Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM

MIKROTEKNIK
ACARA III
SEDIAAN UTUH

DISUSUN OLEH:
ANANDA MAULIDA PUTRI
G1A020006

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2022
ACARA III

SEDIAAN UTUH

A. Tujuan Praktikum:
Membuat sediaan organisme atau bagian dari organisme hewan secara utuh.
B. Alat dan Bahan:
1. Alat-alat Praktikum
a. Eppendorf
b. Gelas arloji
c. Kuas cat air
d. Pinset
e. Pipet tetes
f. Slide dan gelas penutup
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Kutu kepala
b. Alcohol 70 % sebagai fiksatif
c. Alcohol bertingkat 30-96%
d. KOH 10%
e. Xilol
f. Minyak cengkeh
g. Spidol permanen
h. Kertas label
i. entelan
C. Prosedur Kerja
1. Kutu yang diperoleh difiksasi dengan alkohol 70% minimal 1 X 24 jam.
2. Kutu dipindahkan dari alkohol ke dalam KOH 10, direndam dalam KOH ± 1 hari.
3. Setelah direndam dalam KOH, diambil spesimen dari KOH lalu diletakkan pada gelas
arloji yang sudah berisi aquadest. Direndam selama 2 menit lalu dibuang aquadest dan
diganti dengan aquaest baru. Diulangi tahap pencucian ini sebanyak 3 kali.
4. Aquadest dibuang secara perlahan, lalu didehidrasi spesimen dengan alkohol bertingkat
mulai dari alkohol 30%, 50%, 70%, 80%, dan 96% masing-masing 10 menit.
5. Dibuang alkohol 96% lalu diberi spesimen minyak cengkeh sampai terendam dan rendam
spesimen selama ± 15 – 30 menit atau sampai tampak jernih.
6. Dibuang minyak cengkeh lalu dibilas spesimen dengan xilol beberapa kali (± 3 kali) dan
direndam spesimen dalam xilol selama 10 menit.
7. Spesimen diambil secara hati-hati dengan kuas, diletakkan diatas gelas benda, diatur posisi
spesimen, dan ditutup dengan entelan dan gelas penutup. Alternatif lain, teteskan entelan
pada kaca benda, lalu ambil dan letakkan spesimen pada tetesan entelan dengan hati-hati
dan tutup dengan kaca penutup.
8. Didiamkan preparat selama 2 hari lalu siap diamati.
D. HASIL PENGAMATAN
1. Hasil Preparat yang Dibuat
Gambar Keterangan
Nama Preparat: Sediaan Utuh Kutu Kepala
Manusia
Kendala: saat melakukan proses mounting
tertama saat proses perenggangan yang
membuat salah satu kaki pada bagian kiri
melipat ke dalam dan pada saat penempelan
dengan entelan yang kurang baik sehingga
terdapat rongga udara di sekitar kaki,
abdomen, dan ekor.

2. Hasil Pengamatan Mikroskopis


Gambar Gambar Pembanding Keterangan
a. kepala
b
a
b. Thorax
c
c. abdomen
d. kaki
d e. ekor
e e
Perbesaran 4 x 10

b a a. Antenna
b. Mata
c
c. Forns
d. Spiracle
e. Segmen abdomen
f. Ekor
Kepala g. Kuku tarsus
h. Tibia

d
Badan: Thorax (dada)

f e

Badan: abdomen (perut)

h
Kaki
Perbesaran 10 x 10

E. PEMBAHASAN
Praktikum mikroteknik kali ini berjudul sediaan utuh, dengan tujuan untuk
membuat sediaan organisme atau bagian dari organisme hewan secara utuh. Sampel
organisme hewan yang kami gunakan adalah kutu kepala manusia. Sampel dikoleksi dari
habitatnya, yaitu kulit kepala manusia. Kutu kepala memperoleh makanan dari tempat
hidupnya tersebut dengan menghisap darah melalui kulit kepala yang tipis.
Adapun tahap-tahap yang digunakan dalam pembuatan sediaan utuh ini dimulai
dari perendaman Alkohol selama 1 x 24 jam, untuk proses fiksasi. Selanjutnya, kutu yang
sudah difiksasi di pindahkan dan direndam dalam larutan KOH selama 1 x 24 untuk
spesimen kutu manusia. Tujuannya untuk proses penipisan eksoskeleton pada serangga
dalam hal ini kutu, karena penyusun eksoskeleton serangga adalah khitin yang berkaitan
dengan protein, sehingga saat pengamatan pada mikroskop kita dapat melihat bagian dalam
dari tubuh serangga. Tiap serangga memiliki waktu perendaman dengan KOH 10% yang
berbeda, serangga yang eksoskeleton yang tebal membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk perendaman dengan KOH 10% dibandingkan serangga yang eksoskeletonnya tipis.
Setelah perendaman dalam KOH, sampel kutu direndam dalam aquades selama 2 menit,
dengan tiga kali pengulangan untuk membersihkan KOH 10% sebelumnya. Selanjutnya,
Kutu di rendam dalam alkohol bertingkat dengaan konsentrasi 30%, 50%, 70%, 80%, dan
96%, tujuan perendaman bertingkat ini agar bagian-bagian tubuh kutu tidak mengalami
kerusakan seperti pengkerutan sel dan jaringan saat diamati. Tahap berikutnya Perendaman
dengan minyak cengkeh dilakukan selama 30 menit. Minyak cengkeh berguna sebagai
larutan penjernih juga sekaligus memberi kontras warna. Setelah dari minyak cengkeh,
kutu dibilas menggunakan xylol sebanyak tiga kali (Proses clearing), kemudian direndam
dalam xylol 10 menit, dengan tujuan untuk melarutkan minyak cengkeh serta membuat
preparat menjadi jernih dan jaringan tubuh kutu transparan sehingga lebih mudah untuk
diamati. Langkah terakhir adalah proses mounting menggunakan entelan sebagai perekat
dan ditutup dengan kaca penutup. Preparate kutu kepala manusia kemudian didiamkan
selama 2 hari, untuk kemudian diamati.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di bawah mikroskop kondisi
sedian utuh kutu kepala manusia ini sudah cukup bagus, semua bagian tubuh dapat terlihat
jelas. Ditemukan 6 kaki utuh dari kutu kepala manusia ini, sesuai dengan literatur yang
ada. Namun, kondisi salah satu kakinya melipat ke dalam karena kesalahan saat proses
perenggangan sebelum ditetesi entelan. Sedangkan bagian tubuh lainnya, seperti kepala,
dada (thorax), dan perut (abdomen) serta komponen komponen lainnya masih lengkap dan
terlihat dengan jelas.
Berdasarkan ciri morfologi yang diamati kutu ini termasuk dalam family
Pediculinae, dengan rincian klasifikasi lebih lengkapnya Menurut Soedarto, 1990, dalam
Wijayanti, 2007 klasifikasi dari Pediculus humanuscapitis adalah sebagai berikut :
Kingdom : animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Phthiraptera
SubOrdo : Anoplura
Famili : Pediculidae
Genus : Pediculus
Spesies : Pediculus humanus capitis
Kutu kepala dewasa berbentuk pipih dan memanjang, berwarna coklat gelap, kepala avoid
bersudut, abdomen terdiri atas 9 ruas. Pada bagian kepala, terdapat sepasang mata di
sebelah lateral, sepasang antenna pendek yang terdiri atas 5 ruas. Di setiap ruas thorax
yang telah bersatu memiliki sepasang kaki yang kuat dan berujung oleh satu sapit
menyerupai kait yang berhadapan dengan tonjolan tibia untuk berpegang erat pada rambut.
Dari morfologi yang ekor yang terlihat, kutu rambut tersebut berjenis kelamin betina karena
berbentuk seperti huruf “v” terbalik. sedangkan unutk kutu jantan, bentuk alat kelaminnya
seperti huruf “v”. Pada ruas abdomen terakhir memiliki lubang kelamin di tengah dorsal
dan 2 tonjolan genital di bagian lateral yang memegang rambut selama melekatkan telur.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
pembutan sediaan utuh melalui beberapa tahapan, antara lain fiksasi, dehidrasi, clearing,
dan mounting. Hasil sediaan utuh yang dibuat cukup bagus, karena semua bagian tubuh
spesimen kutu kepala tersebut masih utuh. Namun, terdapat kendala saat melakukan proses
mounting tertama saat proses perenggangan yang membuat salah satu kaki pada bagian kiri
melipat ke dalam dan pada saat penempelan dengan entelan yang kurang baik sehingga
terdapat rongga udara di sekitar kaki, abdomen, dan ekor.

Anda mungkin juga menyukai