MAKALAH
Disusun oleh:
Arif Hidayat 182154047
Ninda Nurazizah 182154036
Rika Sri Nurjanah 182154043
Zihan Ayu A 182154064
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Konsep dan Proses Evolusi Biologis (Sudut Pandang
Pandang Ekologi)” ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Evolusi. Shalawat
beserta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, tidak lupa kepada keluarganya, sahabatnya serta umat-umatnya.
Penulis menyadari bahwa selama penyusunan makalah ini penulis
mendapat banyak bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada kasih kepada:
1. Bapak Dr. Romy Faisal Mustofa., M.Pd, Bapak Mufti Ali., S.Pd., M.Pd dan
Bapak Dita Agustian., S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Evolusi Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Siliwangi;
2. Keluarga yang telah memberikan do’a serta motivasi dan dukungan terhadap
terselesaikannya makalah ini;
3. Rekan-rekan satu kelompok yang telah saling membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari akan adanya kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evolusi merupakan salah satu teori maupun cabang dalam khasanah
ilmu pengetahuan. Teori tersebut menyatakan terjadinya sebuah perubahan
pada makhluk hidup atau spesies secara gradual (perlahan-lahan). Teori
evolusi dengan seleksi alam yang pertama kali dirumuskan dalam buku
Darwin “The Origin of Species” pada tahun 1859 adalah proses dimana
organisme berubah dari waktu ke waktu sebagai akibat dari perubahan sifat
fisik atau perilaku yang dapat diwariskan. Perubahan yang memungkinkan
organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya lebih baik akan
membantu bertahan untuk hidup dan memiliki lebih banyak keturunan.
Evolusi oleh seleksi alam adalah salah satu teori pembuktian terbaik dalam
sejarah sains, didukung oleh bukti dari beragam disiplin ilmu, termasuk
paleontology, geologi, genetika dan biologi perkembangan.
Teori tersebut tersebut memiliki dua poin utama. Menurut Brian
Richmond “Semua kehidupan di bumi terhubung dan saling terkait satu sama
lain dan keragaman kehidupan ini adalah produk dari modifikasi populasi oleh
seleksi alam, di mana beberapa sifat lebih diutamakan oleh lingkungan
daripada yang lain”. Teori tersebut dapat digambarkan sebagai “keturunan
dengan modifikasi”. Teori ini kadang-kadang digambarkan sebagai “bertahan
hidup dari yang terkuat” tapi itu bisa membingungkan. Di sini “yang terkuat”
mengacu bukan pada kekuatan organisme maupun kemampuan atletik,
melainkan kemampuan bertahan dan bereproduksi. Sebagai contoh, sebuah
penelitian tentang evolusi manusia pada 1.900 siswa, yang diterbitkan secara
online pada jurnal “Personality and Individual Differences” pada bulan
Oktober 2017 menemukan bahwa banyak orang mungkin mengalami kesulitan
untuk menemukan pasangan karena kemajuan teknologi sosial yang berubah
dan berkembang lebih cepat daripada manusianya sendiri. Dalam kebanyakan
kasus, kesulitan ini bukan karena sesuatu yang salah atau rusak, namun karena
1
2
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Evolusi
Evolusi atau sering juga evolusi organic atau evolusi biologis adalah
perubahan dari waktu ke waktu pada satu atau lebih sifat terwariskan yang
dijumpai pada populasi organisme. Ciri-ciri yang terwariskan ini yang
dijumpai pada populasi organisme. Ciri-ciri yang terwariskan ini mencangkup
anatomi, biokimia, atau pun perilaku yang berjalan satu generasi ke generasi
selanjutnya.
Menurut Darwin manusia adalah hasil paling maju dari mekanisme
seleksi alam. Ia mengira telah menemukan “asal-usul spesies”, suatu spesies
berasal dari spesies lain. Ia memublikasikan pandangannya ini dalam
bukunya yg berjudul The Origin of Spesies By Means of Natural Selection
pada tahun 1859.
Bukti adanya evolusi ini dapat kita lihat dari berbagai peninggalan
seperti fosil, embriologi perbandingan, dan anatomi perbandingan, Fosil
adalah sisa-sisa hewan atau tumbuhan dari zaman purba yang telah membatu
(jejak yang tersimpan dalam batuan). Sedangkan untuk embriologi
perbandingan sendiri, embrio hewan bersel banyak mengalami kesamaan
perkembangan embrio. Berawal dari zigot → blastula→ gastrula, kemudian
mengalami diferensiasi sehingga terbentuk macam–macam alat tubuh. Ernest
Haeckel, mengatakan tentang adanya peristiwa ulangan ontogeni yang serupa
dengan peristiwa filogeninya, disebut teori rekapitulasi. Contoh dari
rekapitulasi sendiri yaitu adanya perkembangan terjadinya pada jantung
mamalia yang dimulai dengan perkembangan yang menyerupai ikan,
selanjutnya menyerupai embrio amfibi, selanjutnya menyerupai
perkembangan embrio reptile. Anatomi perbandingan dapat diketahui bahwa
alat-alat fungsional pada berbagai binatang dapat dibedakan menjadi
homologi dan analogi.
Mekanisme evolosi sendiri terjadi karena adanya seleksi alam atau
aliran/hanyutan genetic (genetic drift). Seleksi alam membuat sifat unggul
3
4
menjadi lebih umum atau lebih banyak diwariskan dalam suatu populasi di
mana individu dengan sifat unggul akan lebih berpeluang untuk bereproduksi.
Sedangkan aliran/hanyutan genetic adalah proses bebas yang menghasilkan
perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetic
dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu
individu bertahan hidup dan bereproduksi. Perubahan kecil tersebut akan
terus menerus diakumulasikan dan kemungkinan akan menjadi spesies baru.
B. Ekosistem
Ekosistem merupakan kesatuan komunitas dengan lingkungan
hidupnya yang membentuk hubungan timbal balik. Menurut UU RI No. 32
Tahun 2009, ekosistem merupakan tatanan unsur lingkungan hidup yang
merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam
membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas. Satuan makhluk
hidup dalam satu ekosistem adalah individu, populasi, komunitas, ekosistem,
dan biosfer dengan sumber energi utama dalam ekosistem adalah matahari.
Komponen ekosistem terdiri atas komponen abiotik dan biotic. Komponen
abiotik merupakan komponen fisik dan kimia yang membentuk lingkungan
abiotik. Komponen biotic meliputi semua jenis makhluk hidup. Menurut
peranannya, komponen biotic dibedakan menjadi tiga golongan, produsen,
konsumen dan pengurai.
Dalam ekosistem pasti terjadi interaksi atau hubungan timbal balik
antar komponen yang satu dengan komponen yang lain. Jenis-jenis interaksi
antar komponen biotic dibedakan menjadi predasi, kompetisi, dan simbiosis.
Predasi, merupakan jenis interaksi makan dan dimakan. Misalnya, harimau
memakan rusa. Kompetisi, merupakan jenis interaksi antar organisme yang
saling bersaing untuk bertahan hidup. Misalnya, kompetisi beberapa jenis
burung di hutan yang memakan jenis serangga yang sama. Simbiosis, berarti
hidup bersama anatara dua spesies yang berbeda. Interaksi simbiosis
dibedakan menjadi mutualisme, komensalisme, dan parasitisme.
4
5
C. Ko-evolusi
Koevolusi adalah perubahan (evolusi) pada objek biologis yang
dicetuskan oleh perubahan (evolusi) pada objek lain yang berkaitan
dengannya. Dalam banyak kasus seringkali tidak jelas, karena suatu spesies
dapat berevolusi sebagai respon dari tekanan seleksi dari banyak spesies
lainnya, dan tiap-tiap spesies lainnya juga berevolusi merespon banyak spesies
lainnya pula atau biasa disebut dengan koevolusi baur. Perlu diingat bahwa
perkembangan ekosistem (suksesi ekologis) adalah perubahan dalam struktur
spesies dan proses komunitas yang berjalan dengan waktu. Dapat diartikan
juga sebagai proses yang terjadi selama perjalanan waktu sampai pada saat
keadaan ekosistem terakhir pada saat ini (pergantian antar satu komunitas
dengan komunitas yang lain).
Berdasarkan keadaan awal tempat berlangsungnya suksesi dapat
dibedakan menjadi primer dan sekunder. Suksesi Primer adalah suksesi yang
berlangsung pada substrat yang sebelumnya tidak dihuni oleh suatu
komunitas, misalnya arus lava. Sedangkan suksesi Sekunder adalah suksesi
yang berlangsung pada tempat yang sebelumnya pernah dihuni oleh suatu
komunitas, misalnya hutan tebangan, perladangan berpindah.
Evolusi ekosistem terjadi dalam kurun waktu yang tidak terbatas
sebelum mencapai klimaks. Selama kurun waktu evolusi berlangsung, semua
komponen ekosistem mengalami perubahan. Perubahan dimulai dari salah satu
komponen, kemudian menginduksi ke komponen lainnya. Dengan demikian,
pada evolusi ekosistem jelas terjadi evolusi pada semua populasi yang eksis.
Koevolusi adalah tipe-tipe adaptasi yang khas karena hubungan antarjenis
(interspesifik) makhluk hidup. Koevolusi digunakan untuk mendeskripsikan
suatu keadaan yang melibatkan serangkaian adaptasi berbalikan (resiprokal);
perubahan pada satu spesies yang berperan sebagai komponen seleksi untuk
spesies lain, dan adaptasi perlawanan dari spesies kedua yang timbul sebagai
respon dari pengaruh seleksi yang ditimbulkan oleh spesies pertama.
Koevolusi secara intensif dipelajari dalam hubungan predator-prey dan
5
6
6
7
7
8
kerja iklim tidak berpengaruh dalam perjuangan hidup, tapi sejauh ini iklim
berpengaruh dalam mengurangi makanan, maka iklim dapat mengakibatkan
terjadinya pertarungan. Bisa terjadi antar individu, baik dari spesies yang sama
atau spesies yang berbeda. Jika kita melakukan perjalanan dari selatan ke utara
atau dari daerah basah ke daerah kering, kita selalu melihat beberapa spesies
secara bertahap semakin jarang lalu menghilang, dan perubahan iklim yang
sangat mencolok cenderung dikaitkan dengan kenyataan sebagai pengaruh
dari iklim. Namun pandangan ini salah, bahwa setiap spesies meskipun yang
paling banyak jumlahnya akan terus mengalami kerusakan besar pada
beberapa periode kehidupan akibat dari adanya perang alam. Jika pesaing
mendapatkan keuntungan sedikit saja dari perubahan iklim, maka mereka akan
bertambah jumlahnya dan karena setiap daerah sudah dipenuhi oleh
populasinya dan spesies lain akan berkurang.
Perjuangan dalam bertahan hidup harus berlangsung terus dengan
berbagai tingkat keberhasilan, namun dalam jangka waktu panjang kekuatan-
kekuatan itu akan menjadi seimbang dengan baik sehingga wajah alam tetap
selaras untuk jangka waktu yang lama, meskipun pasti ada hal-hal kecil sering
memberikan kemenangan pada salah satu makhluk hidup atas yang lain.
Ketergantungan suatu makhluk hidup dengan makhluk hidup lain, seperti
parasit dan mangsanya, umumnya terletak diantara makhluk-makhluk hidup
yang terpisah dalam keseimbangan alam. Hal ini sama dengan kasus-kasus
hewan yang secara tepat dapat diikatan bertarung satu sama lain untuk
bertahan hidup. Tapi perjuangan hidup paling keras hampir selalu terjadi
diantara individu-individu antar spesies, karena mereka membutuhkan
makanan yang sama dan menghadapi bahaya yang sama. Meskipun tidak
selalu berlaku, beberapa kesamaan dalam kebiasaan dan susunan perjuangan
umumnya lebih keras diantara spesies-spesies dari genus yang sama, ketika
mereka bersaing satu sama lain dibandingkan antara spesies-spesies dari genus
yang berbeda.
Dapat disimpulkan bahwa struktur setiap makhluk hidup berhubungan
dengan struktur makhluk hidup yang lainnya itu sangat penting dan bahkan
8
9
sangat tersembunyi dengan itu maka muncul persaingan demi makanan atau
tempat tinggal, ada yang harus melarikan diri dan ada pula yang memangsa.
E. Seleksi Alam
Seleksi alam merupakan proses yang menghasilkan adaptasi suatu
organisme terhadap lingkungannya dengan cara mereproduksi perubahan
genotipe secara selektif atau konstitusi genetik. Alam melakukan seleksi untuk
kebaikan makhluk hidup yang diasuhnya. Setiap karakter terseleksi
sepenuhnya dilakukan oleh alam dan makhluk itu ditempatkan di bawah
kehidupan kondisi yang cocok. Bisa dikatakan juga bahwa seleksi alam adalah
meneliti setiap variasi sekecil apapun di seluruh dunia setiap hari dan setiap
jam, menolak apa yang buruk, melestarikan dan menambahkan semua yang
baik, bekerja diam-diam dan tanpa kita sadari kapanpun dan dimanapun
menawarkan kesempatan demi peningkatan setiap makhluk hidup dalam
kondisi kehidupan organik dan anorganik.
Ketika kita melihat warna hijau serangga pemakan daun hijau dan
warna abu-abu bintik-bintik pada serangga pemakan kulit kayu, warna putih
burung ptarmigan di pegunungan Alpen pada musim dingin, hal ini
menunjukkan bahwa bayangan warna ini membantu burung-burung dan
serangga untuk melindungi diri mereka dari bahaya. Burung Grouse, jika tidak
punah dalam beberapa kehidupan mereka, mereka akan terus meningkat.
Seleksi alam akan menyesuaikan struktur setiap individu untuk
kepentingan seluruh kelompoknya, apa yang tidak bisa dilakukan seleksi alam
adalah mengubah struktur dari suatu spesies tanpa memberikannya
keuntungan apapun.
1) Seleksi jenis kelamin
Karena keanehan selalu muncul di bawah domestikasi dalam satu
jenis kelamin dan secara turun temurun melekat pada jenis kelamin
tersebut, fakta yang sama mungkin terjadi di alam dan jika demikian
seleksi alam akan dapat memodifikasi satu jenis kelamin dalam fungsinya.
Hal ini tidak tergantung pada perjuangan untuk hidup tetapi tergantung
pada perjuangan diantara jenis kelamin jantan dalam usaha untuk memiliki
9
10
betina, hasilnya bukan berarti kematian bagi pesaing yang kalah, tetapi
hanya sedikit atau tidak ada keturunan. Oleh karena itu seleksi jenis
kelamin tidak seketat seleksi alam. Umumnya pejantan yang paling kuat
yang paling cocok dengan tempatnya di alam yang akan meninggalkan
sebagian besar keturunan. Seperti contohnya merak jantan yang menarik
perhatian semua merak betina, jika si jantan dalam waktu singkat dapat
memberikan keindahan dan penampilan yang elegan sesuai standar
keindahannya, maka tidak diragukan bahwa selama ribuan generasi,
burung betina memilih burung jantan yang paling merdu atau paling
menarik keindahannya sesuai standar keindahan mereka. Dan akan bisa
menghasilkan efek yang nyata, Darwin menduga bahwa beberapa hukum
yang sudah dikenal sehubungan bulu jantan dan betina, dibandingkan bulu
burung yang masih muda. Dapat dijelaskan terutama pada bulu-bulu yang
telah dimodifikasi oleh seleksi jenis kelamin, yang berlaku ketika burung
telah memasuki usia kawin atau selama musim kawin, jadi modifikasi
yang dihasilkan akan diwariskan di usia atau musim yang sesuai, baik
yang jantan saja, maupun betina. Namun, Darwin belum bisa menjelaskan
hal tersebut lebih jauh.
2) Ilustrasi Kerja Seleksi Alam menurut Pendapat Darwin
Dalam rangka membuat jelas bagaimana cara kerja seleksi alam,
Darwin menjelaskannya dengan memberikan kasus imajiner. Mari kita
mengambil kasus seekor serigala yang memangsa berbagai jenis hewan,
mendapatkan mangsanya sebagian dengan keterampilanya, sebagian
dengan kekuatannya dan sebagian dengan kecepatannya. Dan mari anggap
bahwa mangsa yang paling cepat adalah rusa, yang bertambah banyak
jumlahnya di suatu negara karena perubahan yang terjadi. Perubahan
yang terjadi atau mangsa rusa atau mangsa lain yang mengalami ini, akan
mengalami penurunan jumlah selama musim tahun itu. Ketika serigala
kelaparan dan menderita, dalam kondisi seperti itu tidak diragukan lagi
bahwa serigala yang tercepat dan teramping akan memiliki kesempatan
terbaik untuk bertahan hidup, sehingga akan terlindung atau terpilih.
10
11
11
12
yang pernah sangat banyak jumlahnya dan di air tawar kita menemukan
yang paling ganjil bentuknya dari yang sekarang terkenal di dunia. Seperti
Omithorhynchus dan Lepidosiren yang seperti fosil. Berhubungan dengan
ordo-ordo sampai batas teretentu sekarang telah dipisahkan sesuai ukuran
alam. Mereka hidup di area ini, diarea terbatas serta area yang mengalami
persaingan yang tidak terlalu keras. Dalam berbagai pertimbangan, Darwin
berpendapat pada waktu spesies baru terbentuk dalam perjalanan waktu
melalui seleksi alam, maka spesies-spesies lama akan menjadi langka dan
jarang dan akhirnya punah. Bentuk-bentuk yang paling ketat bersaing dan
paling dekat dengan spesies yang telah menjalani modifikasi dan
perbaikan, secara alami akan paling menderita. Dan kita telah melihat
dalam bab perjuangan hidup bahwa bentuk yang paling dekat atau
serumpun, yaitu varietas-varietas dari spesies yang sama dan spesies dari
genus yang sama atau dari genus-genus yang berikatan. Biasanya akan
mengalami persaingan yang paling berat antara satu sama lain karena
memiliki stuktur, bentuk dan kebiasaan yang hampir sama. Akibatnya
masing-masing vareitas atau sepesies baru selama proses pembentukannya,
umumnya akan melakukan tekanan yang keras pada kerabat terdekatnya,
dan cenderung memusnahkan mereka Kita sudah melihat bagaimana
seleksi alam dapat mengakibatkan sebagian besar kepunahan yang telah
terjadi dalam sejarah dunia. Dan ilmu geologi juga dengan jelas
mengatakannya. Seleksi alam juga mengakibatkan perbedaan karakter,
karena semakin banyak makhluk hiduplainnya yang dapat didukung di
area yang sama, maka akan semakin mereka menyimpang dalam struktur,
kebiasaan dan susunanya. Oleh karena itu selama modifikasi keturunan
salah satu spesies dan selama perjuangan yang terus-menerus dari semua
spesies untuk memperbanyak jumlahnya, maka semakin beragam dan
semakin membaik keturunanya. Sehingga semakin baik juga kesempatan
mereka untuk berhasil dalam perjuangan untuk hidup.
3) Bukti-Bukti Seleksi Alam
a. Penemuan Mimikri
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
daerah pinggir dari daerah suatu spesies yang paling dekat hubungan
kekerabatannya).
1. Spesiasi Alopatrik ( Allopatric Speciation)
Terjadinya spesiasi alopatrik banyak dibuktikan melalui studi
variasi geografi. Spesies yang beranekaragam secara geografis
dari seluruh karakter dapat menghalangi pertukaran gen antara
spesies simpatrik. Populasi yang terpisah secara geografis dapat
terisolasi oleh kemandulan atau perbedaan perilaku dibandingkan
dengan populasi yang berdekatan. Populasi yang terisolasi
mungkin tidak dapat melakukan interbreeding jika mereka
bertemu, karena bentuknya sangat menyimpang (divergent) dan
kemudian masuk ke dalam simpatrik tetapi tidak
terjadi interbreeding. Spesiasi alopatrik merupakan mekanisme
isolasi yang terjadi secara gradual.
Contoh bukti perbedaan alopatrik misalnya hewan air tawar
menunjukkan keanekaragaman yang besar di daerah pegunungan
yang banyak terisolasi dengan sistem sungai. Pada suatu pulau
suatu spesies adalah homogen di atas rentang kontinen yang
berbeda dalam hal penampilan, ekologi dan perilaku. Contoh
spesiasi alopatrik adalah pembentukan spesies burung finch di
Kepulauan Galapagos yang dikemukakan oleh Darwin. Menurut
Darwin dalam Stearns and Hoekstra (2003) bahwa burung finch
berasal dari satu nenek moyang burung yang sama.
Spesiasi alopatrik juga dialami oleh tupai antelope di Grand
Canyon. Di mana pada tebing selatan hidup tupai antelope harris
(Ammospermophillus harris). Beberapa mil dari daerah itu pada
sisi tebing utara hidup tupai antelope berekor putih harris
(Ammospermophillus leucurus), yang berukuran sedikit lebih
kecil dan memiliki ekor yang lebih pendek dengan warna putih di
bawah ekornya.Ternyata di situ semua burung-burung dan
19
20
20
21
21
22
sebelum kembali ke London (1862). Salah satu buku bacaan yang memuat
informasi hasil penjelajahan Wallace dikepulauan Indonesia adalah “The
Malay Archipelago” , terbit pada tahun 1869. Inilah satu-satunya buku karya
Wallace yang diterbitkan di Indonesia, yang diterjemahkan menjadi
“Menjelajah Nusantara” (2000) dan “kepulauan Nusantara” (2009) oleh
penerbit yang berbeda. Setidaknya ada dua hal yang paling menonjol yang
mengingatkan Dunia akan kejeniusan Wallace, yaitu gagasan tentang teori
evolusi berdasarkan seleksi alam, dan temuan garis hipotetik yang
memisahkan kumpulan fauna di bagian barat Kepulauan Indonesia dengan
yang dibagian timurnya.
Garis Wallace hingga Garis Weber
Teori evolusi yang diusulkan weber sudah sering kali diperbincangkan
bahkan sampai kepada kronologi cerita dibalik temuan itu. Teori evolusi
berdasarkan seleksi alam memberi pesan : individu yang sehat, kuat dan
cerdik dalam beradaptasi dengan alamlah yang sukses mempertahankan hidup
(the fittest would survive). Ketika ia menetap di Ternate (1858), gagasan
kunci Wallace mengenai teori evolusi ini ditulisnya dan diposkan kepada
Charles Darwin (1809 – 1882) berupa esai yang kemudian dikenal dengan
“surat dari Ternate”.
Ide Wallace ini bersamaan dengan persoalan evolusi yang juga
dipikirkan Darwin. Maka, esai Wallace menjadi ilham bagi Darwin dan pada
tahun 1859 Darwin meuangkan perihal teori evolusi kedalam bukunya “On
the origin of species”(asal-usul spesies). Ketika Darwin mendapat
kehormatan atas karyanya dalam teori evolusi, Wallace masih berada dihutan-
hutan di kepulauan Indonesia, dan sampai beberapa puluh tahun berikutnya
nama Wallace berada dibawah bayang-bayang popularitas Darwin.
Kepulauan Indonesia dan garis Wallace membagi flora dan fauna Indonesia
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok dikanan/sebelah timur yang memiliki
hubungan dengan Australia dan kelompok dikiri atau sebelah barat Garis
Wallace yang memiliki hubungan dengan Asia. Weber dan Lydekker
kemudian membagi lagi terutama flora dan fauna diwilayah antara Sulawesi
22
23
dan Papua masing-masing dengan garis Weber dan Garis Lydekker. Sumber :
Museum Geologi.
Pengamatan mata rantai asal-usul spesies dan hewan endemic yang
ditemuinya juga tidak lepas dari gagasannya mengelompokan fauna Indonesia
dengan garis demarkasi yang tegas. Garis hipotetik yang diciptakan Wallace
tahun 1859 memotong kepulauan Indonesia dari utara ke selatan diantara
pulau Kalimantan dan Sulawesi dan diantara pulau bali dan Lombok,
kemudian dikenal dengan garis Wallace. Sub judul buku The Malay
Archipelago yang berbunyi ‘the land of the orang-utan, and the bird of
paradise’ memberi aba-aba kepada pembacanya tentang gambaran
keanekaragaman hayati yang luar biasa mengisi setiap sudut kepulauan
Indonesia. Keunikan dan sebaran keanekaragaman hayati yang diamati
Wallace di kepulauan Indonesia menjadi cirikhas biogeografi Indonesia.
Wallace menemukan orang utan hanya di Indonesia bagian barat, sebaliknya
mendapati burung cendrawasih (the bird of paradise) hanya di Indonesia
bagian timur. Tidak ada di tempat manapun di dunia ini yang
keanekaragaman hayatinya memiliki kekontrasan biogeografi dalam jarak
yang sangat sempit, kecuali di kepulauan Indonesia. Karena Wallace lebih
banyak melakukan pengamatan binatang daripada tumbuhan., biogeografi
Indonesia yang digambarkannya lebih menonjolkan keanekaragaman
binatang atau zoogeografi. Gajah, tapir, kera, beruang madu, benteng,
harimau, badak, bekantan, orangutan adalah contoh binatang yang diketahui
menghuni dipulau Jawa, Pulau Sumatra dan Kalimantan dan dengan
semenanjung Malaka. Seperti dijelaskan Wallace,” setelah kita memeriksa
zoology negeri-negeri ini, kita menemukan bukti bahwa pulau-pulau yang
besar ini pada suatu masa merupakan bagian dari Benua Asia dan mungkin
terpisah pada masa yang belum lama berlalu (at very recent geological
epoch).” Sebaliknya, spesies mamalia dan burung yang hidup dibelahan timur
Indonesia (Papua, kepulauan Aru, Misool, dan Waigeo) memiliki jenis serupa
seperti yang di Australia, misalnya: walabi, kanguru pohon, emu, platypus,
wombat, kasuari, dan cendrawasih. “ adanya perbedaan yang mendasar
23
24
24
25
adalah spesies endemik yaitu jenis mahluk hidup yang berkembang hanya
disuatu kawasan sempit tertentu.
Apa yang Wallace ‘ramalkan’ tentang menyatunya pulau-pulau Jawa,
Sumatra, dan Kalimantan dengan semenanjung Malaka dimasa lampau
berdasarkan temuan sebaran hewan-hewan disana, daratan yang bersatu itu
kini disebut sebagai Sundaland menjadi kebenaran ilmu pengetahuan sampai
di era modern ini. Para ahli kebumian masa kini percaya bahwa zaman es-
sebagian besar muka Bumi ditutupi es – yang terakhir pernah terjadi pada
zaman Pleistosen akhir sampai kira-kira 18.000 tahun yang lalu (voris, 2000).
Ketika itu selain muka air laut diantara pulau-pulau Jawa, Sumatra,
Kalimantan, dan semenanjung.
Malaka menyusut, lapisan es menutupi seluruh kawasan Sundaland.
Lapisan es menjadi jembatan bagi hewan-hewan saling bermigrasi ke antara
pulau-pulau itu. Hal serupa terjadi antara benua Australia dengan pulau Papua
dan pulau-pulau kecil didekatnya yang disebut dengan paparan sahul. Peta-
peta yang menggambarkan paleogeografi zaman pleistosen memperlihatkan
daratan sunda atau sundaland (menyatunya pulau-pulau jawa, Sumatra, dan
Kalimantan dengan daratan Asia) dan daratan sahul atau sahulland (pulau
Papua dan pulau – pulau disekitarnya menyau dengan benua Australia). Salah
satu bukti modern adalah ditemukannya 6 spesies baru lalat sungai
(Drosophila) yang penyebarannya hanya dijumpai dihutan-hutan di Jawa,
Sumatra, Kalimantan, dan Bali (Suwito and Watabe, 2010). Bagaimana lalat
sungai yang berukuran 3 mm itu bisa menyebrangi laut diantara pulau-pulau
Jawa, Sumatra, dan Kalimantan bila tidak ada ‘jembatan’ dan makanan
diantara pulau-pulau itu. Indonesia memang negara kepulauan yang kaya
raya, gemah ripah loh jinawi. Tetapi ketika diminta menyebutkan dibidang
apa dan dibagian mana Indonesia kaya raya, kita tidak mudah begitu saja
menyebutnya. Keanekaragaman hayati dengan keunikan biogeografi yang
diberi oleh Wallace adalah kekayaan alam Indonesia yang harus diketahui
orang Indonesia. Dalam buku The world of life (1911, tidak terbit di
Indonesia) Wallace menulis, bahkan seperti meramalkan : “pertimbangan-
25
26
pertimbangan ini seharusnya membawa kita untuk melihat pada semua karya
alam, yang hidup atau mati, diinvestasikan dengan kesakralan tertentu, untuk
digunakan oleh kita tetapi tidak disalahgunakan, dan untuk tidak pernah
secara sembrono dihancurkan atau diruksak. Mencemari suatu sumber air
atau sungai, memusnahkan seekor burung atau binatang, seharusnya diangap
sebagai pelanggaran moral dan kejahatan sosial (Munasri).
Cara-cara penyebaran Sir C. Lyell dan penulis-penulis lain telah
membahas masalah ini dengan baik. Perubahan iklim tentu telah berdampak
kuat pada migrasi ketika keaddan iklimnya berbeda, suatu wilayah mungkin
pernah menjadi lintasan yang ramai dalam migrasi, tetapi sekarang tidak
dapat dilalui. Perubahan permukaan tanah juga sangat berpengaruh, suatu
tanah genting yang sempit sekarang memisahkan dua fauna laut,
menenggelamkannya atau pernah menenggelamkannya sebelumnya, dan
kedua fauna itu akan membaur atau pernah membaur sebelumnya dimana laut
sekarang meluas pada periode sebelumnya mungkin berupa tanah yang
menghubungkan pulau-pulau atau mungkin menyambung benua-benua
menjadi satu dengan demikian memungkinkan produksi-produksi darat untuk
melintas dari satu tempat ke tempat lain.
Kedua garis ini merupakan garis khayal atau tidak nyata yang
ditampilkan hanya dalam peta saja. Garis ini membagi dan memisahkan
Indonesia menjadi tiga wilayah bagian. Garis-garis ini bahkan sangat rekat
dengan persebaran flora dan fauna pada wilayah Indonesia. Karena Indonesia
dibagi menjadi tiga bagian, maka garis yang membaginya terdiri dari 2 garis.
Garis tersebut adalah garis Wallace dan garis weber. Garis ini merupakan
sebuah garis khayal yang memisahkan Indonesia pada bagian tengah dan
Indonesia bagian timur. Garis ini dibuat karena kedua daerah di Indonesia ini
memiliki karakteristik flora dan fauna yang sangat berbeda. Penemua garis ini
adalah seorang ilmuan bernama Alferd Russel Wallace.
Wallace mulai menyadari bahwa ada perbedaan flora dan fauna pada
kedua daerah tersebut setelah mengunjungi hindia timur sekitar abad ke-19.
Seperti penemunya, garis ini kemudian diberi nama yang sama yaitu garis
26
27
27
28
dengan binatang dan tanaman yang tumbuh di benua Asia. Flora atau
tumbuhan yang dibelah oleh garis Wallace ini terdiri dari beberapa tipe. Tipe
pertama adalah tipe meranti-merantian. Tanaman meranti-merantian memiliki
nama latin Dipterocarpus . tanaman ini banyak tumbuh diwilayah Asia.
Tanaman meranti-merantian merupakan jenis tanaman epifit sebagai tanaman
khas wilayah Asia.
Tanaman meranti termasuk dalam kelompok pepohonan yang berkayu
keras. Berbagai jenis rotan juga menjadi salah satu tumbuhan tipe asiatis yang
berada di Indonesia dibagian barat. Rotan ini banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia untuk memproduksi barang-barang menarik. Berbagai
jenis nangka dan amoldi juga menghiasi tipe ini. Dari jenis bunga, Anggrek
menjadi tumbuhan jenis bunga satu-satunya yang merupakan tipe asiatis atas
hasil pembagian dari garis Wallace. Bunga anggrek banyak ditemukan
dihutan-hutan di Indonesia. Bunga ini tumbuh dengan menempel pada
tumbuhan-tumbuhan yang lain. Namun meskipun bergantung pada tumbuhan
lain namun tidak menjadi parasite bagi tumbuhan tersebut. Angrek mampu
melakukan fotosintesis secara mandiri, selain anggrek adapula lumut,
cendawan, paku-pakuan, dan pohon jati yang mendiami flora tipe asiatis.
Beralih pada jenis-jenis fauna yang menjadi bagian pada tipe asiatis.
Macam-macam fauna ini banyak ditemukan tinggal dan berkembangbiak
dengan baik dibenua Asia. Jenis pertama adalah gajah. Gajah memang
banyak ditemukan di benua Asia. Di Indonesia gajah yang terkenal adalah
gajah Sumatra. Selanjutnya yang juga terkenal sebagai binatang khas Sumatra
adalah harimau Sumatra. Namun sayangnya kedua hewan ini sekarang
banyak diburu untuk diambil bagian tertentu dari tubuhnya kemudian
selanjutnya dijual. Fauna selanjutnya yang dipisahkan berdasarkan garis
Wallace adalah badak bercula satu dan banteng. Beberapa tipe flora dan fauna
ini mungkin bisa juga dilihat sedang mendiami sebuah wilayah tertentu yang
ada di negeri ini.
28
29
H. Ekologi
Pada tahun 1869 diperkenalkan istilah ekologi oleh Ernst Haeckel,
seorang ahli biologi Jerman yang menekankan adanya hubungan timbal-balik
antar semua komponen kehidupan dalam satu sistem.. Ia menciptakan kata itu
denga menggabungkan oikos, kata Yunani yang berarti rumah atau rumah
tangga, dengan logos, sebuah kata lain Yunani yang digunakan untuk
menyebutkan bidang ilmu apa saja. Secara harfiah, ekologi berarti ilmu yang
mempelajari rumah atau rumah tangga. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekologi
merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia
dengan lingkungannya
Sepintas lalu, sepertinya istilah itu tidak banyak kaitannya dengan
alam. Akan tetapi, konsep oikos Haeckel amatlah terkait dengan
ketertarikannya akan makhluk hidup. Selama pertengahan abad ke-19,
tumbuhan dan hewan kerap kali diteliti secara terpisah, tanpa memperhatikan
keterkaitan mereka dengan lingkungan sekitarnya. Cabang biologi baru
Haeckel sangatlah berbeda. Bukannya memperlakukan spesies berbeda
sebagai unit-unit terpisah, Oecologie mempelajari cara makhluk-makhluk itu
berinteraksi dengan lingkungan fisik atau ‘rumah tangga’, dang dengan
spesies-spesies lain di sekeliling mereka.
Pada paruh kedua abad ke-20, perubahan teknologi dan populasi
manusia yang bertambah cepat telah merusak sistem-sistem alamiah pada
tingkatan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Sebagai akibatnua, minat
terhadap ekologi pun merekot. Setelah bertahun-tahun diliputi baying-bayang,
ekologi telah menjadi bagian kunci ilmu hayati.
Ekologi dan environmentalisme adalah dua hal yang berbeda. Ekologi
adalah bidang ilmu yang mempelajari kehidupan pada lingkungan alamiahny;
environmentalisme adalah keyakinan bahwa lingkungan haruslah
dipertahankan dan dilindungi dari kerusakan akibat ulah manusia. Pada
prakteknya, keduany berkaitan erat, sebab ekologi menyediakan informasi
tentang bagaimana kerusakan lingkungan mempengaruhi makhluk hidup, dan
bagaimana cara memperbaikinya.
29
30
30
31
31
32
32
33
studi bahwa dewas ini sekitar 27% dari terumbu karang dunia mengalami
kerusakan. Padahal terumbukarang merupakan habitat bagi kurang lebih
seperempat dari seluruh spesies biota laut.
Pencemaran karena bahan radioaktif terjadi di mana-mana. Bahan
bakar radioaktif dari PLTN di negara-negara OECD meningkat 2 kali lipat
dari 4.391 ton pada tahun 1982 menjadi 8.362 ton pada tahun 1955. Lebih
dari 4000 pabrik bom nuklir dan pembangkit listrik tenaga nuklir
melepaskan limbah radioaktif setiap waktu ke lingkungan.
d. Pemanfaatan Alam secara Tidak Terkendali
Masalah yang disebabkan oleh tingkah laku manusia dalam
mengeksploitasi dan menggunakan sumber daya alam secara tidak
seimbang (over stress). Disadari atau tidak, kenyataan ini dapat dilihat
melalui praktek-praktek masyarakat, seperti penebasan hutan sampai
gundul; pemanfaatan ekosistem pantai (estuaria, mangrove, karang-karang
pantai, pasir, kerikil atau kima) dan masih banyak yang lain.
Gambaran dari masalah ini dapat kita lihat dari angka-angka
berikut ini. Setengah dari hutan asli di dunia telah hancur dimana lebih
dari 60% hutan berdaun lebar telah lenyap. Sekitar 45% hutan tropis dan
70% hutan kering tropis hilang. Setiap tahun terjadi kerusakan hutan, rusak
seluas kurang lebih 160.000 Km2 atau setengah dari wilayah Norwegia.
Sebelas negara kehilangan total dan 28 negara lainnya lahan hutan yang
terancam. Pembakaran hutan berada di urutan kedua terbesar emisi gas
karbon di bawah pembakaran bahan bakar fosil. Sebanyak 418 juta Ha
hutan alam telah lenyap di di seluruh dunia selama 30 tahun terakhir dan
10% sejak tahun 1972.
e. Efek Rumah Kaca
Penyebab efek rumah kaca adalah gas-gas rumah kaca yaitu gas-
gas dalam atmosfer yang menyerap gelombang panas. Gas rumah kaca
yang terpenting adalah karbon dioksida. Sinar Matahari berupa gelombang
elektromagnetik menyimpan energi, saat sinar matahari mengenai bumi,
bumi menjadi panas. Sebagian energi panas ini dipantulkan kembali oleh
33
34
34
35
35
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Evolusi adalah suatu perubahan pada makhluk hidup yang terjadi secara
berangsur-angsur dalam jangka waktu yang lama sehingga terbentuk spesies baru.
Evolusi terjadi jika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau
langka dalam suatu populasi. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi
3 proses utama: variasi, reprodukasi, dan seleksi. Evolusi didorong oleh 2
mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan variasi genetik. Seleksi alam merupakan
sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk
keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam
suatu populasi dan sebaliknya, sifat merugikan menjadi lebih berkurang.
Sedangkan variasi genetic terjadi karna adanya mutasi, rekombinasi dan
sebagainya. Evolusi juga melibatkan proses spesiasi sebelumnya melalui proses
perkembangbiakkan secara natural dalam kerangka evolusi.
36
DAFTAR PUSTAKA
Burnie, David. 2005. Bengkel Ilmu Ekologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Carson, Rachel. 1962. Silent Spring. Greenwich: FAWCETT PUBLICATIONS
Darwin, Charles. 2002. The Origin Of SpeciesThe Origin Of Species. Yogyakarta:
Ikon Teralitera.
Hassan, Said Munif. 2014. Pengantar Biologi Evolusi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mayr, Ernst. 2019. Evolusi Dari Teori Fakta. Jakarta: KPG (Kepustakaan
Populer Gramedia).
Siahaan. 2004. HUKUM LINGKUNGAN dan EKOLOGI PEMBANGUNAN
Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.
iii