Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH REPRODUKSI DAN EMBRIOLOGI TUMBUHAN

“Struktur,Anatomi dan Fisiologi Schyzophyta,thallophyta,bryophyta dan


Pteridophyta”

Disusun sebagai salah satu tugas kelompok yang diwajibkan dalam Mengikuti kuliah
Matakuliah Reproduksi dan Embriologi Tumbuhan

DOSEN PENGAMPU : KHAIRUNA,M.PD

DISUSUN OLEH :

NAMA : OCTAVIA CHOTIMAH

NIM : 0310192057

KELAS : TBIO 2

SEMESTER : V (LIMA)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

TAHUN 2020/2021
KATA
PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Reproduksi dan Embriologi
Tumbuhan yang membahas tentang “ Struktur,Anatomi dan Fisiologi
Schyzophyta,thallophyta,bryophyte dan Pteridophyta”. Dalam penulisan dan penyusunan
penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak. Penulis sadar bahwa penulisan ini terdapat
banyak kekurangan.

Untuk itu penulis banyak menghimbau agar pembaca dapat memberikan saran dan kritik
yang membangun demi perbaikan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, kami tentu saja
tidak dapat menyelesaikan sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada kedua Orang Tua saya yang selalu mendoakan dan
kepada Ibu Khairuna, M.Pd selaku dosen mata kuliah Reproduksi dan Embriologi Tumbuhan
di UIN Sumatra Utara yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Medan, 13 Nov 2021

Octavia Chotimah
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...............................................................................................2

Daftar isi ........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................4


B. Rumusan Masalah ...............................................................................5
C. Tujuan Penulisan .................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bryophyta......................................................................... 6
B. Ciri-Ciri Bryophyta ............................................................................ 7
C. Sifat Morfologi dan Struktur Tubuh Bryophyta .............................. 10
D. Reproduksi atau perkembangbiakkan Bryophyta ............................ 12
E. Klasifikasi/Pembagian Bryophyta ................................................... 12
F. Peranan Bryophyta ........................................................................... 19
G. Integrasi Al-Quran Pada Bryophyta (Lumut) .................................. 20

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................21
B. Saran ..........................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................22


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan jenis tumbuhan yang banyak tumbuh di


daerah hutan hujan tropis. Lumut merupakan kelompok tumbuhan epifit yang banyak
ditemukan tumbuh di batang pohon, kayu mati, kayu lapuk, tanah atau batuan, dengan
kondisi lingkungan lembab dan penyinaran yang cukup. Tumbuhan lumut hidup
menyesuaikan diri dengan lingkungan darat khususnya di tempat-tempat yang lembab
dan basah. Tumbuhan lumut yang hidup pada permukaan kulit pohon biasa dikenal
dengan corticolous. Kulit pohon sebagai substrat lumut epifit umumnya bersifat kering
sehingga kebutuhan air lumut tersebut tergantung pada kelembapan udara disekitarnya.

Morfologi tumbuhan merupakan salah satu cabang ilmu yang kini telah berdiri
sendiri. Menurut Tjitrosoepomo (2003:1) morfologi tumbuhan kiniberkembang dengan
pesat hingga dipisahkan menjadi morfologi luar dan dalam. Morfologi luar berguna
untuk mencandra atau mendeskripsi tumbuhan secara visual. Dengan mempelajari
morfologi tumbuhan, keragaman tumbuhan yang sangat besar dapat dikenali dan
diklasifikasikan serta diberi nama yang tepat untuk setiap kelompok yang terbentuk.

Jamur adalah organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat
menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang
berklorofil. Oleh karena itu, jamur mengambil zat-zat makanan dari organisme lain untuk
kebutuhan hidupnya. Pada umumnya jamur hidup pada sisa makhluk lain yang sudah
mati, misalnya pada tumpukan sampah, serbuk gergaji kayu, atau pada batang kayu yang
sudah lapuk (Suriawiria, 2006).

Anatomi tumbuhan merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang


mempelajari mengenai struktur dalam tumbuhan yang kompleks beserta fungsinya
(Guvenc, 2011). Salah satu fungsi dasar ilmu anatomi yaitu menghasilkan karakter yang
dijadikan dasar taksonomi dalam menempatkan tumbuhan pada suatu tingkat takson
tertentu baik tingkat suku, marga maupun spesies (Nugroho dkk., 2006) Pada akhirnya
analisis anatomi tersebut dapat memberi keakuratan dalam penamaan yang penting bagi
pemulia tanaman, ahli ekologi maupun ahli konservasi (Cutler, 1978).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi dari Schyzophyta,thallophyta,bryophyte dan Pteridophyta?
2. Apa saja sifat Morfologi dan strukturdari Schyzophyta,thallophyta,bryophyte dan
Pteridophyta?

C. Tujuan
1. Mengetahui Anatomi Schyzophyta,thallophyta,bryophyta dan Pteridophyta.
3. Mengetahui sifat morfologi dan struktur Schyzophyta,thallophyta,bryophyte dan
Pteridophyta.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Praktikum 1 (Pengamatan Mikroskopis Pada Schizophyta)


 Air genangan dalam pot (Chamaesiphonalus)
Di air genangan pot terdapat genagan hijau biru
yaitu Gleocapsa SP, ganggang bersel tunggal, struktur
tubuh masih sangat sederhana.
Chamaesiphonales merupakan Alga bersel tunggal
atau merupakan koloni berbentuk benang, mempunyai
spora. Benang-benang itu dapat putus-putus merupaka
hormogonium (sel yang tidak terisi protoplas, selnya jernih
dengan dinding sel yang jelas), yang dapat merayap dan
merupakan koloni baru. Spora terbentuk dari isi sel
(endospora). Setelah keluar dari sel induknya, spora dapat
menjadi tumbuhan baru. Untuk menghadapi kala yang
buruk dapat membentuk sel-sel awetan dengan menambah
zat makanan cadangan serta mempertebal dan
memperbesar dinding sel.

 Air kolam ( Oscillatoriaceae)


Dari air genangan warna hijau yang di amati dengan perbesaran
10x0,25 pada miskroskop terdapat bakteri Chroococus sp yang
sering di jumpai pada air kolam yang tenang.
Oscillatoria mendiami berbagai lingkungan dari air tawar ke laut,
plankton untuk benthos. Dalam habitat yang sangat organik
seperti rawa-rawa garam strain berwarna sering dapat
ditemukan.Pembelahan selMelalui cara ini sel dapat langsung
terpisah atau tetap bergabung membentuk koloni. Misal:
Gloeocapsa.Fragmentasi, Fragmentasi adalah cara memutuskan
bagian tubuh tumbuhan yang kemudian membentuk individu
baru.
 Selaput lendir pada tembok (Gleocapsa sanguine)
Pada air genangan berwarna hijau sering dijumpai
banyak mikroba didalamnya salah satunya yaitu Oscillatoria
sp, Anabaena azolla dan Gloeocapsa sp. Air genangan hijau
ini merupakan tempat yang paling baik untuk pertumbuhan
dan perkembangbiakan mikroba. Oscillatori sp ini bersel
satu, benang (filamen) dan hidup berkoloni, dinding sel
mengandung peptida, hemiselulosa dan selulosa, kadang-
kadang berlendir. Inti sel tidak memiliki membran
(prokarion).

 Air genangan hijau (Anabaena cynidae)


Anabaena dikenal untuk kemampuan memfiksasi nitrogen, dan
Anabaena membentuk hubungan simbiosis dengan tanaman
tertentu, seperti Azolla. Anabaena adalah salah satu dari empat
genera cyanobacteria yang menghasilkan neurotoksin, yang
berbahaya bagi satwa liar setempat, serta hewan ternak dan
hewan peliharaan. Produksi neurotoksin ini diasumsikan sebagai
input ke dalam hubungan simbiosisnya, melindungi tanaman dari
tekanan penggembalaan.Sebuah proyek pengurutan DNA
dilakukan pada tahun 1999, yang memetakan genom lengkap
Anabaena, yang memiliki 8,2 juta pasangan basa.

 Air tanah dari padi disawah (Ascillatoria Rubescens)


Sel Cyanobacteria terdiri atas bagian-bagian, yaitu
lapisan lendir, dinding sel, membran plasma, membran
fotosintetik, mesosom, sitoplasma, ribosom, granula
penyimpanan, vakuola gas, protein padat, dan
nukleoplasma (DNA). Lapisan lendir, menyelimuti
dinding sel. Lendir berfungsi membantu pergerakan
meluncur (lokomosi) pada Cyanobacteria uniseluler,
serta gerak bergetar atau maju mundur (osilasi) pada
Cyanobacteria yang berbentuk benang (filamen).
Contohnya Oscillatoria Dinding Sel, mengandung
lapisan peptidoglikan yang tipis dan berfungsi untuk
memberikan bentuk tetap pada ganggang dan melindungi
isi sel. Membran sel (membran plasma), bersifat selektif
permeabel dan berfungsi membungkus sitoplasma dan
mengatur pertukaran zat.

 Specimencyanophyta (Tolypothrix)
Perubahan warna ini pada potensi air yang berbeda dapat
dikaitkan dengan konsentrasi pigmen yang berbeda.
Sebuah substansial hilangnya klorofil a disertai pemutihan
sel. Perubahan warna dari hijau menjadi merah atau coklat
diamati pada Dunaliella setelah transfer salinitas yang
lebih tinggi karena sintesis dirangsang dari karotenoid dan
hilangnya klorofil (Mironyuk & Einor 1968). Kepekaan
relatif fotosintesis dan proses fiksasi nitrogen dari T.
scytonemoides menyerupai beberapa temuan yang
dilaporkan sebelumnya ( Potts & Friedmann 1981; Potts et
al.1984).

B. Praktikum II (Pengamatan Mikroskopis Pada Thallophytha Fungi/Jamur)

1. Jamur pada roti (Rhizopus Stolonifer)


Rhizoid yaitu hifa yang menembus substrat dan
berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap,
sporangiofor yaitu hifa yang tumbuh tegak pada
permukaan substrat dan memiliki sporangium globuler
di ujungnya, hifa tidak bersekat.
 Morfologi yang mana pada jamur roti ia
memiliki hifa, hifa tersebut memiliki struktur
seperti bunga putih yang dikandung didalamnya
adalah berjenis sporangium berjenis
sporangiofor dengan ciri khas bintik-bintik
hitam.
 Anatomi mempunyai miselium yang bercabang
cabang bersepta, miselium sering membentuk
rhizoid,. Sporangium dari hifa yang
mendukungnya terpisah oleh satu sekat yang
menonjol pada sporangium tonjolan ini
dinamakan kolumela

 Jamur pada tempe (Rhizopus Oryzae)


Peranan jamur rhizopus oryzae habitatnya didarat
dibagian tanah yang lembab ataupun di sisa organisme
mati peranannya dapat mengasilkan asam laktat dan
dapat menguraikan lemak menjadi asam amino jamur
ini dapat digunakan sebagai bahan pangan seperti pada
tempe.
 Morfologi Rhizopus Oryzae hidupnya berkoloni
dan berwarna putih berangsur angsur berwarna
hitam bila telah dimasak. Rhizoid terletak pada
posisi yang sama dengan sporangiofor.
Dindingnya halus dan sedikit kasar.
 Anatomi rhizopus Oryzae kolumela oval hingga
bulat, sporanya bulat, oval, elips atau silindir
jamur ini dapat menghasilkan asam laktat.

 Jamur pada nasi ( Rhizopus Oligosporus)


Jamur pada nasi memiliki morfologi yang terdiri
dari suatu lapisan konidiofor yang panjang yang
berbaur dengan miselia aerial. Rhizopus
oligosporus banyak ditemui ditanah, nuah, sayuran
yang banyak membusuk serta roti yang sudah lama
dan juga terdapat dalam nasi. Reproduksi secara
vegetatif dengan cara membentuk spora dan tidak
berflagel (aplonospora) dan generatid dengan cara
gametangiogami dari dua hifa yang
kompasible/konjugasi dengan menghasilkan
zingospora utuk struktur tubuh mempunyai hifa
yaitu stolon, rhizoid, sporangiofot .

 Morfologi, Rhizopus oligosporus


merupakan kapan dari filum zygomycota
yang banyak menghasilkan enzim protease.
 Anatomi, yaitu koloni berwarna putih
berangsur-angsur menjadi abu-abu, stolon
halus atau sedikit kasar tidak berwarna
kuning hingga kecoklatan, sporangiofor
tumbuh daei stolon dan mengarah kedudara
baik tunggal maupun kelompok .

 Jamur yang tergenang dalam air dan specimen


 Morfologi
Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar
yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan
yang disebut miselium. Miselium menyusun
jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah
 Anatomi
Jamur tidak memiliki kloforfil sel pada jamur
ada yang uniseluler ada juga yang multiseluler.

C. Praktikum III (Pengamatan Mikroskopis Sporangium dan Spora Pada


Bryophytha)

 Lumut daun (marchantiophytha)


Di lumut daun ini terdapat morfologi akarnya memiliki ciri-
ciri yang unik, dimana akar tanaman lumut ini biasanya akan
terdapat ditempat yang seperti batang ataupun akar dari
pohona dan berbatuan yang lembab. Di akar nya berfungsi
untuk menyerap unsur hara atau sari makanan sehingga bisa
bertumbuh dengan baik.

 Lumut hati (Marchantyophyta)


Tumbuhan lumut hati ini habitatnya ditempat yang
lembab, melekat di tanah atau berbatuan.

Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai


akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan
banyak yang menganggap kelompok lumut hati
merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan
Thallophyta menuju Cormophyta. Terdapat rizoid
berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat
makanan. Sel-sel induk spora melalui pembelahan
reduksi akan membentuk spora. Spora yang
berkecambah hanya berkembang menjadi suatu
buluh yang pendek atau boleh dikatakan lumut hati
tidak membentuk protonema

 Lumut tanduk (antheceropsida)


Lumut tanduk atau Anthoceropsida mempunyai bentuk
sporofit yang panjang dan runcing, yang dapat tumbuh
setinggi 5 cm. Sporofit lumut tanduk hanya terdiri dari
sporangium dan tidak memiliki seta. Spora matang akan
dilepaskan oleh sporangium yang pecah atau terbuka,
dimulai dari ujung tanduk. Gametofit, yang umumnya
memiliki diameter 1-2 cm tumbuh secara mendatar dan
kadang ditempeli oleh sporofit majemuk.Lumut tanduk
sering menjadi spesies pertama yang menempati sebuah
wilayah terbuka dan lembab. Habitat Lumut Tanduk
(Anthoceropsida) ialah di bukit ataupun di lereng gunung
pada tanah mineral yang lembab.
D. Praktikum ke IV (Pengamatan mikroskopis Sporangium dan Spora Pada
Pteridophytha)

 Adiantum peruvianum (suplir)


Morfologi adiantum peruvianu memiliki bagian
berupa daun, batang, akar, dan spora. Daun dari
tanaman suplir ini tidak berbentuk memanjang,
namun cenderung dengan bentuk yang bulat. Sorus
adalah kluster-kluster yang berada di tepi bawah
daun.Spora dilindungi oleh suatu indusium dengan
tangkai yang memiliki khas tersendiri dan berwarna
hitam yang mengkilap.Daun tanaman suplir ini
memiliki sistem pertulangan yang sangat unik dan
menarik, dimana sistem pertulangannya akan
terlihat seperti sporofil atau menyirip.

 Polypodium olycyrizza
Polyppodium olycyrriza terdapat daun, batang,
akar dan spora. Bentuk daun pada tumbuhan ini
berbentuk delta memanjang peruratannya
bercabang serta tekstur helaiannya tipis. Pada
tumbuhan ini sudah di kenal bagian batang yang
telah memiliki berkas pembuluh angkut. Akar
pada tanaman ini berbentuk serabut yang
tumbuh dari rimpang, berfungsi sebagai organ
tumbuhan yang menyerap unsur hara dari dalam
tanah. Spora merupakan alat perkembangbiakan
pada tumbuhan ini yang sifatnya dispersi atau
menyebar. Sporanya terlindung oleh
sporangium yang dilindungi oleh indisium.
 Pterogramma calomenalos (Paku Perak)
Morfologi Paku-pakuan memiliki jenis akar serabut
yang dilengkapi dengan kaliptra di bagian ujungnya.
Jaringan akar tumbuhan paku terdiri atas epidermis,
korteks, serta silinder pusat. Pada bagian ini juga
terdapat berkas pengangkut xylem dan floem.
Fungsi akar pada tanaman paku adalah sebagai alat
penopang agar dapat tumbuh tegak.Batang
tumbuhan paku mempunyai struktur yang sama
dengan akarnya, yaitu terdiri dari lapisan epidermis,
korteks, dan silinder pusat. Para peneliti
menganggap akar dan batang tanaman ini sebagai
satu bagian yang sama dimana separuh batang
tumbuhan paku hidup di dalam tanah,Daun paku
adalah bagian paling atas dari tumbuhan ini.
Daunnya terdiri atas lapisan epidermis, pembuluh
pengangkut berupa xylem dan floem, serta mesofil.

 Pteris longifolia
Morfologi Banyak dari mereka memiliki segmen
ental linear, dan beberapa memiliki percabangan
setengah-menjari. Sebagaimana anggota Pteridaceae
lainnya, tepi daun ental melipat menutup sori di tepi.
Lapisan terluar adalah epidermis berlapis tunggal
tanpa stomata. Korteks dibedakan menjadi daerah
kortikal luar dan dalam. Silinder vaskular adalah
siphonostele amfifloik
Anatomi berukuran kecil mirip sisik rambut daun
tersebut tumbuh beraturan tetapi menyerupai bentuk
spiral.
 Neprolepis bisserata (paku harupat)
Morfologi merupakan kelompok tumbuhan paku
dengan sekitar 40 jenis yang mudah dikenali karena
entalnya memanjang berbentuk padang. Tumbuhan
ini mudah beradaptasi karena beradaptasoi karena
bersifat epifit dan memiliki rimpang yang tahan
kering yang menjalar kemana-mana.
Anatomi penyerapan paling efektif terutama
formaldehid sylene,trichlloreothylen dan karbon
monoksia. Nasa bahkan merekomendasi tanaman ini
diletakkan dalam ruangan karena mampu menyerap
formaldehid dari tembok maupun furniture selain
mudah dikembangkan mudah perawatannya
tanaman inu pun relative murah harganya.

 Asplenium Nidus (Paku Sarang Burung)


Morfologi , paku ini mudah dikenal karena
tajuknya yang besar, entalnya dapat mencapai
panjang 150 cm dan lebar 20 cm, menyerupai
daun pisang. Perurutan daun menyirip tunggal.
Warna helai daun hijau cerah, namun jika kena
cahaya matahari langsung berangsur angsur
daunnya akan menguning
Anatomi paku epifit dengan akar rimpang
kokoh, tegak, bagian ujung mendukung daun-
daun yang tersusun roset dibagian bawahnya
terdapat kumpulan akar yang besar dan rambut
berwarna coklat, bagian ujung ditutupi sisik-
sisik sepanjang sampai 2 cm, berwarna coklat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan struktur
tubuh dari tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa Latin morphus yang berarti wujud atau
bentuk, dan logos yang berarti ilmu. Morfologi tumbuhan berguna untuk mengidentifikasi
tumbuhan secara visual, dengan begitu keragaman tumbuhan yang sangat besar dapat
dikenali dan diklasifikasikan serta diberi nama yang tepat untuk setiap kelompok yang
terbentuk, ilmu yang mempelajari klasifikasi serta pemberian nama tumbuhan adalah
taksonomi tumbuhan. Reproduksi tumbuhan adalah proses di mana tumbuhan memperoleh
organisme baru yang sesuai induknya. Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), seperti pada
hewan hasil akhir reproduksi tumbuhan adalah kelanjutan dari spesies tertentu. Reproduksi
pada tumbuhan bisa asektual atau seksual.

B. Saran

Dalam makalah yang telah saya sajikan mungkin masih banyak kekurangan dan
masih banyak terdapat kesalahan maka dari itu saya sebagai pemilik makalah sangat
membutuhkan kritik dan masukan dalam hal baik agar kedepannya untuk membuat makalah
bisa lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, dkk. 2011. Panduan Lengkap Jamur. Bogor: Penebar Swadaya.

Bryophyta, Pteridophyta. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Darnetty, 2006. Pengantar Mikologi. Padang: Andalas University Press.

Ewusie, J.Y. (1990). Pengantar Ekologi Tropika. Penerjemah Usman Tanuwijaya. Bandung :
Penerbit ITB.

Hartini, S. (2006, Juli). Tumbuhan Paku di Cagar Alam Sago Malintang, Sumatera Barat dan
Aklimatisasinya di Kebun Raya Bogor. Biodiversitas, 7, Nomor 3, 230-236.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Taksonomi Tumbuhan Schizophytha, Thallophyta,

Pratiwi,dkk. 2004. Buku Penuntun Biologi SMA untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai