Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

BOTANI TUMBUHAN RENDAH


“MENGIDENTIFIKASI ALGA”

(laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah botani tumbuhan rendah)

Disusun oleh:

Kelompok 1

Reni 17507079

Citra L. Pandiangan 17507083

Dosen pengampu:

Dr. M. Sasinggala, Msi

Dr. Z Warow, MPd

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan kesempatan dan kemampuan untuk terus belajar dan belajar dalam
mendalami satu disiplin ilmu. Dalam kesempatan ini dapat saya menyelesaikan laporan
Botani Tumbuhan Rendah dengan judul “MENGIDENTIFIKASI ALGA” dengan baik.

Dalam proses penyusunan laporan ini kami banyak mendapat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Maka diucapkan terima kasih kepada semua yang berperan
dalam penyusunan laporan ini.

Demikianlah penyusunan laporan ini diucapkan banyak terima kasih.

Tondano, 10 November 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 3


B. Tujuan praktikum .................................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Landasan teori .........................................................................................5

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat ................................................................................. 12


B. Alat dan Bahan ....................................................................................... 12
C. Langkah Kerja ........................................................................................ 12

BAB IV PEMBAHASAN

A. Ganggang coklat .................................................................................... 13


B. Ganggang hijau ...................................................................................... 15
C. Ganggang merah .................................................................................... 18

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................. 20
B. Saran ...................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 21

DOKUMENTASI

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam tumbuhan yang ditaksir meliputi 300.000 jenis tumbuhan dalam klasifikasinya
dibagi-bagi menjadi beberapa divisi salah satunya adalah algae. Algae adalah tumbuhan
yang hidup di air, baik air tawar maupun air laut, setidak-tidaknya selalu menempati habitat
yang lembab dan basah. Jenis- jenis alga yang hidup bebas di air, terutama yang tubuhnya
bersel tunggal dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun plankton, tepatnya fitoplankton.
Yang melekat pada sesuatu yang ada di dalam air misalnya batu atau kayu, disebut bentos.
Jenis-jenis yang dapat bergerak aktif mempunyai alat untuk bergerak yang berupa bulu-bulu
cambuk atau flagel. Thalophyta meliputi tumbuh-tumbuhan yang memiliki ciri utama tubuh
berupa thalus artinya struktur luar dan dalam tubuhnya belum dapat dibedakan antara akar,
batang, dan daun satu inti atau lebih nyata dalam protoplasmanya. Reproduksi aseksual
dengan spora. Baik gametangium maupun sporangiumnya hanya terdiri dari satu sel. Cara
hidupnya bisa autotrof, heterotrof dan bersimbiosis berdasarkan cara hidupnya, dibagi
dengan sub divisio atau anak divisi yaitu ganggang atau algae yang hidupnya autotrof,
cendawan atau jamur (fungi) yang hidupnya heterotrof lumut kerak atau lichenes yang
hidupnya bersimbiosis mutualisme Algae dibagi menjadi dua bagian sesuai dengan
ukurannya yaitu, makroalga (ukurannya besar ) dan mikroalga ( ukurannya kecil). Makroalga
adalah merupakan tumbuhan makrofitobentik (besar dan melekat pada substrat di lautan).
Mikroalga merupakan kelompok tumbuhan berukuran renik, baik sel tunggal maupun koloni
yang hidup disewilayah perairan air tawar dan laut. Mikroalga lazim disebut fitoplankton.
Mikroalga ini merupakan organisme mikroskopik yang harus dilihat dengan mikroskop untuk
pengamatannya. Sedangkan makroalga merupakan tumbuhan yang hidup di air tawar dan
laut yang mampu dilihat tanpa menggunakan alat bantuan atau hanya dengan mata telanjang.

4
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Menentukan nama dan jenis (mengidentifikasi) herbarium kering ganggang /
2. Mengetahui klasifikasi herbarium ganggang /alga yang telah ditentukan
3. Mengetahui struktur dari herbarium ganggang /alga .
4. Mengetahui peranan ganggang/alga yang telah ditentukan namanya dalam hidup
manusia

5
BAB II

LANDASAN TEORI

Divisi ini meliputi tubuh-tumbuhan yang memiliki sebagai ciri utama tubuh yang
berbentuk talus. Yang disebut talus ialah tubuh-tumbuhan yang belum dapat di bedakan
dalam 3 bagian utamanya, yang di sebut akar, batang, dan daun. Tubuh-tumbuhan yang
telah dapat dibedakan dalam ke tiga bagian tersebut dianamakan kormus. Tumbuhan
berkormus disebut cormophyta. Tubuh yang berupa talus itu mempunyai struktur dan
bentuk dengan variasi yang sangat besar, dari yang terdiri dari 1 sel berbentuk bulat
sampai yang terdiri atas banyak sel dengan bentuk yang kadang-kadang telah mirip
dengan kormus nya tumbuhan tingkat tinggi. Sel yang menyusun tubuh telah
memperlihatkan diferensiasi yang jelas, dalam protoplasmanya tampak nyata 1 inti atau
lebih dan plastida dengan bentuk yang beraneka ragam. Perkembangbiakan terjadi baik
dengan cara vegetative atau aseksual maupun secara generative atau seksual.
Pembentukan spora dalam organ-organ yang di namakan sporangium umum terjadi pada
warga divisi ini. Berbeda dengan pada Schizophyta yang spora nya hanya merupakan alat
untuk mengatasi kala yang buruk, pada thallophyta spora itu benar-benar merupakan alat
reproduksi, yaitu sebagai calon-calon individu baru. Perkembangan seksual terjadi
melalui peleburan gamet-gamet yang terbantuk dalam organ-organ yang disebut
gametangium. Siap gamet yang beranekaragam, demikian pula gametangiumnya,
menyebabkan perbedaan-perbedaan pula dalam terjadinya peleburan sel-sel kelamin itu.
Istilah-istilah yang bertalian dengan cara perkembangbiakan seksual pada tumbuhan talus
seperti misalnya: isogami, anisogami, gametangiogami, dan oogami, mencerminkan
adanya perbedaan-perbedaan tersebut. Terlepas dari adanya keanekaragaman mengenai
gamet dan gametangium, demikian pula mengenai spora dan sporangiumnya seluruh
warga divisi Thallopytha mempunyai ciri khas yang sama, ialah: bahwa baik sporangium
maupun gametangiumnya hanya terdiri atas sebuah sel saja. Jadi organ-organ tersebut

6
belum mempunyai dinding yang terdiri atas lapisan sel-sel steril, dinding nya hanyalah
dinding sel yang merupakan organ tersebut. Mengenai cara hidupnya dapat ditemukan 3
cara yang berbeda, yaitu yang hidup secara autotrof, dapat mengadakan asimilasi dengan
fotosintesis, ada yang hidup secara heterotrof, dan ada yang dengan suatu simbiosis.
Berdasar cirri-ciri utama yang menyangkut cara hidupnya itu, divisi Thallophyta
dibedakan dalam 3 anak divisi, yakni: ganggang (Algae), cendawan atau jamur (Fungi),
dan lumut kerak (Lichenes). Euglena sp dan Volvox sp termasuk ke dalam anak divisi
ganggang (Algae).

Berdasarkan penemuan G.M Smith dalam bukunya fresh water alga (1930an) , tumbuh-
tumbuhan yang termasuk sub divisio algae dikelompokkan kedalam beberapa class yaitu

1. Diatomae (ganggang kersik) atau bacylariophyceae


2. Clorophyceae(ganggang hijau)
3. Myxophceae (ganggang biru)
4. Chrysophceae (ganggang emas)
5. Paenophyceae (ganggang coklat)
6. Rhodophyceae ( ganggang merah) ( N. Hasnunidah, 2007 )

Ganggang

Ciri-ciri umum ganggang yaitu:

1. Habitat

Sebagian besar ganggang hidup dalam air, baik air laut maupun air tawar, walaupun
beberapa bentuk mampu hidup dalam lapisan-lapisan air didalam tanah, pada pepagan
pohon dan pada habitat serupa. Ganggang dapat tumbuh hamper disemua tempat yang
cukup lembab dan cukup cahaya untuk berfotosintesis. Salah satu habitat palinh ekstrim
yang dihuni oleh ganggang adalah jaringan-jaringan tubuh hewan. Umpamaya, beberapa
mentimun laut dan binatang karang secara teratur mengandung sel-sel ganggang dalam
jaringan nya dan kedua belah pihak memperoleh beberapa keuntungan dari simbiosis ini.
Beberapa jenis ganggang berjangkar pada suatu subsrat, tetapi banyak bentuk yang sangat
kecil melyang-layang dengan bebas dalam air, dan bersama-sama dengan mahluk-mahluk

7
lain yang melayang bebas membentuk plankton. Ganggang demikian penting sebagai
produsen primen, yang membentuk sumber makanan pokok bagi sebagian besar hewan
air. Fakta ini dinyatakan dengan ungkapan semua daging adalah rumput dan semua ikan
adalah diatom-dia-tom adalah kelompok ganggang yang umumnya berlimpah dalam
plankton.

2. Kisaran bentuk

Dalam semua ganggang tubuh tumbuhan disebut talus (thallus), yaitu istilah yang
digunakan untuk menyatakan tubuh tumbuhan yang tidak berdiferensiasi sebagai akar,
batang, dan daun. Walaupun ganggang-ganggang yang tidak memiliki organ-organ itu,
bentuknya berkisar dari tumbuhan bersel tunggal mikroskopik sampai rumput laut bersel
banyak dan sangat kompleks yang kadang-kadang panjangnya mencapai 70 m. karna
demikian besar kisaran bentuknya, maka sepantasnya lah dibeda-bedakan tingkat
pengkorganisasian ini. bersel tunggal. Ganggang bersel tunggal terdapat pada semua
divisi ganggang dari dunia tumbuhan kecuali Phaeophyta (ganggang coklat). Ganggang
ini dianggap sebagai tipe dasar, dan dari tipe ini melalui evolusi berkembanglah
ganggang, yang bertubuh lebih besar dan kompleks. Ada tipe ganggang bersel tunggal
yang dapat bergerak dan ada yang tidak dapat bergerak, dan kedua kelompok ini
merupakan titiktitik awal evolusi ketipe-tipe lebih majemuk.

3. Koloni
Ganggang berkoloni berbentuk ketika sel-sel anak yang timbul karena pembelahan sel
induk masi tetap terhimpun besama-sama. Asosiasi kelompok ini mungkin rapuh dan
mudah pecah tanpa merugikan sel komponennya, atau pada pihak ekstrim lainnya
kelompok ini akan sangat terorganisasi denan jumlah sel tertentu tiap koloni, sel-sel
individu kadang-kadang saling terikat oleh benang-benang protoplasma. Koloni itu dapat
bergerak dan tidak bergantung kepada macam tetua asalnya yang bersel tunggal.
Ganggang berfilamen berkembang dari sel tunggal yang pembelahannya terjadi
seluruhnya atau hamper seluruhnya dalam satu dimensi dan tidak diikuti oleh pemisalan
sel anak. Jika pembelahan sel terbatas pada satu dimensi saja akan dihasilkan filament
yang tak bercabang, tetapi jika beberapa selnya berkembang menjadi tonjolan latral yang
terus tumbuh dan membelah diri terbentuklah filament bercabang. Satu macam talus yang

8
lebih berspesialisasi, yang disebut Heterotrikos (heterotrichous) akan terjadi jiaka filamrn
bercabang ituu membentuk sistem perlekatan melata dan sistem fotosintesis tega. Senosit
(talus sifon). Kebiasaan senosit dicapai oleh pembelahan sel yang berulangulang tanpa
terbentuknya dinding sekat. Tipe ini berkembang biak pada jenis-jenis tropika. Talus
parenkima, talus tipe ini terbentuk jiak sel-sel sehelai filament membelah pada tiga
bidang. Tipe yang paling sederhana ialah piringan pipih setebal 2 sel, sedangkan tipe
yang paling kompleks, yang terdapat pada beberapa rumput laut coklat, memiliki talus
mirip yang mirip dengan tubuh tumbuh-tumbuhan berbunga.

4. Struktur Dasar Sel Ganggang


 Dinding sel
kebanyakan ganggang terutama terdiri atas selulosa, tetapi dinding sel sebagian
besar ganggang berisi pula komponen bergelatin yang juda berupa polisakarida.
Komponen ini tampaknya memiliki fungsi yang berbeda pada berbagai ganggang;
pada tipe koloni berfungsi untuk mengikat sel-sel menjadi satu, sedangkan pada
ganggang yang memiliki habitat berkoloni yang mudah kekeringan pada musim
kemarau, dinding ini mungkin menolong menjaga agar tidak terjadi pengeringan
(dessication).
 Kloroplas
Terdapatnya satu atau banyak kloroplas merupakan ciri yang jelas dari selsel
ganggang. Kloroplas sangat bervariasi bentuknya (dari bentuk lensa yang kecil
sekali sampai struktur berbentuk cawan besar ) dan tidak selalu hijau; warna
komponen klorofilnya terhalang oleh adanya pigmen-pigmen lain. Kloroplas
ganggang dengan dua lapis selaput disebelah luar beserta satu sistem tilakoid
(internal thylacoids), pada dasarnya berstruktur sama dengan struktur selaput
tumbuhan berbunga. Kloroplas berbagai ganggang berisi satu atau lebih tubuh
berprotein yang terspesialisasi, yang disebut pirenoid. Perenoid-perenoid pada
ganggang yang termasuk ke dalam divisi Chlorophyta berhubungan dengan
sintesis kanji, yang pada ganggang ini terbentuk dalam matriks klorplas. Pirenoid
juda lazim terdapat dalam kloroplas ganggang yang tergolong dalam divisi lain,

9
tetapi fungsinya sendiri belum diketahui,terutama karena dalam ganggang ini
polisakarida dan cadangan makanan lain di sintesis diluar kloroplas.
 Flagel
Pengamatan melalui mikroskop electron telah memperlihatkan bahwa flagel
adalah sebuah struktur kompleks yang memiliki dua fibril pusat dikelilingi oleh
sebuah lingkaran fibril ganda. Struktur flgel yang disebut Sembilan tambah dua
itu dijumpai pada seluruh dunia tumbuhan. Pengamatan melalui mikroskop
electron telah mengungkapkan bahwa ada dua tipe flagel, yaitu cambuk dan
cambuk berjumbai. Flgel cambuk berjumbai memili tonjolan lateral yang
menyerupai bulu, sedangkan flagel cambuk tidak memiliki tnjolan demikian.
Sel-sel gerak pada banyak ganggang mampu bereaksi terhadap perubahan
intensitas sumber cahaya, ganggang akan berenang kearah atau menjauhi arah
cahaya itu (berturut-turut disebut fototaksis positif dan negative). Walaupun
begitu, alga dapat bereaksi sel-sel itu harus menyerap cahaya dan kebanyakan sel
berflagel memiliki sebuah bintik mata, yaitu modifikasi bagian kloroplas yang
berisi pigmen karoten merah atau orange. Bintik mata berperan dalam reaksi
fototaksis ganggang, tetapi mekanisme keterlibatannya ditunjukkan secara jelas
hanya pada sebuah organism, yaitu Euglena.
 Vakuola kontraktil
Sel-sel berflagel dari kebanyakan ganggang air tawar, dan sedikit saja ganggang
laut, juda memiliki sebuah vakuola kontrktil atau lebih yang berfungsi sebagai
pengatur osmosis. Karena konsentrasi zat terlarut dalam air tawar lebih rendah
daripada di dalam sel air cenderung memasuki sel dengan cara osmosis, akan
tetapi kelebihan air itu akan dikeluarkan karena adanya aktivitas vakuola itu.
Mitokondria dan inti terdapat dalam sel semua ganggang, kecuali pada
Cianophyta, tetapi hal ini tidak perlu dinyatakan secara khusus, sebab secara
structural dan fungsional sama dengan tumbuhan lain.

5. Perkembangbiakkan
Ganggang dapat berkembangbiak secara aseksual

10
Perkembangbikkan vegetative, yang mencakup proses pemisahan bagian tumbuhan
dan membentuk individu baru tanpa pembentukan sel reproduksi khusus.
Perkembangbiakan aseksual, selain dengan cara vegetative, terjadi juga melalui
reorganisasi isi sel-sel tertentu menghasilkan sebuah spora atau lebih, yang kemudian
terbebas dari sel tetuanya. Walaupun terjadi berbagai macam spora yang terbentuk
secara aseksual, zoospore yang dapat berbagai adalah yang paling umum pada
ganggang. Zoospore merupakan spora berflagel yang dapat berputar sendiri dan
sering memiliki kloroplas dan sebuah bintik mata. Terlepasnya zoospore mungkin
karena robeknya dinding sekelilingnya atau melalui sebuah lubang pada dinding.
Perkembangbiakan seksual terdiri atas peleburan isis dua sel (gamet), yang dhasilkan
dalam sel-sel vegetative biasa atau atau dalam sel yang khusus bermodifikasi, yaitu
gametangium. Jika kedua gamet yang meleburkan diri dapat bergerak dan sama
ukurannya, disebut isogamete, atau gamet + dan gamet - . jika kedua gamet dapat
bergerak, tetapi yang satu lebih aktif daripada yang lain, gamet itu disebut
anisogamet. Karena anisogami terjadi pada awal evolusi deverensiasi seksual, gamet
yang lebih kecil disebut gamet jantan sedangkan gamet yang lebih besar disebut
gamet betina. Diverensiasi seksual yang lebih lanjut menjurus ke oogami, yaitu
peleburan sebuah gamet jantan yang lebih kecil tetapi tak dapat bergerak, yaitu telur
dan oosfer (karena itu disebut oogami ). Gamet-gamet ini sering menghasilkan
struktur perkembangbiakkan yang sangat terspesialisasi. Peleburan secara seksual
(baik isogami dan anisogami maupun oogami) biasanya terjadi pada medium cair
tempat tumbuh ganggang itu.

6. Klasifikasi
Ganggang merupakan kelompok yang sangat beranekaragam dan membentuk
beberapa devisi atau vilum yang kesemuanya memiliki kisaran bentuk serupa. Ini
menunjukan bahwa evolusi tipe rumit dari tipe sederhana telah berlagsung secara bebas
dalam masing-masing divisi yang terpisah. Kini ganggang biasa diklasifikasi menjadi
tujuh atau delapan divisi yang dianggap mewakili garis-garis evolusi yang sejajar. Salah
satu dari divisi ini, cianophyta menurut pengertian terbatas harus dikeluarkan dari
tumbuhan, sebab anggota-anggotanya, yang tidak seperti pada divisidivisii lain,

11
mempunyai organisasi prokariota. Sebuah divisi lain. Euglenophyta, berada pada garis
batas antara dunia tumbuhan dan dunia hewan, walaupun sering digunakan dengan vilum
hewan protozoa untuk membentuk phylum protista. Tentang divisi ganggang lain tiga
divisi utama ( chlorophyta, phaeophyta, dan rhodophyta) secara tegas merupakan anggota
dunia tumbuhan dan semuanya tergolong kedalam tipe bersel banyak.
Divisi-divisi ganggang dibedakan terutama atas :

a. Sifat kimia figmen fotosintesisnya, termasuk klorofil dan pigmen tambahan (


accessory pigments);
b. Susunan kimia makanan cadangan nya, dan
c. Jumlah dan tipe plagel pada sel yang bergerak dalam daur hidupnya. Sifat tambahan
seperti kandungan kimia dan struktur dinding sel, tipe perkembangbiakan, dan
morfologi alat perkembangbiakan juga digunakan dalam klasifikasi, terutama pada
masing-masing divisi.

12
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari / tanggal : sabtu, 09 November 2019
Waktu : 10.00-14.00 WITA
Tempat : Pantai kolongan Kombi

B. Bahan dan Alat


Alat :
 Toples
 Alat tulis
 hp

Bahan :

 Alcohol

C. Langkah kerja
 Mengumpulkan macam macam alga yang ada di pantai kolongan
 Menyiapkan toples yang berisi air
 Kemudian simpan alga dalam toples
 Kemudian campur alga dengan alcohol dalam satu tempat
 Pisahkan masing-masing alga ke dalam toples sesuai spesies
 Dan beri label atau nama dari masing-masing alga
 Dan foto ( dokumentasi)

13
BAB IV

PEMBAHASAN

a. Phaeophyta (ganggang coklat)


Pada phaeophyta( ganggang coklat), pigmen coklat tambahan, yaitu fukoxantin,
menutupi klorofil a dan c. tumbuhan ini hamper semua hidup dalam laut dan beberapa
diantaranya berukuran sangat besar. Cadangan makanan utamanya adalah karbohidrat,
yaitu laminarin.
Phaeophyta atau ganggang coklat, biasanya dicirikan oleh tiga sifat yaitu,:
a. Adanya pigmen cokelat, yaitu fukoxantin yang menutupi warna hijau pigmen
fotosintesisnya, klorofil a dan c 2. Hasil fotosintesis terhimpun dalam bentuk
laminarin (diberi nama menurut marga laminaria) 3. Adanya sebuah flagel pecut dan
sebuah flagel pecut berjumbai pada gamet jantan berflagel dua, satu-satunya bagian
yang apat bergerak pada daur hidupnya; flagelflagel itu muncul dari sisi sel.
Kelompok ini hampir seluruhnya hidup di laut, dan anggota-anggotanya berkisar dari
yang filament bercabang sederhana sampai gulma laut yang kompleks.
b. Adanya pigmen cokelat, yaitu fukoxantin yang menutupi warna hijau pigmen
fotosintesisnya, klorofil a dan c 5. Hasil fotosintesis terhimpun dalam bentuk
laminarin (diberi nama menurut marga laminaria)
c. Adanya sebuah flagel pecut dan sebuah flagel pecut berjumbai pada gamet jantan
berflagel dua, satu-satunya bagian yang apat bergerak pada daur hidupnya;
flagelflagel itu muncul dari sisi sel.

1. Turbinaria

Taksonomi dan Deskripsi Spesies


Kingdom : plantae

14
Divisi : phaeophyta
Kelas : phaeophyceae
Ordo : fucales
Family : sargassaceae
Genus : turbinaria
Spesies :turbinaria ornate

1. Habitat ,hidup di pantai/laut


2. Ciri ciri
 Melekat pada batu-batuan
 Berwarna coklat
 Tubuh berbentuk seperti lembaran
 Batang berbentuk silindris, tegak, kasar dan terdapat berkas percabangan
 Tidak dapat dibedakan antara akar,batang an daun
3. Morfologi
 Tubuh berbentuk seperti benang
 Panjang mencapai puluhan meter
 Helaian tallus berbentuk bulat yang dipinggirnya bergerigi
4. Reproduksi
 Reproduksi vegetative dengan cara fragmentasi (pemisahan)
 Reproduksi generative dengan isogamy dan oogami
5. Manfaat
Digunakan dalam pembuatan ice cream

15
2. Sargassum sp
Klasifikasi : plantae
Kingdom : thallophyta
Kelas : phaeophyceae
Ordo : fucales
Family : sargassaceae
Genus : sargassum
Spesies : sargassum sp.

1. Habitat, penyebaran sargassum di pengaruhi oleh toleransi fisiologi tersebut


untuk beradaptasi terhadap factor lingkungan seperti substrat, salinitas,
temperature, tekanan, dan cahaya matahari. Habitat diperairan yang
terlindung maupun yang berombak besar pada habitat batu.
2. Ciri ciri yaitu mengandung alginan, tannin, dan phenol
3. Morfologi, memiliki tallus benbentuk batang, cabang daun dan mempunyai
gelembung udara
4. Reproduksi

16
Seksual (generative) antar jantan dan betina membentuk zygote berkembang
menjadi sporofit ( individu baru).
Aseksual (vegetative) peleburan dinding sel
5. Manfaat, sebagai bahan makanan dan bahan obat
b. Chlorophyta (ganggang hijau )
Alga hijau merupakan kelompok ganggang yang paling banyak jumlahnya antara
ganggang yang lain. Mempunyai pigmen klorofil a dan klorofil b karoten dan
xantofil. Ganggang ini juga dapat melakukan fotosintesis 90 persen hidup dilaut.
Ciri-ciri ganggang hijau yaitu:
a. Terdapat warna hijau yang khas seperti pada tumbuhan hijau didaratan karena
mengandung pigmen klorofil yang tinggi.
b. Memiliki bentuk yang beragam mulai dari unisel sampai filament
c. Perkembangan melaui dua cara yaitu generative dan vegetative
d. Amilum dari alga hijau tersusun sebagai rantai glukosa bercabang (amylose)dan
tidak bercabang amilopektin. Amilum merupakan cadangan makanan dari alga
hijau.
e. Sel-sel yang terdapat dalam alga hijau ada yang membentuk koloni mirip kormus
tumbuhan tingkat tinggi.
f. Sel –sel dari alga hijau ada yang memiliki dinding dindimh dan ada juga yang
tidak. Selulosa adalah komponen yang membentuk dinding sel dari alga hijau.
g. Alga hijau biasanya ada dilaut sepanjang perairan dangkal . alga hijau melekat
pada batu dan akan terlihat jelas pada saat air laut surut.

1. Ulva lactuca (selada air)


Kingdom : plantae
Filum : chlorophyta
Kelas : ulvophyceae
Ordo : ulvales
Family : ulvaceae
Genus : ulva
Spesies : ulva lactuca

17
Ciri-ciri :
1. Ulva memiliki talus berupa lembaran yang terdiri dari dua lapis sel. Bentuk
talus ulva seperti daun selada, kloroplasnya berbentuk mangkok
2. Ulva dapat hidup diair payau, air asin, atau menempel pada pada kayu- kayu
dan batu-batu sepanjang pantai.
3. Ulva bereproduksi secara seksual maupun aseksual

2. Ulva fasciata delile


Kingdom : plantae
Filum : chlorophyta
Kelas : chlorophyceae
Ordo : ulvales
Familia : ulvaceae
Genus : ulva
Spesies :ulva fasciata delile

18
Ciri-ciri yaitu:
1. Tallus menyerupai lembaran halus dengan pinggiran yang ikal berombak
2. Mengandung senyawa steroid- triterpenoid senyawa hidrokarbon dan asam
lemak
3. Mengandung klorofil a dan b, beta, gamma, karoten, xantofhil
4. Dalam dinding selnya terdapat selulosa, sylan, dan mannan
5. Warna thalli umumnya adalah hijau cerah

c. Ganggang merah (rhodophyceae)


Alga merah atau rhodophyta adalah salah satu filum dari alga berdasarkan zat warna
atau pigmentasinya . warna merah pad alga disebabkan oleh pigmen fikoeritrin dalam
jumlah banyak dibandingkan pigmen klorofil karoten dan xantofil . alga ini pada
umumnya bersel banyak dan makroskopis.
Ciri –ciri yaitu:
1. Inti sel bersifat eukariotik karna inti salah satu sel telah memiliki membrane
2. Sebagian besar multiseluler
3. Satu-satunya alga yang tidak memiliki fase berflagel dalam siklus hidupnya
4. Bersifat autotroph, karena memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis
5. Bentuk talus berupa helaian atau berbentuk seperti pohon
6. Tubuhnya diselimuti kalsium karbonat

19
7. Tallus berwarna merah sampai ungu tetapi ada juga yang pirang atau kemerah
merahan.

1. Actinotrichia fragilis
Kingdom : plantae
Divisi : rhodophyta
Kelas : rhodophyceae
Ordo : nemaliales
Family : galaxauraceae
Genus : actinotrichia
Spesies : actinotrichiae fragilis

Ciri –ciri yaitu:


1. Memiliki panjang mencapai 6 cm
2. Hidup pada batu karang yang terletak di bagian laut yang lebih dalam
3. Dapat dimanfaatkan sebagai bahan antibiotic
4. Talusnya memiliki percabangan dikotom
5. Berwarna merah

20
2. Eucheuma edule koetzing
Eucheuma spinosum (linnaeus) J. Agardh. Thallus silindris, permukaan licin,
cartilaginaeus, warna coklat tua, hijau-coklat, hijau kuning atau merah-ungu.
Ciri khusus secara morfologis, jenis ini memiliki duri-duri yang tumbuh
berderet melingkar.
Alga ini tumbuh tersebar di perairan Indonesia pada tempat-tempat yang
sesuai dengan persyaratan tumbuhnya, antara lain substrat batu, air jernih, ada
arus atau terkena gerakan air lainnya, kadar garam antara 28-36% dan cukup
sinarmatahari.
Alga ini yang diperoleh dari produksi alami dan budidaya merupakan
komoditas ekspor dan untuk konsumsi dalam negeri. Di dalam negeri
dimanfaatkan untuk bahan makanan, sayuran dan lalapan pada beberapa
tempat tertentu di wilayah pantai antara lain di Lombok.

21
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Algae adalah tumbuhan yang hidup di air, baik air tawar maupun air laut, setidak-
tidaknya selalu menempati habitat yang lembab dan basah. Jenis- jenis alga yang
hidup bebas di air, terutama yang tubuhnya bersel tunggal dan dapat bergerak aktif
merupakan penyusun plankton, tepatnya fitoplankton. Yang melekat pada sesuatu
yang ada di dalam air misalnya batu atau kayu, disebut bentos. Jenis-jenis yang dapat
bergerak aktif mempunyai alat untuk bergerak yang berupa bulu-bulu cambuk atau
flagel. Thalophyta meliputi tumbuh-tumbuhan yang memiliki ciri utama tubuh berupa
thalus artinya struktur luar dan dalam tubuhnya belum dapat dibedakan antara akar,
batang, dan daun satu inti atau lebih nyata dalam protoplasmanya. Reproduksi
aseksual dengan spora. Baik gametangium maupun sporangiumnya hanya terdiri dari
satu sel

B. Saran
Dari laporan yang kami buat masih banyak yang perlu di perbaiki sehingga sangat
dibutuhkan masukan dari pembaca.

22
DAFTAR PUSTAKA

Afilawati Metekohy, Kajian Komunitas Algae di Pulau Ambon (Suli, Tantui, Hutumuri).

http://anakmuda-pohara.blogspot.com/ (Sabtu, 16 november 2019)

anggadireja, J Zatnika,Porwoto H, Istini S.2006 Rumput Laut. Jakarta. Penebar swadaya.

Wellem M. Laratmase,2006. Rumput Laut, Pengolahan, dan Manfaatnya Dalam Aneka


Industri.

23
DOKUMENTASI

24

Anda mungkin juga menyukai