Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tumbuh-tumbuhan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup
lain seperti manuasia dan hewan. Peran penting tumbuhan dalam menyokong kehidupan
makhluk hidup lain dikarenakan kemampuannya dalam memproduksi bahan makanan dan
oksigen melalui proses fotosintesis. Selain itu, tumbuh-tumbuhan juga memiliki
keanekaragaman jenis yang luar biasa di dunia ini. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT,
dalam Q.S. Thaahaa Ayat 53, sebagai berikut: “Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai
hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari
langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-
tumbuhan yang bermacam-macam. “Ayat tersebut menjelaskan bahwa dengan air hujan
yang diturunkan dari langit, Allah SWT menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang
beranekaragam. Salah satu jenis tumbuhan yang beranekaragam tersebut, diantaranya adalah
tumbuhan dari kelompok Gymnospermae atau tumbuhan berbiji terbuka.
Menurut Sudarsono (2005), ciri utama dari tumbuhan ini adalah bijinya tidak diselubungi
oleh daun buah (karpela) sehingga dikatakan sebagai berbiji telanjang. Lebih lanjut,
Tjitrosoepomo (2010) menyatakan bahwasanya tumbuhan yang termasuk golongan ini
melulu terdiri atas tumbuh-tubuhan yang berkayu dengan bermacam-macam habitus. Bagian
kayunya berasal dari berkas pengangkutan kolateral terbuka yang pada penampang
melintang batang tersusun dalam suatu lingkaran, dan karenanya adanya kambium
memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder. Dalam bagian xilem tidak terdapat
pembuluh-pembuluh kayu, melainkan hanya trakeida saja dan di dalam bagian floem
berlainan juga dangan tumbuahn biji tertutup (Angiospermae) tidak terdapat selsel
pengiring. Gymnospermae, seperti telah diketahui terdiri dari empat divisi. Divisi-divisi
tersebut antara lain Cyacadophyta, Ginkgophyta, Coniferophyta, dan Gnetophyta. Masing-
masing divisi tersebut memiliki ciri yang khas yang membedakan antara divisi yang satu
dengan divisi lainnya, terutama dalam hal perkembangbiakannya. Oleh karena itu, dalam
rangka mempelajari hal tersebut dan memahami masing-masing ciri yang membedakan
setiap divisi pengamatan dan pencandraan secara langsung pada beberapa spesies dari divisi-
divisi tersebut dilakukan. Beberapa spesies yang akan dibahas dalam Laporan Praktiku yang
berjudul “Gymnospermae”

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang ada dalam praktikum Gymnospermae adalah:
1. Bagaimana mencandra ciri-ciri morfologi dari jenis-jenis tumbuhan terbuka yang
diamati?
2. Bagaimana menentukan kesamaan ciri morfologi dari jenis-jenis tumbuhan terbuka yang
dibandingkan?
3. Bagaimana menentukan ciri umum dari tumbuhan biji tebuka berdasarkan jenis-jenis
yang diamati?
4. Bagaimana menentukan ciri khas dari jenis-jenis yang diamati?
5. Bagaimana menyusun klasifikasi?
6. Bagaimana menyusun kunci identifikasi tumbuhan biji terbuka dari jenis-jenis yang
diamati?

1.3 Tujuan
1. Mencandra ciri-ciri morfologi dari jenis-jenis tumbuhan terbuka yang diamati.
2. Menentukan kesamaan ciri morfologi dari jenis-jenis tumbuhan terbuka yang
dibandingkan.
3. Menentukan ciri umum dari tumbuhan biji tebuka berdasarkan jenis-jenis yang diamati.
4. Menentukan ciri khas dari jenis-jenis yang diamati.
5. Menyusun klasifikasi.
6. Menyusun kunci identifikasi tumbuhan biji terbuka dari jenis-jenis yang diamati.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Gnetum gnemon

Gambar pengamatan

2.1.1 Deskripsi

Melinjo (Gnetum gnemon) termasuk ke dalam famili gnetaceae asli Indonesia (Konno,
2013). Berdasarkan pada hasil pengamatan dalam tabel deskripsi 2.1.3. tumbuhan ini memiliki
perawakan berupa pohon dan berakar tunggang. Batang bekayu, terdapat di atas tanah dengan
arah pertumbuhan ke atas. Batang pada tumbuhan ini berbentuk bulat dengan percabangan
monopodial. Permukaan batang rata dan berwarna hijau kecoklatan. Menurut Tjitrosoepomo
(2010), banyak bercabang-cabang (tetapi cabang-cabang itu seringkali tidak bersambungan
dengan bagian katu batang, hingga mudah lepas). Lebih lanjut, Tijitrosoepomo (2010) juga
menytakan bahwasanya batang mempunyai kambium , fleoterma, dan buluh-buluh kayu, tanpa
sluran resin.

Daun pada tumbuhan ini memiliki letak yang tersebar dan saling berhadapan. Daun
Gnetum gnemon sebagaimana dapat di amati pada gambar tidak memiliki stipula dan merupakan
daun tunggal yang tidak lengkap. Helaian daun berbentuk jorong dengan tepi rat, pangkal
runcing, ujnug runcing, dan permukaan daun yang licin. Pertulangan pada daun tumbuhan
melinjo ini berbentuk menyirip dengan peruratan yang menyerupai jala dan menyirip. Tekstur
daun seperti kerta dan berwarna hijau. Menurut Farrera (2013), Pohon tumbuhan ini berukuran
kecil hingga sedang, tinggi 15-20 m, dengan daun yang selalu hijau. Gambar Daun Gnetum
gnemon Strobilus pada tumbuhan Gnetum gnemon terletak secara aksilaris atau terminalis.
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan berumah dua karena dalam satu individu hanya
terdapat satu strobilus, yaitu jantan saja atau betina saja. Strobilus jantan berbentuk bulatan kecil
melingkari sumbu utama strobilus. Strobilus betina berbentuk lonjong membulat dan beruuran
lebih besar. Brakte pada tumbuhan ini berupa daun sisik yang bergabung. Sporofil terletak secara
terisah dengan jumlah yang banyak. Sporofil tersusun melingkar. Sporofil jantan berbentuk
menyerupai corong kecil ,Sedangkan sporofil betina berbentuk lonjong dan berukuran kecil.
Sporofil Betina Sporofil Jantan Mikrosporangium terletak berkarang dalam jumlah yang banyak.
Tipe bakal biji pada tumbuhan Gnetum gnemon berdasarkan pada hasil pencandraan yang telah
dilakukan dalam praktikum adalah tipe Gymnospermae. Lapisan integumen pada tumbuhan ini
berjumlah dua lapis dengan tidak terdapatnya arkegonium. Biji pada tumbuhan Gnetum gnemon
berbentuk elipsoi.. Embrio pada setiap biji merupakan hipokotil. Jumlah kotil tiap embrio
sebanyak dua buah. Menurut Tjitrosoepomo (2010), biji diselubungi suatu mantel yang terdiri
atas integumen luar yang menjadi keras dan tenda bunga yang berdaging dan akhirnya berwarna
merah jika buah telah masak. (Lindstrom, 2009)

2.1.2. Habitat Gnetum gnemon merupakan tumbuhan yang asli berasal dari Indonesia. Hal ini
mengacu pada pernyataan Konno (2013), yang meyatakan bahwasanya melinjo (Gnetum
gnemon L.) termasuk ke dalam famili gnetaceae, asli dari Indonesia. Lebih lanjut, Campbell
(2012) menyatakan bahwasanya genus ini sebagian besar berasal dari Afrika dan Asia.

2.2.3 Tabel
A. Alat Vegetatif B. Alat Generatif
1. Perawakan: Pohon 1. Strobilus
2. Akar : Tunggang  Letak: di ketiak daun
3. Batang  Macam: diceus
 Terna/berkayu: berkayu  Bentuk dan ukuran: bulir dengan
 Di atas/di bawah tanah : di atas peradangan dichasium
 Arah tumbuh: ke atas 2. Brakte : ada
 Bentuk batang: silindris
 Percabangan:simpodial 3. Spororofil
 Permukaan: kasar  Letak: terpisah
 Warna: coklat  Jumlah: banyak
 Ciri lain: -  Susunan: melingkar
 Cabang: punya cabang  Bentuk dan ukuran: lebih kecil
 Ranting: ada ranting 4. Mikrosporangium
4. Daun  Letak: melingkar berkarang
 Letak: di ranting  Jumlah: 2
 Filotaksis: folio oposita  Serbuksari : banyak
 Stipula: tidak punya 5. Bakal Biji
 Tunggal/majemuk: tunggal  letak:
 Kelengkapan: tidak lengkap  jumlah:
 Bentuk helai: joronng  tipe bakal biji:
 Tepi: rata  jumlah lapisan integumen:
 Pangkal: meruncing  arkegonium:
 Ujung: meruncing 6. Biji
 Permukaan: licin  bentuk dan ukuran: bulat telur
 Pertulangan:menyirip  embrio tiap biji:
 Peruratan: papilaceus  jumlah kotil tiap embrio:
 Tekstur: seperti kertas
 Ciri khusus : -

2.1.4 Klasifikasi Klasifikasi


Klasifikasi dari Gnetum gnemon menurut Cronquist (1981) yaitu:
Kingdom: Plantae
Sub kingdom: Viridiplantae
Divisi: Tracheophyta
Kelas: Gnetopsida
Ordo: Ephedrales
Famili: Gnetaceae
Genus: Gnetum L.
Spesies: Gnetum gnemon L.
2.2 Zamia sp.
Gambar pengamatan

2.2.1 Deskripsi
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa Zamia sp. Termasuk dalam
kategori gymnospermae atau tumbuhan biji terbuka. Dikatakan biji terbuka karena bakal biji
tidak dilindungi oleh bakal buah. Sesuai dengan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa
pada Zamia sp terdapat bagian-bagian yaitu: 1) daun, 2) strobilus jantan yang menggumpal
dan 3) batang.
Berdasarkan alat vegetatifnya, perawakan Zamia sp. Termasuk semak dengan batang
kayu, arah tumbuh ke atas, bentuk batang roset dengan tidak memiliki percabangan dan
permukaan yang kasar dan warna yang coklat. Pada daun, letaknya terkumpul di ujung
batang dan temasuk daun majemuk. (Suci, 2015)Daun ini termasuk tidak lengkap denga
pangkal runcing, ujung membulat, permukaan yang kasar, pertulangan sejajar dengan tekstur
perkamen. Dilihat dari alat generatifnya, dapat diketahui bahwa Zamia sp memiliki strobilus
yang terletak di atas batang (terminal) dengan macamnya dioceus. Adapun bentuk dan
ukurannya yaiu roset. Zamia sp. tidak memiliki brakte dan letak sporofilnya terpisah dengan
jumlah banyak dan susunannya yang roset serta bentuk dan ukuran yang roset pada terminal.(
david, 2015)
Hal ini ditunjang dengan literature menurut Septiadi (2008) bahwa Selebaran ini
bertolak belakang satu sama lain, satu dan satu setengah kaki 45 cm panjang, dipegang oleh
basis yang secara bertahap menyempit, elips / lanset atau sering hanya lanset satu setengah
kaki 15 cm lebar di tengah, menipis ke arah kedua ujungnya dan menjadi sangat kurus dan
menunjuk ke ujung atas; untuk sebagian besar keseluruhan, menuju titik tajam bergerigi dan
jelas pada permukaan daun.
2.2.2 Habitat
Pada umumnya tumbuhan ini hidup di daerah yang tidak terlalu lembab dan
terkena sinar matahari yang cukup.
2.2.3 Tabel deskripsi
B. Alat Vegetatif B. Alat Generatif
5. Perawakan: semak 2. Strobilus
6. Akar : tunggag  Letak: terminal
7. Batang  Macam: dioceus
 Terna/berkayu: berkayu  Bentuk dan ukuran: bentuk roset
 Di atas/di bawah tanah : di atas 2. Brakte -
 Arah tumbuh: ke atas 3. Spororofil
 Bentuk batang:silindris  Letak: terpisah
 Percabangan: -  Jumlah:banyak
 Permukaan: kasar  Susunan: roset
 Warna: coklat  Bentuk dan ukuran: roset di terminal
 Ciri lain:- 4. Mikrosporangium
 Cabang:-  Letak:
 Ranting:-  Jumlah:
8. Daun  Serbuksari
 Letak: di atas batang 5. Bakal Biji
 Filotaksis: spiroti  letak:
 Stipula:  jumlah:
 Tunggal/majemuk: majemu k  tipe bakal biji:
 Kelengkapan: tidak lengkap  jumlah lapisan integumen:
 Bentuk helai: jorong  arkegonium:
 Tepi: bergerigi 6. Biji
 Pangkal: runcing  bentuk dan ukuran:
 Ujung: membulat  embrio tiap biji:
 Permukaan: kasar  jumlah kotil tiap embrio:
 Pertulangan: sejajar
 Peruratan:
 Tekstur: pekamen
 Ciri khusus

2.2.4 Klasifikasi
Klasifikasi dari Zamia sp. menurut Cronquist (1981) yaitu:
Kingdom: Plantae
Divisi: Cycadophyta
Kelas: Cycadopsida
Ordo: Cycadales
Famili: Zamiaceae
Genus: Zamia
Spesies: Zamia sp.
2.3 Araucaria sp.
Gambar pengamatan

2.3.1 Deskripsi
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa Araucaria sp. Termasuk
dalam kategori gymnospermae atau tumbuhan biji terbuka. Dikatakan biji terbuka karena
bakal biji tidak dilindungi oleh bakal buah. Pada saat pengamatan dilakukan, dapat
diketahui bahwa terdapat bagian daun dan batang. Berdasarkan hasil pencandraan, dilihat
dari alat vegetatifnya, Araucaria sp. memiliki perawakan pohon dengan akarnya yang
tunggang, batang berkayu diatas tanah dengan arah tumbuh ke atas dengan bentuk batang
silindris, percabangan monopodial, permukaan kasar dengan warna coklat kehitaman.
Araucaria sp. memiliki ciri lain yaitu memiliki resin.( Sunarti, 2015)
Pada daun Araucaria sp. terletak pada tangkai daun dengan filotksis folia sparsa
(menyebar). Termasuk daun majemuk dan tidak lengkap dengan bentuk helai
jarum/lanceolate dengan tepi rata(intger) dengan pangkal dan ujung runcing dan
permukaan yang licin serta tidak memiliki pertulangan daun.Dilihat dari alat
generatifnya, Araucaria sp memiliki dua strobilus, yaitu strobilus jantan dan strobilus
betina. Letak strobilus jantan berada pada ujung sedangkan betina berada di atas dengan
macam diodeus dan bentuk serta ukuran yang bulat.( Hayati, 2013)
Berdasarkan literature menurut Patil (2013) bahwa Araucaria adalah genus pohon
konifer yang selalu hijau di keluarga Araucariaceae. Ini adalah salah satu spesies
Araucariaceae. Pohon hijau besar ini memiliki satu batang tegak lurus, kebiasaan
bercabang berjenjang, dan bentuk piramidal atau kolumnar yang sempit. Akhirnya
mencapai ketinggian sekitar 80 kaki, pohon itu memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat.
Daun berwarna hijau tua, 1/2-inci panjang, pada pohon muda berbentuk lanset
dan terlihat agak seperti cemara atau cemara jarum pada pandangan pertama. Daun yang
matang agak berkerut di cabang-cabang yang bengkok. Kedua jenis daun muncul di
pohon pada saat yang bersamaan. Batangnya sering melengkung dan bengkak di pangkal
dan hitam. Kerucut besar, berduri, 10 hingga 15 pon langka dalam budidaya. Yang paling
banyak dibudidayakan dari araucarias ( Dennis,1995)
2.3.2 Habitat
Pada umumnya tumbuhan ini hidup di sekitar Gedung B Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. jenis ini tersebar secara alami pada dataran
tinggi di Quinsland-Australia Selatan, Papua Nugini, dan papua Indonesia. Lebih lanjut,
Istamar (2004), menyatakan bahwasanya anyak populasi Araucaria jika tidak semua
merupakan relik (sisa-sisa penyebaran masa lalu), dengan distribusi yang terbatas.
Mereka ditemukan di hutan dan dataran semak, tempat terbuka. Pohon-pohon mirip tiang
ini merupakan fosil hidup, berasal dari masa Mesozoik. Catatan fosil menunjukkan
bahwa genus ini dahulu juga ada di belahan Bumi utara hingga akhir periode Kapur.
(Septiadi,2015)
2.3.3 Tabel

C. Alat Vegetatif B. Alat Generatif


9. Perawakan: 3. Strobilus
10. Akar : tunggang  Letak: jantan pada ujung daun, betina
11. Batang pada ibu tangkai daun/bagian atas
 Terna/berkayu: berkayu  Macam: dioceus
 Di atas/di bawah tanah : di atas  Bentuk dan ukuran: jantan lonjong, betina
 Arah tumbuh: ke atas bulat
 Bentuk batang: slindrer 2. Brakte
 Percabangan: monopodial
 Permukaan: kasar 3. Spororofil
 Warna: coklat  Letak:
 Ciri lain: punya resim  Jumlah:
 Cabang: -  Susunan:
 Ranting: -  Bentuk dan ukuran:
12. Daun 4. Mikrosporangium
 Letak: di tangkai daun  Letak:
 Filotaksis: sparsa  Jumlah:
 Stipula: -  Serbuksari
 Tunggal/majemuk: majemuk 5. Bakal Biji
 Kelengkapan: tidak lengkap  letak:
 Bentuk helai:jarum  jumlah:
 Tepi: rata  tipe bakal biji:
2.3.4 Klasifikasi
Klasifikasi Araucaria sp. menurut Cronquist (1981) yaitu:
Kingdom: Plantae
Divisi: Pinophyta
Kelas: Pinopsida
Ordo: Pinales
Famili: Araucariaceae
Genus: Araucaria
Spesies: Araucaria sp.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdsarkan hasil dari praktikum ini dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
1. Tumbuhan Gnetum gnemon merupakan tumbuhan berkayu dengan perawakan berupa
pohon. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan berumah dua atau dioseus. Strobilus
jantan pada tumbuhan ini berbentuk bulatan kecil yang melingkari sumbu utama
strobilus. Sedangkan strobilus betina berbentuk membulat, lonjong, dan sedikit lebih
besar.
2. Tumbuhan Araucaria sp merupakan tumbuhan berkayu dengan perawakan berupa
pohon. Daun berbentuk seperti duri dengan tekstur berdaging, strobilus jantan
berbentuk lonjong sedangkan strobilus betina berbentuk bulat
3. Tumbuhan zamia sp. Memiliki perawakan pohon ,berakar tunggang , permukaan
kasar, percabangan simpodial dan zamia memiiki sporofil terpisah dengan jumlah
yang banyak menyusun secara melingkar.
3.2 Saran
Praktikum yang berjudul “Gymnospermae” ini sebaiknya dilakukan dengan
membentuk kelompok kecil yang masing-masing terdiri dari 2-3 orang. Hal ini dimaksudkan
agar praktikum dapat berjalan lebih efektif. Selain itu, diharapkan untuk praktikum
selanjutnya menggunakan sampel yang langsung berada pada habitat tumbuhnya.
DAFTAR ISI
Cambell, Neil A., Jane B. Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A. Wasserman, Peter
V.Minorsky, dan Robert B. Jackson, 2012. Biologi. Jilid 2. Edisi Kedelapan. Jakarta :
Erlangga
David G. 2015. First Record of the Gnetales in Australia : Gnetum gnemin.L on Badu and Mua
Island, Torrest. Journal Tropical Herbarium. Vol.9. No.3

Dennis,WM. 1995. A New Species of Zamiaceae From Belize and The Yucatan Penisula of
Mexico. Journal Bioogical General. Vol. 8. No. 3

Farerra, Miguela. 2016. Anatomy and Morphology Suggest a Hybrid Origin Of Zamia
Katrzerina (Zamiaceae). Journal Pytotaxa. Vol. 5. No.2

Hayati Nur. 2013. Karakterisasi Morfologi dan Anatomi Jamur Ektomikrorhiza Pada Tanaman
Melinjo Di Kabupaten Pacitan. Jurnal bioma. Vol.2.No.4

Konno, Hiroyuki, Yoshiaki Kanai, Mikiyuki Kutagiri, Tami Watanabe, Akemi Mori, Tomoki
Ikuta, Hiroko Tani, Shinobu Fukushima, Temiki Tatefuji, dan Takuji Shirasawa. 2013,
Melinjo (Gnetum gnemon L.) Seed Extract Decreases Serum Uric Acid Levels in
Nonobese Japanese Males:A Randomized Controlled Study. Hindawi. Vol. 2013.

Patil ,AR. 2005. Araucaria Heteophiyla : The Review. Journal of Pharmacy. Vol 3.No. 1
Suci Panji, Ratih. 2015. Pengaruh Proses Pengolahan Biji Mlinjo Terhadap Kadar Total
Likopen Dan Karoten Dengan Metode Sptofotometri. Jurnal Wiyata. Vo.2.No. 2

Setiadi, Dedi dan M. Anis Fauzi. 2015. Parameter Genetik pada Kombinasi Uji Prevenan dan
Uji Keturunan Araucaria cunninghamii Asal Manokwari (Papua) di Bondowoso Jawa
Timur. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea. Vol. 4. No. 2.
Sudarsono. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang : UM Press.
Tjitrosoepomo Gembong. 2011. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta :
Gadjah Mada University.

Anda mungkin juga menyukai