OLEH
KELOMPOK 4
KAROLINA NGADHA
JAR E. HAWU
JUNIRIUS HALLA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang cukup banyak, baik flora maupun
fauna. Beragamnya mahkluk hidup yang ada di bumi ini yang ditunjukkan dengan adanya
variasi bentuk, penampilan serta ciri-ciri yang lainnya, maka mendorong diperlukannya
suatu cara untuk mengelompokkan mahkluk hidup agar mudah dipelajari dan dipahami.
Proses pengelompokan tumbuhan dalam tingkat-tingkat kesatuan kelasnya yang sesuai dan
secara ideal dinamakan klasifikasi. Berdasarkan alat perkembangbiakannya, kingdom
plantae digolongkan menjadi dua yaitu :
Kormophyta berbiji (Spermatophyta)
Kormophyta berspora (Cryptogamae)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud tumbuhan Thallophyta?
2. Apa saja yang termasuk di dalamnya?
3. Bagaimana ciri morfologi tumbuhan Thallophyta?
BAB II
PEMBAHASAN
Divisi Thallophyta
Secara umum divisi Thallophyta dimasukkan ke dalam kingdom protista. Nama
protista secara harafiah berarti “yang paling pertama” meskipun secara evolusi
kekerabatannya sama sekali tidak jelas. Makhluk hidup yang dimasukkan ke dalam kingdom
protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel (uniseluler) atau banyak sel
(multiseluler), tetapi sel-sel tersebut sederhana dan tidak membentuk jaringan. Selnya
bersifat eukariotik artinya inti sel memiliki membran inti dan system endomembran.
Sesuai dengan namanya, semua organisme yang masuk ke dalam divisi Thallophyta
memiliki ciri utama, tubuh berbentuk talus. Yang disebut talus ialah tubuh tumbuhan yang
belum dapat dibedakan dalam 3 bagian utama yaitu akar, batang dan daun.
Perkambangbiakan terjadi secara vegetatif maupun generatif. Pembentukan spora dalam
organ-organ dinamakan sporangium. Sedangkan perkembangbiakan seksual terjadi melalui
peleburan gamet-gamet yang terbentuk dalam organ-organ yang disebut gametangium.
Berdasarkan ciri-ciri utama yang menyangkut cara hidupnya itu, divisi Thallophyta
dibedakan dalam 3 anak divisi yaitu :
1. Ganggang (Algae)
2. Jamur (Fungi)
Diatomeae atau Bacillariophyta adalah jasad renik bersel satuyang masih dekat
dengan Flagellatae. Bentuk sel bermacam-macam, semuanya dapat dikembalikan ke dua
bentuk dasar yaitu bentuk yang bilateral dan yang sentrik. Dinding sel mempunyai susunan
yang khusus. Dinding sel terdiri ataspektin dengan suatu panser yang terdiri atas kersik di
sebelah luarnya. Panser kersik itu tidak menutup seluruh sel (sebab dengan demikian
pembelahan sel akan terganggu), melainkan terdiri atas dua bagian yang merupakan wadah
dan tubuhnya. Oleh sebab itu sel dari bawah dan atas kelihatan berbeda-beda. Batas
pertemuan tutup dan wadahyang terletak di samping dinamakan ikat pinggang. Permukaan
kedua penser itu mempunyai susunan yang rumit, yang mempunyai liang-liang yang halus
sebagai jalan untuk keluarnya lendir. Pada pembusukan atau pemijaran, rangka kersik tetap,
tetapi dengan pembubukan asam fluorida semua dindingnya akan terlarut.
Sel Diatomeae mempunyai inti dari kromatofora berwarna kuning-coklat yang
mengandung klorofil-a, karotin, santofil dan karotinoid lainnya yang sangat mempunyai
fikosantin. Beberapa jenis Diatomeae tidak mempunyai zat warna, dan hidup sebagai
saprofit.
Dalam sel Diatomeae terdapat pirenoid, tetapi tidak di kelilingi oleh tepung. Hasil-
hasil asimilasi ditimbun di luar kromatofira, berupa tetes-tetes minyak dalam plasma (sering
dalam vakuola), dan disamping minyak kadang-kadang juga leukosin.
Pada Diatomeae perkrmbangan terjadi dengan:
Membelah, mula-mula protoplas membesar, tutup dan wadahnya lepas pada
ikat pinggangnya. Sel lalu membelah. Masing-masing bagian pada dua sel-sel
anakan itu lalu membuat wadahnya, sehingga dari tiap pembelahan terjadi
dua individu, yang satu sama denga sel induk, yang ke dua lebih kecil. Yang
kecil itupun dapat membelah, sehingga nanti tercapai suatu minimum, sel lalu
mati.
Pembentukan auksospora. Sebelum suatu sel mencapai minimum, panser
dilepaskan, protoplas tumbuh menjadi sebesar sel normal, baru kemudian
membuat panser lagi.
Seksual melelui oogami, sel-sel dengan reduksi membuat gamet yang haploid
(sel telur dan spermatozoid). Jadi sel-sel Diatomeae adalah diploid.
Diatomeae hidup dalam air tawar maupun dalam air laut, tetapi juga di atas tanah-
tanah yang basah, terpisah-pisah atau membentuk koloni. Contoh-contoh kelas Diatomeae
adalah Navicula dan Pinnularia.
Diatomeae dibagi dalam dua bangsa, yaitu Centrales dan Panalles.
1. Bangsa Centrales
Hidup dalam laut, merupakan salah satu penusun plamkton. Panser
bulat dengan tonjolan yang radial atau konsentris. Untuk memudahkan
melayang di dalam air, terdapat alat-alat melayang yang berupa duri-duri atau
sayap, atau dengan perentaraan lendir untuk perkembang-biakan seksual,
suatu sel vegetativef mengadakan pembelahan reduksi sehingga terbentuk 4
inti yang haploid. Tiga di antaranya binasa, sehingga tinggal satu inti saja
yang lalu merupakan inti telur dan sel seluruhnya sekarang merupakan satu
oogonium. Pada sel lainnya, ke 4 inti yang spermatozoid, jadi dalam satu sel
vegetatif terbentuk 4 enteredium. Setelah tutup sel membuka, spermatozoid
dapat bergerak bebas menuju ke suatu oogonium. Setelah terjadi pembuahan,
zigot lalu membentuk kulit dati pectin (perizonium), kedua inti sel kelamin
bersatu dan akhirnya keluarlah auksospora, tumbuh menjadi besar, dan
melepaskan diri dari selubung oogoniumnya.
Perizonium akhinyapun pecah dan mulai membentuk wadah dan
tutupnya lagi, dan kemudian sel pertama ini dapat membelah-belah seperti
biasa pada Diatomeae. Spermatozoid dapat pula masuk ke dalam sel yang
diploid, yanh lalu mengadakan pembelahan reduksi dan menjadi oogonium,
tetapi sementara itu plasma telah bersatu (plasmogami).
Beberapa jenis lainnya membentuk isigamet yang lalu kawin di dalam
sel induk itu (autogami), yang kemudian membentuk zigot dan keluar sebagai
auksospora. Juga parthenogenesis mungkin tgerjadi.
Pada beberapa jenis Centrales ditemukan sel-sel kembaran dengan 1
atau 2 bulu cambuk yang dinamakan mikrospora yang biasanya adalah gamet
jantan.
Chaetoceros sp.
Ciri-ciri Morfologi
Memiliki bentuk tubuh bulat dengan ukuran tubuh yang sangat kecil yakni berkisar
antara 4 – 6 mikron, ada yang berbentuk segi empat dengan ukuran 8-12 x 7-18 mikron.
Sama seperti diatom pada umumnya, Chaetoceros sp. memiliki dinding sel yang dibentuk
dari silica. Bahwa pada setiap sel Chaetoceros sp. dipenuhi oleh cytoplasma. Menurut
stransky (1970) dalam Haryati (1980) dan Sujiharno (2002), diatom memiliki beberapa
pigmen warna yakni chlorophyl a, chlorophyl c, karoten diatomin dan fukosantin. Pigmen
chlorophyl memiliki peran sebagai katalisator dalam proses fotosintesis sedangkan adanya
pigmen karoten dan diatomin menyebabkan dinding sel dari Chaetoceros sp. berwarna
cokelat keemasan. Menurut Isnansetyo dan Kurniastuty (1995) bahwa Chaetoceros sp.
merupakan diatom yang bersifat eurythermal dan euryhaline.
Habitat
Daerah penyebarannya meliputi muara sungai, pantai dan laut pada daerah tropis dan
subtropis. Diatom ini dapat hidup pada kisaran suhu yang tinggi, pada suhu air 400˚C
fitoplankton ini masih dapat bertahan hidup namun tidak berkembang. Pertumbuhan
optimumnya memerlukan suhu pada kisaran antara 25 - 300C.salinitas optimal untuk
pertumbuhan optimal dari Chaetoceros sp. adalah 17 - 25 ‰. Selanjutnya dikemukakan
bahwa seperti halnya fitoplankton pada umumnya, pertumbuhan dari Chaetoceros sp. ini
juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Intensitas cahaya yang optimum untuk
pertumbuhannya ialah berkisar antara 500 – 10.000 lux, dan pertumbuhannya akan menurun
jika intensitas cahaya melebihi 10.000 lux.
Pertumbuhan
Pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu faktor yang berasal dari
individu itu sendiri maupun berasal dari faktor luar atau faktor lingkungan.Faktor dalam
umumnya adalah yang sulit dikontrol seperti keturunan, sex, umur, parasit dan penyakit,
sedangkan faktor luar meliputi makanan dan lingkungan perairan.
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Thallophyta
Classis : Bacillariophyceae
Ordo : Centrales
Family : Chaetoceraceae
Genus : Chaetoceros
Species : Chaetoceros sp.
2. Bangsa Penalles
Sel-sel bentuk jorong memanjang, berbentuk batang, seprti perahu atau seperti pahat,
tonjolan-tonjolan pada panser tersusun menyirip dan di tengah-tengah panser terdapat
celah membujur yang dinamakan rafe. Organisme ini dapat bergerak merayap maju
mundur, yang mungkin disebabkan karena pergeseran antara alas dan arus plasma
ekstraseluler pada rafe.
Salah satu spesies dari bangsa pennales yaitu Navicula lanceolata dan Synedra sp.
Navicula lanceolata
Ciri-ciri Morfologi
Ukuran mikroskopis berbentuk lonjong, berwarna kecoklatan atau keemasan, hidup sendiri
maupun berkoloni. Talus bersel satu.Struktur talus terdiri dari dua bagian, yaitu wadah
disebut hipoteka dan tutupnya disebut epiteka.Epiteka berukuran lebih besar daripada
hipoteka.Diantara dua kotak dan tutup terdapat celah, dindingnya mengandung zat kersik
(silica).
Habitat
Fitoplankton jenis ini dapat ditemui mengapung pada permukaan air laut yang terkena
cahaya matahari pada pagi hari karena melakukan fotosintesis, hidup pada salinitas 32-35
o/oo dan suhu antara 27,25ºC hingga 29,75ºC. Memiliki iklim yang sedang sampai dingin.
Pemanfaatan
Navicula lanceolata merupakan fitoplankton laut yang dikenal dengan grass of the sea.
Ganggang yang mengandung zat kersik ini bila mati, dinding selnya akan mengendap
membentuk tanah diatom yang kaya zat kersik. Tanah ini merupakan
bahan dinamit, isolator, dan bahan gosok penghalus
Tambahan
Ordo pennales adalah dari ganggang heterokont dikenal sebagai diatom.
Bentuk dinding sel (atau katup atau frustules) diatom pennate, yang memanjang dalam
pandangan katup. Katupnyalinier atau oval, dan biasanyamembentuk
pola hias bilateral simetris. Pola ini terdiri dari serangkaian garis melintang (dikenal
sebagai striae) yang dapat muncul sebagai baris dari titik-titik bila dilihat dengan
mikroskop optik.Beberapa diatom pennate menunjukkan retakan sepanjang sumbu longitudi
nal. Hal ini dikenal sebagai raphe, dan terlibat dalam gerakan meluncur yang dibuat oleh
sel diatom.
Dalam hal siklus sel, sel vegetatif adalah diploid dan mengalami mitosis selama
pembelahan sel normal. Secara berkala, meiosis menghasilkan gamet haploid morfologis-
identik (isogametes), yang berfusi untuk menghasilkan zigot (kadang-kadang berinti)
yang berkembang menjadi auxospore (dari yang ukuran penuh sel vegetatif diproduksi).
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Family : Naviculaceae
Genus : Navicula
Spesies : Navicula lanceolata
Synedra sp.
Ciri-ciri Morfologi
Synedra sp. adalah salah satu spesies diatom (Bacillariophyta) dengan sekitar 100 spesies
yang hidup di air tawar dan air laut terjadi. Para wakil dari alga uniseluler memanjang,
berbentuk jarum dan bergerak. Sel ini dikelilingi oleh karakteristik diatom dari dua
cangkang silika perpustakaan yang ada. Dalam pandangan sisi mereka muncul sempit
persegi panjang, mengingat schiffchenförmig cangkir berbentuk atau jarum tipis. Sel-sel
secara individual, tetapi juga dapat disatukan oleh jelly untuk berbentuk bintang kelompok.
Sel-sel tidak melengkung atau bengkok. Inti terletak di pusat. Biasanya ada dua plastida
memanjang oleh fucoxanthin berwarna cokelat keemasan dan terletak di sisi. Kedua kerang
tidak memiliki raphe . Ukurannya adalah 10 sampai 500 mikron.
Habitat
Kebanyakan hidup di air tawar dan air laut.
Perkembangbiakan
Reproduksi aseksual terjadi melalui divisi khas dari diatom. Reproduksi seksual terjadi
dengan anisogamy, yang terbentuk per sel, dua gamet. Setelah hasil fusi sel dalam
pembentukan beberapa saat auxospore untuk pembesaran sel.
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisio : Thallophyta
Subdivisio : Algae
Classis : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Familia : fnigillariaceae
Genus : Synedra
Spesies : Synedra sp.
Panalles tidak mengambil bagian yang penting sebagai penyusun plankton. Biasanya
melekat pada tumbuh-tumbuhan air. Perkembang-biakan berlangsung dengan isogami. Dua
sel vegetatif berdekatan, lalu mengeluarka zat pectin dan lendir, masing-masing
mengadakan pembelahan reduksi dan terbentuk 4 inti haploid. Tetapi dari masing-masing
sel tadi tidak keluar 4 melainkan hanya 2 gamet, tiap gamet mempunyai 2 inti, yang satu
dapat mengadakan perkawinan, sedangkan yang lainnyamengalami suatu degenerasi. Dari
gamet itu tidak terbentuk sel telur dan spermatozoid, melainkan panser membuka dan salah
satu gamet lalu masuk ke dalam sel yang lain dan mengadakan perkawinan sedemikian rupa
sehingga masing-masing sel induk merupakan suatu zigot yan g diploid. Zigot itu lalu
membentuk perozonium yang segera pecah dan keluarlah suatu auksospora. Setelah
auksospora mencapai besar yang normal lalu membentuk panser yang selanjutnya dapat
mengadakanpembelahan seperti biasa.
Dalam pembiakan secara seksual sering juga terjadi hal-hal yang menyimpang dari
yang telah diuraikan di atas, misalnya dengan dibentuknya buluh kopulasi untuk jalannya
gamet. Ada juga yang dari 4 inti hasi pembelahanreduksi itu yang 3 mengalami degeneraasi,
sehingga induk sel hanya mrngeluarkan 1 gamet, dan dari dua sel induk hanya terjadi 1 zigot
saja. Ada yang mengadakan autogami (kedua gamet dalam satu sel induk mengadakan
perkawinan sendiri). Ada lagi yang membentuk auksospora tanpa perkawinan lebih dulu.
Untuk menentuka hubungan kekerabatannya, adanya tingkat yang mempunyai bulu-
bulu cambuk amat penting, karena dengan ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa Flagellata
terutama Chrysomonadales adalah nenek moyangnya Diatomeae.
Diatomeae fosil ditemukan dalam lapis-lapisan tanah dari zaman Kapur, zaman
Tersier dan terutama dari zaman Diluvium. Tanah dengan sisa-sisa Diatomeae disebut terr
silicea atau kiezelguhr (tanah kersik), yang antara lain dipergunakan untuk pembuatan
dinamit, dan saringan air yang bebas kuman.
3. Bangsa Cladophorales
4. Bangsa Chaetophorales
5. Bangsa Oedogoniales
Beberapa contoh alga hijau yang sering ditemukan dikolam antara lain :
1. Bangsa Desmidiales
Karena bentuknya beraneka rupa ganggang bini juga dinamakan ganging
hias, terutama hidup dalam rawa-rawa (gambut) yang airnya bereaksi asam.
Sel-selnya ada yang berbentuk bulan sabit (closterium), atau ditengah-
tengahnya berlekuk, hingga mempunyai bentuk seperti biscuit atau bintang
sehingga sel tersendiri terdiri atas dua bagian yang setangkup (simetris)
dengan di dalam tiap-tiap bagian itu suatu kloroplas yang besar dengan
susunan yang rumit, mempunyai satu atau beberapa pirenoid. Di tengah-
tengah sel terdapat satu inti. Beberapa jenis dapat merayap dengan
perantaraan benang-benang lender yang dikeluarkan melalui liang-liang pada
dinding selnya.
Pembiakan terjadi secara :
a. Aseksual, sel membagi di tengah-tengahnya dan masing-masing
bagian lalu mengempurnakan diri. Pada marga-marga tertentu sel-sel
anakan itu tetap berlekatan dan dengan demikian terbentuklah deretan
sel-sel.
b. Seksual dengan kopulasi, dua sel berdekatan lalu menyelubungi diri
dengan lender. Dinding di bagian tengah lalu membuka dan protoplas
kedua sel itu bersatu di seluruh jopulasi yang membesar dan terjadi
sebuah zigot, yang dindingnya berduri, hingga dengan ini mudah
dikenal dan dibedakan dari sel biasa. Di samping zigot itu terdapat 4
belahan dinding sel dari kedua sel yang berkopulasi tadi. Pada
perkecambahan tergadi pembelahan reduksi sehingga terbentuk 4 inti
haploid yang bebas; dua kemungkinan mengalami degenerasi. Dengan
demikian dari saru zigot paling banyak hanya dapat tumbuh dua
individu baru.
Dari bangsa ini kita sebutkan satu suku yaitu Desmidiaceae, yang antara lain
mencakup Costerium moniliforme, Costirium botrytis, Desmidium aptoganum. Salah satu
spesies dari bangsa Desmidiales yaitu Micrasterias furcata dan Desmidium sp.
Micrasterias furcata
Ciri-ciri Morfologi
Bersel tunggal desmid . Micrasterias furcata berbentuk bulat, pipih. Micrasterias adalah
uniseluler ganggang hijau dari Desmidiales. Micrasterias furcata berbentuk bulat, pipih dan
umumnya dikenal sebagai ganggang hijau, ukurannya 0.35 mm eukariotik, uniseluler.
Micrasterias bentuknya simetri bilateral. Struktur semi-sel ganda adalah unik untuk kelompok
ganggang hijau yang dimiliki Micrasterias. Setiap sel semi mengandung kloroplas tunggal
yang besar, untuk berfotosintesis. Kloroplas mengandung klorofil A dan B dan enzim yang
diperlukan untuk fotosintesis. Gula dibuat untuk menyediakan energi bagi organisme atau,
jika tidak digunakan, diambil oleh pyrenoids bulat kecil yang tertanam dalam kloroplas.
Mereka mengubah gula ke pati untuk penyimpanan cadangan makanan.
Habitat
Micrasterias furcata adalah spesies air tawar, di oligotrophic, perairan dan rawa
Perkembangbiakan
Micrasterias dapat berkembangbiak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual terjadi
melalui mitosis. Ketika ini terjadi bahan genetik dari Micrasterias diduplikasi dan dua kecil
semi-sel tumbuh antara semi-sel asli, secara bertahap ukurannya bertambah. Reproduksi
seksual terjadi melalui proses yang disebut konjugasi dimana dua organisme bersama-sama
dan sel haploid membentuk zigot diploid. Zigot ini biasanya membentuk dinding pelindung
tebal yang dapat memungkinkan organisme untuk tetap aktif selama berbulan-bulan untuk
bertahan hidup musim dingin dan kekeringan panjang. Ketika kondisi baik melanjutkan,
zygospore akan berkecambah, mengalami meiosis, dan memproduksi sel baru alga haploid.
Klasifikasi
Regnum : plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Conjugatae
Ordo : Desmidiales
Famili : Desmidiaceae
Genus : Micrasterias
Spesies : Micrasterias furcata
Desmidium sp.
Ciri-ciri Morfologi
Filamen terdiri dari sel-sel berbentuk persegi panjang, dengan panjang sel 38-50 μm dan
lebar 12-21 μm. Pada penampakan vertikal, sel berbentuk segitiga dengan lekukan sedang
pada bagian tengahnya. Semi sel memiliki apeks rata, sinus dangkal dan tertutup.
Habitat
Perairan Tawar dan di Perairan Sedikit Asam (pH 5-6) atau pada rawa-rawa.
Perkembangbiakan
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospora, yaitu spora yang dapat bergerak
atau berpindah tempat. Zoospora berbentuk seperti buah pir yang memiliki dua sampai
empat bulu cambuk, vakuola kontraktil, dan satu bintik mata berwarna merah (stigma).
Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi, yaitu bersatunya zigospora. Zigospora
tidak mempunyai alat gerak.
Klasifikasi
Regnum : plantae
Filum : Charophyta
Kelas : Charophyceae
Ordo : Desmidiales
Famili : Desmidiaceae
Genus : Desmidium
Spesies : Desmidium sp.
2. Bangasa Zygnematales
Sel-selnya membentuk koloni berupa benang yang tidak bercabng. Dari golongan ini
yang terkenal ialah jenis-jenis yang tergolong dalam marga spirogyra (suku
zygnemataceae). Koloni yang berbentuk benang selalu bertamba panjang karena
pembellahan sel secara vegetatif dan pembentangan sel-sel tadi dinding selnya lunak,
tidak berlubang-lubang, terdiri atas selulosa dan selaput peptin yang karena pembekakan
sehingga menjadi agagk berlendir. Koloni-koloni itu pada dinding pemisah yang
melintang dapat terputus-putus menjadi beberapa bagian, yang masing-masing dapat
tumbuh menjadi koloni baru. Tiap sel mempunyai satu inti dalam satu kloroplas bentuk
pita yang melingkar seperti spiral dan menempel pada dinding sel dengan mengandung
pirenoid-pirenoid. Pada marga zygnema kloroplas itu berbentuk bintang, dan pada
Mougeotia pipih.
Pada konjugasi dua koloni yang belainan jenis kelaminnya lalu berdekatan dan
sejajar satu sama lain. Pada tempat persentuhan antara dua sel lalu terbentuk penonjolan-
penonjolan, sehingga kedua koloni itu sedikit berjauhan lagi. Karena terlarutnya dinding
persentuhan, tnjoloan menjai saluran kopulasi. Melalaui saluran itu protoplas sel-sel pada
benang yang jantan lalu bersifat sebangai gamet jantan dan masuk kedalam sel-sel pada
koloni betina. Peleburan kedua prooplas itu lalu membulat dank arena kehilangan air
sedikit mengecil dan menjadi suatu zigot dengan beberapa lapis didinding yang tebal
berwarna coklat(pirang), penuh terisi dengan tepung dan minyak. Dalam zigot ini
kloroplas yang berasal dari dari gamet jantan mengalami degenerasi. Pada
perkecambahan, zigot mengadakan pembelahan reduksi dan terbentuklah 4 inti haploid
yang bebas. satu diantaranya agak besar dan tetap, yang 3 lainnya yang lebih kecil
mengalami degenerasi. Zigot lalu berkecambah menjadi invidu baru.
Kopulasi dedua gamet itu ada yang terjadi ditengah-tengah saluran kopulasi,
sehingga zigot terdapat diantara kedua koloni yang mengakami perkawinana, antara lain
pada anggota-anggota marga Mougeotia dan Zygnema. Mengingat sususnan sel dan cara
berkembangbiaknya, rupanya Conjugatae merupakan suatu golongan yang mempunyai
batas yang jelas. Serin kali ganggang gandar tidak diberi kedudukan sebagai kelas
tersendiri, melainkan digolonkan dalam ganggang hijau(Chlorophyceae).
Salah satu spesies dari bangsa Zygnematales yaitu Spirogyra sp. dan Zygnema sp
Spirogyra sp.
Ciri-ciri Morfologi
Koloni Spirogyra berbentuk benang, panjang sel sampai beberapa kali lebarnya,
dinding lateral sel terdiri dari tiga lapisan (lapisan terluar dari pektose dan 2 lapisan
dalam dari selulose). Pada beberapa spesies, lapisan pektose tipis, tapi kebanyakan
tebal, yaitu 10-15 mikron. Dinding transversal tersusun dari tiga lapis : yang tengah
lamella dari pektose, dan dua lapisan dari kiri dan kanan lamella tersusun dari
selulose. Tiap sel Spirogyra mengandung sebutir kloroplas yang umumnya berukuran
besar dan terikat dalam sitoplasma epat di dalam dinding sel. Plastid ini
memilikimemiliki bentuk menyerupai pita, berpilin dari panggkal hingga ke ujung sel.
Habitat
Di air tawar, biasanya hidup melayang di permukaan air (planktofit). Talus pada
Spirogyra merupakan filamen tidak bercabang.
Perkembangbiakan
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Conjugatae
Ordo : Zygnematales
Kelas : Zygnemataceae
Genus : Spirogyra
Zygnema sp.
Ciri-ciri Morfologi
Perkembangbiakan
Zygnema memiliki perkembangbiakan yang sama dengan spirogyra yakni dapat
bereproduksi baik secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan aseksual dengan
fragmentasi membentuk aplanosprora, akinet dan partenospora. Perkembangbiakan
seksual secar konjugasi lateral dan konjungasi scalar.