ISOLASI BAKTERI
Oleh :
170410004
Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) tidak ada bakteri yang hidup
tersendiri terlepas dari spesies lainnya. Kerapkali bakteri patogen kedapatan
bersama-sama bakteri saproba. Yang terakhir ini boleh disebut penyerbu yang
membonceng (secondary invaders). Mungkin juga bakteri patogen yang
membonceng. Untuk menentukan siapa pembonceng dan siapa yang diboncengi
diberikan pedoman “siapa yang kedapatan di situ lebih dulu, dan siapa yang
datang terkemudian”.
1. Metode gores atau streak plate menggunakan loop ose dan menggoreskannya ke
permukaan medium agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung
goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke
medium. Sel-sel bakteri tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang
kemudian dapat dipindahkan ke medium selanjutnya agar didapatkan biakan
murni.
2. Metode tuang atau pour plate dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan mencampur
suspensi bakteri dengan medium agar pada suhu 50ºC kemudian menuangkannya
pada petridisk atau dengan menyemprotkan suspensi pada dasar petridisk,
kemudian menuang medium agar keatasnya dan diaduk. Setelah agar mengeras,
bakteri akan berada pada tempatnya masing-masing dan diharapkan bakteri tidak
mengelompok sehingga terbentuk koloni tunggal.
Adapun tujuan praktikum yang kami lakukan adalah untuk mempelajari cara
mengisolasi bakteri dengan cara goresan dan taburan
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PERCOBAAN
Adapun alat dan bahan yanag kami pergunakan dalam praktikum ini
adalah sebagai berikut :
1. Cawan petri steril
2. Gelas beker
3. Heater
4. Ose
5. Gelas benda
6. Lampu spiritus
7. Inkhubator
8. Nutrient agar tegak dan miring
9. Air steril
10. Cat gram
11. Suspensi bahan yang mengandung bakteri/ campuran bakteri
2. Dinginkan sampai suhunya 500C dan tuangkan ke dalam cawan petri secara
3. Ambil satu ose suspense bahan dan buat goresan pada permukaan agar dalam
4. Beri label dan diinkubasi pada suhu 370C selama 48 jam dengan posisi cawan
terbalik.
5. Koloni di awal goresan akan tumbuh lebih lebat dibandingkan dengan yang
diakhir goresan, sehingga sulit diisolasi. Pada akhir goresan akan tampak koloni
yang terpisah. Ambil satu koloni (merupakan 1 jenis bakteri) secra aseptis dan
aseptis.
4. Dinginkan sampai suhunya 500C dan tuangkan kedalam cawan petri yang telah
4.2 Pembahasan
Teknik isolasi pada praktikum kali ini kami lakukan pada media PDA. Alat yang
kami gunakan yaitu, petridish, jarum ose dan Bunsen. Cawan petri/petridish di
bagi menjadi 4 kuadran yang tidak sama besar, kemudian di ambil biakan murni
bakteri dengan menggunakan jarum ose. Sebelum jarum ose digunakan terlebih
dahulu di rendam dalam alcohol 96% untuk sterilisasinya. Setelah biakan bakteri
di ambil lalu di goreskan diatas ke empat bagian kuadran. secara bergantian
membentuk zig-zag yang terangkai kemudian di teruskan pada kuadran yang
kedua dengan melanjutkan garis akhir/ujung garis pada kuadran pertama dan
begitupun selanjutnya sampai kuadran keempat atau kuadran terakhir.
Bentuk goresan pada mulanya tebal, lumayan tebal, tipis dan kuadran terakhir
lebih tipis lagi dengan menggunakan jarum ose. Kemudian di inkubasi selama 24
jam. Ternyata hasilnya belum ada yang tumbuh, mungkin karena suhunya tidak
cocok atau karena kesalahan saat penggoresan yang tidak optimal dan kurang
aseptis, sehingga kami menambah waktu inkubasinya 24 jam lagi. Sehingga hasil
yang kami dapatkan sebagai berikut :
Isolasi bakteri maupun jamur bertujuan untuk memperoleh biakan murni yaitu
dengan teknik cawan gores dan teknik cawan tuang. Prinsipnya adalah
memperkecil jumlah mikroorganisme sehingga spesies yang diinginkan dapat di
pisahkan dari yang lainnya.
Metode cawan gores ada tiga cara :
Goresan langsung
Goresan kuadran
Goresan radian
Jika bakteri di tumbuhkan pada media yang sesuai, bakteri ini akan menghasilkan
pigmen nonfluoresar bewarna kebiruan, piosianin, stapilococcus aereus pada
cawan petri. Pada penanaman inokulasi bakteri ini, di tujukan dengan adanya
penampakan bakteri diatas permukaan media, ini menunjukkan bakteri bersifat
aerob, bakteri menuju ke atas untuk mendpatkan oksigen lebih banyak , warna
agar tetap putih dan terdapa lender berbentuk zig-zag.
Di dalam suatu koloni bakteri dan jamur, tidak semua sel mampu bertahan hidup
terus. Sehingga jika jumlah koloni bertambah atau justru mengalami penurunan,
hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Kondisi lingkungan yang
mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri, disamping itu
kondisi lingkungan juga dapat membuat bakteri dan mikroorganisme lain tidak
dapat bertahan hidup.
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran