Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

MORFOLOGI EKSTERNAL
REPTIL

Oleh :
Kelompok 8
1. Faiza Nur Imawati Ningsih 150342607763
2. Farhana Halimah Rusyda 150342605770
3. Fitria Maulita 150342606010
4. Ghalia Nowafi 150342607224

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
NOVEMBER 2016
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................3

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................3


1.2 Tujuan .........................................................................................................................4
1.3 Manfaat .......................................................................................................................4

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................................5

1
BAB III SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................26

3.1 Simpulan ...................................................................................................................26

3.2 Saran .........................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................27

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keanekaragaman hewan adalah mata kuliah yang menggunakan pengamatan langsung
sebagai salah satu metode pembelajarannya. Pengamatan dilakukan dengan melihat dan
memperhatikan karakteristik baik morfologi maupun anatomi dari hewan avertebrata dan
vertebrata sebagai objek pengamatan. Objek pengamatan yang digunakan dapat berupa hewan
segar dan/atau awetan (preparat, awetan basah, awetan kering) yang sebagian sudah tersedia di
Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Filum Chordata sebagai anggota dari
hewan vertebrata memiliki keanekaragaman yang sangat luas. Namun untuk beberapa alasan
seperti jumlah dan ukuran hewan, pengamatan langsung terhadap beberapa anggota dari filum ini
tidak mungkin untuk dilakukan di dalam lingkungan Universitas Negeri Malang, sehingga
membutuhkan observasi langsung di tempat yang memungkinkan.
Batu Secret Zoo merupakan kebun binatang yang memiliki lebih dari 1000 koleksi satwa
yang berasal dari berbagai negara dalam 5 benua di seluruh dunia. Kebun binatang ini memiliki
luas 30 hektar dengan berbagai jenis satwa yang terbagi dalam beberapa zona seperti Savannah,
Tiger Land, River Adventure, New Aquarium, New Safari Fam dan lain-lain. Kebun binatang ini
beralamat di Jl. Oro-oro Ombo No. 9, Batu, Jawa Timur.
Banyaknya koleksi hewan yang ditawarkan dan lokasi yang cukup mudah dijangkau
mahasiswa menjadikan Batu Secret Zoo sebagai pilihan terbaik untuk dilakukan pengamatan
langsung keanekaragaman hewan anggota dari filum Chordata. Fokus dari penelitian ini adalah
pada kelas reptilia.
Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompo hewan vertebrata yang berdarah dingin
dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda yaitu hewan dengan
empat tungkai (Ahmad, 2015). Persebaran reptil di dunia sangatlah bervariasi, komunitas reptil
yang paling banyak dan sering ditemukan adalah di Benua Amerika dan Benua Asia.

3
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan ini adalah memperoleh tambahan pengetahuan dan wawasan
yang diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan sikap dan kepribadian sebagai calon
ilmuwan terutama dalam bidang biologi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui keanekaragaman hewan khususnya reptil di Taman Rekreasi Edukasi Jawa
Timur Park II.
b. Mengetahui persebaran keanekaragaman hewan khususnya reptil dan berbagai filum
koleksi reptil yang dimiliki oleh Batu Secret Zoo, Taman Rekreasi Edukasi Jawa Timur
Park II.
c. Mengamati morfologi eksternal reptil dan berbagai filum koleksi reptil yang dimiliki oleh
Batu Secret Zoo.
1.3 Manfaat
a. Mengembangkan sikap dan kepribadian sebagai calon ilmuwan terutama dalam bidang
biologi.
b. Menambah pengetahuan mengenai persebaran dan morfologi luar dari reptil yang ada di
Batu Secret Zoo.

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
SNAKE
1 King Cobra
A Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata

4
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Famili : Elapidae
Subfamili : Elapinae
Genus : Naja
Species : N. naja
B Morfologi
Ular ini bertubuh panjang dan ramping. Ular jantan cenderung lebih panjang
dan besar jika dibandingkan dengan yang betina.

Gambar 1.1 Susunan perisai (sisik-sisik besar) di kepala ular king cobra

Coklat kekuningan, coklat zaitun, sampai keabu-abuan di bagian atas (dorsal)


tubuh, dengan bagian kepala yang cenderung berwarna lebih terang. Sisik-
sisik bertepi gelap atau kehitaman, nampak jelas di bagian kepala. Sisik-sisik
bawah tubuh (ventral) berwarna keabu-abuan atau kecoklatan, kecuali dada dan
leher berwarna kuning cerah atau krem dengan pola belang hitam tak teratur, yang
nampak jelas apabila ular ini mengangkat dan membentangkan lehernya. Ular
yang masih kecil berwarna lebih gelap atau kehitaman, dengan bintik-bintik putih
atau kuning yang membentuk belang (garis) melintang, belang ini masih nampak
samar-samar pada sebagian individu dewasa. Anak ular ini berkepala hitam
dengan empat garis putih melintang di atasnya.
Kepalanya besar dengan moncong yang relatif pendek dan tumpul. Di
belakang perisai parietal(ubun-ubun), yang pada ular lain biasanya berupa sisik-
sisik kecil, pada ular anang ditempati oleh sepasang perisai oksipital yang besar.
Perisai labial (bibir) atas 7 buah, no-3 dan -4 menyentuh mata. Pupil mata bundar
dan besar. Sisik-sisik dorsal (punggung) dalam 15 deret di tengah badan. Sisik-
sisik ventral (perut) 215262 buah, sisik anal tunggal, sisik-
sisik subkaudal (bawah ekor) 80120 buah; yang sebelah depan tunggal dan di
bagian belakang berpasangan.

5
C Habitat dan Makanan
Habitat ular ini adalah hutan dataran rendah, rawa-rawa, wilayah semak
belukar, hutan pegunungan, lahan pertanian, ladang tua, perkebunan, persawahan,
dan lingkungan pemukiman. Makanan ular king cobra ini adalah mangsa
utamanya adalah jenis-jenis ular yang berukuran relatif besar,
seperti sanca (Python) atau ular tikus (Ptyas). Juga memangsa ular-ular yang
berbisa lainnya dan kadal berukuran besar seperti halnya biawak.
D Sebaran Geografis
Persebaran ular king cobra adalah menyebar mulai dari India di
barat, Bhutan, Bangladesh, Burma, Kamboja, Cina selatan, Laos, Thailand, Vietna
m, Semenanjung Malaya, Kepulauan Andaman, Indonesia dan Filipina. Di
Indonesia ular ini ditemukan di Sumatra, Kepulauan Mentawai,
Kepulauan Riau, Bangka, Borneo, Jawa, Bali, dan Sulawesi.
E Peran di Lingkungan
Ular king kobra ini sudah terancam kepunahan karena banyak dimanfaatkan
oleh manusia. Bagian hewan ini yang sering dimanfaatkan adalah bisanya dan
kulitnya.

6
a b.
Gambar 1.2 a. Gambar king cobra di Screet Zoo (sumber : foto pribadi), b. Gambar king cobra di alam bebas
(sumber : http://www.re-tawon.com/2012/02/kobra-peludah-khatulistiwa-sang.html).

2 Blood phyton (Malaisya; Indonesia)


A Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Famili : Phytonidae
Genus : Python
Species : Python curtus
B Morfologi
Hewan dewasa bisa tumbuh sampai sepanjang 1,5-1,8 m (5-6 kaki) dengan berat
badan yang besar. Ekor hewan ini begitu pendek dibandingkan dengan keseluruhan
panjang tubuhnya. Pola warnanya terdiri dari warna dasar kuning kecoklatan, sawo
matang atau coklat keabu-abuan yang dilapisi dengan bercak-bercak berwarna dari
merah bata sampai merah darah.
C Habitat dan Makanan
Habitat hewan ini adalah di rawa-rawa dan tepian sungai hujan. Makanan blood
python adalah beberapa jenis mamalia dan burung.
D Sebaran Geografis
Hewan ini ditemukan di wilayah Asia Tenggara khususnya
di Indonesia (Sumatra dan Kalimantan), Thailand selatan dan Malaysia. Lokalitas
jenis hewan ini adalah Sumatra (Shine,1999).
E Peran di Lingungan
Hewan ini banyak diburu oleh manusia digunakan sebagai hewan peliharaan.

7
Gambar 1.3 gambar hasil pengamatan Blood Python (sumber : foto pribadi)

Gambar 1.4 gambar ular Blood Python (sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Sanca_darah_hitam)

3 Green Python Tree (Amerika Selatan)


A Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Famili : Phytonidae
Genus : Morelia
Spesies : Morelia viridis / Chondrophyton viridis
B Morfologi
Hewan ini memiliki nama lokal ular sanca hijau. Sanca hijau dicirikan dengan
tubuhnya yang relatif langsing. Ekornya yang relatif panjang terhitung sekitar 14%
dari panjang total hewan ini. Kepala hewan ini besar dan bisa dengan jelas dibedakan
dari lehernya. Hewan ini memiliki moncong yang besar dan lancip. Penampang tubuh
hewan ini berbentuk segitiga dengan tulang belakang yang menonjol. Hewan ini

8
biasanya mencapai panjang total 1,5-1,8 meter (4,9-5,9 kaki) namun betina berukuran
besar panjangnya bisa mencapai 2 m (6.6 ft). Ukuran hewan ini juga bervariasi
berdasarkan daerah asalnya. Berat hewan ini sangat bergantung pada status
nutrisinya. Jantan bisa mencapai berat sekitar 1,1-1,4 kg (2,4-3,1 pon), sementara
betina bisa mencapai 1.6 kg (3.5 lb). Spesimen yang lebih besar dari biasanya seberat
2.2 kg (4.9 lb) merupakan betina, sebagaimana kebanyakan ular lainnya dimana
ukuran betina sedikit lebih besar dan berat daripada jantan.
C Habitat dan Makanan
Habitat dari ular ini adalah hutan hujan, semak belukar dan pepohonan. Makanan
dari ular sanca hijau adalah tikus.
D Sebaran Geografis
Sebaran dari ular ini adalah Pulau Papua, Semenanjung Tanjung York di Australia
dan Amerika Selatan.
E Peran di Lingkungan
Hewan ini banyak ditemukan di alam.

Gambar 1.5 gambar hasil pengamatan ular sanca hijau di Screet Zoo (sumber : foto pribadi)

Gambar 1.6 gambar ular sanca hijau atau green python tree (sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Sanca_hijau)

4 Python Reticulatus (Asia Tenggara)

9
A Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Famili : Pythonidae
Genus : Python
Spesies : Python reticulatus
B Morfologi
Sanca kembang atau sanca batik adalah sejenis ular dari suku Pythonidae yang
berukuran besar dan memiliki ukuran tubuh terpanjang di antara ular lain. Ukuran
terbesarnya dikatakan dapat melebihi 8.5 meter dan merupakan ular terpanjang di
dunia. Lebih panjang dari anakonda (Eunectes), ular terbesar dan terpanjang di
Amerika Selatan. Nama-nama lainnya adalah ular sanca; ular sawah; sawah-n-
etem(Simeulue); ular petola (Ambon); dan dalam bahasa Inggris reticulated
python atau kerap disingkat retics. Sedangkan nama ilmiahnya yang sebelumnya
adalah Python reticulatus, kini diubah genusnya menjadi Malayopython reticulatus.
Sanca kembang memiliki pola lingkaran-lingkaran besar berbentuk jala (reticula,
jala), tersusun dari warna-warna hitam, kecoklatan, kuning dan putih di sepanjang sisi
dorsal tubuhnya. Satu garis hitam tipis berjalan di atas kepala dari moncong hingga
tengkuk, menyerupai garis tengah yang membagi dua kanan kiri kepala secara
simetris. Dan masing-masing satu garis hitam lain yang lebih tebal berada di tiap sisi
kepala, melewati mata ke belakang. Sisik-sisik dorsal (punggung) tersusun dalam 70-
80 deret; sisik-sisik ventral (perut) sebanyak 297-332 buah, dari bawah leher hingga
ke anus; sisik subkaudal (sisi bawah ekor) 75-102 pasang. Perisai rostral (sisik di
ujung moncong) dan empat perisai supralabial (sisik-sisik di bibir atas) terdepan
memiliki lekuk (celah) pendeteksi panas (heat sensor pits) (Tweedie 1983).
C Habitan dan Makanan
Habitat dari ular sanca kembang ini adalah dataran rendah dan pegunungan
100 mdpl, di perairan persawahan, tepi sungai, rawa-rawa dan hutan bakau. Makanan
dari ular ini adalah mamalia kecil, burung dan reptil lainnya seperti biawak. Ular
yang kecil memangsa kodok dan ikan.
D Sebaran Geografis

10
Sanca kembang menyebar di hutan-hutan Asia Tenggara. Mulai dari
Kep. Nikobar, Burma hingga ke Indochina; ke selatan melewati Semenanjung Malaya
hingga ke Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara (hingga Timor), Sulawesi;
dan ke utara hingga Filipina (Murphy and Henderson 1997).
E Peranan di Lingkungan
Hewan ini banyak dipelihara oleh manusia karena ular ini relatif jinak dan
memiliki kulit yang indah. Perburuan ualr ini adalah untuk diambil kulitnya yang
digunakan untuk industri seperti pembuatan tas dan ikat pinggang. Hewan ini
terancam kepunahan.

Gambar 1.7 gambar hasil pengamatan ular sanca kembang (Python reticulatus) (sumber :
foto pribadi)

Gambar 1.8 gambar ular sanca kembang di alam bebas (sumber :


https://www.usgs.gov/media/images/reticulated-python-python-reticulatus)

5 Boa Pembelit (Amerika Selatan; P. Karibia)

11
A Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Famili : Boidae
Subfamili : Boinae
Genus : Boa
Spesies : Boa constrictor
B Morfologi
Tubuh ular ini berwarna cokelat muda dengan bercak-bercak belang berwarna
cokelat tua. Panjangnya antara 3 sampai 7 meter. Betina lebih besar daripada jantan.
Rentang hidup ular ini bisa mencapai 40 tahun. Tidak seperti ular lain yang pada
umumnya hanya memiliki satu paru-paru, ular ini justru memiliki dua paru-paru.
C Habitat dan Makanan
Habitat dari ular ini adalah hutan hujan. Makanan dari ular boa adalah mamalia
kecil, burung dan katak.
D Sebaran Geografis
Ular ini banyak tersebar di hutan hujan di Amerika Selatan serta di
Kepulauan Karibia.
E Peran di Lingkungan
Hewan ini terancam kepunahan dikarenakan hewan ini banyak diburu untuk
dimanfaatkan bisanya.

Gambar 1.9 gambar hasil pengamatan ular boa pembelit (Sumber : foto pribadi)

12
Gambar 1.10 gambar ular boa pembelit (Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Boa_pembelit)

13
6 Temple Viper (Asia Tenggara)
A Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Famili : Viperidae
Subfamili : Crotalinae
Genus : Tropidolaemus
Spesies : Tropidolaemus wagleri
B Morfologi
Bibir atasnya terdiri dari 8-10 sisik, yang pertama tidak bersatu dengan sisik
nasal, yang kedua letaknya rendah sehingga terpisah dari lubang loreal oleh 2 sisik
kecil, dan yang ketiga biasa ukurannya lebih besar. Sisik supraocular ukurannya kecil
atau menonjol ke atas. Sisik subocular besar terpisah dari sisik bibir atas oleh 2-3
baris sisik. Sisik dorsal pada bagian tengah badannya terdiri dari 21-27 (jarang yang
19) baris, seluruhnya berlunas. Sisik-sisik ventral berjumlah 127-154. Sisik anal
tunggal atau ganda. Sisik-sisik subcaudal berjumlah 45-56 dan terdiri dari 2 baris
sisik.
Warna tubuh pada ular yang dewasa: Kepala bagian atas berwarna hitam dengan
corak tak beraturan berwarna hijau. Bibir, dagu dan lehernya berwarna kuning dan
putih kehijau-hijauan, sisik-sisiknya dengan garis sutur berwarna hitam. Pada
punggungnya yang hitam ada beberapa bintik-bintik hijau dengan pinggir hitam yang
menyebar. Selain itu ada semacam pola belang-belang hijau di bagian punggungnya
dan kuning di badannya. Bagian ventral biasanya berwarna putih kehijau-hijauan
dengan corak kuning tak beraturan yang pinggirnya hitam dan kadangkala bertotol-
totol hitam. Pada bagian ekornya berwarna hitam dan dengan bercak-bercak hijau.
Warna tubuh pada ular yang masih muda: Kepalanya hijau dengan coreng sempit
di sisi yang berwarna putih (di atas) dan merah (di bawah). Punggung dan badannya
hijau dengan totol-totol yang teratur berwarna sebagian merah dan sebagian putih,
yang kadangkala membentuk rangkaian belang-belang. Bagian ekor seluruhnya
kemerah-merahan.
C Habitat dan Makanan
Ular ini umum ditemukan pada dataran rendah dan pegunungan hingga mencapai
ketinggian 1000 m dpl. Akan tetapi kebanyakan berada di dataran rendah yang basah

14
dekat perairan, seperti persawahan, tepi sungai, rawa-rawa dan hutan bakau. Aktifitas
hariannya dilakukan secara arboreal baik pada malam hari juga di senja atau dini hari.
Sementara pada ular yang muda lebih sering ditemukan di permukaan tanah.
Perkembang-biakannya dengan cara beranak, betina akan mengeluarkan sekitar 15
ekor. Makanannya berupa binatang mamal kecil, burung, kadal dan katak.
D Sebaran Geografis
Tersebar di Burma(Myanmar Selatan, Thailand, Kamboja, Malaysia, Sumatra,
Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Klaimantan, Sulawesi, Buton, dan sebagian
Filiphina.
E Perana di Lingkungan
Hewan ini terancam kepunahan karena sering diburu untuk dimanfaatkan bisanya dan
dijual.

Gambar 1.11 gambar hasil pengamatan ular temple viper atau bandotan candi.
(Sumber : foto pribadi).

Gambar 1.12 gambar ular


tample viper (Sumber : nb
7 Yellow Anaconda (Eunectus
murinus) (Amerika Selatan)
A Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes

15
Famili : Boidae
Subfamili : Boinae
Genus : Eunectes
Spesies : Eunectus murinus
B Morfologi
Anaconda Hijau dapat tumbuh lebih dari 29 feet atau 8,8 meter dengan berat lebih
dari 550 pon atau 227 kg dan diameter kurang lebih 12 inci atau 30 cm. Diantara
kerabat anaconda, anaconda hijaulah yang paling besar. Ukuran tubuh betinanya lebih
besar daripada yang jantan. dan Anaconda hijau lebih agresif daripada anaconda
kuning. Anaconda hijau sudah banyak diperdagangkan di pasaran internasional.
Tubuhnya dirancang untuk mudah berjalan di air daripada di darat. Mata dan rongga
hidungnya terletak di atas kepala sehingga memudahkannya untuk menyelam dan
beraktivitas di dalam air. Pada masa kawin, terjadi kompetesi antar penjantan untuk
memperebutkan sang betina dan hal ini terjadi selama 4 minggu.
C Habitat dan Makanan
Habitat dari ular ini adalah di rawa-rawa dan semak belukar dekat dengan
perairan. Makanan ular ini adalah mamalia kecil, burung, dan katak.
D Sebaran Geografis
Ular anaconda ini tersebarr di Amerika Selatan (timur Andes), sungai Amazon,
Orinoco, dan Guianas.
E Peran di Lingkungan
Ular ini sudah terancam kepunahan dikarenakan banyak diburu oleh manusia
untuk diambil kulitnya.

Gambar 1.13 gambar hasil pengamatan ular anaconda kuning (Sumber : foto Pribadi)

16
Gambar 1.14 gambar ular anaconda hijau (Sumber :
http://www.mindenpictures.com/search/preview/yellow-anaconda-eunectes-notaeus-on-branch-
near-river-pantanal-brazil/0_00446675.html)

8 Sinaloan Milksnake (Meksiko)


A Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Genus : Lampropeltis
Spesies : Lampropeltis sinaloan
B Morfologi
Ular dapat tumbuh sampai dengan panjang 1,8mtr dengan umur rata rata 28
tahun di penangkaran. Ular ini bahhkan kebal terhadap racun ular dengan kadar yang
tinggi. Ular sinaloan memiliki ciri warna merah/orange yang lebih dominan pada
pattern mereka dari pada warna putih dan kuning serta memiliki tiga kombinasi warna
dalam satu badan antara Merah-Kuning-Hitam atau Merah-Putih-Hitam. Antar
species memiliki kesamaan pattern yang hampir tidak bisa dibedakan satu species
dengan species lainnya. Ular ini aktif dan tidak berbisa.
C Habitat dan Makanan
Habitat dari ular sinaloan ini adalah anak sungai terutama wilayah irigasi
pertanian. Makanan dari ular ini adalah mamalia kecil.
D Sebaran Geografis
Sebaran dari ular sinaloan adalah Meksiko Selatan, Pantai Pasifik, Barat Laut
Mchocan, dan Pulau Tres Marias.
E Peran di Lingkungan
Ular ini banyak dipelihara oleh manusia karena ular ini termasuk hewan yang
aktif dan tidak berbisa.

17
Gambar 1.15 gambar hasil pengamatan ular sinaloan (Sumber : foto pribadi)

Gambar 1.16 gambar ular sinaloan di alam bebas (Sumber : http://flickrhivemind.net/User/David


%20A%20Jahn/Interesting )

9. Kura-Kura Aldabra (Samudra Hindia)

Klasifikasi ilmiah
Kingdom : animalia
Filum : chordata
Subfilum : vertebrata
Kelas : reptilia
Ordo : testunides
Subordo : cryptodira
Superfamili : testudinoidea
Famili : testudinidae

18
Genus : aldabrachelys
Spesies : Aldabrachelys gigantea
Kura-kura ini adalah kura-kura terbesar di dunia. Hewan ini dapat tumbuh hingga lebih
dari 1,5 m dan berat 300 kg, berusia hg 200an tahun. Karapas berwarna coklat kehitaman,
kaki besar dan kekar, leher panjang, dan merupakan hewan herbivora karena kura-kura ini
pemakan sayur-sayuran, buah-buahan, rumput, daun, dan batang kayu tanaman, namun
sesekali memakan invertebrata kecil dan bangkai, kadang dapat pula memakan tubuh kura-
kura yang mati lainnya. Hewan ini hidup di kawasan padang rumput, semak belukar yang
rendah, hutan bakau, dan bukit pasir pantai. Kura-kura ini terdapat di kepulauan aldabra dan
termasuk jenis hewan yang dilindungi.

10. Alligator Snapping Turtle

Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Testudines
Family : Chelydridae
Genus : Macrochelys
Species : Macrochelys temminckii
Macrochelys temminckii termasuk hewan karnivora pemakan ikan. Hewan ini tersebar di
bagian tenggara Amerika Serikat yang ditemukan di Barat Florida Panhandle Texas Timur,
Utara ke Kansas Tenggara, Missouri, Tenggara Iowa, Illinois Barat, Selatan Indiana Selatan
Wisconsin, western Kentucky dan Tennessee Barat. Habitat hewan ini berada di daerah
pinggiran sungai. Kura-kura ini juga merupakan jenis hewan yang dilindungi.

11. Buaya Muara

19
Klasifikasi ilmiah (Schneider, 1801)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Crocodylia
Famili : Crocodylidae
Genus : Crocodylus
Spesies : Crocodylus porosus

Crocodylus porosus merupakan buaya raksasa ganas yang dapat berkembang sepanjang 7
meter dan berat lebih dari 1000 kilogram. Buaya muara memiliki ekor yang panjang dan
kuat yang digunakan untuk berenang, selain itu digunakan sebagai alat persenjataan diri
dalam menyerang dan bertahan (Goin et al. 1978). Buaya muara menyukai air payau/asin,
oleh sebab itu pula bangsa Australia menamakannya saltwater crocodile (buaya air asin).
Hewan bersisik ini dikenal hewan karnivora karena dapat memakan Ikan (hiu), Amfibi,
Reptilia, Burung, dan Mamalia (termasuk mamalia besar) bahkan juga menyerang sesuatu
yang tidak dapat mereka makan, perahu misalnya, yang mereka kira sebagai saingan atau
lawan. Sebaran geografis hewan ini berada di perairan Teluk Benggala (Sri Lanka,
Bangladesh, India) hingga perairan Polinesia (Kepulauan Fiji dan Vanuatu), perairan
Indonesia dan Australia. Habitat buaya ini adalah di perairan. Buaya memainkan peran
penting dalam lingkungan rawa dan membantu menjaga keseimbangan ekosistem air tawar
dan ekosistem muara sungai (estuarine).

12. Iguana

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia

20
Filum : Chordata
Kelas : Sauropsida
Ordo : Squamata Upa
Ordo : Iguania
Famili : Iguanidae
Genus : Iguana
Iguana banyak ditemukan di alam. Hewan ini termasuk herbivora pemakan daun lobak,
sawi, dandelion, sayuran, bunga, buah,dan tumbuh tunas dari lebih dari 100 berbagai jenis
tanaman. Sebaran geografis iguana di daerah tropis di Amerika Tengah, Amerika Selatan,
dan Karibia. Habitat hewan ini di daerah daratan tropis
13. Soa-Soa

Klasifikasi ilmiah
Kingdom : animalia
Filum : chordate
Subfilum : vertebrata
Kelas : reptilia
Ordo : squamata
Subordo : lacertilia
Famili : agamidae
Subfamili : hydrosaurinae
Genus : hydrosaurus
Spesies : Hydrosaurus amboinensis
Nama lokal dari Hydrosaurus amboinensis adalah kadal air. Panjang tubuh mencapai 75
cm. Kepala kecil dengan moncong panjang dan lubang hidung oval di dekat ujung moncong,
tubuhnya silindris dan padat berisisik. Hewan ini pandai berenang. Persebaran geografis
hewan ini di Indonesia timur daerah Sulawesi, kepulauan Togian, Buton, Ambon, Seram,
Bacan, Ternate, Halmahera, Waigeo, Papua, Philipina. Habitat di dataran tropis tepatnya di
pohon yang tumbuh disekitar sungai atau kolam. Hydrosaurus amboinensis termasuk hewan
herbivora pemakan tanaman, daun-daunan , biji-bijian, serangga, tikus, dan kaki 1000.
Hewan ini termasuk jenis hewan yang dilindungi.

14. Chinesee Water Dragon

21
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : animalia
Filum : chordata
Subfilum : vertebrata
Kelas : reptilia
Ordo : squamata
Subordo : lacertilia
Famili : agamidae
Genus : physignathus
Species : Physignathus cocincinus
Physignathus cocincinus merupakan karnivora pemakan serangga dan kadang juga ikan
kecil. Habitat dan sebaran geografis hewan ini hutan dataran rendah dan dataran tinggi Cina
selatan & Asia Tenggara (Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar). Hewan ini banyak
dipelihara oleh masyarakat, padahal termasuk jenis hewan yang dilindungi.

15. Leopard Gecko

Klasifikasi ilmiah
Kingdom : animalia
Filum : chordata
Subfilum : vertebrata
Kelas : reptilia
Ordo : squamata
Subordo : lacertilia
Famili : gekkonidae
Subfamili : eublepharinae
Genus : eublepharis
Species : Eublepharis macularius

22
Eublepharis macularius merupakan karnivora pemakan serangga, ulat sutra, ulat bambu,
belalang , dan jangkrik. Sebaran geografis hewan ini di Pakistan, Hindia, Iran. Habitat
Eublepharis macularius berada di pepohonan dan bebatuan. Hewan ini merupakan hewan
peliharaan.

23
16. Yellow Spotted Monitor

Klasifikasi ilmiah
Kingdom : animalia
Filum : chordata
Kelas : reptilia
Ordo : squamata
Subordo : lacertilia
Famili : varanidae
Genus : varanus
Subgenus : varanus
Species : Varanus panoptes
Makanan Varanus panoptes adalah serangga. Sebaran geografis di wilayah Asia, sungai
indus, gangga, dan brahmaputra di India, Pakistan, Nepal, Shankarpur, dan Bangladesh.
Habitat hewan ini di area basah, di pinggiran hutan (pohon besar), dan ladang persawahan.
Hewan ini juga termasuk jenis hewan peliharaan.

24
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 SIMPULAN
Reptil adalah hewan vertebrata dengan penutup tubuh bersisik. Memiliki kulit kering
tanpa kelenjar dan memiliki paru-paru yang dapat digunakan untuk bernafas. Reptil
mempunyai sisik terdiri dari protein yang disebut keratin. Perbedaan yang paling umum
antara reptil dan mamalia adalah bahwa reptil poikilothermic (berdarah dingin), mereka
tidak bisa mengatur suhu internal. Pada kelas reptilia memiliki beberapa ordo, yaitu :
Testudinata (kura-kura), Squamata (kadal, ular, dan amphisbaenia), Rhynchocephalia
(tuatara), dan Crocodylia (buaya).
Persebaran reptil di dunia dipengaruhi jumlah cahaya matahari pada daerah tersebut.
Reptil ditemukan di seluruh bagian dunia dan berkembang di berbagai tipe habitat seperti
laut terbuka, hutan hujan, rawa dan gurun. Pada umumnya reptile adalah karnivora
(pemakan daging) tetapi pada sebagian reptil seperti kura-kura dan kadal adalah herbivora
(pemakan sayuran dan buah-buahan).
3.2 SARAN
Kepada lembaga Taman Rekreasi Edukasi Jawa Timur Park II Secret Zoo dapat
memfasilitasi kegiatan kuliah kerja lapangan bagi mahasiswa Universitas Negeri Malang
dengan baik untuk penelitian yang lebih maksimal dan memberikan waktu yang lebih
panjang, agar kegiatan KKL yang berikutnya mahasiswa memperoleh tambahan
pengetahuan dan wawasan yang diharapkan bermanfaat terutama dalam bidang biologi.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Darmadi. 2015. Reptilia. Universitas Riau. (online),


(http://darmadi.staff.unri.ac.id/files/2015/11/REPTILIA.pdf?keyword=) , diakses tanggal
22 November 2016.
Goin, C. J. ; O. B. Goin & G. R. Zug. 1978. Introduction to Herpetology. W.H Freeman and
Company. San Fransisco.
Krysko, K., K. Enge, and P. Moler. 2011. Macrochelys temminckii complex (Troost in Harlan
1835) Alligator Snapping Turtle. Atlas of Amphibians and Reptiles in Florida.
Muharromi, Fanani. 2010. Perilaku Harian Buaya muara (Crocodylus porosus, Schneider 1801)
di Pusat Penyelamatan Satwa Jogja. Biota. Vol. 15. (2) 188-194.
Murphy, J., R. Henderson. 1997. Tales of Giant Snakes. Malabar, Fl: Krieger publishing
company.
Shine R., Ambariyanto, PS. Harlow, & Mumpuni. 1999. "Ecological attributes of two
commercially-harvested python species in northern Sumatra". Journal of Herpetology33:
24957
Tweedie, MWF. 1983. The Snakes of Malaya. Singapore National Printers.

26

Anda mungkin juga menyukai