Anda di halaman 1dari 14

REPRODUKSI PADA KELAS AMPHIBIA

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Reproduksi
Dengan dosen pengampu
Dr. Didik Priyandoko,M.Si
Dr.Hernawati, S.Pt., M.Si.

Disusun oleh :
Kelompok 2
Dwi Surya Artie 1401037
Naufan Aldi Sujatmoko 1401128
Rila Nadhira Dahlan 1401415
Siti Rahmadani 1405220

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Reproduksi merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat penting.
Tanpa kemampuan tersebut, suatu jenis hewan akan punah. Oleh karena itu, perlu
dihasilkan sejumlah besar individu baru yang akan mempertahankan jenis suatu hewan.
Proses pembentukan individu baru ini yang disebut reproduksi.
Reproduksi dapat terjadi secara generatif atau vegetatif. Secara vegetatif, tidak
melibatkan proses pembentukan gamet, sedangkan secara generatif diawali dengan
pembentukan gamet. Di dalam gamet tersimpan unit hereditas (faktor yang diturunkan)
yang disebut gen. Gen berisi sejumlah besar kode informasi hereditas yang sebenarnya,
yang terletak pada DNA. Sistem reproduksi jantan pada umumya tersusun atas
sepasang testis, dan penis. Sedangkam pada sistem reproduksi betina pada umumnya
tersusun atas sepasang ovarium dan vagina.
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup yang
berbedam perkembangan anatomi yang berbebdam dan cara hiudp yang berbeda,
menyebabkan adanya perbedaan pada fertilisasi. Misalnya pada hewan akuatik pada
umumnya melakukan fertilisasi diluar tubuh, sedangkan hewan darat melakukan
fertilisasi di dalam tubuh. Bagi hewan yang melakukan fertilisasi internal, dilengkapi
dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma
dari organisme jantan ke betina. (Reaghistini, 2015)

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sistem reproduksi dari kelompok sesilia?
2. Bagaimana sistem reproduksi dari kelompok salamander?
3. Bagaimana sistem reproduksi dari kelompok katak/kodok?
4. Bagaimana siklus hidup dari masing – masing kelompok dari kelas amfibia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahu sistem reproduksi dari kelompok sesilia
2. Untuk mengetahu sistem reproduksi dari kelompok salamander
3. Untuk mengetahu sistem reproduksi dari kelompok katak/kodok
4. Untuk mengetahui siklus hidup dari masing – masing kelompok dari kelas amfibia
BAB II

DASAR TEORI

Amphibia merupakan suatu class hewan vertebrata yang paling primitif. Spesies dari
Amphibia yang masih eksis hingga sekarang termasuk dalam 3 kelompok yaitu Salamander
(Urodela), Caecilian (Gymnophiona) dan Anura. Lebih dari 4600 spesies dari Amphibia dan
masing-masing spesies memiliki perbedaan dalam bentuk tubuh, ukuran, ekologi serta tingkah
lakunya Amphibia merupakan hewan yang memiliki kelembaban kulit cukup tinggi, kulit tidak
ditutupi oleh rambut serta memiliki kemampuan hidup di air maupun di darat. Amphibia
berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti rangkap dan Bios yang berarti hidup.
Karena itu Amphibia diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di
darat dan di air. Pada umumnya, Amphibia mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus
hidup kedua adalah di daratan

Pada fase berudu Amphibia hidup di perairan dan bernafas dengan insang. Pada fase
ini berudu bergerak menggunakan ekor. Pada fase dewasa hidup di darat dan bernafas dengan
paru-paru. Pada fase dewasa ini Amphibia bergerak dengan kaki. Perubahan cara bernafas yang
seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang
dan rangka insang lama kelamaan menghilang. Pada Anura, tidak ditemukan leher sebagai
mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara melompat (Reno,
2012)

Ada beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi pada
waktu tertentu kembali ke air untuk berkembang biak. Tapi ada juga beberapa jenis yang hanya
hidup di darat selama hidupnya. Pada kelompok ini tidak terdapat stadium larva dalam air.
(Duellman and Trueb, 1986)

Adapun ciri-ciri umum anggota amphibia adalah sebagai berikut:

1. Memilliki anggota gerak yang secara anamotis pentadactylus, kecuali pada apoda yang
anggota geraknya terduksi.
2. Tidak memiliki kuku dan cakar, tetapi ada beberapa anggota amphibia yang pada ujung
jarinya mengalami penandukan membentuk kuku dan cakar, contoh Xenopus sp.
3. Kulit memiliki dua kelenjar yaitu kelenjar mukosa dan atau kelenjar berbintil ( biasanya
beracun).
4. Pernafasan dengan insang, kulit, paru-paru.
5. Mempunyai sistem pendengaran, yaitu berupa saluran auditory dan dikenal dengan
tympanum.
6. Jantung terdiri dari tiga lobi ( 1 ventrikel dan 2 atrium)
7. Mempunyai struktur gigi, yaitu gigi maxilla dan gigi palatum.
8. Merupakan hewan poikiloterm.

Beberapa ordo dari amfibia yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Ordo Caecilia ( Gymnophiona)

Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah tidak mempunyai kaki
sehingga disebut Apoda. Tubuh menyerupai cacing (gilig), bersegmen, tidak
bertungkai, dan ekor mereduksi. Hewan ini mempunyai kulit yang kompak, mata
tereduksi, tertutup oleh kulit atau tulang, retina pada beberapa spesies berfungsi sebagai
fotoreseptor.

Di bagian anterior terdapat tentakel yang fungsinya sebagai organ sensory.


Kelompok ini menunjukkan 2 bentuk dalam daur hidupnya. Pada fase larva hidup
dalam air dan bernafas dengan insang. Pada fase dewasa insang mengalami reduksi,
dan biasanya ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan akuatik. Fertilisasi pada
Caecilia terjadi secara internal.

Ordo Caecilia mempunyai 5 famili yaitu Rhinatrematidae, Ichtyopiidae,


Uraeotyphilidae, Scolecomorphiidae, dan Caecilidae. Famili Caecilidae mempunyai 3
subfamili yaitu Dermophinae, Caecilinae dan Typhlonectinae.

2. Ordo Urodela
Urodela disebut juga caudata. Ordo ini mempunyai ciri bentuk tubuh
memanjang, mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum.
Tubuh dapat dibedakan antara kepala, leher dan badan.
Beberapa spesies mempunyai insang dan yang lainnya bernafas dengan paru-
paru. Pada bagaian kepala terdapat mata yang kecil dan pada beberapa jenis, mata
mengalami reduksi. Fase larva hampir mirip dengan fase dewasa. Anggota ordo
Urodela hidup di darat akan tetapi tidak dapat lepas dari air. Pola persebarannya
meliputi wilayah Amerika Utara, Asia Tengah, Jepang dan Eropa.
Urodella mempunyai 3 sub ordo yaitu Sirenidea, Cryptobranchoidea dan
Salamandroidea. Sub ordo Sirenidae hanya memiliki 1 famili yaitu Sirenidae,
sedangkan sub ordo Cryptobranchoidea memiliki 2 famili yaitu Cryptobranchidae dan
Hynobiidae.
Sub ordo Salamandroidea memiliki 7 famili yaitu Amphiumidae,
Plethodontidae, Rhyacotritoniade, Proteidae, Ambystomatidae, Dicamptodontidae dan
Salamandridae
3. Ordo Anura
Nama anura mempunyai arti tidak memiliki ekor. Seperti namanya, anggota
ordo ini mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu dengan badan,
tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai belakang lebih besar
daripada tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat.
Pada beberapa famili terdapat selaput diantara jari-jarinya.
Membrana tympanum terletak di permukaan kulit dengan ukuran yang cukup
besar dan terletak di belakang mata. Kelopak mata dapat digerakkan. Mata berukuran
besar dan berkembang dengan baik. Fertilisasi secara eksternal dan prosesnya
dilakukan di perairan yang tenang dan dangkal. (Duellman and Trueb, 1986)
Ordo Anura dibagi menjadi 27 famili, yaitu:

Ascaphidae, Leiopelmatidae, Bombinatoridae, Discoglossidae, Pipidae,


Rhinophrynidae, Megophryidae, Pelodytidae, Pelobatidae, Allophrynidae, Bufonidae,
Branchycephalidae, Centrolenidae, Heleophrynidae, Hylidae, Leptodactylidae,
Myobatrachidae, Pseudidae, Rhinodermatidae, Sooglossidae, Arthroleptidae,
Dendrobatidae, Hemisotidae, Hyperoliidae, Microhylidae, Ranidae, Rachoporidae
(Zulfikar, 2010)
BAB III

ISI

A. Sistem Reproduksi Sesilia


Sesilia adalah satu-satunya urutan amfibi yang menggunakan inseminasi
internal. Jantan memiliki penis yaitu organ disebut phallodeum yang merupakan bagian
ekstrusi dari kloaka. Penis tersebut dimasukkan dalam kloaka betina selama 2 sampai
3 jam. Perempuan memiliki telur dan embrio mirip dengan ikan tetapi tidak memiliki
struktur amnion dan korion yang ada pada mamalia, reptil, dan burung. Embrio Sesilia
biasanya berkembang dalam kasus telur agar-agar. Sekitar 25% dari mereka bertelur
yang di jaga oleh betinanya. Saat menetas, bayi sesilia bervariasi; beberapa sudah
bermetamorfosis saat mereka menetas dan yang lain menetas sebagai larva dan harus
menghabiskan waktu mereka di tanah dekat air dan bermetamorfosis menjadi dewasa.
Sisanya 75% dari Sesilia muda lahir vivipar dan tumbuh dalam induk mereka. Embrio
juga menggunakan gigi scrapping khusus untuk memakan sel telur saat dalam
kandungan. (Mulyadi, 2014)

Gambar 1. Phallodeum pada Sesilia


(sciencesource.com)

Gambar 2. Telur dari Sesilia


(Society for Science & the Public)
B. Siklus Hidup dari Sesilia

Gambar 3. Siklus hidup Sesilia (Wikipedia)

Pada beberapa spesies, sesilia sudah bermetamorfosis saat menetas; yang lain
menetas menjadi larva. Larvanya tidak sepenuhnya hidup di air, namun menghabisskan
waktunya di tanah dekat air. 75% spesies vivipar, yang artinya mereka melahirkan anak
yang sudah berkembang. Janinnya diberi makan dalam tubuh betina dari sel-sel oviduk,
yang mereka makan dengan gigi pemegang khusus.

C. Sistem Reproduksi Urodela


Kelompok salamander termasuk dalam kategori amfibi yang berkembang biak
dengan pembuahan internal tanpa hubungan seksual. Salamander jantan/kadal memiliki
testis, saluran Mullerian, saluran Wolffii, dan kloaka. Sementara salamander
betina/kadal memiliki ovarium, saluran telur, saluran Wolffii, dan juga kloaka. Kadal
atau salamander jantan berusaha menarik perhatian betinanya, dan kemudian mulai
menghembus sekresi kelenjar kearah betina dengan mengipasi ekornya. Sekresi ini
menyebabkan betina mendekati jantan. Deposito jantan “paket sperma” yang
didalamnya terdapat spermatophore ke dalam air di samping betina dan betina
membawa sperma tersebut ke dalam tubuhnya melalui kloakanya. Setelah di tubuh
betina, sperma disimpan dalam kantong internal yang disebut spermatheca dan telur
kemudian dibuahi ketika mereka melalui kloaka. Telur dilindungi oleh membran
beracun, seperti gel. Dalam beberapa spesies salamander, telur dibuahi kemudian
dikeluarkan oleh betina dan menetas secara eksternal. Pada spesies lain dari salamander
dan kadal air, telur tetap dalam tubuh betina dari tiga minggu sampai dua tahun.
(Mulyadi, 2014)
Gambar 4. Sistem Reproduksi Salamander, (Anonim, 2014)

D. Siklus Hidup dari Urodela

Gamabr 5. Siklus hidup Salamander (Anonim, tanpa tahun)

Paedomorphosis adalah salah satu contoh dari fenomena evolusi yang disebut
dengan heterochrony. Herterochorny terkait dengan perubahan waktu dan tingkat dari
proses perkembangan (terutama dalam masa embryonik) yang merubah bentuk tubuh
hewan dewasanya. Hewan dewasa yang paedomorphic biasanya memiliki habitat aquatic
dan memiliki karakteristik larva seperti adanya insang luar, hilangnya kelopak mata serta
perubahan pola gigi dewasanya. Paedomorphosis merupakan karakteristik pada beberapa
Salamander aquatic seperti Proteidae. Pada family lain, seperti Ambystomatidae, beberapa
spesies paedomorphic tetap bermetamorfosis menjadi Salamander dewasa yang terrestrial.
(Putra, 2014)
Gambar 6. Siklus hidup Axolotl (Claire, 2012)

Pada Axolotls, larva cenderung transparant untuk beberapa minggu pertama


kehidupan, atau sampai kulit telah menebal dan sel – sel pigmen telah menjamur di seluruh
tubuh. Setelah kurang lebih 2 minggu, larva mencapai stadium 4. Kaki depan berkembang
pertama, diikuti dalam beberapa minggu oleh kaki belakang. Pada tahap 5 Axolotl, semua
anggota tubuh telah terbentuk, mencapai panjang rata – rata sekitar 23 – 25 cm (9-10
inchi). (Wayan, 2014)

Pada beberapa spesies tertentu Axolotl mengalami kondisi yang disebut neoteni. Ini
berarti hewan tersebuta adalah dewasa yang matang secara seksual sehinga bisa
berkembang biak. Namun bentuknya mirip larva. Ia takkan pernah mengembangkan kaki
darat atau bentuk tubuh seperti salamander dewasa lain. (Sari, 2011)

E. Sistem Reproduksi dari Anura


Reproduksi pada amphibi umumnya secara eksternal. Proses perkawinan secara
eksternal dilakukan di dalam perairan yang tenang dan dangkal. Di musim kawin, pada
anura ditemukan fenomena unik yang disebut dengan amplexus, yaitu katak jantan yang
berukuran lebih kecil menempel di punggung betina dan mendekap erat tubuh betina
yang lebih besar. Perilaku tersebut bermaksud untuk menekan tubuh betina agar
mengeluarkan sel telurnya sehingga bisa dibuahi jantannya. Amplexus bisa terjadi
antara satu betina dengan 2 sampai 4 pejantan di bagian dorsalnya dan sering terjadi
persaingan antar pejantan pada musim kawin. Siapa yang paling lama bertahan dengan
amplexusnya, dia yang mendapatkan betinanya. Amphibi berkembang biak secara
ovipar, yaitu dengan bertelur, namun ada juga beberapa famili amphibi yang vivipar,
yaitu beberapa anggota ordo apoda. (Ahmadin, 2010)
F. Siklus Hidup dari Anura

Gambar 7. Siklus hidup katak dan kodok (Vitt, 2009)

1. Telur

Katak atau kodok dapat bertelur dalam jumlah yang sangat banyak sekali, tidak
semua telur katak dapat menetas. Hal ini dipengaruhi faktor internal yaitu gen dari induk
telur katak dan tekstur dari telur katak. Sedangkan faktor eksternal yaitu arus air, suhu dan
kondisi lingkungan dan predator pemangsa telur katak.

Telur katak pohon akan memiliki cangkang busa yang berfungsi untuk melindungi
telur dari suhu panas sedangkan untuk katak yang hidup di hutan biasanya telur akan
diletakan di punggung si jantan dan melindunginya dari bahaya. Telur katak akan menetas
menjadi larva katak setelah 21 hari.

2. Kecebong

Setelah menetas, larva katak atau kecebong akan tetap mengandalkan kuning telur
dari sisa telurnya dahulu sebagai sumber makanan sampai 7-10 hari. Pada usia 7-10 hari,
kecebong sudah memiliki organ tubuh yang sempurna dan bisa mulai bisa mencari makan
sendiri berupa alga air. Kecebong bernafas dengan menggunakan insang hingga pada
minggu ke 4. Setelah itu insang kecebong akan mulai tertutup oleh kulit dan masuk di
dalam tubuh sehingga lambat laun setelah menjadi katak muda akan mulai bernafas
menggunakan paru-paru

Pada minggu ke 6 mulai terbentuk kaki. Terdapat 4 kaki yaitu dua di depan dan
dua lagi dibelakang dengan ukuran yang lebih panjang. pada fase ini katak muda mulai
memakan makanan berupa serangga namun serangga yang sudah mati dan masuk dalam
air. Pada minggu ke 9 kecebong sudah berubah wujud menjadi katak muda.
3. Katak muda

Fase ini akan terjadi pada saat katak berusia 12 minggu. Pada fase ini katak masih
memiliki ekor dari kecebong namun sangat pendek dan hampir tidak terlihat. Katak juga
sudah mulai menggunakan paru-paru sebagai alat pernafasannya yang permanen. Katak
juga mulai bisa hidup di daratan dan juga menyesuaikan dirinya dengan makan makanan
berupa serangga baik yang sudah mati maupun yang hidup. Proses penyesuaian diri ini
dilakukan katak supaya ketika mereka sudah menjadi katak dewasa dirinya bisa mandiri
dan menghindari bahaya dari para predator. (Anonim, 2015)

4. Katak dewasa

Katak dewasa merupakan katak yang berusia 12 hingga 16 minggu. Untuk fase ini
katak telah memiliki bentuk yang sempurna dan menjadi predator serangga-serangga kecil
yang ada di sekitarnya. Katak akan menghabiskan hidupnya sebagian besar di daratan dan
akan kembali di dalam air jika dirinya mulai melakukan perkawinan dan proses bertelur
hingga telurnya menetas.
BAB IV

KESIMPULAN

 Amphibi merupakan hewan yang dapat hidup di dua alam atau biasa disebut peralihan
habitat air ke habitat darat.
 Pada kehidupannya amphibi melakukan suatu siklus yang dinamakan metamorphosis
dimana terdapat perubahan bentuk tubuh yang menyesuaikan dengan kondisi
lingkungan tempat tinggal.
 Sebagian besar amphibi melakukan pembuahan secara eksternal yang biasa dilakukan
di dalam air, kecuali pada ordo Sesilia (Caecillia) melakukan pembuahan secara
internal.
 Dalam efektifitas fungsinya struktur tiap-tiap ordo menyesuaikan tempat tinggal dan
cara reproduksi. Hanya pada Sesilia yang mempunyai alat kopulasi berupa penis yang
biasa disebut Phelodem sehingga dapat melakukan pembuahan internal.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadin, 2010. Makalah Amfibi. [Online]. Tersedia:


http://ahmadin1991.blogspot.co.id/2010/11/makalah-amphibi.html. Diakses: 26 Juli 2016

Anonim. 2015. Daur Hidup Katak Lengkap dan Penjelasannya. [Online]. Tersedia:
http://dosenbiologi.com/hewan/daur-hidup-katak. Diakses: 26 Juli 2016

Aqqila. 2015. Siklus Hidup Katak. [Online]. Tersedia: http://www.aqqila.com/2015/12/siklus-


hidup-katak.html. Diakses: 26 Juli 2016

D. Edwards, Reno. 2012. Makalah Tentang Amfibi. [Online]. Tersedia:


http://3gggue.blogspot.co.id/2012/11/makalah-tentang-amphibia.html. Diakses: 26 Juli 2016

Putra. (2014). Amphibi. [Online]. Tersedia di :


http://andialdiempe.blogspot.co.id/2014/02/makalah-salamander.html. Diakses 26 Juli 2016
Reaghistni, 2015. Makalah Biologi Reproduksi. [Online]. Tersedia:
http://dokumen.tips/documents/makalah-biologi-reproduksi.html. Diakses: 26 Juli 2016

Sari. (2011). Salamander. [Online]. Tersedia di :


http://dunianyasari.blogspot.co.id/2011/11/salamander.html. Diakses: 26 Juli 2016
Wayan. (2014). Ordo Urodela dari Kelas Amphibi. [Online]. Tersedia di :
http://www.wasiwa.com/2014/01/ordo-urodela-dari-klas-amphibi.html. Diakses: 26 Juli 2016
Zulfikar, Achmad. 2010. Amfibi. [Online]. Tersedia:
http://www.gudangmateri.com/2010/03/amphibi.html. Diakses: 26 Juli 2016
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Science source. 2015. Phallodeum. [Online]. Tersedia:


http://images.sciencesource.com/preview/15095160/BY3126.html. Diakses: 26 Juli 2016

Gambar 2. Society for Science & the Public. 2000. Caecilians egg. [Online]. Tersedia:
https://student.societyforscience.org/article/caecilians-other-amphibian. Diakses: 26 Juli 2016

Gambar 3. Caecilian. [Online]. Tersedia : https://id.wikipedia.org/wiki/Sesilia. Diakses 26


Juli 2016

Gambar 4. Suprianto, Fajar. 2009. Sistem Reproduksi Salamander. [Online]. Tersedia:


https://amfibidunia.wordpress.com/2009/12/27/mengenal-hewan-amphibi/. Diakses: 26 Juli
2016

Gambar 5. Anonim. (tanpa tahun). Life Cycle. [Online]. Tersedia di:


https://id.pinterest.com/pin/67835538109194687/. Diakses: 26 Juli 2016

Gambar 6. Claire. (2012). Axolotl. [Online]. Tersedia di: http://www.axolotl.org/biology.htm.


Diakses: 26 Juli 2016

Gambar 7. Vitt, Laurie J . 2009. Herpetology. China : Elsevier Inc

Anda mungkin juga menyukai