Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM PERKEMBANGAN HEWAN 2

PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM

NAMA : Junita

NIM : 2031711007

Gol./Kelompok : 2 (dua)

Asisten : Aeng Saputra

Yoga Pratama Rukmana

LABORATORIUM BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DAN BIOLOGI

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2018
TUJUAN

Tujuan dari praktiku ini adalah untuk mempelajari tahap perkembangan emrio ayam.

DASAR TEORI

Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein,
karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan embrio sampai
menetas dan selama itu terjadi Selama pembelahan awal seluler, terbentuk dua lapisan sel
benih dimana peristiwa ini disebut dengan gastrulasi, yang biasanya dilengkapi pada saat
telur dikeluarkan dari tubuh induk. Kedua lapisan ini adalah ektoderm dan mesoderm.
Lapisan ketiga yaitu endoderm akan terbentuk ketika telur sudah di tempatkan di dalam
incubator (Nuryati 2005).
Semua sel yang akan membentuk embrio berasal dari epiblas. Beberapa sel-sel
epiblas yang lewat melalui primitive streak berpindah secara lateral ke dalam blastosel, dan
menghasilkan mesoderm, bermigrasi melalui strak tersebut ke arah bawah, dsan bercampur
dengan sel-sel hipoblas. Sel- sel epiblas yangmasih tetap di permukaan akan menjadi
ectoderm. Setela memisah dari endoderm sel-sel hipobals membentuk sebagian dari kantung
yang melindungi kuning telur dan batang yang menghubungkan massa kuning telur dengan
embrio. Setelah ketiga lapisan germinal tersebut terbentuk, perbatasan cakram embrionik
melipat kearah bawah dan menyatu, sehingga membagi embrio menjadi pipa berlapis tiga
yang disatukan ke bagian tengah di kuning telur. Lapisan jaringan yang berada diluar proper
embrio berkembang menjadi empat membrane ekstra membrionik yang mendukung
perkembangan embrio selanjutnya didalam sel telur. Keempat “membran” ini, masing-
masing merupakan satu lembaran sel , yaitu kantung kuning telur ( yolk sack), amnion,
korion dan alantois. ( Reece-Mitchell 2004).
Setelah fertilisasi, sel telur ayam mengalami pembelahan meroblastik dimana
pembelahan sel hanya terjadi dalam daerah kecil sitoplasma yang bebas kuning telur.
Pembelahan awal menghasilkan tudung sel yang disebut sebagai blastodik yang berada di
atas kuning telur yang terbagi itu. Blastomer kemudian memisah menjadi dua lapisan, yaitu
lapisan atas dan lapisan bawah, atau epiblast dan hipolast. Rongga diantara kedua lapisan ini
adalah blastosoel versi unggas (analog dengan blastosolvertebrata tanpa amnion), dan
tahapan embrionik ini adalah ekivalen blastula pada unggas, meskipun bentuknya berbeda
dari bola berlubang pada embrio awal katak. Pada unggas, jalur migrasi sel lapisan yang
bagian atas berpindah ke arah garis tengah blastodiks, kemudian melepas dan memisah, lalu
berpindah ke arah menuju kuning telur. Pergerakan ke tengah pada permukaan dan
pergerakan sel ke arah dalam pada garis tengah blastodik menghasilkan lekukan yang disebut
sebagai primitif streak ( Campbell, 2000 ).
Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali. Sel-sel yang
dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil dari ukuran induknya, disebut
blastomer. Kira-kira pada hari ke-5 sampai ke-6, di rongga sel-sel inner cell mass merembes
cairan menembus zona pellucida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel ini kemudian
bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga blastokista. Inner sel
massa tetap berkumpul di salah satu sisi ( Jasin 1992).
Gastrula ayam ditandai dengan adanya penebalan di daerah posterior blastoderm di
area pellucida. Penebalan ini kemudian memanjang ke arah anterior sehingga membentuk
parit dengan pematangan deisebut daerah primitif. Gastrula ayam memiliki epiblast, hioblast
dan rongga erkhentreron. Tahap neurula ayam mirip dengan embrio katak yaitu melalui tahap
keping neural, lipatan neural dan bumbung neural. Organogenesis merupakan proses lanjutan
setelah terbentuk neurula. Proses ini meliputi pembentukan bakal organ dari lapisan
ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Perkembangan embrio ayam pada berbagai umur
inkubasi merupakan media yang jelas untuk memperlihatkan organogenesis. Ayam betina,
terdapat sepasang ovari, hanya yang dextrum mengalami atrophis (mengecil dan tidak bekerja
lagi). Dari ovari menujulur oviduk panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cranial
dengan suatu bentuk corong. Lubang oviduk itu disebut ostium abdominalis ( Jasin 1992).
Dinding oviduk selanjutnya tersusun atas musculus dan ephytelium yang bersifat
glandular, yang memberi sekresi yang kelak membungkus telur, yakni albumen sebagai putih
telur, membran tipis di sebelah luar albumen dan cangkok yang berbahan zat kapur yang
disebut oleh kelenjar di sebelah caudal. Uterus sebenarnya belum ada. Fertilisasi terjadi di
dalam tubuh dengan jalan melakukan kopulasi ( Jasin 1992).
Bagian dari kuning telur yaitu kantung chorion, dimana membran ekstra embrio
yang paling luar dan yang berbatasan dengan cangkang atau jaringan induk, merupakan
tempat pertukaran antara embrio dan lingkungan diseitarnya adalah chorion atau serosa.
Kantung allantois, dimana kantung ini merupakan suatu kantung yang terbentuk sebagai hasil
evaginasi bagian ventral usus belakang pada tahap awal perkembangan. Fungsi kantung ini
sebagai tempat penampungan dan penyimpanan urin dan sebagai organ pertukaran gas antara
embrio dengan lingkungan luarnya. Lapisan penyusun kantung allantois sama dengan
kantung yolk, yaitu splanknopleura yang terdiri atas endoderm di dalam dan mesoderm
splank di luar. Kantung amnion, kantung ini adalah suatu membran tipis yang berasal dari
somatoplura berbentuk suatu kantung yang menyelubungi embrio yang berisi cairan. Dimana
kantung ini berfungsi sebagai pelindung embrio terhadap kekeringan, penawar goncangan,
pengaturan suhu intrauterus, dan anti adhesi (Adnan 2010).

METODE

Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada tanggal hingga tanggal pukul 7.30 hingga pukul
09.30, dan pengamatan dilakukan pada hari ke-2, hari ke-7 dan hari ke-14 di laboratorium
Botani, jurusan Biologi, Fakultas Pertaninan Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka
Belitung.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengamatan perkembangan embrio
ayam adalah spatula, cawan petri, satu set alat bedah dan telur ayam kampung secukupnya.

Cara Kerja

Disediakan telur ayam kampung yang akan ditetaskan secukupnya unuk melihat
perbedaan perkembangan embrio ayam. Telur ayam tersebut kemudian dimasukkan ke dalam
incubator dengan suhu mulai dari hari ke-1 sampai hari ke.... adalah 102f-105f. Setelah itu,
diambil telur yang sudah dalam masa inkubasi. Disediakan cawan petri dan cangkang telur
ayam di retakkan dengan hati-hati agar tidak pecah. Lalu, diamati embrio ayam tersebut dan
perubahan yang terjadi dari masing-masing umur embrio. Dilakukan perlakuan yang sama
untuk telur dengan masa inkubasi 48 jam dan 72 jam. Pemeriksaan dilakukan pada telur-telur
ayam yang sedang ditetaskan. Diperhatikan pertumbuhan yang terjadi pada hari 2, 3, 5, 7, 9,
13, 15, 17, dan 19 masa inkubasi.
HASIL dan PEMBAHASAN
Hasil yang didapatkan setelah melakukan pengamatan terhadap telur ayam pada hari
ke-2, hari ke-7 dan hari ke-14 adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Pengamatan embrio ayam 2


Gambar 2. Literatur pengamatan embrio
hari
ayam 2 hari

Keterangan:

 Jantung telah terbentuk

 Masih terbentuknya Area Ovaca, peta takdir, kuning telur dan albumen.

 Mulai terbentuknya pembuluh darah yang berwarna agak kemerah-merahan

 Sudah adanya noktah (bakal embrio)

Gambar 3. Pengamatan embrio ayam 7 Gambar 4. Liteatur pengaatan embrio ayam


hari 7 hari

Keterangan:

 Paruh mulai keras.

 Bentuk kaki sudah tampak dan jari kaki mulai membayang.

 Sudah mulai terbentuk paruh, sayap dan bulu.

Gambar 5. Pengamatan embrio ayam 14 Gambar 6. Literatur pengamatan embrio


hari ayam 14 hari

Keterangan:

 Organ semakin sempurna

 Kepala mengarah ke sayap sebelah kanan rongga udara

PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai