II. Tujuan : Untuk mengetahui morfologi dan anatomi pada ikan mas (Puntius javanicus)
Beberapa jenis hewan yang hidup di air sering disebut dengan fishes, ilmu yang
mempelajari tentang hewan tersebut Ichthyology. Sering juga disebut dengan nama Pisces.
Kelas penting pada hewan yang hidup di air adalah kelas Agnatha ( Lampreys dan
Hagfishes), kelas Chondricthyes dan kelas Osteichthyes. Pisces (ikan) sebagai salah satu
class dari vertebrata hidup di daerah perairan, baik air tawar maupun air asin. Penyebarannya
sangat luas sampai pada tempat yang sangat gelap. Korda masih dijumpai pada saat
embrional, kemudian berangsur-angsur diganti dengan vertebra. Pisces dapat dikelompokkan
menjadi dua sub kelas Osteichtyes.
a) Terdiri dari sirip : sirip merupakan bangunan seperti selaput yang ditegakkan oleh jari-jari
sirip. Fungsi sirip adalah untuk menjaga keseimbangan dalam air dan untuk berenang.
Sirip ekor (pina caudalis) pada pina caudalis berdasarkan anatominya, terbagi menjadi 4 yaitu
1. Protosirkal
2. Difisirkal
3. Homosirkal
4. Heterosirkal
1
Sisik
Pada kelas Osteichthyes tipe sisik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1.Sisik Cosmoid
Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah punah dari
kelompok Crossopterygii dan Dipnoi.
2.Sisik Ganoid
Jenis sisik ini dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei) dan Scaphyrynchus
(Chondrostei).
3.Sisik Cycloid dan Ctenoid
Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang masing-masing terdapat pada
golongan ikan berjari-jari lemah (Malacoptrerygii) dan golongan ikan berjari-jari keras
(Acanthopterygii).
Bentuk Tubuh Ikan
Secara umum bentuk tubuh ikan terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Simetris Bilateral
Bentuk simetri bilateral Yaitu bentuk tubuh ikan yang apabila tubuhnya dibelah dua secara
membujur atau memanjang tubuh mulai dari pertengahan ujung kepala sampai ekor akan
menghasilkan dua belahan tubuh yang serupa
2.Non Simetris Bilateral
Bentuk non simetri bilateral Yaitu bentuk tubuh apabila dibelah dua secara
membujur/memanjang maka belahan tubuh sebelah kanan tidak mencerminkan/tidak sama
dengan belahan sebelah kiri. Contohnya: ikan sebelah (Psettodes erumeri) dan ikan lidah
(Cynoglossus lingua).
Bentuk-bentuk tubuh ikan dapat dikelompokkan menjadi :
a.Bentuk Pipih
b.Bentuk Bola
c.Bentuk Kotak
d.Bentuk Panah
e..Bentuk Ular
f.Bentuk Kepala Picak dan Badan Pipih
g.Bentuk Cerutu
h.Bentuk Tali
i.Bentuk Pita
Kelas Pisces dibagi dua berdasarkan Tulang penyusunnya yaitu :
2
1.Chondrictyes ( tulang rawan)
Merupakan Hewan yang tergolong kelas ini memiliki kerangka yang tersusun dari tulang
rawan. Pada sebagian besar kelompok ikan ini, beberapa bagian kerangka diperkuat oleh
butiran berkalsium.
2.Osteichtyes ( tulang sejati )
Osteichthyes adalah ikan yang sebagian besar skeletonnya terdiri dari tulang sejati dan hanya
pada beberapa bagian tubuh yang bertulang rawan. Insang tertutup oleh operkulum. Selalu
ada gelembung renang dan tidak terdapat clasper.
Kelas Osteichthyes (ikan bertulang sejati) terdiri dari:
1.SubKelas Sarcopterygii
Ciri-ciri nya :
Memiliki sirip berpasangan,mempunyai bonggol di bagian pangkal berdaging
Mempunyai lubang hidung yang bermuara ke mulut
Memiliki sisik yang disokong oleh elemen-elemen Tulang yang kuat
Terdiri atas 2 ordo yaitu :
a.Dipnoi
Contoh : Lepidosiren paradosa
b.Coleantyformes
Contoh : Latimeria chalumnae
2.Sub kelas Brachioterygii (bersiip pendek)
Contoh : Polypterus bichir
Ciri-cirinya:
Tubuh ditutupi oleh sisik yang tebal (Rhomboid =Belah ketupat)
Sirip punggung tersusun atas 8 atau lebih lembaran berjejer ke belakang.
Pangkal sirip menyempit dan tertutup oleh sisik-sisik.
A. Alat
No Alat Jumlah
1 Mikroskop 1 buah
2 Lup 1 buah
3 Papan Bedah 1 buah
4 Pinset 1 buah
5 Silet 1 buah
6 Jarum Pentul 8 buah
7 Kamera Hanphone 1 buah
3
B. Bahan
No Bahan Jumlah
1 Ikan Mas secukupnya
2 Klorofrom secukupnya
3 Formalin secukupnya
4 Tissue secukupnya
V. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
2. Mengamati bagian morfologi pada ikan mas dan memfoto menggunakan kamera
handphone
3. mengambil salah satu sisik ikan mas dengan menggunakan pinset lalu mengamatinya
dibawah mokroskop dan memfoto menggunakan kamera handphone
4. Membedah bagian perut ikan mas sampai anus ke arah dorsal dengan menggunakan silet,
untuk mengamati bagian anatomi pada ikan mas,lalu memfoto menggunakan kamera
handphone
5. Memotong bagian kepala ikan mas, lalu merendamnya dalam larutan formalin yang sudah
disediakan, untuk pengamatan selanjutnya.
2. Mengambil kepala ikan mas yang sudah diawetkan dengan formalin dengan menggunakan
pinset dan meletakkan di atas papan bedah
3. Memulai pembedahan kepala ikan dengan menggunakan silet pada bagian dorsal kepala
ikan mas, kemudian mengambil bagian otaknya.
4
4. Memfoto bagian otaknya dengan menggunakan kamera handpone.
5. Menggambar hasil pengamatan pada kertas polio bergaris dan memberi keterangan.
VI.Hasil Pengamatan
5
Gambar pembanding morfologi ikan mas
6
b.Gambar hasil pengamatan topografi ikan mas
7
Gambar pembanding topografi ikan mas
8
c.Gambar hasil pengamatan sisik ikan mas
9
Gambar pembanding sisik ikan mas
10
d.Gambar hasil pengamatan insang ikan mas
11
Gambar pembanding insang ikan mas
12
e.Gambar hasil pengamatan system muscular ikan mas
13
Gambar pembanding system muscular pada ikan mas
14
f.Gambar hasil pengamatan otak ikan mas
15
gambar pembanding otak ikan mas
16
VII. Pembahasan
Hasil pengamatan struktur ikan mas (Cyprinus carpio) bagian caput antara lain bentuk mulut,
berbagai jenis operculum, fovea nasalis (hidung), organon visus (mata), dan membrana
brachiostegal. Bentuk tubuh Cyprinus carpio streamline fasiform untuk pergerakan tubuhnya.
Berdasarkan hasil pengamatan, bibir pada ikan disebut rostrum. Keadaan saat mulut
membuka disebut rima oris. Ikan ini memiliki sepasang hidung diantaranya bibir yang
disebut fovea nasalis. Mata pada ikan disebut organon visus yang terdiri dari 3 lapisan, yaitu
selaput putih agak keruh yang diseut sclera, kornea dan bintik hitam yang disebut pupil.
Operculum pada ikan, terlihat jelas dan dapat dibedakan berdasarkan letaknya yaitu os
operculare (bagian terbesar dari operculum yang mengarah kebagian dorsal), os
suboperculare (bagian terbesar kedua dari operculum yang mengarah pada caudal atau ekor),
os praeoperculum (bagian operculum yang mengarah kebagian cranial atau kepala) dan os
interoperculare (bagian operculare yang paling kecil yang letaknya dibelakang os
praeoperculare dan mengarah kebagian ventral). Selain, itu di bawah os suboperculare
terdapat bagian yang bergaris-garis horizontal yang disebut radii branchiostegal, serta
membrana branchiostegal yang terletak pada tepi caudal operculum yang berupa selaput
dengan garis-garis mengarah ke bagian ekor (horizontal). Kepala terdiri dari dua lubang
hidung, dua mata besar, dan mulut serta gigi. Mulut pada ikan terlihat langsung pada bagian
depan yang membagi kedua bagiaanya sama besar. Terdapat tulang operculum menutupi
insang pada setiap kepala di bagian dorsal dan berfungsi untuk mengeluarkan air. Operculum
merupakan kartilago yang merupakan dari dua pompa yang digunakan untuk mengeluarkan
udara pada insang berbentuk v yang tersusun dari lamela primer.
Pengamatan sisik pada ikan mas adalah tipe sisik cycloid. Squama tipe ini terdiri dari corium
atau dermis. Bentuknya circuler atau ovoid, secara mikroskopis tampat adanya garis-garis
concentric dan garis-garis radier. Sirip ekor pada ikan mas berada di bagian posterior tubuh
fungsinya sebagai pendorong utama ketika berenang. Sirip punggung pada ikan mas berada
dibagian dorsal tubuh ikan fungsinya untuk membantu ikan bergerak memutar. Sirip perut
ikan mas berada pada bagian perut fungsinya yaitu membantu untuk menetapkan posisi ikan
pada suatu kedalaman.
Pengamatan anatomi ikan mas, system respirasi atau pernapasan pada ikan mas adalah insang
dan beberapa alat pernapasan tambahan. Ikan mempunyai tutup insang yang disebut
operculum yang berfungsi untuk melindungi insang. Insang merupakan komponen yang
17
penting dalam kehidupan ikan, karena insang digunakan untuk pertukaran gas. Insang
terbentuk dari lengkungan rawan yang meneras, dan didalam insang terdapat filamen. Pada
tiap filamen insang terdapat lamela-lamela yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas.
Jumlah dan ukuran lamella sangat bervariasi, tergantung tingkah laku dari ikan tersebut.
System sirkulasi pada ikan mas adalah cor atau jantung, predaran darah pada ikan mas
dimulai dari jantung menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Selanjutnya darah
dialirkan menuju ke dorsal aorta dan ke segenap organ-organ tubuh (kepal, otot, badan,
ginjal, dan semua organ pencernaan melalui kapiler. System pencernaan pada ikan mas terdiri
dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Alat pencernaan pada ikan mas terdiri atas
lambung, system pencernaan pada ikan merupakan serangkaian jalur yang melalui berbagai
organ yaitu dimulai dari mulut, paring, esophagus, lambung, usus (intestin) dan anus. System
reproduksi pada ikan mas bdrupa gonad hal ini membuktikan bahwa gonad pada ikan mas
betina berwarna putih transparan seperti agar-agar sedangkan pada ikan jantan berwarna putih
keruh. Lubang pengeluaran pada ikan jantan dan ikan betina berbeda. Pada ikan jantan
lubang urin dan lubang genitalnya terpisah sedangkan pada betina lubang ini tergabung.
System pengeluaran pada ikan mas yaitu mesonephros dan dutcus mesonephridicus. Dan otak
pada ikan mas terdapat di dalam rongga tengkorak, otak dibedakan menjadi 2 yaitu cerebrum
(otak besar) dan cerebellum (otak kecil).
18
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan kami dapat menyimpulkan bahwa
bagian morfologi dari ikan mas meliputi :
1. Caput
2. Truncus
3. Cauda
a. Sistem pencernaan
b. Sistem resfirasi
c. Sistem sirkulasi
d. Sistem reproduksi
e. Sistem ekskresi
Bagian-bagian encephalon dari ikan mas meliputi sebagai berikut bulbus olfactorius
mempunyai lanjutan sebagai benang-benang, tractus olfactorius, lobus olfactorius,
prosenphanol disebelah belakang lobus olfactorius yang mempunyai atap (pallium) dan dasar
(corpus striatum), mesencephalon, cerebellum, medulla oblongata dan hypophysis.
B. Saran
Saran saya sebaiknya kepada praktikan dalam melakukan praktikum harus lebih teliti lagi
dalam membedah dan sebaiknya dalam laboratorium alat-alat yang digunakan sebaiknya
diperhatikan lagi karena ada sebagian alat laboratorium yang tidak bias digunakan lagi.
19
Hermaya, T. 1992. Morfologi Cyprinus carpio. Jakarta : PT Cipta Adi Pustaka
20
I.Topik
Rana sp
II.Tujuan
III.Dasar Teori
Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh
rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa Yunani
yaitu Amphi yang berarti dua danBios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan
sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air.
Amfibi adalah kelompok terkecil di antara vertebrata, dengan jumlah hanya 3.000
spesies. Seperti ikan dan reptilia, amfibi adalah hewan berdarah dingin. Ini berarti amfibi
tidak dapat mengatur suhu badannya sendiri. Untuk itu, amfibi memerlukan matahari untuk
menghangatkan badan. Awalnya amfibi mengawali hidup di perairan dan melakukan
pernapasan menggunakan insang. Seiring dengan pertumbuhannya paru-paru dan kakinya
berkembang dan amfibi pun dapat berjalan di atas daratan.
Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah.
Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan
bernafas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk
(bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-
tempat yang lebih kering dan bernafas dengan paru-paru. Perubahan cara bernafas yang
seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang
dan rangka insang lama kelamaan menghilang. Pada anura, tidak ditemukan leher sebagai
mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara melompat.
(Zug, 1993)
Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang baik. Pada
mata terdapatmembrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu,
kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf
mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar
dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak
berkembang. Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan
pelembab atau perekat. Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari
21
kehidupan perairan ke daratan. Pada beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae,
tetap tinggal dalam perairan dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam fase
berudu, bernafas dengan insang dan berkembang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis
amphibi lain yang sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali ke
air untuk berkembang biak. Tapi ada juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat selama
hidupnya. Pada kelompok ini tidak terdapat stadium larva dalam air. (Duellman and Trueb,
1986).
Amfibi dijumpai diseluruh dunia kecuali di kutub. Mereka menempati sejumlah
habitat yang berbeda-beda seperti hutan hujan, kolam, dan danau. Mereka juga ada di daerah
berumput di lereng pegunungan tinggi, bahkan juga di gurun. Meskipun amfibi dewasa dapat
bertahan hidup selama periode kemarau panjang, umumnya mereka membutuhkan tempat-
tempat lembab seperti sungai dan kolam. Di wilayah hutan hujan tropis yang lembab, banyak
katak dapat bertahan hidup tanpa memiliki sumber air tetap. Sebagai hewan yang berdarah
dingin, amfibi tidak aktif dalam kondisi dingin. Pada kondisi ini mereka melakukan
hibernasi, biasanya dalam lumpur di dasar kolam. Musim kawin amfibi sering berlangsung
kacau. Amfibi jantan dan betina berkumpul bersama dalam jumlah besar. Setelah membuahi
telur, biasanya amfibi tidak lagi mempedulikan telurnya. Hanya sedikit jenis amfibi yang
melindungi telur. Umumnya spesies amfibi kecil mengandalkan penyamaran atau melarikan
diri saat terancam pemangsa. Ada pula amfibi yang mengandalkan kulit yang mencolok untuk
menakuti musuh. Ada jenis amfibi yang mempunyai racun. Katak beracun dari Amerika
Selatan memiliki warna yang mencolok sebagai tanda bahaya pemangsanya. Racun katak
sangat kuat racun emas yang dimiliki kodok dart dari kolombia misalnya, dapat
menewaskan sekitar 1.000 orang sekaligus. Kebanyakan orang kesulitan dalam membedakan
anggota dari kelas amphibia yaitu antara katak dan kodok. Maka dari itulah kita perlu
mengenal kelas amphibia lebih jauh lagi.
22
IV.Alat dan Bahan
No Alat Jumlah
1 Papan Bedah 1 Buah
2 Pinset 1 Buah
3 Silet 1 Buah
4 Jarum Pentul 1 Buah
5 Kamera Hp 1 Buah
6 Kertas Polio Bergaris 1 Buah
7 Pulpen 1 Buah
8 Pensil 1 Buah
9 Tissue 1 Buah
No Bahan Jumlah
1 Katak ( Rana sp) 1 Ekor
2 Kloroform Secukupnya
3 Formalin Secukupnya
V.Prosedur Kerja
1 Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan pratikum
23
2 Membius katak ( Rana sp) dengan menggunakan kloroform
3 Memfoto morfologi katak ( Rana sp ) dengan menggunakan kamera hp
4 Membedah bagian anatomi katak ( Rana sp) dengan mengunakan silet serta pinset untuk
mengangkat bagian kulit pada katak ( Rana sp).
5 Memfoto bagian anatomi katak dengan menggunakan kamera hp
6 Menggambar hasil pengamatan pada kertas folio
VI.Hasil Pengamatan
A.Morfologi katak
a.Bagian Dorsal
24
Gambar pembanding bagian dorsal
25
b.Bagian ventral
26
Gambar pembanding bagian ventral
27
c.B. Bagian rahang Katak ( Rana sp )
28
Gambar pembanding rahang katak
29
d.C. Bagian Topographi pada katak ( Rana sp )
VII.Pembahasan
30
Gambar pembanding topografi pada katak
31
e.Gambar hasil pengamatan otak katak
32
Gambar pembanding otak katak
33
VII.Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan, kami dapat mengetahui
tentang morfologi katak, anatomi katak dan topografi pada katak. Amphibia berasal dari kata
amphi yang artinya rangkap dan bios yang artinya kehidupan, karena amphibia adalah hewan
yang hidup dengan dua bentuk kehidupan,mula-mula hidup di dalam air tawar dan kemudian
hidup didarat. Berdasarkan hasil pengamatan Rana sp adalah salah satu contoh hewan
Amphibi yang merupakan hewan vertebrata yang dalam perkembangan hidupnya mengalami
metamorphosis. Katak (Rana sp) berbeda dengan kodok (Bufo sp) dimana perbedaannya
terletak pada kulit . Pada katak kulit licin, basah dan tipis sedangkan pada kodok kulitnya
kasar, tebal,dan kering. Perbedaannya juga terletak pada tungkainya, katak memiliki tungkai
belakang yang panjang sedangkan kodok tungkai belakangnya pendek. Serta katak biasanya
ukuran besar dan gemuk sedangkan pada kodok ukurannya kecil dan langsing. Adapun
anatomi katak yang diamati pada percobaan ini, antara lain :
34
2. Sistem dygestoria pada katak
Sistem dygestoria pada katak dimulai dari rongga mulut kerongkongan lambung usus
kloaka.
a.Rongga mulut, terdiri dari :
1.Gigi hanya terdapat pada rahang atas (gigi geligi) dan pada langit-langit (gigi vumer). Gigi
tersebut dapat tumbuh kembali apabila mengalami tangal.
2.Lidahnya (lingua) bercabang dan terletak pada rahang bawah bagian depan. Berfungsi
untuk menangkap mangsa.
3.Kelenjar ludah yang berfungsi membantu menelan makanan.
b.Kerongkangan (esofagus), pada katak merupakan saluran pendek menuju ke lambung.
c.Lambung (ventriculum), terdapat di sebelah kiri dan di belakangnya terdapat duodenum dan
pangkreas. Di dalamnya makanan dicerna secara mekanik dan kimiawi.
d.Usus (intestium), dalam usus makanan yang sudah lumat sari-sarinya diserap oleh
pembuluh kapiler darah dan diedarkan ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya dibuang melalui
kloaka.
3.Sistem sirkulasi
Pada fase berudu, jantung pada berudu terdiri atas dua ruang yaitu satu serambi dan satu
bilik. Sistem peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah tunggal.
Setelah mejadi katak, jantungnya terdiri atas tiga ruang yaitu dua serambi dan satu bilik.
Dimana letak serambi (antrium) di atas ventrikel dan terbagi dua, yaitu ada disebelah kanan
dan di sebelah kiri. Dan di atas atrium terdapat percabangan yang disebut aorta. Dan
peredaran darahnya merupakan peredaran darah ganda, jantung beruang tiga.
4.Sistem respirasi
a.Paru-paru (pulmo)
Paru-paru katak berupa sepasang kantong tipis dan elastis, permukaan dalam dindingnya
mempunyai banyak lipatan, sehingga memperluas permukaan. Dinding kantong yang tipis
ini banyak dikelilingi kapiler darah sehingga paru-paru katak berwarna kemerahan. Paru-
paru katak berhubungan dengan bronkus, selanjutnya dengan perantara celah tekak atau
epiglotis dihubungkan dengan rongga mulut.
b.Kulit
Pernafasan dengan kulit berlangsung efektif baik di darat maupun di air. Kulit katak tipis,
lembab dan kaya kapiler darah, yaitu cabang dari pembuluh nadi paru-paru kulit (arteria
pulmokutanea) yang mengangkut darah kotor atau kaya co 2. Di dalam kapiler kulit, darah
membebaskan co2 ke udara dan mengikat oksigen dari udara bebas yang akan diangkut oleh
35
pembuluh darah vena pulmokutanea ke jantung untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh
yang memerlukan.
c.Selaput rongga mulut
Selaput ini juga digunakan untuk memasukkan oksigen yang terkandung di udara, pada
rongga mulut berdifusi melalui selaput rongga mulut. Akhirnya oksigen tersebut diikat oleh
darah dan diedarkan ke sel-sel tubuh.
5.Sistem urogenetalia
Alat ekskresinya berupa sepasang ginjal dari kiri dan kanan. Warnanya merah kecoklatan,
bentuknya memanjang dari depan ke belakang. Fungsi ginjal adalah menyaring darah, zat-zat
sisa seperti urine, garam-garam yang berlebih, air yang lebih akan diserapnya dan
dikeluarkan. Zat sisa yang diambil oleh ginjal akan disalurkan melalui ureter menuju ke
kantong kemih. Kantong kemih ini berupa kantong berdinding tipis yang terbentuk dari
tonjolan dinding kloaka. Fungsinya untuk menyimpan urine sementara. Muara saluran urine,
saluran kelamin dan saluran pencernaan akan menyatu di kloaka.
Pembuahan katak bersifat ovivar (bertelur). Pembuahannya berlangsung di luar tubuh
(fertilisasi eksternal) tetapi katak tidak mempunyai alat kelamin luar. Pada masa kawin
sepasang katak akan ampleksus (katak jantan menempel pada punggung katak betina. Pada
katak betina terdapat sepasang ovarium di bagian kiri dan kanan. Bagian belakang ovarium
terdapat oviduct berupa saluran berkelok-kelok putih yang bermuara pada kloaka sedang
ujungnya burupa corong yang berada di dekat jantung.
36
VIII. Kesimpulan
37
DAFTAR PUSTAKA
38
I.Topik
Mabouya multifasciata
II.Tujuan
III.Dasar Teori
Mabouya multifasciata atau kadal adalah salah satu jenis reptilia yang hidup di
darat. Kadal ini merupakan jenis kelompok kadal yang paling banyak di Afrika,
kepulauan Indonesia, dan Australia. Jumlah spesies kadal ini melampaui jumlah
familia reptil yang lainnya. Separuh atau lebih spesies terdapat di Asia Tenggara
dan hanya kira-kira 50 spesies saja yang berada di belahan bumi barat.
Kadal adalah vertebrata dengan kulit kering, tertutup oleh sisik-sisik atau papan-
papan epidermal. Tengkorak biasanya sedikit tertekan lateral, dengan sebuah
kondil oksipital. Sabuk-sabuk badan (girdle) tumbuh baik. Tubuh kadal terbagi
menjadi tiga bagian,yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (cauda).
Tubuh kadal ditutupi oleh kulit yang kering dengan sisik-sisik zat tanduk di
permukaannya tanpa adanya kelenjar-kelenjar lendir. Kadal bernafas dengan
paru-paru yang strukturnya lebih kompleks dari amphibian. Ginjal kadal bertipe
metanerfos. Fertilisasinya internal dan bersifat ovovivipar yang menghasilkan
telur dengan banyak kuning telur. Telur itu tumbuh dan berkembang dalam
oviduk (saluran telur) hewan betina. Saluran telur itu disebut uterus.
No Alat Jumlah
1 Silet 2 buah
Jarum secukup
2 Pentul nya
3 Pipet 2 buah
Papan
4 bedah 1 buah
No Bahan Jumlah
secukup
1 Klorofom nya
secukup
2 tisu nya
3 formalin secukup
39
nya
4 kadal 1 ekor
V.Prosedur kerja
40
V.2. PEMBAHASAN
Phylum :Chordata
Subphylum :Vertebrata
Class :Reptilia
Ordo :Squamata
Subordo :Lacertilia
Familia :Scincidae
41
Genus:Mabouya
Spesies :Mabouya multifasciata
Caput adalah bagian tubuh pada daerah anterior dimana bagian-bagian dari
caput adalah sebagai berikut :
c. Organon visus, yang dilengkapi dengan adanya palpebra superior dan inferior
yang keduanya dapat digerakkan. Disamping itu dijumpai pula adanya
membrane melintang disudut anterior orbita.
Caudal, berbentuk silindris panjangnya hampir dua kali panjang badan dan
kepala, pangkalnya tebal dan makin meruncing ke rah distal.
Bagian leher panjang dan berlanjut dengan badan, bagian leher ini hanya
ditandai oleh adanya lekukan saja. Pada bagian badan terdapat dua pasang alat
gerak yaitu bagian anterior dan bagaian posterior. Pada bagian ventral terdapat
lubang kloaka yang berbentuk celah melintang. Pada jenis kadal yang ditemukan
di India (Uromastix), terdapat beberapa lubang preanofemoral yang terdapat
pada bagian pangkal alat gerak bagian belakang. Bagian ekor berbentuk
silindris, pada kadal panjangnya kurang lebih 2,5 kali panjang badan ditambah
kepala.
42
Sistem rangka pada kadal (mabauya multifasciata) dapat di bedakan menjadi
dua bagian yaitu endoskeleton dan ensoskeleton.
Vertebrae ekor tidak menulang secara sempurna, ekor mudah putus, tetapi
cacat mengalami regenerasi. Columna vertebrae terbagi menjadi servikal, torax,
lumbar, sakral, dan kaudal. Ada tulang rusuk yang bebas. Tulang-tulang sebagian
terdiri atas kartilago. Kolumna vertebralis dengan otot-otot segmental yang
nampak jelas.
Kadal memiliki sistem otot daging yang lebih kompleks bila di bandingkan
dengan amfibia, karena otot daging harus mendukung tubuh di daratan yang
bersifat lebih berat dari pada di dalam air, selain itu juga untuk gerakan-gerakan
yang sifatnya harus cepat.
43
rektum, dan kloaka. Hati dan pankreas berpembuluh ke intestinum. Kloaka untuk
mengeluarkan sisa-sisa pencernaan, ekskret dan untuk reproduksi.
Mulut yang dapat terbuka lebar memiliki dentes (gig-gig) yang berfungsi
untuk keperluan ofensif dan mempertahankan serta mengunyah. Barisan gigi itu
dapat dibedakan atas dua deretan, deretan gigi yang conisch (bentuk kerucut)
menempel pada rahang dan gigi ini sebagai gigi pleurodont, bengkok ke arah
cavum oris. Pada palatum (tulang langit-langit) terdapat deretan gigi halus yang
disebut dentes palatini. Lingua yang tipih bersifat bipida (bercabang dua)
terletak di dasar cavum oris. Dibelakang varing terdapat esovagus yang
merupakan saluran silindris menuju ventriculus yang terdiri atas bagian vundus
yang agak bulat dan bagian kecil di sebut viloris bagian ini bersambung dengan
intestinum tenue (usus halus) terus di lanjutkan oleh intestinum crasum (usus
besar) yang sering di sebut rektum. Diantara kedua intestinum itu terdapat
caecum yang sangat pendek akhirnya rektum bermuara pada kloaka. Gladulae
digestiva berupa hepar yang terdiri atas lobus dexter dan sinister berwarna
coklat. Pada bagian caudal lobus dexter hepatis terdapat vesica fellea. Glandulae
pancreatisa terlatak antara ventriculum dan bagian craneal intestinum tenue.
Kloaka merupakan muara umum untuk tractus digestiva, excretoria dan
reproductive
Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang
rusuk. Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan
dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia
pertukaran gas tidak efektif.
Udara masuk melalui nares externa terus menembus plat yang keras
menuju ke nares interna (di belakang lubang) dan kemudian melalui glottis
sebagai celah lingua menuju ke larynx. Larynx tersusun atas tulang rawan tiga
buah dan berisi beberapa pasang pita sura (bagi yang bersuara). Selanjutnya
berhubungan dengan trachea yang tersusun atas gelang-gaelang tulang rawan.
Trachea bercabang menjadi dua bronchi, yang selanjutnya masing-masing
menuju ke paru-paru. Paru-paru terbagi atas bagian-bagian interior yang lebih
komplek daripada amfibia yang mengandung kapilar pulmonalis.
System sirkulasi pada kadal lebih sempurna daripada Amfibi oleh sebab
adanya paru-paru fungsional dan ginjal metanefros. Atrium jantung terbagi
44
sempurna menjadi ruangan kanan dan kiri, sinus venosus, menyatu dengan
dinding dari atrium kanan, ventrikel terpisah oleh septum (sekat).
Jantung terletak di bagian anterior ventral dari rongga thorax. Terdiri atas
sinus venosus yang kecil, dua buah auricula dan dua ventricula. Antara dua
ventricular terdapat septum yang umumnya tidak sempurna, karena masih ada
voramen pannizae.
45
dan kedua extremitas anterior, oleh sebab vena kava posterior yang
menampung darah dari organ reproductivum dan ren, oleh vena porta hepatica
menampung darah dalam tractuas digestive yang memecah menjadi kapiler-
kapiler di dalam hepar dan dikumpulkan oleh vena hepatica yang pendek dan
vena epigastris pada masing-masing sisi dala rongga abdominalis menampung
darah dari extremitas posteriosr, ekor dan tubuh. Dari kedua vena cava itu akan
masuk ke dalam sinus venosus.
Ginjal kadal, sama sepeti halnya pada burung dan mamalia, di kenal
sebagai metanefros, sedangkan ginjal pada saat embrio adalah pronefros dan
metanefros. Ginjal metanefros pada dasarnya serupa dengan mesonefros tetapi
lebih ringkas dan memuat jumlah lebih banyak unit-unit renal,ada saluran
menuju tubulus dan akhirnya menyatu disebut ureter.perkembangan tipe ginjal
adalah untuk efisiensi ekskretori akibat meningkatnya aktivitas.
46
hypophyse. Selanjutnya medulla oblongata (metencephalon) dilanjutkan oleh
medulla spinalis. Pada otak terdapat 12 nervi cerebrales.
Otak tengah pada reptil telah mengalami perubahan pada cerebrum yang
diakibatkan perkembangan ukuran dari belahan-belahan otak karena adanya
invasi pallium oleh beberapa sel saraf sehinga menjadi bentuk neopallium.
Cerebellum reptil relatif lebih besar dari pada milik amfibi. Sekali lagi
kemampuan ini dihubungkan dengan macam gerakan dari kebanyakan reptil.
Reptil memiliki 12 saraf kranial.
a. Sistem Genitalia Jantan Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-
putihan, berjumlah sepasang, dan terletak di dorsal rongga abdomen. Pada kadal
dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan
membesar saat musim kawin. Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi
sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus
wolf dekat testis bergelung membentuk epididimis. Tubulus mesonefrus
membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus testis
dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada
kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka
melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek.
VI. KESIMPULAN
47
b. Tubuh kadal terbagi tiga yaitu: kepala, badan, dan ekor. Kadal mempunyai sistem pernapasan,
reproduksi, ekskresi, peredaran darah, dan persyarafan.
c. Sistem pencernaan pada kadal terdiri dari hepar, gastrum, lien, pankreas, duodenum, ductus
choleodocus, rectum dan kloaka.
d. Sistem peredaran darah pada reptil adalah peredaran ganda yang strukturnya hampir
sempurna.
e. Sistem respirasi pada kadal terdiri dari trachea, larink, bronchus dan pulmo.
f. Sistem ekskresi kadal terdiri dari ginjal, kantong kemih, dan ureter.
g. Sistem genitalia kadal jantan terdiri dari testis, epididymis, dan ductus wolffi.
DAFTAR PUSTAKA
48