Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MIKROBIOLOGI INDUSTRI

“Isolasi dan Skrining Mikroba Potensial”

Kelompok 2

Oleh :

1. Bella Triana (17032051)


2. Cahaya Kamila Putri (1803)
3. Mutiara Ardiana (18032130)
4. Vionny Desviana Syamsuri (18032024)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Irdawati, S.si, M.si

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita hidayah
dan rahmat-Nya agar senantiasa dekat dengan diri-Nya dalam keadaan sehat wal’afiat. Serta
salam dan shalawat kita kirimkan kepada Muhammad SAW, dimana nabi yang membawa
ummat-Nya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dan telah menjadi
suri tauladan bagi ummat-Nya.

Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang isolasi dan screening mikroba
potensial dalam dunia industri karena sebagai seorang mahasiswa saintist maka kita perlu
mengetahui hal ini.

Penulis sangat mengharapkan agar pembaca dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan-Nya tentang mikrobiologi industri ini. Saran dan kritik yang membangun tetap
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Apabila ada kesalahan ataupun kekurangan
dari makalah ini kami mohon agar di maklumi dan di maafkan.

Penyusun

Kelompok II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Untuk mencapai efisiensi yang tinggi dalam proses fermentasi maka pemilihan dan
pemakaian mikroba merupakan tahap yang paling penting karena keberhasilan atau kegagalan
suatu proses fermentasi ditentukan oleh kualitas dan karakter mikroba yang digunakan selama
proses fermentasi. Isolasi mikroba dilakukan sebagai upaya untuk memilih mikroba yang
tepat dalam menghasilkan produk yang diinginkan. Mikroba yang dikehendaki dapat berupa
mikroba dalam bentuk tunggal (pure culture) atau campuran (mixed culture) tergantung dari
produk yang dikehendaki. Isolasi mikroba dapat dilakukan dengan 3 teknik yaitu teknik gores
(streak plate), teknik tuang (spread plate) dan teknik sebaran (spread plate). Proses
selanjutnya setelah tahap isolasi adalah tahap skrining, yang bertujuan untuk mendapatkan
mikroba dengan aktivitas yang diinginkan. Skrining dapat dilakukan dengan cara
menggunakan komponen tertentu atau bakteri indikator pada medium pertumbuhan sebagai
agen penyeleksi. Misalnya untuk skrining mikroba penghasil enzim kitinase digunakan
medium pertumbuhan yang mengandung kitin, sedangkan untuk mendapatkan mikroba
penghasil protease digunakan medium pertumbuhan yang mengandung protein. Mikroba
yang positif menghasilkan enzim akan membentuk zona bening sebagai aktivitas enzim
dalam mendegradasi komponen kitin dan protein yang terkandung dalam medium.

1.2. Rumusan masalah


1. Bagaimana proses isolasi dan skrining mikroba potensial?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan tugas ini adalah:


1. Mampu menganalisis isolasi dan skrining mikroorganisme dari alam.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teknik Isolasi mikroba


A. Pengertian Isolasi
Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan mikroorganisme dari
lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium. Proses
isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi,
dan serologi. Sedangkan pengujian sifat-sifat tersebut di alam terbuka sangat mustahil untuk
dilakukan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan
dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel
yang tetap pada tempatnya.
Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana yakni dengan menginokulasikan
sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat menyusung kehidupan
bakteria. Sejumlah kecil bakteri ini didapat dari bermacam-macam tempat tergantung dari
tujuan inokulasi. Dalam kajian mikrobiologi yang berhubungan dengan sumber bakteri adalah
mikrobia tanah, air, makanan dan udara.
Tujuan dari pemindahan biakan untuk menguasai teknik pemindahan biakan bakteri dari satu
wadah ke wadah lain secara aseptik, sehingga hanya biakan murni yang diharapkan yang
tumbuh. Hal ini sangat penting dalam tahap awal pekerjaan isolasi mikroba terutama yang
berasal dari stok kultur (bukan dari substrat). Kegagalan dalam hal pemindahan biakan dapat
menyebabkan kontaminasi dari pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan.

B. Macam Teknik Isolasi


Beberapa cara atau metode yang dikenal untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan
campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan
metode cawan tuang. Metode tersebut didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud
untuk memperoleh spesies individu, dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari
satu jenis sel yang dapat diamati.
1. Teknik Piringan Goresan (Streak plate method)Medium agar dicairkan, didinginkan
pada suhu 450C, dituang ke dalam cawan petri steril (cawan gelas dengan garis tengah
sekitar tiga inci) dan dibiarkan sampai menjadi padat. Kemudian menginokulasi
biakan dilakukan dengan jarum ose pada permukaan atas agar yang penuh dengan
biakan campuran (misalnya specimen ludah atau bahan lain). Ada beberapa metode
penggoresan yang berbeda, namun kesemua metode bertujuan untuk meletakkan
sebagian besar organisme pada beberapa goresan pertama. Apabila sebaran dilakukan
dengan menggerakkan jarum ose bergantian dari satu bagian ke bagian lain cawan
petri, bakteri yang tertinggal pada jarum ose semakin berkurang. Jika dilakukan secara
sempurna, goresan akhir akan meninggalkan bakteri individual cukup terpisah satu
sama lain, sehingga setelah mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal dari bakteri
individual akan benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian koloni tunggal dapat
ditinggalkan kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni.
Ada beberapa teknik goresan yang biasa dipakai yaitu:
- Goresan Sinambung
Prosedur kerjanya adalah inokulum loop (ose) disentuhkan pada koloni bakteri
dan gores secara kontinyu sampai setengah permukaan agar. Lalu petridish diputar
180o dan dilanjutkan goresan sampai habis. Goresan sinambung umumnya digunakan
bukan untuk mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau
medium baru.
- Goresan T
Prosedur kerjanya adalah petridish dibagi menjadi 3 bagian menggunakan
spidol dan daerah tersebut diinokulasi dengan streak zig-zag. Ose dipanaskan dan
didinginkan, lalu distreak zig-zag pada daerah berikutnya.
- Goresan Kuadran (Streak quadrant)
Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu
dibagi empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak
sel mikroorganisma. Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan
pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni
tunggal.
2. Metode Tuang (pour-plate method)
Terdiri atas penginokulasian biakan campuran kedalam tabung uji yang mengandung
agar cair yang telah didinginkan pada suhu 450 C isinya diaduk untuk memencarkan
bakteri keseluruh medium. Campuran itu kemudian ditungkan kedalam cawan petri
steril dan dibiarkan padat pertumbuhan koloni terjadi baik dalam medium tujuan pada
kedua proses ialah untuk memisahkan bakteri satu sama lain sehingga sel-sel itu akan
tumbuh menjadi koloni-koloni yang terpisah didalam medium yang padat. Kemudian
dapat diambil sel-sel dari satu koloni untuk mendapatkan biakan murni. Piringan
kedua dalam praktek sering digores kembali dengan organisme yang berasal dari
koloni yang diidolasi untuk menjamin bahwa hasil yang diperoleh adalah biakan
murni.
3. Teknik Sebar (spread plate)
Metode cawan sebar (spread plate) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri
atau mengapuskannya di atas media agar yang telah memadat. Bedanya dengan pour
plate adalah, pencampuran stok kultur bakteri dilakukan setelah media agar memadat
sedangkan pour plate kultur dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat).
Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada
bagian permukaan media agar.
4. Teknik Pengenceran (dilution method)
Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies
diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Hasil pengenceran ini kemudian
diambil kira-kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang
ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan
besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium
tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Hal
yang demikian ini dapat kita jadikan biakan murni. Jika kita belum yakin, bahwa
koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita
dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.
5. Teknik Micromanipulator
Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikro
manupulator, kemudian ditempatkan dalam mikromanupulator. Kemudian
ditempatkan dalam medium encer untuk dibiakkan.

C. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Isolasi


Menurut Jutono (1980), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengisolasi
bakteri, yaitu:
• Sifat-sifat spesies mikrobia yang akan diisolasi
• Tempat hidup atau asal mikrobia tersebut
• Medium untuk pertumbuhannya yang sesuai
• Cara menanam mikrobia tersebut
• Cara inkubasi mikrobia tersebut
• Cara menguji bahwa mikrobia yang diisolasi telah berupa biakan murni dan sesuai
dengan yang dimaksud
• Cara memelihara agar mikrobia yang telah diisolasi tetap merupakan biakan murni

2.2 Skrining Mikroba Potensial


Screening dapat di artikan sebagai penggunaan prosedurprosedur yang sangat selektif
untuk deteksi dan isolasi hanya mikroorganisme tertentu dari banyak populasi
mikroorganisme. pendekatan obyektif sampling spesifik dimana karakteristik organisme yang
diinginkan dan disadari merupakan komponen dari mikroflora alami. Contohnya untuk
mengisolasi organisme yang mampu mendegradasi atau detoksifikasi senyawa target spesifik,
mungkin disampel dari bahan yang diduga terkontaminasi. Karakter ideal strain mikroba
potensial:
- Stabilitas genetic
- Produksi untuk produk target efisien
- Kebutuhan vitamin dan faktor tumbuh tambahan dibatasi atau ditiadakan
- Penggunaan sumber C yang tersedia melimpah dan biaya rendah
- Dapat dilakukan manipulasi genetic
- Safety, nonpatogen, dan sebaiknya tidak memproduksi agen toksik kecuali jika
produk target
- Mudah dipanen
- Selnya mudah dipecah jika produk target adaah Intraseluler
- produksi produk samping terbatas untuk mengurangi problem purifikasi
Target peningkatan strain
 Tumbuh cepat
 Stabilitas genetic
 Tidak toksik terhadap manusia
 Ukuran sel besar agar mudah dipindahkan dari cairan kultur
 Kemampuan menggunakan substrat yang lebih murah
 Produksi enzim tambahan, senyawa yang menghambat mikroorganisme
kontaminan,dll.
 tahan suhu,garam, tinggi dll
 Modifikasi morfologi
 Penghilangan produksi senyawa yang mungkin terkait dengan proses downstream
 Derepresi katabolit
 Deregulasi fosfat
 Perubahan permeabilitas untuk meningkatkan kecepatan pengeluaran produk
 Resistensi metabolit
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Isolasi mikroba dilakukan sebagai upaya untuk memilih mikroba yang tepat dalam
menghasilkan produk yang diinginkan. Mikroba yang dikehendaki dapat berupa mikroba
dalam bentuk tunggal (pure culture) atau campuran (mixed culture) tergantung dari produk
yang dikehendaki. Isolasi mikroba dapat dilakukan dengan 3 teknik yaitu teknik gores (streak
plate), teknik tuang (spread plate) dan teknik sebaran (spread plate). Proses selanjutnya
setelah tahap isolasi adalah tahap skrining, yang bertujuan untuk mendapatkan mikroba
dengan aktivitas yang diinginkan. Skrining dapat dilakukan dengan cara menggunakan
komponen tertentu atau bakteri indikator pada medium pertumbuhan sebagai agen
penyeleksi.
DAFTAR PUSTAKA

Buchanan,RE. & Gibbons,NE.2003. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology.


The William & Wilkins Company Baltimore.USA.
Burrows, W., J.M. Moulder, and R.M. Lewert. 2004. Texbook of Microbiology.
W.B. Saunders Company. Philadelphia.
Colome,JS. Et al. 2001. Laboratory Exercises in Microbiology. West Publishing Company.
New York.
Hadioetomo. Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: P.T. Gramedia
Pustaka Utama.
Istianah, Nur., Wardani, A.K., Sriherfyna, f,H. 2018. Teknologi Bioproses. Malang. UB
Press.
Pelczar, Michael, J., E.C.S Chan. 1986. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Anda mungkin juga menyukai