Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM

ISOLASI BAKTERI

DPP/DPJ : Dewi Restuana Sihombing, S.Si, M.Si

Asisten : Nia Wulandari Br Ginting

Ade Belina Sinaga

Oleh :

Oktrina Yohana Nainggolan

170410004

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN BIOPROSES


FAKULTAS PERTANIAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS
MEDAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Isolasi bakteri denagan metode pengoresan dilakukan di LAF agar


mengurangi terjadinya kontaminasi pada media yang akan digunakan untuk
pengisolasian bakteri, diamana penggoresan dilakukan dengan jarum ose yang
disterilakan dengan api Bunsen pada LAF, kemudian bakteri diambil setelah
jaurm didinginkan sejenak, suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan bakteri
mati dan agar mudah meleleh sehingga metode ini dibutuhkan keahlian, jarum ose
yang sudah diberi bakteri kemudian digoreskan ke media agar dengan zigzag pada
kuadran pertama dari empat kuadaran yang daerah kuadrannya sudah digambar
pada bagian cawan sebelumnya.

Lakuakan penggoresan ke kuadran kedua dengan menyeterilakn kembali jarum


ose pad abunsen tanpa pengambilan bakteri kembali, pengoresan pada kuadaran
dua haruslah meneruskan goresan terakhir pada kuadran dua dengan intensitas
goresan yang semakin lemah dari pada goresan pertama. Lakukan goresan ketiga
dan keempat sama seperti langkah penggoresan pada kuadran kedua denagan
intensitas penggoresan semakin melemah, ini berfungsi untuk penisolasian bakteri
sehingga nanti didapatkan biakan murni bakteri yang diinginkan. Yang perlu
diperhatika dalam proses penggoresan yaitu cawan selalu dekat dengan Bunsen
agar tidak terkontaminasi, jarum ose didinginkan sejenak agar tidak merusak
media atau membunuh bakteri.
Setelah malakuakn penggoresan media cawan ditutup kembali dan kemudian
disterilakn kembali dibagian tepinya di nyala api Bunsen, kemudian dibungkus
dengan kertas yang sudah ada, media sudah siap lalu di inkubasi degan suhu 300C
selam 48 jam. Setelah 48 jam media diambil dan lakukan pengamatan. Peletakan
media dilakaukan dengan terbalik.
Penggoresan media yang benar dan baik akan terliahat hasil biakan bakteri murni
pada satu titik koloni pada kuadran empat, sedangakn pada praktikum ini media
isolasi bakteri telah mengalami kesalahan pengoresan sehingga tidak didapatkan
biakan murni bakteri pada satu titik pada kuadran emapat, melainkan terdapat
banyak titik biakan dan bakteri pada alur penggoresan, kesalahan penggoresan
terletak pada langkah kerja yang dilakukan praktiakan dimana praktikan tidak
mendinginkan sejenak jarum ose yang panas sehingga penggoresan di setiap awal
mulai penggoresan pada setiap kuadaran penggoresan terlalu dalam dan tidak
melemah sesuai dengan metode yang ada.

Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) tidak ada bakteri yang hidup
tersendiri terlepas dari spesies lainnya. Kerapkali bakteri patogen kedapatan
bersama-sama bakteri saproba. Yang terakhir ini boleh disebut penyerbu yang
membonceng (secondary invaders). Mungkin juga bakteri patogen yang
membonceng. Untuk menentukan siapa pembonceng dan siapa yang diboncengi
diberikan pedoman “siapa yang kedapatan di situ lebih dulu, dan siapa yang
datang terkemudian”.

Untuk menyendirikan suatu spesies ada dikenal beberapa cara, yaitu:


1. Dengan pengenceran
Cara ini pertama-tama dilakukan oleh Lister dalam tahun 1865. Ia berhasil
memiara murni Streptococcus lactis yang diisolasikannya dari susu yang sudah
masam. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-
macam spesies diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari enceran ini
kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi. Dan dari pengenceran yang kedua
ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga
ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar
kita akan mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalam medium tersebut, tetapi
mungkin juga kita hanya memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian
ini kita memperoleh satu koloni murni, dan selanjutnya spesies ini dapat kita
jadikan biakan murni. Kalau kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita
peroleh itu murni, kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan
koloni ini sebagai sampel.
2. Denagn penuangan
Robert Koch (1843 – 1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan
mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel
ini kemudian disebarkan di dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer.
Dengan demikian yang diperoleh hanyalah suatu piaraan adukan. Setelah medium
itu mengental, maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni-koloni
yang masing-masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan seperti
tersebut di atas ini, maka akhirnya akan diperoleh biakan murni yang lebih
terjamin. Dalam melakukan metode ini ada dua orang pembantu Koch yang
sangat berjasa, yaitu Petri yang menciptakan cawan dengan tutup yang sekarang
terkenal sebagai cawan Petri (Petri dish). Pembantu yang kedua ialah Hese yang
menemukan agar-agar untuk menggantikan gelatin. Memang agar-agar ternyata
lebih baik daripada gelatin untuk bahan pengental suatu medium. Agar-agar tidak
lekas mencair, titik cairnya 900C .
Pertumbuhan mikroba dapat dilakukan dalam medium padat, karena dalam
medium padat sel-sel mikroba akan terbentuk suatu koloni sel yang tetap pada
tempatnya, ada beberapa teknik isolasi mikroba yakni (Wati, 2013)

1. Metode gores atau streak plate menggunakan loop ose dan menggoreskannya ke
permukaan medium agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung
goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke
medium. Sel-sel bakteri tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang
kemudian dapat dipindahkan ke medium selanjutnya agar didapatkan biakan
murni.
2. Metode tuang atau pour plate dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan mencampur
suspensi bakteri dengan medium agar pada suhu 50ºC kemudian menuangkannya
pada petridisk atau dengan menyemprotkan suspensi pada dasar petridisk,
kemudian menuang medium agar keatasnya dan diaduk. Setelah agar mengeras,
bakteri akan berada pada tempatnya masing-masing dan diharapkan bakteri tidak
mengelompok sehingga terbentuk koloni tunggal.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum yang kami lakukan adalah untuk mempelajari cara
mengisolasi bakteri dengan cara goresan dan taburan

1.3 waktu/Tempat Praktikum

Hari/Tanggal : Rabu, 05 Desember 2018

Pukul : 13.30 wib s/d selesai

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Umum dan Bioproses


Fakultas Pertanian, Universitas Katolik Santo Thomas,
Medan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan


menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari
campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu
koloni sel yang tetap pada tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari
satu jenis mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan murni atau biakan
aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri)
dikenal sebagai biakan campuran, jika hanya terdiri dari dua jenis
mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara satu sama lain dalam asosiasi,
dikenal sebagai biakan dua-jenis (Alam dkk, 2013)
Mikroorganisme tidak memerlukan banyak ruangan untuk
perkembangannya, sebab itu media buatan (agar) dapat dimasukkan ke dalam
sebuah tabung percobaan labu atau cawan Petri. Pada permulaannya tabung atau
cawan Petri harus dalam keadaan steril (bebas dari setiap mikroorganisme hidup)
lalu setelah itu dimasukkan mikrobia yang diinginkan, tabung atau cawan harus
dilindungi terhadap kontaminasi dari luar. Sumber utama pencemaran dari luar
adalah udara, yang banyak mengandung mikroorganisme yang berterbangan.
Bentuk cawan petri, dengan tutup yang saling menyelubungi, dirancang untuk
mencegah pencemaran udara (Alam dkk, 2013)
Media agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan
campuran mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-
pisah. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media
agar memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga
memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok
massa sel yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan
pada medium disebut inokulum, dengan menginokulasi medium agar nutrient
dengan metode cawan gores atau media cawan tuang, sel-sel mikroorganisme
akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel mikroba individu
memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18-24 jam terbentuklah
massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat terlihat oleh
mata telanjang. Setiap koloni merupakan biakan murni satu macam
mikroorganisme (Joddi, 2006).

2.2. Metode Isolasi


Mikroba yang hidup di alam terdapat sebagai populasi campuran dari bebagai
jenis mikrobia yang berbeda prinsip dari isolasi mikrobia dalam memisahkan satu
jenis mikroba dengan mikroba lainnya dari lingkungannya dialam dan
ditumbuhkan dalam medium buatan. Pertumbuhan mikroba dapat dilakukan
dalam medium padat, karena dalam medium padat sel-sel mikroba akan terbentuk
suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya, ada beberapa teknik isolasi mikroba
yakni (Ani , 2013).
1. Metode gores atau streak plate menggunakan loop ose dan menggoreskannya ke
permukaan medium agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung
goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke
medium. Sel-sel bakteri tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang
kemudian dapat dipindahkan ke medium selanjutnya agar didapatkan biakan
murni.
2. Metode tuang atau pour plate dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan mencampur
suspensi bakteri dengan medium agar pada suhu 50ºC kemudian menuangkannya
pada petridisk atau dengan menyemprotkan suspensi pada dasar petridisk,
kemudian menuang medium agar keatasnya dan diaduk. Setelah agar mengeras,
bakteri akan berada pada tempatnya masing-masing dan diharapkan bakteri tidak
mengelompok sehingga terbentuk koloni tunggal.
3. Metode sebar atau spread plate dilakukan dengan menyemprotkan suspensi ke
atas medium agar kemudian menyebarkannya secara merata dengan trigalski.
Dengan ini diharapkan bakteri terpisah secara individual, kemudian dapat tumbuh
menjadi koloni tunggal (Dwiyana, 2013)
2.3. Jenis-Jenis Bakteri
2.3.1. Bakteri Termofilik
Mikroorganisme termofilik merupakan mikroorganisme yang tahan terhadap
suhu tinggi dengan suhu optimum pertumbuhan mencapai lebih dari 60 OC. Salah
satu pemanfaatan mikoorganisme termofilik yaitu sebagai penghasil berbagai
enzim yang bersifat termostabil. Enzim yang dapat dihasilkan dari
mikroorganisme termofilik antara lain selulase, amilase, kitinase dan lipase
(Rosliana, 2009)
Mikroorganisme termofilik mampu mensintesis molekul stabil pada kondisi
panas, termasuk molekul enzim. Bioteknologi umumnya tertarik pada enzim dari
mikroorganisme yang mendukung untuk bekerja dibawah kondisi normal dimana
enzim dari mikroorganisme mesofilik akan mengalami denaturasi. Dengan alasan
inilah enzim ini menjadi sasaran termasuk kelayakannya sebagai model untuk
penelitian dan penyelidikan protein-protein yang bersifat termostabil dan
kemampuannya sebagai biokatalis pada bioteknologi modern (Rizal, 2010).

2.3.2. Bakteri Selulolitik Termofilik


Mikroorganisme selulolitik termofilik merupakan mikroorganisme termofilik
yang dapat menghasilkan selulase. Isolasi bakteri penghasil selulase sangat
penting untuk dilakukan, mengingat besarnya potensi selulase pada industri antara
lain industri makanan dan minuman, industri pulp dan kertas, industri tekstil,
industri deterjen, industri pakan ternak dan pertanian. Bakteri penghasil selulase
dapat diisolasi dari berbagai sumber, antara lain lambung sapi, kompos pertanian,
sumber air panas. Salah satu sumber isolasi bakteri selulolitik termofilik alternatif
aitu dari kompos pertanian, dimana penelitian tentang eksplorasi bakteri
selulolitik termofilik di Indonesia pada umumnya dan di Jawa Tengah khususnya
masih jarang dilakukan. Desa Bayat Klaten merupakan desa dengan potensi
kompos yang besar dan belum dieksplorasi dengan maksimal. Pada penelitian ini
dilakukan isolasi bakteri termofilik penghasil selulase dari kompos pertanian desa
Bayat, Klaten dan dilakukan penentuan suhu optimum pertumbuhan bakteri
selulolitik termofilik (Annonim, 2010).
2.3.3. Bakteri Mesofilik
Mikroba yang hidup pada suhu kamar sampai paling tinggi 45 OC. Contoh :
Methylococcus capsulatus, Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum,
Rhizobium leguminosarum, Rhodospirillum rubnum, Bacillus subtilis, L.
Bulgaricus, Clostridium butyricum, Bacillus mascerans, Clostridium sporongenes
(wina, 2013).

2.3.4. Bakteri Psikrofilik


Mikroba yang hidup pada suhu rendah sampai paling tinggi 25 OC. Contoh :
Bakteri yang hidup di laut (Fototrof), bakteri besi (Gallionella), Bacillus
polymixa, Pseudomonas, Micrococcus, Clostridium botulinum E (Elfita, 2010).
Temperatur mempengeruhi pertumbuhan mikroorganisme dan kecepatan
reaksi dalam pembentukkan biogas. Proses produksi biogas dapat terjadi dalam
dua rentang temperatur, yaitu rentang temperatur mesofilik 25-45 OC dan rentang
O
temperatur termofilik 56-60 C. Temperatur kerja yang lebih tinggi akan
memberikan hasil biogas yang lebih tinggi, namun pada temperatur yang terlalu
tinggi bakteri akan mudah mati (Wati, 2013).
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yanag kami pergunakan dalam praktikum ini
adalah sebagai berikut :
1. Cawan petri steril
2. Gelas beker
3. Heater
4. Ose
5. Gelas benda
6. Lampu spiritus
7. Inkhubator
8. Nutrient agar tegak dan miring
9. Air steril
10. Cat gram
11. Suspensi bahan yang mengandung bakteri/ campuran bakteri

3.2 Prosedur Kerja

3.2.1 Cara Goresan

1. Cairkan nutrient agar dalam penangas air

2. Dinginkan sampai suhunya 500C dan tuangkan ke dalam cawan petri secara

aseptis dan biarkan memadat,

3. Ambil satu ose suspense bahan dan buat goresan pada permukaan agar dalam

cawan petri secara aseptis.

4. Beri label dan diinkubasi pada suhu 370C selama 48 jam dengan posisi cawan

terbalik.

5. Koloni di awal goresan akan tumbuh lebih lebat dibandingkan dengan yang
diakhir goresan, sehingga sulit diisolasi. Pada akhir goresan akan tampak koloni

yang terpisah. Ambil satu koloni (merupakan 1 jenis bakteri) secra aseptis dan

suspensikan dalam air steril.

6. Periksa dengan pengecatan gram.

7. Pindahkan suspense tersebut kedalam media agar miring.

8` Inkhubasikan pada suhu 370C selama 24-48 jam.

9. Uji kemurniannya dengan pengecatan gram.

3.2.2 Cara Taburan

1. Suspensikan bahan yang mengandung bakteri seencer mungkin, agar koloni

dapat terpisah-pisah dan mudah untuk dipindahkan.

2. Tuangkan 1 ml suspensi bakteri tersebut kedalam cawan petri steril secara

aseptis.

3. Cairkan media nutrient agar dalam penangas air.

4. Dinginkan sampai suhunya 500C dan tuangkan kedalam cawan petri yang telah

berisi suspense bakteri tersebut, goyangkan agar suspensinya tersebar rata.

5. Beri label dan inkhubasi pada suhu 370C selama 48 jam.

6. Lakukan hal yang sama seperti pada nomor 5-9.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil (Terlampir)

4.2 Pembahasan

Teknik isolasi pada praktikum kali ini kami lakukan pada media PDA. Alat yang
kami gunakan yaitu, petridish, jarum ose dan Bunsen. Cawan petri/petridish di
bagi menjadi 4 kuadran yang tidak sama besar, kemudian di ambil biakan murni
bakteri dengan menggunakan jarum ose. Sebelum jarum ose digunakan terlebih
dahulu di rendam dalam alcohol 96% untuk sterilisasinya. Setelah biakan bakteri
di ambil lalu di goreskan diatas ke empat bagian kuadran. secara bergantian
membentuk zig-zag yang terangkai kemudian di teruskan pada kuadran yang
kedua dengan melanjutkan garis akhir/ujung garis pada kuadran pertama dan
begitupun selanjutnya sampai kuadran keempat atau kuadran terakhir.

Bentuk goresan pada mulanya tebal, lumayan tebal, tipis dan kuadran terakhir
lebih tipis lagi dengan menggunakan jarum ose. Kemudian di inkubasi selama 24
jam. Ternyata hasilnya belum ada yang tumbuh, mungkin karena suhunya tidak
cocok atau karena kesalahan saat penggoresan yang tidak optimal dan kurang
aseptis, sehingga kami menambah waktu inkubasinya 24 jam lagi. Sehingga hasil
yang kami dapatkan sebagai berikut :

 Cawan petri I : Di tumbuhi banyak koloni pada setiap kuadran membentuk


zig-zag yang ujung garis kuadran awal di lanjutkan pada kuadran
selanjutnya, bentuk koloni yang tumbuh yaitu circular, umbonate, entire,
irregular, convex, bewarna putih agak keruh
 Cawan petri II : tidak ada koloni yang tumbuh, karena ada kesalahan saat
melakukan penggoresan pada cawan petri
 Cawan petri III : di tumbuhi sedikit koloni bakteri karena kurang
optimalnya saat penggoresan dengan jarum ose, sehingga koloni yang
tumbuh hanya pada kuadran 1 dan 2, bentuk bakteri circular, irregular,
convex, dsb

Adapun syarat-syarat tertentu pada isolasi bakteri dan jamur diantaranya :

 Harus diambil jumlah koloni antar 30 – 300 koloni


 Koloni yang besar
 Satu deretan koloni

Isolasi bakteri maupun jamur bertujuan untuk memperoleh biakan murni yaitu
dengan teknik cawan gores dan teknik cawan tuang. Prinsipnya adalah
memperkecil jumlah mikroorganisme sehingga spesies yang diinginkan dapat di
pisahkan dari yang lainnya.
Metode cawan gores ada tiga cara :

 Goresan langsung
 Goresan kuadran
 Goresan radian

Jika bakteri di tumbuhkan pada media yang sesuai, bakteri ini akan menghasilkan
pigmen nonfluoresar bewarna kebiruan, piosianin, stapilococcus aereus pada
cawan petri. Pada penanaman inokulasi bakteri ini, di tujukan dengan adanya
penampakan bakteri diatas permukaan media, ini menunjukkan bakteri bersifat
aerob, bakteri menuju ke atas untuk mendpatkan oksigen lebih banyak , warna
agar tetap putih dan terdapa lender berbentuk zig-zag.

Pada percobaan praktikum isolasi bakteri, praktikan kurang berhati-hati saat


melakukan teknik penggoresan , sehingga menyebabkan kerusakan pada
penggoresannya sehingga sedikit menggores medium agar. Dan juga bakteri bisa
tumbuh setelah di inkubasi selama 48 jam, karena kesalahan saat penggoresan dan
juga kurang cocoknya suhu lingkungan untuk pertumbuhan bakteri.

Komposisi media bahan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi


bakteri demi mengoptimalkan pertumbuhannya, yang mana tiap-tiap komposisi
harus setimbang jumlahnya. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan
dasar makhluk hidup, yang meliputi air,karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh
(C, H, O, N)

Di dalam suatu koloni bakteri dan jamur, tidak semua sel mampu bertahan hidup
terus. Sehingga jika jumlah koloni bertambah atau justru mengalami penurunan,
hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Kondisi lingkungan yang
mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri, disamping itu
kondisi lingkungan juga dapat membuat bakteri dan mikroorganisme lain tidak
dapat bertahan hidup.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat diambil


kesimpulan sebagai berikut :
1. Cara isolasi bakteri yang dilakukan pada praktikum ini dengan metode tuang (pour
plate), metode goresan (streak plate), metode miring (slant culture), dan metode tegak
(stab culture) yang semuanya menggunakan medium NA dari acara
2. Pengertian dari Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam
dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba
adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari
campuran bermacam-macam mikroba.
3.Kesalahan teknik penggoresan dapat menyebabkan bakteri tidak dapat
hidup pada cawan petri
4.Isolasi yaitu memisahkan bakteri yang di inginkan dari gabungan bakteri
untuk mendapatkan biakan murni
5.Isolasi dapat di lakukan dengan 2 cara penggoresan dan peleburan6.
Komposisi media bahan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
bakteri demi mengoptimalkan pertumbuhannya, harus mengandung unsur C,
H, O, dan N
7. syarat-syarat tertentu pada isolasi bakteri dan jamur diantaranya : Harus
diambil jumlah koloni antar 30 – 300 koloni, Koloni yang besar, Satu deretan
koloni

5.2 Saran

Adapun saran yang diberikan adalah dalam pelaksanaan praktikum, sebaiknya


lebih memperhatikan dan lebih teliti lagi dalam setiap metode yang dilakukan, supaya
hasilnya bisa sesuai dengan yang diharapkan. Kondisi akseptis juga harus diperhatikan,
baik dari praktikan maupun alat-alat yang akan digunakan, untuk mengurangi adanya
kontaminasi dari luar (udara).
DAFTAR PUSTAKA

Alam,2013. DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI. Jakarta

Ani,2013. ANALISIS MIKROBIOLOGI PANGAN. PT.Raja Grafindo :


Jakarta

Annonim, 2010. MIKROBIOLOGI DASAR DALAM PRAKTEK.


Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Dwiyana, 2013. MIKROBIOLOGI DASAR. Erlangga : Jakarta

Elfita, 2010. MIKROBIOLOGI UMUM. UMN Press : Malang

Joodi.A, 2006. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi.Bogor: IPB Press.

Rizal, 2018. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph.

Rosalina, 2009. Mikroobiologi Dasar. Universitas Hasanuddin. Makassar

Anda mungkin juga menyukai