Anda di halaman 1dari 9

Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi, xx (x), x-xx (xxxx)

Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi


Journal homepage: https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jppb

Pembelajaran Mata Kuliah Mikrobiologi Materi Teknik Isolasi


Mikroorganisme Mahasiswa Pendidikan Biologi.
Tyas Nawang Wulan1*
1
Program Studi S-1 Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Bengkulu, Indonesia

https://doi.org/10.33369/diklabio.4.1.1-9 Wulan, N. T. E-ISSN: 2598-9669


*Email: tiaswulan07@gmail.com No Hp: 0896-7435-2088

Info Artikel Abstrak


Diterima: Teknik isolasi mikroorganisme merupakan suatu metode teknik
Direvisi: pemisahan yang dilakukan untuk mempermudah pengamatan
Diterima sifat-sifat jenis mikroorganisme yang diinginkan. Isolasi ini
untuk diterbitkan: dilakukan untuk memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam
Keywords: mikroba. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui teknik
Kultur Murni, Medium, mengisolasi mikroorgaanisme dari alam hingga mendapatkan
Mikroorganisme, Teknik Isolasi. kultur murni dan mengetahui teknik memindahkan
mikrooorganisme pada suatu medium ke medium yang lain.
Proses isolasi ini menggunkan teknik gores kuadran dengan
pola goresan yang membagi daerah goresan menjadi 4 bagian.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan mikroorganisme murni.
Dari pengamatan yang dilakukan hasil yang didapatkan tidak
terdapat koloni (gagal) .

© 2023 Universitas Bengkulu. This is an open-access article under the CC-BY license
(https://creativecommons.org/licenses/by/4.0)

PENDAHULUAN
Di sekitar kita, tentu saja kita selalu berada dekat dengan mikroorganisme. Mikroorganisme
hidup secara berdampingan dan berdekatan secara bersama-sama dan memiliki berbagai jenis yang
sangat banyak. Keterkaitan antar populasi mikroorganisme satu dengan populasi lainnya tergantung
pada faktor lingkungan seperti ketersediaan nutrisi, suhu, ph, oksigen dan sebagainya atau yang
disebut dengan habitat. Namun bakteri dapat dipisahkan melalui pemisahan untuk mendapatkan
kultur murni dari bakteri yang diisolasi. Teknik isolasi ini dilakukan dalam langkah untuk
mempemudah pengamatan terhadap mikroorganisme.
Isolasi mikroorganisme atau bakteri adalah metode utama untuk memisahkan bateri dari
lingkungannya atau kelompok mikroorganisme yang berbeda untuk mendapatkan kultur murni.
Isolasi ini digunakan untuk mendapatkan kultur murni karena mikroba jarang terdapat di alam
dalam keadaan murni. Kultur murni merupakan sebuah sel bakteri yang sudah dipisahkan dengan
koloni mereka. Adanya isolasi mikroba ini yaitu untuk mempermudah dalam mengamati dan
mengidentifikasi suatu mikroorganisme. Isolasi mikroba dapat dilakukan dengan tiga teknik yaitu
teknik gores (streak plate), teknik tuang (pour plate) dan teknik sebaran (speread plate). Pada
praktikum kali ini digunakan teknik isolasi dengan metode gores. Metode gores atau streak plate
menggunakan jarum ose, dan menggoreskan ke permukaan medium agar, dengan pola tertentu pada
ujung goresan hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari jarum ose dan menempel ke medium.
Sel-sel bakteri tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang kemudian dapat dipindahkan ke
medium selanjutnya untuk mendapatkan biakan murni.
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa percobaan teknik isolasi
mikroorgaisme sangat penting dipelajari. Oleh karena itu, dilakukan pratikum ini dengan judul
Teknik isolasi mikroorganisme dengan tujuan untuk mengetahui teknik mengisolasi
mikroorgaanisme dari alam hingga mendapatkan kultur murni dan mengetahui teknik memindahkan
mikrooorganisme pada suatu medium ke medium yang lain.

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium FKIP Universitas Bengkulu dengan judul Teknik

https://doi.org/10.33369/diklabio.4.1.1-9 Wulan, N. T. E-ISSN: 2598-9669


Isolasi Mikroorganisme. Pada praktikum kali ini metode yang digunakan adalah metode gores
dengan jarum ose. Waktu pelaksanaan pada hari Kamis, tanggal 13 April 2023, pukul 13.00 WIB,
kemudian diamati kembali pada hari Jumat tanggal 14 April 2023, pukul 10.00 WIB.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah adalah alkohol 70%, cawan petri, pemanas bunsen, dan
jarum ose. Bahan yang digunakan antara lain medium NA dan kultur campuran bakteri (dari
percobaan sebelumnya) .
Cara Kerja
1. Pemurnian Mikroorganisme
1)Siapkan enam cawan petri yang berisi medium NA, 2)Siapkan cawan petri yang telah berisi
kultur campuran bakteri (dari percobaaan sebelumnya), 3)Bagi dasar petri menjadi 4 sektor,
5)Sterilisasi jarum ose dengan dipanaskan dibawah api sampai membara, 6)Pilih satu koloni
yang akan dimurnikan, 7)Secara aseptis, pindahkan satu koloni yang dipisahkan ke medium NA
baru yang telah disiapkan menggunakan jarum ose menurut pola zig-zag, 8)Inkubasi selama 72
jam, 9)Foto proses pemurnian , dan catat hasil pengamatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1
Tabel hasil perbandingan teknik isolasi mikroorganisme
Medium Sumber Foto Hasil Foto Literatur Keterangan
Bakteri
Pada foto
keseluruhan
tidak terlihat
atau tidak
terdapat koloni
NA Ruangan Ber- (gagal).
AC

Tidak terdapat
koloni (gagal)

(Sektor 1)

NA Ruangan Ber- Tidak terdapat


AC koloni (gagal)

(Sektor 2)

https://doi.org/10.33369/diklabio.4.1.1-9 Wulan, N. T. E-ISSN: 2598-9669


Tidak terdapat
koloni (gagal)

(Sektor 3)

Tidak terdapat
koloni (gagal)

(Sektor 4)

PEMBAHASAN

Pada pratikum kali ini kami melakukan pengamatan dengan judul teknik isolasi
mikroorganisme, yang mana pada praktikum ini menggunakan medium di lokasi yang berbeda dan
kelompok kami berada di ruang ber-ac. Adapun tujuan dilakukan pratikum ini yaitu untuk
mengetahui teknik mengisolasi mikroorganisme dari alam hingga mendapatkan kultur murni serta
mengetahui teknik memindahkan mikroorganisme pada suatu medium ke medium yang lain.
Pemisahan mikroorganisme dari lingkungannya ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri
yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri lainnya atau yang disebut biakan murni. Pada
habitat alamiahnya mikroba sulit ditemukan dalam bentuk koloni sendiri. Mikroba ini pasti
ditemukan dalam bentuk koloni yang hidup bersama-sama dengan koloni mikroba yang lainnya.
Hal ini sesuai dengan literatur dari Sabbathini, dkk (2017) yang menyatakan bahwa mikroba jarang
terdapat di alam dalam keadaan murni. Kebanyakan merupakan campuran bermacam-macam
spesies mikroba. Mikroorganisme pada suatu lingkungan alami merupakan populasi campuran dari
berbagai jenis, baik mikroorganisme pada tanah, air, udara, makanan, maupun yang terdapat pada
tubuh hewan maupun tumbuhan.
Isolasi mikroorganisme adalah suatu cara untuk memisahkan mikroorganisme dari
lingkungannya sehingga diperoleh biakan yang tidak tercampur dengan jenis yang lain sehingga
diperoleh kultur murni. Kultur murni adalah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari
pembelahan dari satu sel tunggal. Kultur murni sangat berguna di dalam mikrobiologi yaitu untuk
menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam
media buatan. Pada teknik isolasi ini memiliki prinsip memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya di media buatan sehingga diperoleh
kultur murni atau biakan murni. Mikroba merupakan mikroorganisme yang hidup di berbagai
tempat baik dengan kondisi lingkungan yang basah kering maupun lembap. Menurut Adam (2001)
menyatakan bahwa Mikroba dapat bertahan pada berbagai kondisi lingkungan, ekstrim panas,
ekstrim dingin, lingkungan yang berkonsentrasi garam tinggi, asam, basa, tekanan tinggi, bahkan di
daerah yang mendekati kemustahilan untuk hidup makhluk hidup lain seperti lingkungan dengan
radioaktivitas tinggi. Hal ini juga didukung oleh Waloyo (2005) yang menyatakan bahwa Mikroba

https://doi.org/10.33369/diklabio.4.1.1-9 Wulan, N. T. E-ISSN: 2598-9669


dapat dijumpai di berbagai macam habitat. Hal ini membuktikan bahwa mikroba adalah
organisme yang mampu beradaptasi dengan segala jenis lingkungan. Beberapa habitat yang
baik untuk organisme tingkat tinggi juga dapat menunjang pertumbuhan mikroba.
Pada saat pratikum isolasi ini menggunakan medium, medium yang digunakan pada teknik
isolasi ini adalah medium Na. Menurut Khaerunnisa (2019) yang menyatakan bahwa Nutrient Agar
(NA) adalah salah satu contoh media instan yang sering digunakan untuk isolasi dan pertumbuhan
bakteri. Mikroorganisme dari perlakuan yang dilakukan akan tumbuh pada medium yang ada.
Setelah menyiapkan medium, selanjutnya pada medium Na baru akan dilakukan metode gores
dengan jarum ose pada permukaan atas untuk melakukan teknik isolasi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hadioetomo (1993) yang menyatakan bahwa menginokulasi biakan dilakukan dengan
jarum ose pada permukaan atas agar yang penuh dengan biakan campuran (misalnya specimen
ludah atau bahan lain). Pada medium Na tadi dibagi menjadi 4 kuadran. Hal ini sesuai dengan
literatur Evi (2017) yang menyatakan metode gores kuadran yang memiliki perpotongan pada
kuadran 1,2,3 dan 4. Metode gores kuadran dilakukan berulang-ulang sampai diperoleh koloni
bakteri yang seragam dan terbentuk koloni yang memisah pada kuadran 4. Koloni bakteri harus
memisah pada kuadran 4 agar dapat diambil satu koloni untuk dipastikan kemurnian satu koloni
tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur Murtiyaningsih & Hazmi (2017) yang menyatakan bahwa
koloni tunggal diperoleh dengan metode gores kuadran (Streak quadrant) dengan tujuan
mendapatkan biakan murni. Cara ini dilakukan dengan membagi cawan petri menjadi 4 bagian dan
masing – masing bagian merupakan pengenceran dari streak sebelumnya.
Metode gores umumnya digunakan untuk mengisolasi koloni mikroba pada cawan agar
sehingga didapatkan koloni terpisah dan merupakan biakkan murni. Hal ini didukung oleh literatur
Plezar (2006) yang menyatakan bahwa Metode gores adalah metode isolasi dengan cara membuat
garis sebanyak mungkin pada permukaan medium menggunakan jarum ose. Jarum ose yang
digunakan harus dalam keadaan steril. Dalam memindahkan bakteri dari satu tempat ke tempat lain
harus menggunakan prosedur aseptic. Aseptik yang dimaksud berarti bebas dari septik yaitu kondisi
terkontaminasi karena terdapat mikroorganisme lain yang tidak dikehendaki. Menurut Singleton &
Sainsbury (2006) Teknik aseptic sangat penting untuk melindungi dan menghindari kontaminasi
mikroorganisme lain. Teknik aseptik harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi oleh
mikroorganisme "kompetitor" pada kultur mikroba (murni) yang digunakan dalam suatu
eksperimen serta pada media dan peralatan yang sudah steril.
Dalam metode gores menggunakan jarum ose dengan bentuk zig-zag, garis zig-zag ini
dibentuk tidak melewati garis yang terlebih dahulu di goreskan hal ini agar tidak terjadi
penumpukan (Rosmania & Yanti, 2020). Dilakukannya metode garis zig-zag ini agar hasil dari
isolasi pada mikroba kuadran ke 4 memiliki mikroba yang paling sedikit atau tipis agar dapat
dihasilkan kultur murni dari mikroba. Setelah di gores medium di tutup dengan cawan petri yang
terbalik. Menurut Badaring (2020) menyatakan bahwa Pada bakteri yang digunakan cawan petri
yang digunakaan dibalik hal ini berfungsi untuk menghindari adanya tetesan air yang mungkin
melekat pada dinding tutup cawan petri. Setelah ditutup maka cawan petri di lapisi menggunakan
plastik warp. Hal ini sesuai dengan literatur Priyanto (2021) yang menyatakan Setelah selesai cawan
dibungkus dengan plastik wrap untuk meminimalisir adanya kontaminasi dari luar. Setelah itu
medium Na yang telah diisolasi di inkubator selama 72 jam.
Setelah di inkubator selama 72 jam di lihat hasil dari isolasi yang dilakukan pada kelompok
kami terjadi kegagalan karena tidak ada koloni yang terbentuk. Pada kelompok kami terjadi

https://doi.org/10.33369/diklabio.4.1.1-9 Wulan, N. T. E-ISSN: 2598-9669


kegagalan dikarenakan teknik goresan yang dilakukan salah yaitu terlalu tebal dan rapat sehingga
mikroorganisme yang tumbuh tidak terlihat. Menurut Dwidjoseputro (1990) yang menyatakan
bahwa Kegagalan dalam hal pemindahan biakan dapat menyebabkan kontaminasi dari pertumbuhan
mikroba yang tidak diharapkan. Selain itu Adanya perbedaan pertumbuhan yang terjadi antara
bakteri satu dengan lainnya disebabkan oleh kemampuan bakteri yang berbeda-beda dalam
berkembang biak, tergantung pada media tumbuh serta nutrisi yang ada.
Faktor pertumbuhan bakteri juga bergantung pada pH dan suhu. Menurut Istia’nah et al.
(2020) Suhu optimum pertumbuhan bakteri adalah 37º C. Selain itu kemampuan dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungan serta kemampuan membelah diri dan bertahan hidup juga
berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut. Terdapat banyak faktor yang dapat
mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu teknik isolasi yang dilakukan. Menurut Jefri (2020)
menyatakan bahwa Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan isolasi mikroba
yaitu sifat setiap jenis mikroba yang akan di isolasi, tempat hidup atau asal mikroba, media
pertumbuhan yang tepat, cara menginokulasi mikroba, bagaimana cara menetaskan mikroba, cara
menguji bahwa mikroba yang terisolasi telah dalam bentuk kultur murni dan sesuai dengan apa
yang dimaksudkan, bagaimana mempertahankan bahwa mikroba yang telah diisolasi tetap murni
kultur.

KESIMPULAN
Berdasarkan Praktikum yang sudah dilakukan, Isolasi mikroba ialah memisahkan atau
memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan alamiahnya dan menumbuhkannya pada media
buatan sehingga diperoleh kultur murni. Kultur murni adalah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal
dari pembelahan dari satu sel tunggal. Prinsip dari isolasi yaitu memisahkan atau memindahkan
mikroba tertentu dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya di media buatan sehingga
diperoleh kultur murni atau biakan murni. Teknik isolasi ini menggunakan 4 kuadran dengan
metode gores. Pada praktikum ini kelompok 5 yang menggunakan medium NA dan sumber
mikroorganisme dari ruangan ber-ac hanya berhasil mengisolasi mikroorganisme pada sektor 2
sementara 3 sektor lainnya gagal karena beberapa faktor yang mempengaruhinya. Pada pratikum
yang dilakukan terdapat kesalahan yaitu tidak terdapat koloni kultur murni pada kuadran 4 yang
mana seharusnya terdapat koloni murni yang tumbuh pada kuadran 4. Terdapat banyak faktor yang
dapat dipertimbangkan dalam melakukan isolasi mikroorganisme antara lain sifat setiap jenis
mikroba yang akan di isolasi, tempat hidup atau asal mikroba, media pertumbuhan yang tepat, cara
menginokulasi mikroba, bagaimana cara menetaskan mikroba, dan cara menguji bahwa mikroba
yang terisolasi telah dalam bentuk kultur murni.
.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, MR. (2001). Microbiology of Fermented Food. NewYork: Elsivier Applied Science
Publisher, Ltd

Badaring, D. R., Muhammad F., Arsad, B. (2020). Identifikasi morfologi mikroba pada ruangan
Water Closet Jurusan Biologi Universitas Negeri Makassar. Prosiding Seminar Nasional
Biologi FMIPA UNM.

Dwidjoseputro, S. (1990). Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Evi susanti,dkk. (2017). Isolasi dan Seleksi Bakteri Proteolitik Potensial dari Tauco Surabaya.
Jurnal Kimia FMIPA UM. Universitas Negeri Malang.

https://doi.org/10.33369/diklabio.4.1.1-9 Wulan, N. T. E-ISSN: 2598-9669


Hadioetomo. Ratna Siri. (1993). Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: P.T. Gramedia
Pustaka Utama.
Istia'nah, D., Utami, U., & Barizi, A. (2020). Karakterisasi enzim amilase dari bakteri Bacillus
megaterium pada variasi suhu, pH dan konsentrasi substrat. Jurnal Riset Biologi dan
Aplikasinya, 2(1), 11-17.

Jefri, F. R.,( 2020). Microbial Isolation. Journal La Lifesci. Vol 1: 18-23.

Khaerunnisa, R., Kurniati, I., Nurhayati, D., & Dermawan, A. (2019). Pemanfaatan air rebusan
umbi kuning dan ungu sebagai media alternatif pertumbuhan Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus. Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung, 11(1), 269-276.

Murtiyaningsih, H., & Hazmi, M. (2017). Isolasi dan uji aktivitas enzim selulase pada bakteri
selulolitik asal tanah sampah. Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian (Journal of Agricultural
Science), 15(2).

Plezar. (2006). Dasar-Dasar-Mikrobiologi. Jakarta : UI Press

Rosmania, R., & Yanti, F. (2020). Perhitungan jumlah bakteri di Laboratorium Mikrobiologi
menggunakan pengembangan metode Spektrofotometri. Jurnal Penelitian Sains, 22(2), 76-
86.

Priyanto., dkk., (2021). Isolasi dan Identifikasi Bakteri Endofit Mangrove sonneratia alba Penghasil
Enzim Gelatinase Dari Pantai Sendang Biru, Malang, Jawa Timur. Indonesian jurnal of
halal. ISSN: 2623-162x

Sabbathini, Gabriela Christy dkk. (2017). Isolasi dan Identifikasi Bakteri Genus Sphingomonas dari
Daun Padi (Oryza sativa) di Area Persawahan Cibinong. Jurnal Biologi. Vol 6(1):59-64.

Singleton and Sainsbury. (2006). Dictionary of Mikrobiology and Molecular Biology. 3 rd. Edition.
England : John Wileyand Sons

Waloyo, L. (2005). Mikrobiologi Lingkungan. Malang: UMM Press.

LAMPIRAN

Disiapkan cawan petri yang telah berisi Cawan petri dibuka bungkusnya dan
kultur campuran bakteri (dari percobaaan disterilisasi terlebih dahulu

https://doi.org/10.33369/diklabio.4.1.1-9 Wulan, N. T. E-ISSN: 2598-9669


sebelumnya)

Disterilisasi jarum ose dengan dipanaskan


Dibagi dasar petri menjadi 4 sektor
dibawah api sampai membara

Secara aseptis, dipindahkan satu koloni Dibungkus kembali cawan petri dan
yang dipisahkan ke medium NA baru yang diinkubasi selama 72 jam.
telah disiapkan menggunakan jarum ose
menurut pola zig-zag

Hasil isolasi bakteri dari ruangan ber-ac

https://doi.org/10.33369/diklabio.4.1.1-9 Wulan, N. T. E-ISSN: 2598-9669


9

https://doi.org/10.33369/diklabio.4.1.1-9 Wulan, N. T. E-ISSN: 2598-9669

Anda mungkin juga menyukai