Anda di halaman 1dari 10

KEGIATAN PRAKTIKUM

KELAS AMPHIBIA

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keanekaragaman Hewan yang diampu oleh;

Dr. Ibrahim, M.Si dan Bagus Priambodo, S.Si, M.Si, M.Sc.

Asisten : Ghalia Nowafi, Etis Prasila, Nur Qomariyah, M. Hisyam Baidlowi

Hilda Dwi Anjani


170342615583
OFFERING G

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI, PROGRAM STUDI BIOLOGI
LABORATORIUM STRUKTUR PERKEMBANGAN DAN TAKSONOMI HEWAN

SEPTEMBER 2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Amphibia merupakan hewan yang memiliki habitat hidup di dua alam yaitu air dan
darat. Selama siklud hidupnya, Amphibia berada dalam air dan bernapas dengan insang
sedangkan setelah dewasa hidup di darat dan bernapas dengan paru-paru dan kulit.
Amphibia dibagi atas 3 Ordo yaitu Caudata (Urodela), Sesilia (Gymnophiona) dan Anura
(Salienta) (Brotowidjoyo dalam Wati, 2016). Ketiga ordo Amphibia yang ditemukan di
dunia hanya 2 Ordo yang terdapat di Indonesia yaitu Anura dan Sesilia. Ordo Anura
merupakan Ordo Amphibia yang terbesar dan sangat beragam, terdiri dari lebih 4.100
species. 30 familia Anura yang telah dikenal sepuluh terdapat di Indonesia (450 species)
(Iskandar, 1998).

Dari banyaknya spesies dari kelas Amphibi ini maka dari itu kita harus mampu
membandingkan antara spesies satu dengan yang lainnya melalui pengamatan terhadap
beberapa spesies yang sudah cukup mewakili ordonya untuk mengetahui perbandingan
dari masing-masing spesies tersebut. Diharapkan dengan melakukan praktikum ini
mahasiswa mampu memperdalam pengetahuan tentang filum Amfibia dengan berbagai
strategi pendalaman antara lain dengan pengamatan menggunakan media asli atau buatan
yang berupa hewan utuh maupun potongan tubuh dan disertai dengan diskusi dan berbagai
sumber informasi (Ibrohim dkk. 2000).

1.2.Tujuan Praktikum
Melalui kegiatan pengamatan dan diskusi, diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan
berikut ini.
1. Menujukkan ciri – ciri umum dan bagian-bagian tubuh hewan kelas Amphibi
dengan menggambarkan sketsanya.
2. Membedakan ordo dari anggota kelas Amphibi berdasarkan ciri-ciri morfologi dan
struktur tubuhnya.
3. Menunjukkan struktur bagian-bagian luar (morfologi) tubuh hewan dari kelas
Amphibi.
1.3.Manfaat Praktikum
1.Mahasiswa mampu mengenali ciri – ciri umum dan bagian-bagian tubuh hewan dari kelas
Amphibi.
2.Mahasiswa mampu membedakan anggota ketiga ordo dari kelas Amphibi berdasarkan
ciri-ciri morfologi dan struktur tubuhnya.
3.Mahasiswa mampu mengenali struktur bagian-bagian luar (morfologi) tubuh hewan dari
kelas Amphibi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh
rambut ataupun sisik dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibi berasal dari bahasa
Yunani yaitu Amphi yang berarti dua/rangkap dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi
diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada
umumnya, amphibi mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di
daratan (Zug, 1993).

Adapun ciri-ciri umum anggota amphibi adalah sebagai berikut:

1. Memilliki anggota gerak yang secara anamotis pentadactylus, kecuali pada Apoda
yang anggota geraknya tereduksi.

2. Tidak memiliki kuku dan cakar, tetapi ada beberapa anggota amphibi yang pada
ujung jarinya mengalami penandukan membentuk kuku dan cakar, contoh Xenopus
sp.

3. Kulit memiliki dua kelenjar yaitu kelenjar mukosa dan atau kelenjar berbintil
(biasanya beracun).

4. Pernafasan dengan insang, kulit dan paru-paru.

5. Mempunyai sistem pendengaran, yaitu berupa saluran auditory dan dikenal dengan
tympanum.

6. Jantung terdiri dari tiga lobi ( 1 ventrikel dan 2 atrium).

7. Mempunyai struktur gigi, yaitu gigi maxilla dan gigi palatum.

8. Merupakan hewan poikiloterm, yaitu yaitu hewan yang suhu tubuhnya kira-kira sama
dengan suhu lingkungan sekitarnya. Hewan poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi
oleh lingkungan (Adzim, 2013)

Pada fase berudu, amphibi hidup di perairan dan bernafas dengan insang. Pada fase ini
berudu bergerak menggunakan ekor. Pada fase dewasa, amphibi hidup di darat dan bernafas
dengan paru- paru. Pada fase dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan cara
bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan
hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaan menghilang (Zug, 1993).
Pada beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan
dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam fase berudu, bernafas dengan insang dan
berkembang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya
berada di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali ke air untuk berkembang biak. Tapi ada
juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat selama hidupnya. Pada kelompok ini tidak
terdapat stadium larva dalam air. Reproduksi pada amphibi ada dua macam yaitu secara
eksternal pada anura pada umumnya dan internal pada Ordo Apoda. Proses perkawinan secara
eksternal dilakukan di dalam perairan yang tenang dan dangkal. Amphibi berkembang biak
secara ovipar, yaitu dengan bertelur, namun ada juga beberapa famili amphibi yang vivipar,
yaitu beberapa anggota ordo apoda. (Duellman and Trueb, 1986).

Amphibi memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang baik. Pada
mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan
dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi
seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium
cerebri terbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase
dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau perekat (Jasin,
1992). Amphibi mempunyai susunan otot lidah mula-mulanya berfungsi untuk
menyemprotkan hasil sekresi dari kelenjar lidah (linguales) yang dilengkapi papilla pada
lidahnya dan indera pengecap. Disini juga terdapat kelenjar tunggal glandula intermaksilaris
yang terletak di depan rongga hidung diantara premaksilla dan bermuara di depan ronga mulut
yang berfungsi untuk membasahi lidah dan rima oris sebagai tempat masuknya makanan. Gigi
dapat ditemukan pada tulang spinal, premaksilla, dan dentale serta beberapa tulang dari langit-
langit (Djuhanda, 1982). Kerongkongan adalah salah satu organ pencernaan makanan yang
terletak di sebelah dorsal dari tenggorokan. Kerongkongan pada bangsa amphibi lebih pendek
daripada bangsa reptil karena pada bangsa amphibi tidak mempunyai leher (Kent,1983).

Sistem urinaria: organ utamanya dari sistem ini adalah ginjal, bentuknya memanjang,
berwarna merah pekat. Pada bagian tengahnya terdapat struktur yang memanjang berliku-liku
berwarna merah muda, yaitu glandula suprarenalis yang menghasilkan hormon adrenalin. Urin
yang dihasilkan ginjal, dialirkan melalui ureter pada betina, atau melalui duktus urospermatikus
pada yang jantan, keluar dari kloaka (Mahardono, 1980). Katak jantan terdapat sepasang testis
yang terletak pada permukaan ventral ujung anterior ren berbentuk oval. Setiap testis keluar
sejumlah pembuluh halus yaitu vasa efferensia yang berjalan ke medial kemudian masuk ke
dalam jaringan ren dan berhubungan dengan tubuli celectivi yang selanjutnya bermuara pada
ureter. Ureter berfungsi rangkap yaitu sebagai saluran urine dan saluran sperma (Radiopoetro,
1988).

Lebih dari 2500 jenis amfibia saat ini masih bisa ditemukan di berbagai belahan dunia.
Hewan ini di kelompokkan menjadi 3 yaitu caudata atau urodela (salamander), gymnophionia
atau apoda (Caecilia), dan anura (katak dan kodok).

1. Ordo Urodela (Caudata)

Urodela disebut juga Caudata, ordo ini mempunyai ciri bentuk tubuh memanjang,
mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanium. Berbentuk seperti
bengkarung (kadal). Tubuh dapat dibedakan atas kepala, leher, dan badan. Beberapa spesies
memiliki insang dan yang lainnya bernafas dengan paru-paru. Pada bagian kepala terdapat mata
yang kecil dan pada beberapa jenis mata mengalami reduksi.Fase larva hampir mirip dengan
fase dewasa. Anggota ordo Urodela hidup di darat akan tetapi tidak dapat lepas dari air. Pola
persebarannya meliputi wilayah Amerika Utara, Asia Tengah, Jepang dan Eropa. Urodela
memiliki 3 sub ordo, yaitu Meantes, Cryptobranchoidea, dan Salamandroidea (Pough et. al.,
1998).

Gambar 2.1 Salamander (“Clades of Amphibians | Biology for Majors II” n.d.)

2. Ordo Apoda

Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah tidak mempunyai kaki,
sehingga disebut Apoda. Tubuh menyerupai cacing, bersegmen, tidak bertungkai, dan ekor
mereduksi. Hewan ini mempunyai kulit yang kompak, mata tereduksi, tertutup oleh tulang
atau kulit, retina pada beberapa spesies berfungsi sebagai fotoreseptor. Di bagian anterior
terdapat tentakel yang fungsinya sebagai organ sensori. Kelompok ini menunjukkan 2 bentuk
dalam daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas dengan insang. Pada fase
dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan
akuatik. Ordo Apoda memiliki 6 famili, yaitu: Lyhthyopidae, Caecilidae, Rhinatrematidae,
Scoleocomorphidae, Uracotyphlidae, dan Typhlonectida (Webb et.al, 1981).

Gambar 2.2 Caecilian (crarc111, 2017)

3. Ordo Anura

Nama anura mempunyai arti tidak memiliki ekor. Seperti namanya, anggota ordo ini
memunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai
leher dan tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat. Pada
beberapa famili terdapat selaput di antara jari-jarinya. Membrane tympanum terletak di
permukaan kulit dengan ukuran yang cukup besar dan terletak di belakang mata. Kelopak
mata dapat digerakkan. Mata berukuran besar dan berkembang dengan baik. Fertilisasi
dilakukan secara eksternal dan prosesnya dilakukan di perairan yang tenang dan dangkal
(Duellman and Trueb, 1986).

Gambar 2.3 Anura (David Cannatella, 2008)


BAB III

METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat

Hari, tanggal : Senin, 5 November 2018

Waktu : 07.00 – 09.35 WIB Tempat : Gedung Biologi O5.212, FMIPA


UM

3.2. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Penggaris/jangka sorong

b. Loupe

c. Lap meja

2. Bahan

a. Media asli berupa bahan segar beberapa jenis katak dan kodok

b. Kloroform

3.3. Prosedur Kerja

Diamati Bagian dorsal kepala dan cavum oris,


jari- jari tangan dan kaki, gelang pectoralis,
dan beberapa karakter-karakter lain

Diukur beberapa bagian tubuh katak dengan


beberapa parameter

Hasil
BAB IV

PEMBAHASAN

No. Gambar Hasil Pengamatan Gambar Literatur1.

1. Katak Sawah

Sumber: (“Crab-Eating Frog - Fejervarya


Cancrivora” n.d.)

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Dicroglossidae
Genus : Fejervarya
Spesies : Fejervarya cancrivora
2. Katak Pohon

Sumber: (“Common Tree Frog (Polypedates


Leucomystax)” n.d.)

Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Amphibia

Ordo: Anura

Famili: Rhacophoridae

Genus: Polypedates

Spesies: P. leucomystax
Menurut Pough et al (1998) hewan kelas Amphibi di kelompokkan menjadi 3 ordo
yaitu caudata atau urodela (salamander), gymnophionia atau apoda (Caecilia), dan anura (katak
dan kodok).

DAFTAR PUSTAKA

Adzim, Hilman. 2013. “Taksonomi Amfibi.”


https://www.academia.edu/13139298/Taksonomi_Amfibi.
“Clades of Amphibians | Biology for Majors II.” n.d. Accessed November 4, 2018.
https://courses.lumenlearning.com/wm-biology2/chapter/clades-of-amphibians/.
“Common Tree Frog (Polypedates Leucomystax).” n.d. Accessed November 23, 2018.
https://www.thainationalparks.com/species/polypedates-leucomystax.
“Crab-Eating Frog - Fejervarya Cancrivora.” n.d. Accessed November 23, 2018.
https://www.ecologyasia.com/verts/amphibians/crab-eating_frog.htm.
crarc111. 2017. “Vulcan’s Slender Caecilian (Caecilia Volcani) in Costa Rica.” Costa Rican
Amphibian Research Center (blog). July 10, 2017.
https://cramphibian.com/2017/07/10/vulcans-slender-caecilian-caecilia-volcani-in-
costa-rica/.
David Cannatella. 2008. “Anura.” 2008. http://tolweb.org/Anura/16963.
Wati, Meliya. 2016. “UTILITATION ZONE IN THE SOUTH SOLOK,” 12.

Anda mungkin juga menyukai