Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Perairan
yang dibina oleh Bu Nanik Retno Buwono,SPi.,MP
Oleh :
Kelas M02
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah tentang Halodule Wrigthii mata kuliah Ekologi Perairan.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu saya menerima kritik dan saran
dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah Halodule Wrigthii ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Ekosistem padang lamun merupakan salah satu jenis ekosistem
yang terdapat pada daerah intertidal baik di daerah tropis maupun pada
daerah sub tropis. Ekosistem ini banyak ditemukan pada pantai berpasir.
Kerena hidup pada daerah berpasir lamun memiliki fungsi yakni sebagai
penstabil sedimen dan mengatur kualitas air pada daerah tersebut. Secara
umum distribusi lamun saat ini dicirikan oleh genus yang hanya dapat
tumbuh pada daerah tropik atau hanya pada daerah sub tropik. Diseluruh
dunia ditemukan 12 genus dari lamun. Ada 7 genus lamun yang hanya
ditemukan pada daerah tropis yaitu: Halodule, Cymodocea, Syringodium,
Thalassodendron, Enhalus, Thalassia, Halophila. Pada daerah sub tropic
yang hanya ditemukan 5 genus yaitu: Zostera, Phyllospadix, Heteroztera,
Posidonia, Amphibolis. Batasan untuk tiap genus tersebut belum terlalu
jelas (Larkum, et al. 2006).
Distribusi lamun banyak terdapat pada daerah tropis yakni pada
Indo pasifik, Karibia, dan Pasifik. Pada ketiga daerah sebaran lamun
tersebut memiliki karakteristik masing-masing yang membedakannya. Pada
daerah pasifik dan daerah karibia terdapat beberapa spesies yang memiliki
kemiripan yaitu : Thalassia testudinium, Thalassia hemprichii, Syringodium
filiforme, Syringodium isoetifolium, Halodule wrightii, dan Halodule
uninervis (Dawes , 1995).
Distribusi lamun pada daerah lintang tinggi dapat dilihat dari
distribusinya pada daerah benua Australia. Pada benua tersebut terdapat
berbagai jenis lamun yang tumbuh. Faktor penentu pertumbuhan lamun
yakni suhu dan cahaya yang cukup. Pada daerah mediterania terdapat jenis
lamun yang tumbuh yakni Cymodocea nodusa. Lamun jenis ini banyak
ditemukan pada berbagai tempat yakni pada pesisir, pada daerah lagoon,
dan pada daerah estuaria. Sebaran yang luas dikarenakan lamun jenis ini
lebih adaptif terhadap lingkungan yang ekstrim. Mengenai beberapa lamun
yang ada disini penulis akan menjelaskan tentang Halodule wrightii.
4
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat ditarik beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1 Apakah yang dimaksud dengan lamun ?
2 Bagaimanakah klasifikasi halodule wrightii ?
3 Bagaimanakah morfologi halodule wrightii ?
4 Berada dimakah sebaran dari halodule wrightii ?
I.3 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah tentamg halodule wrightii ini antara
lain:
1 Untuk mengetahui pengertian lamun.
2 Untuk mengetahui klasifikasi halodule wrightii.
3 Untuk mengetahui morfologi halodule wrightii.
4 Untuk mengetahui sebaran dari halodule wrightii.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Famili : Cymdoceaceae
Genus : Cymodocea
Spesies : Cymodocea rotundata
Cymodocea serrulata
Genus : Halodule
Spesies : Halodule pinifolia
Halodule uninervis
Genus :Syringodium
Spesies : Syringodium isoetifolium
Genus : Thalassodendron
Spesies : Thalassodendron ciliatum
Bentuk vegetatif lamun memperlihatkan karakter tingkat
keseragaman yang tinggi, hampir semua genera memiliki rhizoma yang sudah
berkembang dengan baik dan bentuk daun yang memanjang (linear) atau
berbentuk sangat panjang seperti ikat pinggang (belt), kecuali jenis Halophila
memiliki bentuk lonjong. Lamun terdiri dari organ dan jaringan yang sama
dengan tumbuhan berbunga pada umumnya seperti yang dijumpai di daratan.
Tumbuhan berbunga yang telah dewasa, memiliki morfologi tersendiri untuk
bagian atas tanah (aboveground) dan bagian di bawah tanah (belowground).
Pada bagian bawah tanah, umumnya tersusun atas akar untuk penjangkaran
dan rhizoma sebagai penguat / penyangga. Pada bagian di atas tanah
merupakan tunas yang berkembang menjadi beberapa daun. Selembar daun
biasanya memiliki pelepah / seludang daun yang berfungsi untuk melindungi
apikal meristem dan perkembangan daun.
7
Kingdom : Plantae
Phylum/Division : Tracheophyta
Pembagian: Anthophyta
Kelas: Monocotyledoneae/ Angiosperm
Order: Alismatales / Helobiae
Keluarga: Cymodoceaceae
Genus: Halodule
Spesies: Halodule wrightii
2.3 Morfologi Halodule Wrigthii
Halodule Wrigthii merupakan kelas dari Angiospermae. Lamun
jenis ini memiliki ciri-ciri batang dan daunnya terlihat jelas, pada akarnya tidak
bercabang. Mampu tumbuh dengan batas kedalaman bawah : 18m. 2- 5 akar
dan tunas berdaun muncul dari setiap simpul. Memiliki daun bilah panjang 3,5-
32 cm dan lebar 0,3-2,2 mm. Pada ujung daun dipotong dan diendapkan di
ujung ujung daun matang. Daunnya bergerombol dari simpul yang berbeda
pada rimpang. Ujung daunnya rata dan tepi daunnya halus. Lamun ini tumbuh
di substrat pasir yang lunak.
8
terhadap berbagai kondisi lingkungan, bagaimanapun, dipengaruhi secara lokal
oleh pembangunan pesisir dan kegiatan antropogenik merusak. Spesies ini
terdaftar sebagai Least Concern.
Halodule Wrigthii tumbuh di zona subtotal intertidal dan subtidal
bawah pada substrat berpasir dan berlumpur di lokasi terlindung dan terpapar.
Tumbuh di terumbu karang dan di anak sungai di rawa bakau. Ditemukan di
perairan hingga kedalaman 8- 12 m. Halodule ditemukan di Karibia.
Halodule Wrightii memiliki distribusi global dan didominasi tropis
terpisah. Bagian utama dari jangkauan adalah di Atlantik: bagian barat tropis
Atlantik dari utara Florida (USA) ke Venezuela termasuk Teluk Meksiko dan
Laut Karibia; juga di Bermuda dan North Carolina (USA). Di Atlantik selatan,
itu hadir di pantai Brasil. Di Atlantik timur, terjadi dari Maroko selatan di
pantai Afrika dan Kepulauan Canary, untuk bagian utara Angola.
Halodule wrightii ditemukan di Pasifik tropis bagian timur dari Teluk
California ke Teluk Panama. Di Samudera Hindia itu ditemukan dari sejauh
utara Teluk Benggala ke sepanjang Pantai Coromandel serta Oman. Juga dari
Somalia selatan ke bagian utara dari Afrika Selatan termasuk Selat Mozambik,
Mauritius dan Madagaskar.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terdapat beberapa kesimpulan yang dapat di ambil dari penjelasan di atas
antara alin :
4.2 Saran
Saya berharap para pembaca berkenan untuk memberikan kritik dan saran
yang membangun, demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini bisa berguna bagi saya dan juga para
pembaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
Bengen,D.G. 2002. Sinopsis ekosistem dan sumberdaya alam pesisir. Pusat Kajian
Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Instititut Pertanian Bogor.
Dawes CJ, Hanisak D, Kenworthy JW. 1995. Seagrass biodiversity in the Indian
River Lagoon. Bull Mar Sci 57: 59-66.
Larkum, A.W.D, E.A. Drew, and P.J. Ralph, 2006. Photosynthesis and
Metabolism in Seagrasses at the Cellular Level. Di dalam: Anthonyw.D.
Larkum, A.D., R.J. Orth, and C.M. Duarte editor. Seagrasses: Biology,
Ecologyand Conservation. Published by Springer, The Netherlands.
McKenzie, L., 2009. Seagrass Watch. Guidelines for the rapid assessment of
seagrass habitats in the western Pacific. Department of Primary Industries
Queensland, Northern Fisheries Centre, CRC Reef, Townsville.
11