Anda di halaman 1dari 11

BLASTULA

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Struktur Perkembangan Hewan II
Diampu Oleh Ibu Djuna Lamondo, M.Si

Oleh
Kelompok 6
Nofal Tahir
Ilvayani
Nur Aznia
Nur Fatrah Pakaya

UNIVERSITAS NEGRI GORONTALO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

2019/2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap makhluk hidup, berusaha untuk menghasilkan keturunan, sebagai


upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Setiap individu,
memiliki tahapan-tahapan dalam pembentukannya, salah satunya pada tahap
embrio. Embrio terbentuk dari fase fertilisasi yang merupakan penggabungan
dari sel induk betina dan sel induk jantan, dimana masing-masing individu
berperan dalam menentukan sifat-sifat individu baru. Pada tahap embrio,
terdapat fase blastula.

Blastula merupakan salah stadium yang mempersiapkan embrio untuk


menyusun kembali sejumlah sel pada tahap selanjutnya, umumnya blastula
memiliki sebuah rongga yang disebut dengan rongga blastula (blastocoel)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan blastula ?

2. Bagaimana bentuk-bentuk dari blastula ?

3. bagaimana hubungan antara tipe telur dan tipe pembelahan ?

1.3 Tujuan

1. untuk mengetahui pengertian blastula.


2. untuk mengetahui bentuk-bentuk blastula.
3. untuk mengetahui hubungan antara tipe telur dan tipe pembelahan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Blastulasi

Blastulasi adalah proses terbentuknya blastula pada embrio, blastula adalah


bentuk lanjutan dari molura yang terus mengalami perkembangan. Sementara sel-
sel morula mengalami pembelahan terus menerus, terbentuklah rongga ataupun cela
dibawah germinal disc yang memisahkan dengan yolk. Rongga ini semakin lama
semakin membesar dan berisi cairan. Embrio yang memiliki rongga ini, disebut
dengan blastula.

2.1.1 Blastula pada aves

Blastulasi terbentuk saat sel blastoderm bermigrasi dan membentuk dua


lapisan hingga terbentuk blastosoel. Sel-sel blastoderm mulai bermigrasi setelah
selesai tahap pembelahan. Sel-sel blastoderm bermigrasi secara individual kedalam
rongga subderminal, kemudian beragregasi kemudian dan dengan proses
delaminasi terbentuk lapisan kedua. Sehingga embrio aves terdiri atas dua lapisan,
yaitu lapisan atas (epiblast) dan lapisan bawah (hipoblast). Antara kedua lapisan
tersebut ada dua bagian yang disebut blastosoel.

Dalam tahap blastula kelompok aves, bagian epiblas akan berkembang


menjadi ectoderm, mesoderm, dan notochord.bakal endoderm bersal dari hipoblast
yang sel-selnya tumbuh dan menyebar ke bawah pada daerah rongga blastosoel.
Sedangkan bakal ectoderm epidermis mengisi daerah yang akan menjadi anterior
embrio lapisan epiblas. Setelah terbentuk blastula,telur akan menuju tahap
selanjutnya yaitu tahap gastrulasi.

Pada ayam dan bebek, blastosoel terbentuk setelah terjadi delaminasi


blastoderm membentuk lapisan sel bagian bawah yang disebut hipoblasprimer, dan
lapisan bagian atas yang disebut epiblas. Celah diantara hipoblas dan epiblast
disebut blastosoel
Tipe blastula aves

Distibusi yolk pada setiap jenis telur pada suatu spesies berpengaruh
terhadap bentuk-bentuk blastula. Umumnya blastula memiliki semua rongga yang
disebut yang rongga blastula (blastosoel). Aves memiliki blastula bertipe
megalechital (Telolesital) dan tipe pembelahannya meroblastic

Blastula pada aves adalah blastula terbentuk cakram atau tudung.setelah


lapisan tunggal blastoderm, selanjutnya blastoderm mengalami pembelahan secara
ekuatorial atau horizontal, dan menghasilkan 3-4 lapisan sel.

Pada stadium ini, blastodisc terdiri atas 2 daerah yang berbeda yaitu:

a. Area pellusida, yaitu daerah yang tampak bening, terletak diatas rongga
subgerminal.
b. Area Opaka, yaitu daerah yang tampak gelap, terletak pada bagian tepi
blastodik. Pada beberapa jenis aves, rongga subgerminal juga merupakan
rongga blastula.
2.1.2 Blastula pada mamalia

Blastula pada mamalia disebut blastokista, memiliki sebuah rongga yang


berisi cairan yang dikelilingi oleh selapis sel pada bagian tepi yang disebut
tropoblas atau tropektoderm. Pada bagian dalam embrio, kearah kutub anima,
terdapat sekelompok sel-sel dalam (inner cell mass). Tropoblas merupakan
bagian ekstraembrio, yang kelak membentuk selaput korion dan turut serta
dalam pembentukkan plasenta. Sedangkan masa sel-sel dalam akan
berkembang menjadi embrio yang sesungguhnya.

Adanya rongga blastula memungkinkan untuk berlangsungnya gerakan-


gerakan morfogenik untuk reorganisasi sel-sel embrio pada stadium
perkembangan selanjutnya, khususnya pada stadium gastrula. Pada mamalia,
fertilisasi berlangsung pada bagian ampulla oviduk. Zigot yang terbentuk
bergerak menuju uterus sambil melangsungkan pembelahan. Pada stadium
blastula, embrio siap untuk mengalami implantasi. Sambil terimplantasi,
blastula akan berkembang, dan sementara itu terjadi palasentasi pada jaringan
tropektoderm dan jaringa endometrium induk.

2.1.3 Blastula pada Amphibi

Pada amphibi, stadium blastula tercapai pada stadium 128 sel. Pada stadium
ini mulai terbentuk suatu rongga yang disebut rongga blastula (blatocoel).

Blastula pada amphibi memiliki 3 daerah yang berbeda, yaitu:

a. Daerah disekitar kutub anima, meliputi sel-sel yang membentuk atap


blastocoel. Sel-sel tersebut merupakan bakal lapisan ectoderm. Sel-sel
ini berukuran kecil dan disebut mikromer, mengandung banyak butiran-
butiran pigmen.
b. Daerah disekitar kutub negative, meliputi sel-sel yolk yang berukuran
besar (makromer) yang merupakan bakal sel-sel endoderm.
Mengandung banyak butir-butir yolk.
c. Daerah sub ekuatorial, berupa sel-sel cincin ariginal, meliputi daerah
kelabu (gray crescent). Daeragh ini secara normal akan membentuk sel-
sel mesoderm.

Pada blastula katak, atap blatosoel terdiri atas 2-4 lapisan sel. Alas
blastosoel adalah sel-sel yolk. Rongga blastosoel terletak lebih ke kutub
anima.

Menurut Nieuwkoop, fungsi rongga blastula adalah membatasi


interaksi anatara bakal ectoderm dan sel-sel endoderm pada cincin marginal
yang mengelilingi tepi blastocoel.
2.2 Bentuk-bentuk Blastula

1. Coeleoblastula. Yaitu blastula berbentuk bulat, dihasilkan oleh telur-telur


isolesital dan oligolesital. Misalnya Blastula pada Synapta sp, Asterias sp,
Amphioxus, dan Amphibi. Rongga blastula terdapat ditengah atau eksentrias

kea rah kutub anima.

2. Diskoblastula, yaitu blastula berbentuk cakram atau tudung. Blastodisk


tampak berkembng menyerupai cakram diatas massa yolk. Dihasilkan oleh telur
telolesital. Misalnya blastula pada ayam, dan ikan zebra. Rongga blastula
terbentuk pada bagian bawa cakram atau tudung diantara blastodisc dan yolk.
3. blastokista, yaitu blastula yang menyerupai kista. Blastula ini memiliki
massa sel-sel dalam (inner cell mass) pada bagian dalam embrio dan dikeliling
oleh trobloplas. Dihasilkan oleh telur isolesital. Misalnya blastula pada
mamalia.

4. stereoblastula, yaitu blastula massif tanpa rongga blastula. Dihasilkan


oleh telur sentrolisital. Misalnya blastula pada berbagai jenis serangga.

Hubungan antara tipe telur dengan pembelahan

1. Oligolesitan adalah telur dengan kandungan kuning telur sedikit dan


menyebar. Tipe memelahanyan adalah poloblastik, artinya ablasom blastomer
hasil pembelahan terpisah secara sempurna.

2. Mesolesital adalah telur denga nisi kuning telur yang sedang, dan biasanya
terkonsentrasi pada kutub vegetative. Tipe pembelahanyan adalah holoblastic
pola pembelahan adalah radial, blastula bulat, rongga blastula kecil dan lebih
terkonsentrasi untuk anima. Dijumpai pada amphibi dan ikan paru-paru.
3. telolesital adalah telur yang memiliki isis kuning telur yang banyak. Tipe
pembelahanya adalah meroblastic, yaitu blastomere-blastomer hasil
pembelahan tidak terpisah secara sempurna. Blastula berbentuk cakram, ringga
blastula berbentuk diantara epiblast dan hipoblas. Dijumpai pada ikan, reptile
dan burung.

4. Centrolesital adalah telur denga nisi kuning telurbterpusat pada bagian tengah
telur. Tipe pembelahanya adalah meroblastik, pola pembelahanya adalah super
visial, blastula berbentuk bundar hingga silindris.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan meteri makalah ini dapat disimpulkan bahwa daun merupakan


organ tumbuhan yang memiliki fungsi yang sangat penting, salah satunya adalah
sebagai tempat fotosintesis. Dibandingkan dengan organ tumbuhan lainnya, daun
memiliki fungsi serta struktur morfologi dan anatomi yang lebih beragam. Daun
memiliki struktur yang berbeda pada anatominya antara dikotil maupun monokotil.
Perbedaan yang paling berbeda ditunjukkan pada ada dan tidaknya jaringan tiang
pada masing-masing anatomi dikotil dan monokotil.

3.2 Saran

Diharapkan kepada pembaca untuk lebih memahami dan mendalami materi


khusunya tentang daun. Penyusun menyadari masih banyak kekurang pada makalah
ini. Oleh sebab itu, dibutuhkan kritikan yang membangun dari para pembaca untuk
kesempurnaa makalah ini.
Daftar pustaka

Sumarmin, Ramadan. 2010. Perkembangan Hewan. Jakarta : kencana

Aryulina, Diah. 2006. Fisiologi hewan. Surabaya:Sinar Wijaya.

Radiopoetro.1996.biologi.Jakarta:Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai