Anda di halaman 1dari 10

Makalah

‘’PRINSIP EKOLOGI DAN KONSERFASI”


(Dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah KSDA yang diampu oleh
Dr. Marini Susanti Hamidun, S.Si, M.Si)

Oleh

Rinna Amelia Polihito


(431418078)

Kelas B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena ia senantiasa memberikan
nikmatnya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Prinsip Ekologi dan
Konserfasi“ dapat diselesaikan dengan baik. Walaupun mungkin dalam penulisan masih
ada kesalahan dan kekeliruan namun penulis yakin bahwa manusia itu tidak ada yang
sempurna, mudah-mudahan melalui kelemahan itulah yang akan membawa kesadaran
kita akan kebesaran tuhan yang maha esa. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan
terima kasih atas bantuan dan usaha yang telah membantu saya dalam membuat makalah
ini niscaya tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak penyusunan makalah ini tidak akan
terwujud. Penyelesaian makalah ini hanya dapat terlaksana karena bantuan pikiran,
tenaga dan moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya menyampaikan terima kasih.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Sehingga segala kritik dan saran yang bersifat membangun diharapkan demi
penyempurnaan makalah ini.

Gorontalo, Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
2.1 Konsep prinsip ekologi yang berhubungan dengan Flaktuasi Populasi 3
2.2 Prinsip Ekologi yang berhubungan dengan keanekaragaman ............... 4
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 6
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkunganya dan yang lainnya. Ekologi berasal dari bahasa yunani yaitu oikos (habitat)
dan logos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar
makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam
ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai satu kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya.
Secara ekologis populasi umumnya memiliki tiga bentuk sebaran umur yaitu
muda (prareproduktif), reproduktif dan umur tua (postreproduktif). Lamanya periode
umur ekologis jika dibandingkan dengan panjangnya umur sangat beragam tergantung
pada jenis organisme dan kondisi lingkungan yang melingkupinya. Beberapa jenis
tumbuhan dan hewan memiliki umur prareproduktif yang lebih panjang dan beberapa
tidak memiliki umur postproduktif. Populasi organisme yang sama tetapi hidup dalam
kondisi lingkungan yang berbeda juga dapat memiliki periode umur ekologis yang
berbeda. Populasi hewan liar biasanya memiliki umur reproduktif lebih lama
dibandingkan dengan yang dipelihara, contohnya beberapa jenis burung. Biasanya
populasi yang sedang berkembang cepat akan didominasi oleh individuindividu muda,
populasi yang stationer memiliki umur yang lebih merata dan populasi yang menurun
akan didominasi oleh sebagian besar individu-individu yang berumur tua.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu faktor biotik dan abiotik. Faktor abiotik antara lain suhu,
air, kelembapan, cahaya, dan topografi. Sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup
yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan
erat dengan tingkatan - tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas,
dan ekosistem. Dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu system
yang menunjukan kesatuan. Ekologi, biologi, dan ilmu pengetahuan lainnya saling
melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan kebanyakan rantai
makanan manusia dan tingkat tropik. Ekowilayah bumi dan riset perubahan iklim
ialah dua wilayah dimana ekolog (orang yang mempelajari ekologi) kini berfokus
pada beberapa cabang ilmu dari ekologi.

1
Konservasi ialah suatu upaya pelestarian lingkungan akan tetapi
masih memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan pada saat itu dengan cara tetap
mempertahankan suatu keberadaan setiap komponen-komponen lingkungan untuk
pemanfaatan di masa yang akan datang. Atau konservasi ialah suatu upaya yang
dilakukan oleh manusia untuk bisa melestarikan alam, konservasi bisa juga disebut
dengan pelestarian maupun perlindungan. Jika secara harfiah konservasi berasal dari
bahasa Inggris yakni “Conservation” yang artinya pelestarian atau perlindungan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan makalah ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep prinsip ekologi yang berhubungan dengan flaktuasi
populasi ?
2. Bagaimana prinsip ekologi yang berhubungan dengan keanekaragaman ?

1.3 Tujuan Makalah


Tujuan yang ingin di capai dalam makalah ini yaitu:
1. Dapat menjelaskan Bagaimana konsep prinsip ekologi yang berhubungan dengan
flaktuasi populasi
2. Dapat menjelaskan prinsip ekologi yang berhubungan dengan keanekaragaman

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep prinsip ekologi yang berhubungan dengan flaktuasi populasi
Dinur (2007) dalam Interweaving Architecture and Ecology A Theoretical
Perspective) tiga prinsip-prinsip Ekologi (fluktuasi, stratifikasi, dan saling
ketergantungan) yang dipilih untuk penyelidikan karena mereka menentukan organisasi
sistem kehidupan dan karena itu relevan sebagai dasar untuk analogi antara ekologi.
'Ekologi' adalah studi sistem kehidupan dan hubungan satu sama lain. Sistem yang hidup
adalah terpadu, yang muncul dari hubungan antara bagiannya masing-masing. Setiap
bagian mencerminkan seluruh tetapi seluruh selalu berbeda dari sekadar jumlah bagian-
bagian, menunjukkan bahwa arsitek dan desainer tidak benar-benar mengerti bagaimana
sistem kehidupan berfungsi, tetapi sebaliknya mencoba untuk meminjam ide-ide baru dari
ilmu pengetahuan dan ekologi dan mengekspresikannya dengan arsitektur dalam cara
yang singkat. Prinsip fluktuasi menunjukkan bahwa bangunan dapat dirancang dan
dianggap sebagai tempat dimana proses budaya dan alam yang berbeda berinteraksi.
Bangunan harus mencerminkan proses proses yang terjadi pada site, dan semakin itu
memungkinkan proses harus dialami sebagai proses daripada representasi dari proses,
proses proses tersebut semakin akan berhasil jika terus menerus terjadi secara kontinuitas
dalam menghubungkan orang ke realita site.
Fluktuasi Populasi dan Ayunan (isolasi) Siklik
Apabila populasi telah menyelesaikan pertumbuhannya, N/t rata-rata sama dengan
nol, kepadatan populasi cenderung berfluktuasi di atas dan di bawah tingkat atas asimtot
atau daya dukung. Fluktuasi ini merupakan hasil dari perubahan dalam lingkungan fisik
atau interaksi dalam populasi atau keduanya atau antarpopulasi. Karena itu fluktuasi
dapat terjadi meskipun keadaan lingkungan tetap misalnya dalam laboratorium.
Di alam perlu dibedakan :
a. Perubahan ukuran populasi musiman yang sebagian besar dipengaruhi oleh
adaptasi sejarah kehidupan bersama-sama dengan perubahan faktor lingkungan.
b. Fluktuasi tahunan (annual).

Fluktuasi (ayunan) tahunan ada dua macam :

a. Fluktuasi yang dipengaruhi oleh perubahan faktor fisik lingkungan yang terjadi
secara tahunan atau faktor ekstrinsik (yaitu faktor di luar interaksi dalam
populasi). Fluktuasi yang dipengaruhi oleh perbedaan faktor fisik lingkungan
3
cenderung tidak teratur dan jelas berkaitan dengan variasi dari faktor fisik yang
membatasi misalnya temperatur,curah hujan dan sebagainya.

b. Fluktuasi yang terutama dipengaruhi oleh dinamika populasi atau faktor intrinsik
(yaitu faktor dalam populasi). Fluktuasi jenis ini sering memperlihatkan
keteraturansehingga istilah “siklus/daur” adalah memadai. Fluktuasi tahunan akan
hebat pada ekosistem yang relatif sederhana di mana komunitas hanya terdiri dari
beberapa populasi misalnya populasi kutub, hutan buatan, dan sebagainya. Dapat
dikatakan makin tua dan terorganisasi komunitas makin rendahlah fluktuasi
populasi.
2.2 Prinsip Ekologi yang berhubungan dengan keanekaragaman
Komunitas sebagai suatu organisasi kehidupan tersusun dari beberapa komponen
yang masing-masing komponen memiliki dinamikanya masing-masing dan dikenal
sebagai struktur komunitas. Sebelum mempelajari hubungan komunitas dengan
lingkungannya salah satu kajian untuk mempelajari komunitas adalah mengamati struktur
komunitas.

Beberapa hal yang perlu diketahui dalam mempelajari struktur komunitas antara
lain adalah:

1. Jenis organisme penyusunnya, misalnya untuk mempelajari komunitas rumput di


Hutan Wisata Kaliurang, maka pertama kali yang harus dilakukan adalah jenis-
jenis rumput apa saja yang tumbuh di sana.

2. Densitas (kepadatan), misalnya berapa jumlah rumput jenis ″A″ per meter persegi

3. Keanekaragaman jenis

Nilai keanekaragaman jenis diukur dengan menghitung nilai indeks


keanekaragaman. Ada dua cara untuk menentukan angka indeks ini yaitu menggunakan
indeks keanekaragaman Simpson (D) atau dengan indeks keanekaragaman Shanon-
Wiener (H′). Rumus indeksindeks tersebut adalah sebagai berikut:

D=1–C

H′ = -∑ Pi ln Pi

Keterangan:

C = Indeks dominansi = ∑(ni/N)2

Pi = Perbandingan jumlah individu suatu jenis dengan seluruh jenis (ni/N)


4
Indeks Shanon-Wiener merupakan metode yang paling umum dipakai. Indeks ini
merupakan indeks terbaik untuk membuat perbandingan dimana kita tidak bermaksud
untuk memisahkan komponen-komponen keanekaragaman (Pielow dalam Deshmuksh,
1992:463). Komponen tersebut adalah kekayaan jenis dan kesamarataan atau equilibilitas.

Keanekaragaman jenis merupakan karakteristik yang unik dalam tingkat


organisasi biologi yang diekspresikan melalui struktur komunitas. Suatu komunitas
dikatakan mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi apabila terdapat banyak jenis
dengan jumlah individu masing-masing relative merata. Keanekaragaman dimaksud
adalah keanekaragaman jenis bukan untuk mencari kedudukan jenis dalam takson,
melainkan ditekankan pada dasar trofik, atau tingkatan fungsional organisme. Nilai
indeks keanekaragaman yang besar mengisyaratkan terdapatnya daya dukung lingkungan
yang besar terhadap kehidupan.

Suatu lingkungan yang memiliki keanekaragaman jenis yang besar umumnya


akan terdiri dari populasi-populasi yang masing-masing dengan jumlah individu yang
relative kecil. Sebaliknya, lingkungan yang memiliki keanekaragaman jenis kecil
umumnya dalam lingkungan tersebut akan dihuni oleh jenis yang terbatas dengan jumlah
individu melimpah. Kategori angka indeks keanekaragaman jenis kedalam kelompok
keanekaragaman besar, kecil atau sedang

Keanekaragaman adalah semua kumpulan benda yang bermacam-macam, baik


ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Hayati yaitu menunjukkan sesuatu yang
hidup. Jadi keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup
(organisme) penghuni biosfer. Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”.
Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat
adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat
lainnya.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan materi dapat disipulkan bahwa Prinsip dasar ekologi
terbagi menjadi tiga prinsip-prinsip Ekologi (fluktuasi, stratifikasi, dan saling
ketergantungan) yang dipilih untuk penyelidikan karena mereka menentukan organisasi
sistem kehidupan dan karena itu relevan sebagai dasar untuk analogi antara ekologi.
Prinsip fluktuasi menunjukkan bahwa bangunan dapat dirancang dan dianggap sebagai
tempat dimana proses budaya dan alam yang berbeda berinteraksi. Bangunan harus
mencerminkan proses proses yang terjadi pada site, dan semakin itu memungkinkan
proses harus dialami sebagai proses daripada representasi dari proses, proses proses
tersebut semakin akan berhasil jika terus menerus terjadi secara kontinuitas dalam
menghubungkan orang ke realita site. Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam.
Keanekaragaman makhluk hidup tersebut disebut dengan sebutan keanekaragaman hayati
atau biodiversitas. Setiap sistem lingkungan memiliki keanekaragaman hayati yang
berbeda.

6
DAFTAR PUSTAKA

Owen, S. O. (1980). Natural Resources Conservation, an Ecological Approach. Third


Edition. New York: Macmillan Publishing Co. Inc.

Peggy, L. F and S. K. Jain. (1992). Conservation Biology, the Theory and Practice of
Nature Conservation Preservation And Management.

Heddy S dan Kurniati M. 1996. Prinsip-prinsip Dasar Ekologi. Suatu bahasan tentang
Kaidah Ekologi dan Penerepannya. Jakarta : Raja Grafindo

Irwan, Z.D. 2003. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi, Ekosistem, Komunitas, dan
Lingkungan. Jakarta : Bumi Aksara.

Odum, E. (1971). Fundamental of Ecology. Philadelphia: W.B. Saunders Company.


Resosudarmo, RS.; K. Kartikawinata ; A. Soegiarto. (1992). Pengantar Ekologi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Power, A. M. (2006). Designing For Ecology: The Ecological Park. Massachusetts


Institute Of Technology, De

Anda mungkin juga menyukai