal. Hal ini dikarenakan ciri khas
mikroorganisme yang berukuran sangat kecil (micro), yang membuatnya menyatu
dengan berbagai jenis lainnya pada suatu habitat yang sama.

Ketika kita akan mulai mengidentifikasi mikroba, Isolasi mikroba adalah langkah
pertama yang harus kita lakukan. Fungsi kegiatan isolasi adalah memisahkan sebuah
kultur yang memiliki banyak jenis mikroba (mixed culture) menjadi hanya satu jenis
mikroba (pure culture). Sebelum melakukan isolasi, tentu saja sampel
mikroorganisme harus diambil terlebih dahulu. Pengambilan sampel terbagi menjadi
dua :

1. Sampel Tanah

Pengambilannya disesuaikan dengan kebutuhan. Jika mikroorganisme yang ingin


diteliti berada di sekitar perakaran maka media tanah yang diambil adalah di sekitar
sana

2. Sampel Air

Pengambilan bergantung pada kondisi air. Jika mikroorganisme diambil dari air
sungai, maka dapat mencelupkan botol secara miring dan berlawanan arah dengan
arus air. Jika sampel diambil dari air tenang, maka dapat mengikatkan tali pada botol
dan sampel diambil dengan banguan tali tersebut. Jika sampel diambil dari aliran air
kran, maka mulut kran perlu disterilisasi (dibakar sedikit) terlebih dahulu dan biarkan
air mengalir sementara ketika kran baru dibuka.

Selanjutnya, isolasi dapat dilakukan dengan metode cawan gores dan cawan tuang

Isolasi dengan Metode Cawan Gores Kuadran

Metode gores kuadran menggunakan prinsip memperkecil jumlah mikroba yang


terbawa selama proses gores. Cawan petri dibagi atas empat area yang digores secara
melingkar dan berakhir di tengah. Proses menggores tersebut dilakukan secara
berurutan sehingga pada area terakhir diharapkan jumlah koloni mikroba yang
tumbuh menjadi relatif jarang

Isolasi dengan Metode Cawan Tuang

Isolasi dapat dilakukan dengan cara pengenceran (Dilution)

Isolasi dengan cara pengenceran terbagi menjadi 3 teknik

1. Teknik Preparasi Suspensi

Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades steril. Hal ini
dilakukan untuk melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih
mudah penanganannya. Preparasi dilakukan dengan cara yang berbeda tiap bentuk
sampelnya :
 Swab (ulas), dengan cotton bud steril. Ini dilakukan pada sampel yang
memiliki permukaan luas atau pada umumnya sulit dipindahkan karena
melekat pada benda tertentu. Contohnya pada batu atau lipatan jari. Dilakukan
dengan mengusapkan cotton bud mengitari permukaan tempat sampel, ada
baiknya cotton bud dicelupkan ke dalam pepton water terlebih dulu.

 Rinse (bilas), ditujukan untuk melarutkan sel-sel mikroba yang menempel


pada permukaan substrat yang relatif kecil, misalnya daun bunga dll. Rinse
dilakukan dengan mencelupkan sampel ke dalam akuades dengan
perbandingan 1 : 9 (w/v).

 Maseration (pengancuran), ditujukan pada sampel yang berbentuk padat,


sampel ditumbuk dengan mortar dan pestle sehingga mikroba yang ada di
permukaan atau di dalam dapat terlepas kemudian dilarutkan ke dalam air.
Contoh sampelnya antara lain bakso, biji, buah dll.

2. Teknik Pengenceran Bertingkat

Pengenceran bertingkat dilakukan untuk memperkecil jumlah mikroba pada cairan


awal. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk pengenceran pertama dan selanjutnya,
sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisme dari
pengenceran sebelumnya.
3. Teknik Penanaman

a. Teknik Penanaman dari Suspensi

Ialah lanjutan dari pengenceran bertingkat. Suspensi dapat diambil dari pengenceran
mana saja, tapi biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil
dari beberapa tabung akhir. Terbagi menjadi dua cara, yaitu :

 Spread plate (agar tabur ulas). Spread plate adalah teknik menanam dengan
menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar sehingga diperoleh kultur
murni.

 Pour plate (agar tuang). Teknik ini memerlukan agar yang belum padat
(>45oc) untuk dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu
kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan
sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja melainkan sel terendam
agar (di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar
yang kaya O2 dan ada yang tumbuh di dalam agar yang tidak banyak begitu
banyak mengandung oksigen.

b. Teknik Penanaman dengan Goresan (streak)


Bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan
kultur ke dalam medium baru. Terbagi menjadi 3 cara, yaitu :

 Goresan sinambung

 Goresan T

 Goresan Kuadran (Streak quadrant

III. ALAT DAN BAHAN


1. Cawan Petri steril
2. Tabung reaksi
3. Jarum ose
4. Lampu spiritus
5. Medium NA
6. Sampel sebagai sumber mikroba

IV. CARA KERJA

A. Isolasi Mikroorganisme
A.1. Isolasi Mikroorganisme dari Sampel Tanah :

a. Masukkan tanah seberat 1 g ke tabung pengenceran 10⁻¹ secara aseptis, lalu


dilakukan pengenceran bertingkat sampai 10⁻⁸.

b. Tiga pengenceran terakhir diambil 0,1 ml untuk ditanam secara spread plate
atau pour plate pada medium NA untuk mengisolasi bakteri serta pada
medium PDA untuk mengisolasi fungi, lalu diinkubasi pada suhu 37°C
selama 1x24 jam untuk media NA dan suhu ruang selama 3-7 hari untuk
media PDA.

A.2. Isolasi Mikroorganisme dari Udara

a. Letakkan cawan petri yang berisi media NA atau media PDA dalam keadaan
terbuka di ruangan sumber isolasi, lalu biarkan selama 5 menit kemudian
tutup kembali dengan penutup cawan petri.

b. Inkubasikan pada temperatur yang sesuai dengan temperatur sumber isolasi


selama 24-48 jam untuk media NA dan 3-7 hari untuk media PDA.

c. Amati morfologi koloni-koloni yang tumbuh, serta lakukan isolasi dan


pemurnian koloni tersebut.

A.3. Isolasi Mikroorganisme dari Bahan Padat

a. Gerus sedikit sumber isolasi secara aseptis dengan menggunakan mortar yang
sudah disterilisasi menggunakan alkohol 70%.

b. Taburkan secara merata bahan yang telah digerus tersebut diatas permukaan
agar dalam cawan petri dengan menggunakan pinset yang ujungnya sudah
direndam dalam alkohol 96% dan sudah difiksasi diatas pembakar spirtus.

c. Inkubasikan pada temperatur yang sesuai dengan temperatur sumber isolasi


selama 24-48 jam untuk media NA dan 3-7 hari untuk media PDA.
d. Amati morfologi koloni-koloni yang tumbuh, serta lakukan isolasi dan
pemurnian koloni tersebut.

A.4. Isolasi Mikroorganisme dari Bahan Cair

a. Teteskan sebanyak 0,1 ml bahan cair diatas permukaan agar cawan petri
dengan cara spread plate atau 1 ml bahan cair pada cawan petri steril dan
tuangkan media dengan cara pour plate, baik media NA maupun media PDA.

b. Jika bahan terlalu pekat, encerkan terlebih dahulu dengan aquades steril atau
larutan NaCl fisiologis steril, lalu inkubasikan pada temperatur yang sesuai
dengan temperatur sumber isolasi selama 24-48 jam untuk media NA dan 3-7
hari untuk media PDA.

c. Inkubasikan pada temperatur yang sesuai dengan temperatur sumber isolasi


selama 24-48 jam untuk media NA dan 3-7 hari untuk media PDA.

d. Amati morfologi koloni-koloni yang tumbuh, serta lakukan isolasi dan


pemurnian koloni tersebut.

A.5. Isolasi Mikroorganisme dari Flora Normal Tubuh

a. Buka satu sisi cawan petri secara perlahan.

b. Sentuh media agar dengan tangan. Saat membuka penutup cawan maupun saat
menyentuh media lingkungan di sekitarnya, harus dalam keadaan steril
dengan didekatkan ke pembakar spirtus atau Bunsen.

c. Setelah disentuh, tutuplah cawan petri kemudian bungkus dengan kertas.

d. Untuk media cair, gunakan batang pengaduk atau spatula yang telah
dibersihkan dengan alkohol. Selalu dekatkan dengan pembakar spirtus atau
Bunsen agar tidak ada mikroba lain.
e. Kemudian batang spatula dicelupkan dan diaduk ke dalam tabung reaksi yang
berisi medium pertumbuhan bakteri, lalu beri label kelompok dan
mikrobanya.

f. Lalu simpan dan inkubasikan cawan serta tabung reaksi pada suhu ruang
selama 48 jam.

B. Persiapan Inokulasi (Pemurnian mikroba)

B.1. Persiapan Inokulasi

a. Letakkan peralatan inokulasi (ose, pembakar spirtus, rak tabung, dan cawan
petri) di dalam laminar. Nyalakan lampu UV laminar. Setelah 30 menit,
matikan lampu UV dan nyalakan lampu penerang.

b. Cuci tangan dengan bersih, lalu semprot dengan alkohol 70% dan keringkan.

c. Masukkan medium dan biakan koloni hasil isolasi dari berbagai bahan dalam
laminar air flow cabinet.

d. Tuang agar dalam tabung yang telah dicairkan dengan penangas air di atas hot
plate ke dalam cawan petri steril yang telah disiapkan di dalam laminar.
Biarkan agar membeku.

e. Tandai tabung agar miring dan cawan agar dengan spidol tahan air, tulis nama
spesies biakan atau koloni yang akan dipindahkan.

f. Nyalakan pembakar spirtus dan bakar ose sampai pijar, kemudian dinginkan.

B.2. Inokulasi pada Agar Miring

a. Sambil tetap memegang ose (tangan kanan) di dekat api bunsen, ambil salah
satu tabung biakan (tangan kiri). Angkat sumbat kapas dari tabung dengan
melengkungkan jari kelingking kanan.
b. Ambil seujung ose koloni biakan dari dalam tabung, sambil terus berada di
dekat nyala api. Tutup segera tabung dengan sumbatnya, lalu sisihkan.

c. Sambil tetap memegang ose yang ditempeli koloni biakan (tangan kanan) di
dekat api, ambil sebuah tabung berisi agar miring (NA untuk biakan bakteri
dan PDA untuk biakan jamur) dengan tangan kiri. Angkat sumbat kapas dari
tabung.

d. Masukkan ose tersebut ke dalam agar miring steril. Buat goresan zig-zag
mulai dari ujung bawah ke arah atas sepanjang permukaan agar miring. Lalu
tutup segera tabung dengan sumbatnya.

e. Setelah selesai, celupkan ose ke dalam alkohol 70% dalam gelas beaker dan
bakar kembali sampai pijar.

f. Inkubasi agar miring yang telah diinokulasi dalam inkubator selama 24 jam
untuk kemudian diamati pertumbuhan yang terjadi.

B.3. Inokulasi pada Agar Cawan

a. Sambil tetap memegang ose (tangan kanan) di dekat api bunsen, ambil salah
satu tabung biakan (tangan kiri). Angkat sumbat kapas dari tabung dengan
melengkungkan jari kelingking kanan.

b. Ambil seujung ose koloni biakan dari dalam tabung, sambil terus berada di
dekat nyala api. Tutup segera tabung dengan sumbatnya, lalu sisihkan.

c. Sambil tetap memegang ose yang ditempeli koloni biakan (tangan kanan) di
dekat api, ambil sebuah cawan petri berisi medium agar beku (NA untuk
biakan bakteri dan PDA untuk biakan jamur) dengan tangan kiri. Pegang
cawan dengan telapak tangan kiri, angkat tutupnya dan ditahan dengan jari
jempol dan telunjuk kiri.

d. Masukan ose tersebut ke dalam cawan. Buat beberapa goresan zig-zag yang
rapat pada salah satu daerah tepi permukaan agar. Kemudian tarik satu
goresan menyilang dari daerah pertama dan buat beberapa goresan zig-zag
pada daerah kedua. Dan seterusnya sampai 3-4 daerah, diakhiri dengan
goresan zig-zag yang lebih renggang. Setiap perpindahan daerah dapat juga
diselingi dengan melewatkan ose pada nyala api.

e. Setelah selesai, celupkan ose ke dalam alkohol 70% dalam gelas beaker dan
bakar kembali sampai pijar.

f. Inkubasi agar miring yang telah diinokulasi dalam inkubator selama 24 jam
untuk kemudian diamati pertumbuhan yang terjadi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama Teknik Hasil gambar yang diperoleh

Isolasi Agar Miring


Isolasi Agar Tegak

Streak Plate

Pour Plate

Spread Plate

Teknik Pengisolasian Mikroba


Teknik isolasi mikroba merupakan cara untuk menumbuhkan mikroba dengan
menempatkannya di luar habitat aslinya. Mikroorganisme dapat diperoleh dari
lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan.
Dikarenakan sampel yang diambil berasal dari lingkungan yang bebas, maka tidak
menutup kemungkinan bahwa pada sampel terdapat berbagai macam mikroba seperti
bakteri, jamur, dan lain-lain. Dari hasil pengamatan dapat terlihat bahwa bakteri yang
tumbuh pada media sangat banyak, hal ini dikarenakan media yang digunakan sesuai
dengan karakteristik nutrisi, suhu, pH, dan lingkungan yang dibutuhkan oleh bakteri
tersebut. Hasil pertumbuhan mikroorganisme pada media agar dengan cawan petri,
terbagi menjadi tiga jenis yaitu teknik Streak Plate, teknik Pour Plate, dan teknik
Spread Plate.

1. Teknik Streak Plate

Hasil yang diperoleh dari inkubasi mikroorganisme dengan teknik Streak Plate, pada
awalnya penggoresan terlihat bakteri yang padat dan semakin menipis. Dapat terlihat
bahwa bentuk mikroorganisme yang terlihat yaitu bentuk circular, yang elevasinya
Convex dengan permukaan yang halus menkilap dan margins berupa Entire. Hasil
yang diperoleh pada teknik Streak Plate ini dibandingkan dengan literatur tabel
koloni mengenai gambaran hasil isolasi.

2. Teknik Pour Plate

Hasil yang diperoleh dari inkubasi mikroorganisme dengan teknik Pour Plate yaitu
terlihat mikroorganismenya menyebar dengan rata dan banyak, serta terbentuknya
dua buah koloni. Koloni pertama, memiliki bentuk spindle, yang elevasinya flat
dengan permukaan yang halus mengkilap, dan margins berupa Entire. Sedangkan
koloni kedua, terlihat memiliki bentuk circular yang elevasinya convex dengan
permukaan yang halus mengkilap, dan margins berupa Entire. Hasil yang diperoleh
pada teknik Pour Plate ini, telah dibandingkan dengan literatur tabel koloni mengenai
gambaran hasil isolasi.
3. Teknik Spread Plate

Hasil yang diperoleh dari inkubasi mikroorganisme dengan teknik Spread Plate yaitu
terlihat pertumbuhan mikroorganisme yang tidak menyebar secara merata, karena
penggunaan sampel yang sedikit. Dapat terlihat pada hasil inkubasi cawan petri
dengan teknik Spread Plate terdapat dua buah koloni. Koloni pertama, memiliki
bentuk circular, yang elevasinya conveks dengan permukaan yang halus mengkilap,
dan margins berupa Entire. Sedangkan koloni kedua, terlihat memiliki bentuk
flamentous yang elevasinya raised dengan permukaan yang mengkerut, dan margins
berupa labote. Hasil yang diperoleh pada teknik Spread Plate ini, telah dibandingkan
dengan literatur tabel koloni mengenai gambaran hasil isolasi.

Menurut literatur jurnal (Ahmad, 2010) bentuk dan struktur bakeri yang terlihat
dengan mikroskop adalah bulat, berfilamen, dan tidak teratur. Elevasi merupakan
bentuk pada permukaan bakteri dengan permukaan cembung dan pulvinat.
Tekstur dari bakteri yang didapat sebagian besar adalah berkontur. Tekstur
berkontur merupakan tekstur dimana permukaan dari sel bakteri adalah licin dan
beralun secara tidak teratur.

Inokulasi Mikroorganisme

1. Inokulasi Agar Miring

Berdasarkan pengamatan praktikum inokulasi pada agar miring, setelah satu hari
diperoleh hasil terbentuk koloni yang berwarna putih pada zat yang diujikan pada
tabung reaksi. Berdasarkan pengamatan pada praktikum, mikroba pada sampel tanah
diambil menggunakan ose lurus dan digoreskan secara lurus sehingga terbentuk
koloni yang tebal (menumpuk) pada bekas goresan pada ose sehingga seperti gambar
pengamatan, terbentuk koloni dengan ciri filiform (panjang pipih). Jenis bentuk
koloni ini diperoleh dengan menyocokan hasil yang terlihat dengan tabel koloni.

2. Inokulasi Agar Tegak


Berdasarkan pengamatan praktikum inokulasi dengan teknik agar tegak, diperoleh
hasil pengamatan setelah 1 x 24 jam di Inkubasi. Berdasarkan pengamatan pada
tabung agar tegak dengan sampel tanah terlihat pertumbuhan mikroba ditempat bekas
jarum ose lurus tertancap. Jika menyocokan hasil yang diperoleh dengan literatur
tabel koloni mengenai gambaran hasil isolasi didalam agar tegak, dapat terlihat ciri
koloni yang terbentuk yaitu papillate.

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa teknik isolasi tersebut


bertujuan untuk menumbuhkan mikroorganisme diluar lingkungan aslinya dan untuk
memperoleh hasil biakan mikroorganisme murninya (biakan mikroorganisme yang
tidak tercampur oleh mikroba lain). Teknik isolasi mikroorganisme tersebut harus
dilakukan secara steril agar terhindar dari kontaminasi oleh mikroorganisme dari
udara luar.

Teknik yang digunakan untuk mengisolasi mikroorganisme adalah teknik


streak plate, teknik pour plate, teknik spread plate, isolasi agar miring, dan isolasi
agar tegak.

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Puteri, Saiful Bahri, dkk. 2016. Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Farmasi. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.
Mahbubillah, Ainul. 2019. Pembuatan Biakan Campuran dan Murni
Mikroorganisme. http://e-biologi.com/blog/2019/10/15/pembuatan-biakan-
campuran-dan-murni-mikroorganisme/. Diakses pada 26 April 2021
Mutius, Wenny S. 2018. Modul Praktek dasar Mikrobiologi. Sumatera Barat :
Universitas Andalas.

Anda mungkin juga menyukai