Disusun oleh:
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
A. TOPIK
Keanekaragaman tumbuhan lumut pada kondisi lingkungan di dataran rendah vs
dataran tinggi.
B. TUJUAN
Setelah melaksanakan kegiatan ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengenal ciri-ciri tumbuhan lumut.
2. Membedakan lumut hati, lumut tanduk dan lumut daun.
3. Mengenal habitat tumbuhan lumut.
4. Menemukan adanya keanekaragaman tumbuhan lumut pada kondisi
lingkungan yang berbeda.
C. DASAR TEORI
Kingdom plantae meliputi organisme yang multiseluler, eukariotik dan
memiliki selulosa. Indonesia merupakan negara Tropis, sehingga memiliki banyak
sekali keanekaragaman hayati, termasuk tumbuhan lumut. Lumut dapat dijumpai di
tempat yang lembab dan biasanya menempel pada substrat, yakni batu, kayu maupun
tembok. Lumut juga memiliki banyak jenis, dan untuk mempelajari hal tersebut
diperlukan klasifikasi. Klasifikasi umumnya berdasarkan analisis dasar fenetik dan
filogenetik.
Lumut pada umumnya memiliki tubuh yang berwarna hijau, karena adanya
plastida yang menghasilkan klorofil. Lumut bersifat autotrof dan merupakan tumbuhan
peralihan dari talus ke kormus. Belum mempunyai saluran pengangkut sehingga
distribusi terjadi melalui kapilaritas, difusi dan aliran sitoplasma. Alat reproduksi
berupa Arkegonium (betina) dan Anteridium (jantan), reproduksi terjadi secara
aseksual dengan spora haploid dan seksualnya dengan membentuk gamet-gamet.
Klasifikasi lumut dibagi menjadi 3 divisi, yaitu Bryophyta (lumut daun), lumut
ini merupakan lumut yang paling banyak dikenal, mempunyai rizoid serta struktur
seperti batang dan daun. Selanjutnya yaitu Hepatophyta (lumut hati), pada lumut ini
struktur tubuhnya berbentuk hati pipih (talus). Yang terakhir yaitu Anthocerophyta
(lumut tanduk), yang mempunyai sporofit kapsul memanjang seperti tanduk.
1. Lumut daun (Bryopsida)
F. TABEL PENGAMATAN
Kingdom : Plantae
Divisio : Bryopsida (Musci)
Classis : Sphagnidae
Ordo : Sphagnales
Familia : Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Spesies : Sphagna sp
Lumut daun mempunyai klorofil yang memungkinkan mereka bisa berfotosintesis
sendiri, mereka berhabitat di daerah lembab, biasanya membentuk karpet. Struktur
tubuhnya terdiri atas daun dan tangkai sederhana, karena tidak memiliki akar atau
jaringan pengankut lainnya, lumut daun menyerap nutrisi secara langsung melalui
tangkai dan rhizoidnya. Gametofit pada lumut daun umunya berkisar 1mm hingga 2m,
sedangkan sporofitnya dapat dilihat secara makroskopis kurang lebih 20cm. Siklus
hidup lumut daun sebagai berikut :
2. Lumut Hati (Hepatophyta)
Kingdom : Plantae
Divisio : Hepaticopsida (Liverworts)
Classis : Jungermannidae
Ordo : Calobryales
Famila : Haplomitriaceae
Genus : Haplomitria
Spesies : Haplomitrium sp
Karena gametofitnya yang pipih, lumut hati disebut sebagai taloid. Habitat
lumut hati umumnya ditanah lembab yang kaya akan mineral, seperti lereng gunung.
Oleh karena itu, ubuh lumut hati mempunyai struktur yang hygromorph (dalam
tubuhnya terdapat rongga-rongga udara), xeromorf (dalam tubuhnya terdapat alat
penyimpan air), epifit (hidup di kulit kayu) dan saprofit (Tjirosoepomo, 2005). Siklus
hidup lumut hati sebagai berikut :
H. DISKUSI
1. Dari hasil pengamatan, ciri apakah yang dimiliki oleh tumbuhan lumut?
Jawab:
Pada umumnya lumut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, berwarna hijau
karena sel selnya memiliki kloroplas (plastida), struktur tubuhnya masih sederhana,
belum memiliki jaringan pengangkut, proses pengangkut air dan zat mineral dalam
tubuh berlangsung secara difusi dan dibantu oleh aliran sitoplasma, hidup di rawa-
rawa atau tempat yang lembab, ukuran tinggi tubuh kurang lebih 20 cm, dinding
sel tersusun dari selulosa, gametangium terdiri dari anteridium dan arkegonium,
daun lumut tersusun atas lapisan sel berukuran kecil mengandung kloroplas seperti
jala, kecuali pada ibu tulang daunya, belum memiliki akar sejati sehingga menyerap
air dan mineral dalam tanah menggunakan rhizoid.
(C)
Lumut Daun 2 saat pengambilan sampel (C) sedang mendung dan cuaca sangat
lembab, diambil di daerah Pegunungan (Dataran Tinggi) luar Jabodetabek (Jawa
sekitarnya).
I. KESIMPULAN
Karakteristik umum tumbuhan lumut antara lain, warna dominan hijau, belum
memiliki akar sejati, tidak memiliki berkas pengangkut, serta banyak ditemukan di
tempat lembab dan basah. Tumbuhan lumut (Bryophyta) dibagi menjadi 3 divisi, yaitu
Bryophyta (lumut daun), Hepatophyta (lumut hati), dan Anthocerotophyta (lumut
tanduk). Bryophyta (Mosses) atau lumut daun, merupakan lumut yang paling banyak
dikenal, mempunyai rizoid serta struktur seperti batang dan daun. Hepatophyta
(Liverworts) atau lumut hati, memiliki struktur tubuh berbentuk hati pipih (talus).
Anthocerophyta (Hornworts) atau lumut tanduk, mempunyai ciri-ciri sporofitnya yang
berbentuk kapsul memanjang seperti tanduk.
Lumut daun 1 cenderung memiliki ukuran lebih kecil ketimbang Lumut daun 2.
Hal ini dikarenakan adanya perbedaan habitat / lingkungan yaitu Lumut daun 1
(Dataran Rendah) Lumut daun 2 (Dataran Tinggi), dimana hal ini mempengaruhi nutrisi
dan zat hara yang didapat lumut di habitatnya, terlebih adanya perbedaan kadar oksigen
dan karbon dioksida di sekitar lingkungan lumut. Pada dataran tinggi lumut lebih
banyak mendapat oksigen, kelembaban, dan tanah/media yang subur ketimbang lumut
yang hidup di dataran rendah dengan intensitas matahari yang lebih sering, lebih banyak
polusi ketimbang oksigen, dan tanah/media yang terbatas. Kesimpulan dari pengamatan
ini menunjukkan jika habitat/lingkungan berpengaruh pada keanekaragaman ukuran,
kelembaban, dan tekstur lumut.
J. LAMPIRAN
K. DAFTAR PUSTAKA
D.A., Pratiwi, Sri Maryati, Suharno, Bambang. S . 2017. BIOLOGI UNTUK SMA/MA
KELAS X. Jakarta : Erlangga.
Imu, U. C., Purnamasari, A. B., & Liana, A. 2019. Identifikasi Tumbuhan Lumut di
Kawasan Wisata Taman Nasional Bantimurung. Bionature, 20(2), 147-151.
Lestiani, A., Lestari, R. S. D., Rizkia, R. A., Pratiwi, dkk. 2021. Survey On The
Diversity of Mosses and Host Trees In The Bogor Botanical Gardens. Proceeding
of Biology Education. 4(1):51-52.