Anda di halaman 1dari 13

INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN PHYLUM MOLLUSCA DI BUKIT SULAP

KOTA LUBUKLINGGAU DAN DIIMPLEMENTASIKAN BOOKLET

Ira Anggriani.1, Reny Dwi Riastuti M.Pd. Si.2, Mareta Widiya, M.Pd.Si.3
1
Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau
2
dan 3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau
Jurusan Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau
Email : Iraanggriani23@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Inventarisasi Keanekaragaman Phylum Mollusca Di Bukit Sulap Kota
Lubuklinggau dan Diimplementasikan Booklet”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui jenis-jenis Mollusca di Bukit Sulap Kota Lubuklinggau sebagai implementasi
booklet. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil dari
penelitian di Bukit Sulap Kota Lubuklinggau di temukan 6 jenis dari 6 famili, yaitu Helicidae,
Planobidae, Achatinidae, Endontidae, Philomycidae, dan Planorbidae. Hasil inventarisasi
diimplementasikan menjadi booklet, pembuatan booklet melalui beberapa tahapan yaitu,
penelitian dan pengumpulan informasi, perencanaan, validasi dan revisi produk, setelah
melakukan validasi oleh beberapa ahli validator dan revisi produk booklet tersebut dinyatakan
layak sesuai dengan nilai presentasi yang diperoleh oleh validator.

Kata Kunci: Inventarisasi Mollusca, Bukit Sulap Kota Lubuklinggau, implementasi booklet.

A. PENDAHULUAN

Kota Lubuklinggau mempunyai iklim tropis basah dengan variasi curah hujan
rata-rata antara 2.000 – 2.500 mm per tahun dengan hari hujan sebanyak 142 hari dan
rata-rata hari hujan 11,83. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar
461 mm dengan jumlah hari hujan 20 hari dan curah hujan terendah pada bulan
Februari sebanyak 29,50 mm, Suhu udara rata-rata berkisar 27ºC dan rata-rata
kelembaban udara sebesar 14% dengan intensitas penyinaran 50% atau selama 6
jam/hari dan berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, secara umum wilayah
Kota Lubuklinggau (termasuk Bukit Sulap) termasuk tipe iklim A (basah) dengan
jumlah bulan kering kurang dari 2 bulan (TNKS, 2013 : 5).
Mollusca yang diantaranya adalah Gastropoda dan Bivalvia merupakan salah
satu filum dari makrozoobentos yang dapat dijadikan sebagai bioindikator pada
ekosistem perairan, selain berperan didalam siklus rantai makanan, jenis mollusca
ada juga yang mempunyai nilai ekonomi penting, seperti berbagai jenis kerang-
kerangan dan berbagai jenis keong. Mollusca memiliki kemampuan beradaptasi yang
cukup tinggi pada berbagai habitat, dan dapat mengakumulasi logam berat tanpa
mengalami kematian dan berperan sebagai indikator lingkungan. Mollusca memiliki
manfaat bagi manusia yang diantaranya sebagai sumber protein, bahan industri,
bahan pakan ternak, dan digunakan sebagai perhiasan serta bahan pupuk serta
digunakan untuk obat-obatan (Wahyuni, dkk, 2016 : 1).
Mollusca memiliki peranan yang sangat penting bagi lingkungan, Mollusca
bagi manusia merupakan sumber makanan bergizi, sebagai obat-obatan, sebagai
bahan dasar industri contohnya seperti pada cangkang Gastropoda dan Bivalvia yang
dapat digunakan sebagai kancing baju dan pernak-pernik lainnya (Triwiyanto, dkk,
2015: 63).
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pegawai TNKS yang
mengatakan bahwa penelitian atau pendataan tentang jenis phylum mollusca ini
belum pernah dilakukan, dan untuk jenis-jenisnya sering dijumpai tanpa sengaja di
Bukit Sulap, adapun hasil dari observasi awal yang pernah dilakukan ada beberapa
jenis yang ditemui di kawasan Bukit Sulap seperti bekicot, keong dan siput, serta
jenis-jenis keanekaragaman fauna lainnya yang cukup melimpah. untuk saat ini data
tentang inventarisasi phylum mollusca ini belum pernah di data dan di
dokumentasikan sehingga jenis-jenis phylum mollusca didaerah Bukit Sulap belum
terdata.
1. Pengertian inventarisasi
Inventarisasi adalah suatu kegiatan untuk melakukan pencatatan, pendataan dan
juga sebagai suatu laporan hasil akhir suatu pendataan (Aira, 2014 : 31). Inventarisasi
merupakan pencatatan data yang berhubungan dengan barang atau aset (Prawiyanti
& Triyono, 2013 : 45). Inventarisasi merupakan suatu kegiatan sebagai pendataan,
pencatatan, pelaporan hasil suatu pendataan dan mendokumentasikannya pada suatu
waktu tertentu (Sugiama, 2013: 7). Inventarisasi merupakan suatu pendataan atau
pengelompokkan (Siregar, 2008 : 13).
2. Pengertian Mollusca
Mollusca berasal dari Bahasa Latin yaitu molluscus yang berarti lunak.
Tetapi sebagian besar mollusca dilindungi oleh cangkang keras yang mengandung
kalsium karbonat atau CaCO3 (Neniati, 2006 : 1). Mollusca adalah suatu phylum
hewan yang tidak bertulang belakang lunak dan bersegmen, memiliki bagian-bagian
kepala, kaki dan massa bagian dalam yang dilindungi oleh suatu cangkok, mollusca
memiliki tantakel sebagai alat gerak dan menangkap mangsanya.
Mollusca dapat hidup pada berbagai substrat, baik substrat berpasir, berbatu
dan berlumpur dan Mollusca memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap tempat
dan cuaca (Triwiyanto, dkk, 2015 : 63). Mollusca memiliki peranan penting bagi
lingkungan, Mollusca bagi manusia merupakan sumber makanan bergizi, sebagai
obat-obatan dan sebagai bahan dasar industri contohnya seperti pada cangkang
Gastropoda dan Bivalvia yang dapat digunakan sebagai kancing baju dan pernak-
pernik lainnya (Triwiyanto, dkk, 2015: 63).
3. Bukit Sulap
Bukit Sulap secara geografis berada pada koordinat 102º50’18”- 102º51’25”
Bujur Timur dan 3º16’34” - 3º17’28” Lintang Selatan yang menurut administrasi
berada di wilayah Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan
pengelolaan taman nasional, Bukit Sulap termasuk dalam wilayah Seksi Pengelolaan
Taman Nasional Wilayah V Lubuklinggau,Bidang Pengelolaan Taman Nasional
Wilayah III Bengkulu-Sumatera Selatan. Bukit Sulap termasuk dalam zona rimba,
zona pemanfaatan, zona tradisional dan zona khusus dengan bentuk bukit hampir
sama dilihat dari semua sisi (TNKS, 2013 : 4).
4. Pengertian Booklet
Booklet adalah suatu media yang berisikan pesan-pesan yang disampaikan
dalam bentuk buku, gambar dan tulisan (Fitriastutik, 2010 : 38). Booklet adalah suatu
media komunikasi massa yang bertujuan untuk menyampaikan pesan yang bersifat
anjuran, promosi serta larangan-larangan kepada masyarakat, yang berbentuk
cetakan (Fitriastutik, 2010 : 39). Booklet adalah buku yang tipis dan lengkap
informasinya, serta memudahkan media tersebut untuk dibawa kemana-mana
(Lestari, 2016 : 28).
a. Manfaat Booklet
Murah dan mudah dibuat, karena pembuatan media booklet menggunakan
media cetak sehingga biaya yang dikeluarkan bisa sedikit lebih murah
dibandingkan dengan menggunakan media audio visual atau media visual,
Pembaca dapat menyesuaikan dari belajar mandiri, Pengguna dapat melihat isinya
pada saat santai.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan
pada kondisi alamiah, langsung kesumber data dan peneliti adalah instrumen kunci
yang dimana data yang terkumpul berbentuk gambar serta kata-kata sehingga tidak
menekankan pada angka dan lebih dan lebih menekankan pada proses dari produk
(Sugiyono, 2016: 13).
C. Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Bukit Sulap Kota Lubuklinggau.
Penelitian ini difokuskan pada inventarisasi keanekaragaman phylum mollusca di
kawasan Bukit Sulap Kota Lubuklinggau dengan cara mensurvei jenis-jenis mollusca
yang ada disekitar tempat kawasan Bukit Sulap Kota Lubuklinggau. Waktu penelitian
ini di lakukan pada bulan September 2017.
D. Alat dan Bahan
Materi pengamatan adalah jenis-jenis mollusca yang ditemukan di sepanjang
jalur pengamatan, sedangkan alat yang digunakan adalah pisau pengukit, kamera
(dokumentasi), sarung tangan, serta buku panduan zoologi invertebrata (Rusyana ,
2011).
E. Subjek Penelitian
Penelitian ini meliputi jenis-jenis Mollusca yang ada pada kawasan Bukit
Sulap Kota Lubuklinggau. Subjek penelitian ini meliputi Mollusca yang di temukan
peneliti selama penjelajahan di kawasan Bukit Sulap Kota Lubuklinggau.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara observasi
yang dilakukan di kawasan Bukit Sulap Kota Lubuklinggau. Pengambilan sampel
dengan cara langsung melihat keberadaan phylum mollusca yang ada di sekitar Bukit
Sulap Kota Lubuklinggau dengan teknik jelajah alam.

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis Mollusca yang


terdapat di Bukit Sulap Kota Lubuklinggau terdiri atas kelas Gastropoda dengan 5
spesies (Helix pomatia, Planorbis trovolvis, Achatina fulica, Anguispira alternata,
Philomycus carolinensis), sedangkan dari kelas Bivalvia/Palecypoda dengan 1 spesies
(Corbicula javanica) yang diperoleh dari sepanjang tempat penelitian. Selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :
Tabel 4.1
Jenis-jenis phylum Mollusca
No Kelas Famili Spesies Gambar Jumlah
spesies

Helix
1 Gastropoda Helicidae pomatia 22

2 Gastropoda Planobidae Planorbis 30


trovolvis
3 Gastropoda Achatinidae Achatina 28
fulica

4 Gastropoda Endontidae Anguispira 30


alternata

5 Gastropoda Philomycidae Philomycus 30


curolinensis

6 Palecypoda Corbiculidae Corbicula 68


Javanica

Total 208

PEMBAHASAN
1. Jenis-jenis Mollusca Di Kawasan Bukit Sulap Kota Lubuklinggau
a. Helix pomatia menurut penelitian Irawan (2008 : 6) memiliki manfaat sebagai
berikut : cangkangnya bisa digunakan sebagai hiasan, memiliki tepung cangkang
yang bisa digunakan sebagai tambahan pakan ternak, dapat digunakan sebagai obat
tradisional, dapat mengobati bengkak leher dan juga dapat digunakan sebagai obat
untuk keputihan pada wanita. jenis spesies Helix pomatia dapat diklasifikasikan
kedalam kingdom berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Pulmonata
Famili : Helicidae
Genus : Helix
Spesies : Helix pomatia (Irawan, 2008 : 4)
b. Thomas (2010 : 13) hewan ini pindah tempat dengan merayap di darat dan
proses merayap dilaksankan oleh alat kaki dengan dibantu oleh kelenjar yang
menyebabkan tempat selalu basah , adapun manfaat dari spesies ini yaitu
cangkangnya dapat digunakan sebagai hiasan. Planorbis trovolvis dapat
diklasifikasikan kedalam kingdom berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Pulmonata
Famili : planorbidae
Genus : Planorbis
Spesies : Planorbis trovolvis (Rusyana, 2011 : 98)
c. Achatina fulica memiliki banyak sekali manfaat dalam kehidupan sehari-hari,
seperti lendir Achatina fulica sering digunakan untuk mengobati luka eksternal
karena lendir Achatina fulica mengandung glicosamignolycan yang berperan dalam
proses penyembuhan luka, serta daging Achatina fulica yang dapat digunakan
sebagai pakan ternak karena tepung daging yang mengandung banyak protein, selain
itu daging Achatina fulica merupakan sumber protein (82,96%) dan mineral baik
dengan lemak rendah serta dapat di konsumsi untuk meningkatkan kesehatan
manusia (Neniati, 2016 : 2). Achatina fulica dapat diklasifikasikan kedalam kingdom
berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Pulmonata
Famili : Achatinidae
Genus : Achatina
Spesies : Achatina fulica (Neniati, 2016 : 8)
d. Anguispira alternata memiliki cangkang yang berwarna hitam, hidup merayap
didaratan dan memiliki tekstur yang cukup kuat, memiliki bentuk cangkang yang
agak pipih dan bulat. Hewan ini berpindah tempat dengan merayap di darat dengan
proses merayap yang dilaksankan oleh alat kaki dan dibantu oleh kelenjar (Thomas,
2010 : 17). Anguispira alternata diklasifikasikan kedalam kingdom berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Pulmonata
Famili : Endontidae
Genus : Anguispira
Spesies : Anguispira alternata (Rusyana, 2011 : 98)
e. Philomycus carolinensis membutuhkan lingkungan lembab untuk hidup, hidup
di daerah yang gelap dan lembab seperti dibawah batang kayu, aktif pada malam hari
tetapi pada musim hujan yang lebih dingin mereka terlihat sepanjang hari. Memiliki
ukuran tubuh yang menjangkau suatu panjang mencapai 25 cm (Thomas, 2010 : 20).
Philomycus carolinensis diklasifikasikan kedalam kingdom berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Pulmonata
Famili : Philomycidae
Genus : Philomycus
Spesies : Philomycus carolinensis (Rusyana, 2011 : 98)
f. Salamah. Dkk, 2012 : 75 remis memiliki lebar cangkang yang dapat mencapai
3 sampai 4 cm, hidup membenamkan diri didalam substrat, memiliki kandungan
senyawa yang berupa kandungan air, protein, abu, dan lemak, kandungan gizi yang
terdapat didalam remis yaitu air mencapai 79,51 %, abu mencapai 1,16%, lemak
mencapai 1,51%, dan protein mencapai 10,80%. Corbicula javanica/Remis
diklasifikasikan kedalam kingdom berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia/pelecypoda
Ordo : Veneroida
Famili : Corbiculidae
Genus : corbicula
Spesies : Corbicula javanica
2. Hasil penelitian implementasi Booklet
Tabel 4.2
Hasil Validasi Ahli Materi Booklet “Inventarisasi Keanekaragaman
Phylum Mollusca di Bukit Sulap Kota Lubuklinggau”
No Indikator Nilai Nilai yang
Maksimal diperoleh
1 Penjabaran materi pada Booklet 4 4
2 Merangsang kedalaman berpikir 4 3
3 Foto yang ditampilkan Booklet 4 3
4 Kerepresentatifan foto 4 3
5 Foto menunjang penjabaran materi 4 3
6 Keanekaragaman phylum Molusca 4 3
yang ditampilkan pada Booklet
7 Penulisan nama ilmiah pada 4 4
Booklet
8 Sesuai dengan kaidah kebahasaan 4 4
Presentasi Penilaian (%) 32 84, 3 %

Tabel 4.3
Hasil Validasi Ahli Desain Booklet “Inventarisasi Keanekaragaman
Phylum Mollusca di Bukit Sulap Kota Lubuklinggau”
No Indikator Nilai Nilai yang
Maksimal diperoleh
1 Kemenarikan sampul Booklet 4 3
2 Tampilan/desain Booklet 4 3
3 Konsisten komposisi desain 4 3
halaman
4 keinovatifan 4 3
5 Kejelasan foto 4 4
6 Ukuran foto 4 3
7 Keprentatifan foto 4 3
8 Jenis, ukuran dan warna huruf 4 4
9 Penggunaan buku referensi 4 3
10 Jenis informasi yang bisa 4 3
ditampilkan
Presentasi Penilaian (%) 40 80 %

Tabel 4.4
Hasil Validasi Ahli Bahasa Booklet “Inventarisasi Keanekaragaman
Phylum Mollusca di Bukit sulap Kota Lubuklinggau”
No Indikator Nilai Nilai yang
Maksimal diperoleh
1 Kalimat yang digunakan dalam 4 3
Booklet mengacu pada penilaian
operasional
2 Penggunaan bahasa dalam Booklet 4 3
efektif dan komunikatif
3 Bahasa dalam Booklet mudah 4 3
dimengerti
4 Bahasa dalam Booklet sesuai EYD 4 3
5 Kejelasan bahasa 4 3
6 Ukuran tata tulis bahasa 4 4
7 Jenis, ukuran dan warna huruf 4 3
8 Penggunaan bahasa sesuai buku 4 3
referensi
Presentasi Penilaian (%) 32 78,1%

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Jenis phylum Mollusca yang telah
ditemukan setelah melakukan penelitian di kawasan Bukit Sulap Kota Lubuklinggau berjumlah
6 spesies, dari 6 famili dan dari dua kelas yaitu kelas Gastropoda dan kelas Pelecypoda dan
Hasil pengimplementasiian Booklet tentang inventarisasi keanekaragaman phylu molusca di
Bukit Sulap Kota Lubuklinggau setelah melakukan validator ahli diperoleh penilaian yang layak
yaitu dari validator ahli materi mendapat persentasi 84, 3 %, validator ahli bahasa memperoleh
presentasi penilaian 78,1%, dan ahli media memperoleh presentasi 80%.
DAFTAR PUSTAKA

Aira. 2014. Peran Manajemen Aset Dalam Pembangunan Daerah. Jurnal Penelitian
social keagamaan, vol 17, 21-39.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Fitriastutik. 2010. Efektivitas Bokklet dan Permainan Tebak Gambar Dalam


Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Siswa Kelas IV Terhadap Karies Gigi di Sd
Negeri 01,02, dan 03 Bandengan Kecamatan Jepara Tahun Ajaran 2009/2010.
Skripsi. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang. Di akses pada 19 April 2017.

Hartoni & Agussalim. 2013. Komposisi dan Kelimpahan Moluska (Gastropoda dan
Bivalvia) di Ekosistem Mangrove Muara Sungai Musi Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan. Maspari Journal, 5 (1), 6-15.

Haryadi & Triono. 2006. Fractionation Of Fatty Acid Omega 3, 6 and 9 From Snail
(Achatina fulica) Using Coloum Chromatography. Jurnal Chem, 6 (3), 316 – 321.
Di akses 21 Agustus 2017.

Haryati. 2012. Research and develoment (R&D) sebagai salah satu model penelitian
dalam bidang pendidikan. Jurnal pendidikan, 37 (1).

Irawan. 2008. Struktur Komunitas Moluska (Gastropoda dan Bivalvia) Serta


Distribusinya di Pulau Burung dan Pulau Tikus, Gugusan Pulau Pari, Kepulauan
Seribu. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian
Bogor. Di akses pada 08 April 2017.

Gall & Borg. 2007. Education Research: An Intoduction. Buston: Pearson Education Inc.

Lestari. 2016. Identifikasi Tanaman Sub Divisi Angiospermae Sebagi Tanaman Obat di
Hutan Evergreen Taman Nasional Baluran Serta Pemanfaatannya Sebagai Booklet.
Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Mipa Fakultas
Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Jember. Di akses pada 19 April 2017.

Marwoto & Isnaningsih. 2014. Tinjauan Keanekaragaman Moluska Air Tawar di


Beberapa Situ di Das Ciliwung – Cisadane. Berita Biologi, 13 (2).

Neniati. 2016. Preparasi dan Karakterisasi Limbah Biomaterial Cangkang Bekicot


(Achatina fulica) dari Desa Gunung Madu Sebagai bahan Dasar Biokeramik.
Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung
Bandar Lampung. Di akses pada 21 Agustus 2017.
Nastiti & Kusumawati. 2014. Sistem Informasi Inventarisasi Sarana Dan Prasarana
Sekolah (Studi Kasus : Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Surakarta). Jurnal
Sistem Komputer, 4 (2), 43-46

Prawiyanti & Triyono. 2013. Perancangan Sistem Informasi Inventaris Program Studi
Teknik Informatika Universitas Surakarta. Seruniid, 2 (1), 43-53

Pribadi, Hartati & Suryono. 2009. Komposisi Jenis dan Distribusi Gastropoda di
Kawasan Hutan Mangrove Segara Anakan Cilacap. Ilmu Kelautan, 14 (2), 102-111.

Puspita, Kurniawan & Rahayu. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Booklet Pada
Materi Sistem imun Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak.
Jurnal Biologi Education, 4 (1).

Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta.

Rusyana. 2011. Zoologi Invertebrata (Teori dan Prakti), Penerbit Alfabeta Bandung.

Salamah , Purwaningsih & Kurnia. 2012. Kandungan Mineral Remis (Corbiculla


javanica) Akibat Proses Pengolahan. Jurnal Akuatika, Vol. III (1).

Setyosari. 2015. Metode Penelitan Pendidikan dan Pengembangan. Penerbit


Prenadamedia Group Jakarta. 1-338.

Silulu, B. Boneka & F. Mamangkey. 2013. Biodiversitas Kerang Olyster (Molulusca,


Bivalvia) di Daerah Intertidal Halmahera Barat, Maluku Utara. Jurnal Ilmiah
Platax, 1 (2), 67-73.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit Alfabeta
Bandung. 1-330.

Sunarya, A. 2016. Bahan Publikasi Balai Besar TNKS Bukit Sulap. Lubuklinggau TNKS.

Thomas. 2010. Pteropoda (Mollusca, Gastopoda, Thecosomata) From The Paleoncene-


Eocene Thermal Maximun (United States Atlantic Coastal Plain). Jurnal Akuatika,
Vol. III (1).

Tnks. 2016. Bahan Publikasi Balai Besar TNKS Bukit Sulap. Lubuklinggau TNKS.

Triwiyanto, Suartini & Subagio. 2015. Keanekaragaman Moluska di Pantai Serangan,


Desa serangan, Kecamatan denpasar Selatan, Bali. Jurnal Biologi, 19 (2), 63-68.
Wahyuni, Purnama & Afifah. 2016. Jenis-jenis Moluska (Gastropoda dan Bivalvia)
Pada Ekosistem Mangrove di Desa Dedap Kecamatan Tasik putri puyu Kabupaten
Kepulauan Meranti Riau. Diakses pada 19 November 2016.

Anda mungkin juga menyukai