Materi Pembelajaran
B. Tujuan Pembelajaran
C. Uraian Materi
Spesies
Menurut Mayden (1997) dalam Ariyanti (2003) saat ini ada sekurang-
berbeda-beda. Itu artinya bahwa para ahli mempunyai sikap dan pandangan yang
adalah suatu kelompok organisme yang hidup bersama di alam bebas, dapat
mengadakan perkawinan secara bebas, dan dapat menghasilkan anak yang fertil
yang semuanya tampak berbeda-beda dan tidak semua dari konsep itu dapat
tidak adanya kesepakatan umum tentang apa itu spesies. Para ahli mempunyai
sikap dan pandangan berbeda dalam melihat beranekaragam konsep itu. Sebagian
ahli berpendapat seharusnya ada satu konsep spesies yang berlaku umum yang
konsep spesies tersebut dan beberapa pendapat para ahli dalam melihat
yang merupakan proses munculnya suatu spesies baru. Karena spesiasi bukan
hanya menarik perhatian para ahli evolusi, tetapi juga telah memikat perhatian
dari berbagai disiplin bidang biologi lainnya seperti morfologi, genetika, ekologi,
fisiologi, paleontologi, biologi reproduksi, dan biologi tingkah laku. Alasan kedua
adalah karena spesies merupakan hasil dari proses evolusi yang terus berjalan.
Artinya bahwa konsep spesies yang dibuat berdasarkan proses spesiasi yang
masih sebagian berjalan akan berbeda dengan konsep spesies yang dibuat ketika
spesies itu benar-benar sudah sampai pada akhirnya. Selain itu, bermacam konsep
untuk tujuan identifikasi yang dilakukan oleh ahli taksonomi tumbuhan seringkali
biologi.
merupakan salah satu topik sentral dalam bidang biologi evolusi. Namun
demikian proses ini juga menarik perhatian berbagai disiplin bidang biologi
reproduksi, dan biologi tingkah laku. Oleh bermacam ahli bidang biologi itu
menimbulkan interpretasi yang salah tentang apa yang dimaksud oleh para ahli
biologi itu ketika mereka berbicara tentang spesies dan spesiasi. Hal ini layaknya
seekor gajah yang dikerubuti oleh beberapa orang buta. Orang buta yang hanya
meraba bagian telinga gajah memberi gambaran tentang gajah yang berbeda
dengan orang buta yang hanya meraba kakinya. Alasan kedua adalah karena
spesies merupakan hasil dari proses evolusi yang terus berjalan. Konsep spesies
yang dibuat berdasarkan proses spesiasi yang masih separo jalan akan berbeda
dengan konsep spesies yang dibuat ketika spesiesi itu benar-benar sudah sampai
pada ujungnya. Konsep yang dibuat untuk mengelompokkan padi pada tahun 60-
spesiasi sebagai proses yang sedang berjalan di alam kemudian para ahli
merekamnya pada etape-etape yang dilaluinya. Selain dua hal di atas, bermacam
konsep itu muncul karena tujuan klasifikasi yang berbeda-beda. Suatu konsep
baru muncul sebagai alternatif dari konsep sebelumnya. Untuk tujuan praktis
digunakan secara tepat dan akurat untuk menggambarkan biodiversitas yang ada.
Selain itu konsep tersebut harus mempunyai dasar teori yang kuat dan mudah
yang berbeda (tabel 1), kebanyakan ahli berpendapat tidak ada di antara konsep
menurut BSC adalah suatu populasi atau kelompok populasi alami yang secara
keturunan yang dapat hidup fertil, namun tidak dapat menghasilkan keturunan
yang fertil jika kawin dengan spesies lain. Dengan kata lain, suatu spesies biologis
adalah unit populasi terbesar di mana pertukaran genetik mungkin terjadi dan
terisolasi secara genetik dari populasi kelompok lainnya. Konsep ini didasarkan
pada dua pandangan biologis yaitu reproduksi seksual meningkatkan keseragaman
dalam gen pool melalui rekombinasi genetik dan jika dua kelompok populasi itu
tidak dapat melakukan kawin silang maka di sana tidak terjadi aliran gen (gene
bersama pada beberapa waktu berikut setelah kondisi telah mengalami perubahan.
Konsep spesies ini tidak berlaku untuk organisme aseksual dan hibridisasi
antarspesies.
untuk saling mengawini satu sama lain di alam dan menghasilkan keturunan yang
dapat hidup dan fertil jika kawin dengan spesies lain. Dengan kata lain suatu
spesies biologi adalah unit populasi terbesar dimana pertukaran genetik mungkin
terjadi dan terisolasi secara genetik dari populasi lain semacamnya. Anggota suatu
spesies biologis dipersatukan oleh ciri kesesuaian ciri reproduksi. Semua manusia
termasuk ke dalam spesies biologis yang sama. Sebaliknya manusia dan simpanse
tetap merupakan spesies biologis yang sangat jelas berbeda meskipun hidup di
wilayah yang sama karena kedua spesies itu tidak dapat saling mengawini.
Konsep spesies pengenalan menekankan pada adaptasi perkawinan yang
telah tetap dalam suatu populasi. Menurut konsep ini suatu spesies didefinisikan
oleh suatu kumpulan sikap dan ciri unik yang memaksimalkan keberhasilan
untuk mengenali pasangan kawinnya. Konsep ini cenderung berfokus pada sifat
dan ciri yang dipengaruhi oleh seleksi alam dan terbatas hanya pada spesies yang
ini meliputi sawar reproduktif seleksi penstabilan dan tautan antara kumpulan gen
yang membuat zigot berkembang menjadi organisme dewasa dengan ciri khas
yang spesifik. Konsep ini dapat diterapkan pada organisme yang bereproduksi
secara aseksual. Konsep ini juga mengakui bahwa perkawinan silang diantara
hibrida itu berhasil kawin dengan salah satu spesies induknya. Konsep ini
meskipun ada sedikit aliran gen diantara mereka. Konsep ini dapat digunakan
mereka hidup dan apa yang mereka lakukan dan bukan dari penampakan mereka.
Suatu spesies ekologis didefinisikan oleh peranan unik yang dimainkannya atau
posisi dan fungsi spesifiknya dalam lingkungan. Contohnya dua populasi hewan
yang tampak identik dapat dikatakan merupakan dua spesies ekologis yang
(misalnya kolam air tawar dengan kumpulan keadaan kimia, biologi, dan fisik
yang khas).
urutan populasi tetua dan keturunannya yang berkembang secara bebas dari
kekuatan seleksi alam yang spesifik (tekanan selektif). Dengan demikian populasi
biologis spesies untuk saling mengawini satu sama lain, tetapi tidak dengan
dalam lingkungan.
Konsep spesiesMenekankan pada garis keturunan evolusi dan peranan ekologis
evolusioner
yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang
kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang
sebelumnya dalam kerangka evolusi. Spesiasi dapat berlangsung cepat, dapat pula
berlangsung lama hingga puluhan juta tahun. Setiap populasi terdiri atas
kumpulan individu sejenis (satu spesies) dan menempati suatu lokasi yang sama.
(2003) menyatakan bahwa Ernst Mayr pada tahun 1963 mendefinisikan konsep
spesies biologis yang dapat diterima secara luas. Spesies menurut biological
species concept (BSC) adalah suatu populasi atau kelompok populasi alami yang
yang fertil jika kawin dengan spesies lain. Dengan kata lain suatu spesies biologi
adalah unit populasi terbesar dimana pertukaran genetik mungkin terjadi dan
terisolasi secara genetik dari populasi kelompok lainnya. Konsep ini didasarkan
dalam gen pool melalui rekombinasi genetik dan jika dua kelompok populasi itu
tidak dapat melakukan kawin silang maka di sana terjadi aliran gen.
berasal dari penggabungan bersama pada beberapa waktu berikut setelah kondisi
telah mengalami perubahan. Jadi berdasarkan konsep ini, maka kriteria yang
menghasilkan keturunan yang fertil. Konsep spesies ini tidak berlaku untuk
alami (deme) yang tersendiri secara genetis dan memiliki bersama suatu gene
pool. Suatu spesies adalah unit atau kesatuan terbesar dalam populasi, di
Satu keturunan yang berevolusi secara terpisah dari yang lain dan dengan
populasi yang diturunkan dari nenek moyang yang memelihara identitasnya dari
yang lain, dan keturunan yang memiliki kencedungan dan nasib evolusinya
sendiri (Wiley, 1978). Satu kesatuan yang tersusun dari organisme yang
memelihara identitasnya dari kesatuan lain sepanjang waktu dan ruang, dan yang
memiliki nasib evolusi dan kecenderungan sejarahnya yang bebas (Wiley and
Mayden, 1997).
mengembangkan konsep ini lebih lanjut dan telah membuktikan penerapan umum
konsep ini pada sistem biologis. Tidak seperti definisi lain yang telah dijelaskan
disini, ESC sebagian besar telah ditolak sampai baru-baru ini. Beberapa peneliti
telah menjelaskan dan mengembangkan lebih lanjut konsep ini. Mereka beralasan
bahwa hanya konsep inilah yang memiliki kapasitas untuk mengakomodasi semua
pada species sebagai kesatuan ekologi. ESC tidak sama dengan EcSC. Sedangkan
Simpson (1961) telah menganjurkan satu konsep keturunan terhadap species dan
divergensi ekologi dan evolusi. Jadi, logika wajar dari konsep ESC Simpson dan
pola species dapat diinterpretasikan dengan benar terkait dengan keturunan unik
terbentuk melalui hibridisasi dan nenek moyang species. Tidak diperlukan adanya
bersifat segaram.
sekuensing.
adalah bahwa untuk sebagian besar keragaman tidak ada informasi genetic yang
tersedia. Karena divergensi pada setiap gen tertentu tidak memiliki laju yang sama
(seragam), mungkin sekali tidak pernah ada standar jarak untuk species. Konsep
ini bertahan pada asumsi bahwa pada setiap kejadian spesiasi disana akan ada
perubahan tertentu pada setiap gene. Jika peneliti menguji 200 gen dan mereka
perubahan yang sangat besar diantara dua sibling species sebagai hasil kejadian
spesiasi. Jika hanya satu gen dari 200 gene monoalel mengalami divergensi akan
menghasilkan jarak genetik yang dapat disepelekan. Pada satu skala linier,
divergensi tersebut akan menjadi sepele untuk perbandingan species dimana lima
dari 20 gene bersifat divergen. Disini, pada contoh heuristik ini kedua pasangan
species berada sebagai species yang bebas secara evolusi dan secara genetik.
petunjuk bagi peneliti ketika berapa besar perbedaan dianggap cukup untuk
digunakan sebagai batasan species? Hal ini sebagian besar karena divergensi gen
tertentu atau beberapa gen tidak mungkin dapat digunakan untuk menduga
peneliti juga disesatkan untuk percaya bahwa tidak adanya divergensi pada suatu
divergensi yang mungkin ada pada setiap karakter. Dengan demikian, kenyataan
species dengan morfologi yang divergen dan dapat diturunkan mungkin secara
naif dipertanyaakan jika divegensi pada gen atau protein yang mudah diuji yang
Menurut Hull (1997) konsep spesies yang ideal harus memenuhi tiga
kriteria sebagai berikut: dapat berlaku secara umum, mudah diaplikasikan, dan
mempunyai dasar teori yang kuat. Suatu yang berlaku umum dapat bersifat
monistik atau pluralistik. Pandangan monistik cenderung menilai hanya ada satu
suatu hirarki. Sebaliknya pluralistik berpendapat tidak ada sesuatu yang dapat
teorinya kuat merupakan dua hal yang cenderung bertolak belakang. Konsep yang
konsep yang mudah digunakan ternyata tidak didukung oleh teori yang mantap.
Ketiga kriteria ini tidak dapat dijumpai secara lengkap pada suatu konsep
spesies yang manapun. Dengan kata lain tidak ada konsep spesies yang ideal.
Konsep spesies yang mudah diaplikasikan ternyata dasar teorinya kurang dapat
diterima, atau sebaliknya konsep spesies yang memiliki dasar teori yang kuat
tetapi tidak dapat diterapkan secara umum, dan sebagainya.Tidak ada satupun dari
sekian banyak konsep spesies yang ada dapat diterapkan secara optimal pada
tepat atau memuaskan pada periode waktu tertentu atau kelompok ahli biologi
tertentu, tidak ada satupun yang dapat diterima oleh ahli biologi secara
keseluruhan dari waktu ke waktu. Situasi semacam ini telah dikenal sebagai
alam. Pendapat semacam ini dikemukakan oleh Mayden 1997 yang menyusun
beranekaragam konsep itu dalam suatu hirarki dengan satu konsep spesies primer
pada hirarki paling atas dan konsep-konsep spesies sekunder pada hirarki di
beranekaragam konsep spesies yang ada untuk mendapatkan satu konsep spesies
yang berbeda. Evaluasi ini menghasilkan satu konsep yang memiliki dasar teori
yang kuat dan berkualitas yaitu konsep spesies evolusi. Konsep spesies ini
diperlukan dalam menyusun ide dan persepsi tentang spesies nyata dan alamiah.
Sementara itu konsep spesies selain konsep spesies evolusi merupakan konsep
bawah konsep primer. Konsep sekunder ini diperlukan dalam studi spesies dalam
alam yang membentuk suatu kesatuan yang sesuai dengan pandangan konsep
primer. Dengan penyusunan konsep-konsep secara teori dan praktek dalam hirarki
ini maka rekonsiliasi dan pemahaman tentang pola dan proses alamiah akan dapat
sekunder. Konsep spesies evolusi yang memiliki dasar teori kuat tetapi
yang lebih operasional membentuk hirarki di bawah konsep spesies primer dengan
beberapa konsep menunjukkan versi gabungan dari konsep yang lain maka konsep
yang mendasar dengan suatu konsep spesies general. Semua konsep spesies
segmen dari garis keturunan (lineage) evolusi pada tingkat populasi. Pandangan
inilah yang menurut de Quiroz 1998 merupakan konsep spesies general dan
tidak ada jalan keluarnya berasal dari kegagalan dalam membedakan antara
deskripsi konsep spesies maka tampak tidak pernah tercapai kesepakatan dan
konsep spesies itu tampak lebih nyata dan meskipun berbeda-beda, bermacam
suatu lineage. Pada keadaan lain, ada kesepakatan yang hampir universal tentang
kesatuan alamiah secara umum yang disebut spesies. Agar konsep spesies general
antara konsep-konsep spesies itu, yaitu istilah konsep spesies dan criteria spesies.
Konsep spesies merupakan suatu ide tentang suatu kesatuan (entitas) yang disebut
spesies adalah suatu standar untuk menetapkan suatu entitas memenuhi syarat
sebagai anggota kategori spesies, untuk menilai suatu entitas merupakan spesies
atau bukan. Beberapa konsep spesies yang ada memang benar merupakan suatu
ide tentang suatu kesatuan (entitas) yang disebut sebagai spesies yang
bukanlah suatu konsep tetapi suatu kriteria yang digunakan untuk menetapkan
suatu entitas memenuhi syarat sebagai anggota kategori spesies. Namun demikian
semua konsep itu mempunyai satu jiwa yang sama yaitu menerima spesies sebagai
SPESIASI
tetapi pasti terjadi. Spesiasi lebih ditekankan pada perubahan yang terjadi pada
populasi jenis tertentu. Sedangkan evolusi jauh lebih luas, dapat meliputi semua
organisme hidup maupun benda mati yang membentuk seluruh alam semesta ini.
Kebanyakan evolusi diartikan secara sempit sebagai perubahan yang terjadi pada
mahluk hidup, tetapi secara luas dapat meliputi perubahan apapun di jagat raya
ini. Spesiasi adalah suatu proses pembentukan jenis baru. Spesiasi terjadi bila
aliran gen antara populasi yang pada mulanya ada secara efektif telah mereda dan
disebabkan oleh mekanisme isolasi (Hale et al., 1995). Jenis baru dapat terbentuk
dalam kurun waktu sejarah yang panjang maupun pendek tergantung model
semuanya tampak berbeda-beda. Itu artinya bahwa para ahli memiliki pandangan
merupakan proses munculnya suatu spesies baru. Karena spesiasi bukan hanya
menarik perhatian para ahli evolusi, tetapi juga memikat perhatian dari berbagai
paleontologi, biologi reproduksi, dan biologi tingkah laku. Alasan kedua adalah
karena spesies adalah hasil proses evolusi yang terus berjalan. Artinya bahwa
konsep spesies yang dibuat berdasarkan proses spesiasi yang dibuat ketika spesies
itu benar-benar sudah sampai pada akhirnya. Berikut peta konsep spesiasi.
RELUNG EKOLOGI
tidak hanya meliputi ruangan atau tempat yang ditinggali organisme, tetapi juga
ekologi suatu organisme tidak hanya tergantung di mana organisme tadi hidup,
tetapi juga pada apa yang dilakukan organisme, bagaimana organisme mengubah
energi, bertingkah laku, bereaksi, mengubah lingkungan fisik maupun biologi dan
bagaimana organisme dihambat oleh spesies lain (Heddy dan Kurniati 1994;
dalam Ngamel 1998). Relung (niche) menunjukkan peranan fungsional dan posisi
2006). Relung ekologi juga mencakup ruang fisik yang diduduki organisme, dan
sebagai relung atau ruangan habitat (Kurniati, 2001; dalam Novarino, 2008).
Relung ekologi dikenl istilah lebih inklusif yang meliputi tidak saja ruang
secara fisik yang didiami oleh suatu makhluk, tetapi juga peran fungsional dalam
berbeda (Odum, 1993). Relung ekologi merupakan gabungan khusus antara faktor
fisik dan kaitan biotik yang diperlukan oleh suatu jenis untuk aktivitas hidup dan
Odum (1993), Bahwa; “tidak ada dua spesies yang adaptasinya identik sama
antara satu dengan yang lainnya, dan spesies yang memperlihatkan 2 adaptasi
yang lebih baik dan lebih agresif akan memenangkan persaingan. Spesies yang
yang kalah dalam persaingan bila tidak berhasil mendapatkan tempat lain yang
Dalam memanfaatkan sumber daya yang sama suatu spesies tidak dapat
berkoeksistensi untuk waktu yang tidak terbatas dan bahwa hal ini akan
daya”.
dasar tidak dapat dengan mudah ditentukan karena dalam suatu komunitas
persaingan merupakan proses yang dinamis dan kondisi fisik lingkungan yang
aktivitas yang sama dengan spesies lain akan terjadi kompetisi didalam habitat
tersebut.
Jenis-jenis populasi yang berkerabat dekat akan memiliki kepentingan
tumpang tindih. Jika relung suatu jenis bertumpang tindih sepenuhnya dengan
jenis lain maka salah satu jenis akan tersingkir sesuai dengan prinsip penyingkiran
kompetitif. Jika relung-relung itu bertumpang tindih maka salah satu jenis
dari bagian relung dasar tersebut dan membiarkannya menduduki relung nyata
yang lebih kecil, atau kedua jenis itu mempunyai relung nyata terbatas dan
masing-masing memanfaatkan kisaran yang lebih kecil dari dimensi relung yang
dapat mereka peroleh seandainya tidak ada jenis lain (Desmukh, 1992).
Spesiasi atau terbentuknya spesies baru dapat diakibatkan oleh adanya isolasi
proses spesiasi ini dapat berlangsung secara cepat atau lama hingga berjuta-juta
tahun.
Spesies merupakan suatu kelompok organisme yang hidup di alam bebas, dapat
Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru yang berbeda dari spesies
tetapi pasti terjadi. Spesiasi lebih ditekankan pada perubahan yang terjadi pada
populasi jenis tertentu. Kecepatan spesiasi maupun kepunahan sebagian
tergantung pada ukuran kisaran geografis dari suatu daerah. Daerah yang luas
kepunahan. Jenis yang terdapat di daerah yang luas akan mengalami spesiasi lebih
Spesiasi atau terbentuknya spesies baru dapat diakibatkan oleh adanya isolasi
geografi, isolasi reproduksi, dan perubahan genetika. Adapun proses spesiasi ini
dapat berlangsung secara cepat atau lama hingga berjuta-juta tahun. Faktor-faktor
1. Isolasi geografis
Mayoritas para ahli biologi berpandangan bahwa faktor awal dalam proses
spesiasi adalah pemisahan geografis, karena selama populasi dari spesies yang
sama masih dalam hubungan langsung maupun tidak langsung gene flow masih
berbeda.
b. Kedua populasi yang terpisah mengalami mutasi yang berbeda, mutasi
tersebut terjadi secara random dan besar kiemungkinan beberapa mutasi yang
terjadi didalam satu bagian populasi yang terpisah sedangkan bagian lain tidak
mengalami mutasi.
c. Penyimpangan populasi yang terpisah itu juga dikarenakan adanya
pencegahan gene flow antara dua sistem populasi yang berdekatan akibat faktor
perbedaan dalam rentang waktu yang cukup lama sehingga dapat menjadi
berkumpul kembali setelah batas pemisahan tidak ada. Spesiasi dimulai dengan
sekali alopatrik (mempunyai tempat yang berbeda) dan keadaan ini belum
supaya mereka tetap alopatrik atau gene pool mereka tetap terpisah meskipun
mereka dalam keadaan simpatrik (mempunyai tempat yang sama). Mekanisme
isolasi intrinsik yang mungkin dapat timbul yaitu isolasi sebelum perkawinan
tidak akan simpatrik. Setiap populasi tidak mampu hidup pada tempat dimana
iklim dari keduanya sangat berbeda, sehingga setiap spesies tidak mungkin
genetik yang mencegah gene flow diantara spesies pada keadaan yang alami.
timur Amerika Serikat dan Platanus orientalis yang terdapat di timur Laut
Tengah, kedua spesies ini dapat disilangkan dan menghasilkan hibrid yang kuat
dan fertil. Kedua spesies ini terpisah tempat yang berbeda dan fertilisasi alami
https://gobotany.newenglandwild.org/species/platanus/occidentalis/
hewan.html
Tingkah laku berperan sangat penting dalam hal courtship (percumbuan) dan
perkawinan (mating). Tingkah laku juga berperan pada perkawinan acak antar
tersebut. Contohnya pada hewan jantan spesies tertentu memiliki pola perilaku
perkawinan terjadi karena pasangan merasa asing dengan pola perilaku yang
yang spesifik seperti yang ditunjukkan oleh burung bower di mana hewan jantan
burung betina mau dikawini. Isolasi perilaku sangat tergantung pada produksi dan
penerimaan stimulus oleh pasangan dari dua jenis kelamin yang berbeda. Jenis
stimulus yang dominan untuk mensukseskan perkawinan, stimulus tersebut
diantaranya adalah:
a) Stimulus visual: Bentuk, warna, dan karakter morfologi lain dapat
baik dan disertai dengan warna yang mencolok pada bebek jantan.
tanda bahaya. Molekul ini spesifik pada individu betina yang dapat
tidak akan saling mengawini karena S. gracilis kawin pada akhir musim
panas dan S. putorius kawin pada akhir musim dingin. Hal yang sama
juga terjadi pada 3 spesies dari genus anggrek Dendrobium yang hidup di
musim tropis basah yang sama tidak terhibridisasi, karena ketige spesies
false-in-x-none-x.html
4) Isolasi Mekanik (mechanical)
Apabila perbedaan struktural diantara dua populasi yang sangat berdekatan
populasi tersebut tidak terjadi gene flow. Isolasi mekanik ditunjukkan oleh
famili yang sama. Pada tumbuhan isolasi ini terlihat pada tanaman sage hitam
yang memiliki bunga kecil yang hanya dapat diserbuki oelh lebah kecil.
Berbeda dengan tanaman sage putih yang memiliki struktur bunga yang besar
molekul yang berbeda antara dua sel gamet, seperti spermatozoa yang mengalami
kerusakan di daerah traktus genital organ betina karena adanya reaksi antigenik,
sperma segera berhenti bergerak pada saat sampai pada alat kelamin betina, atau
bila tidak rusak maka sperma akan mengalami kematian. gambaran lain juga yang
terjadi pada ikan, di mana telur ikan yang dikeluarkan dari air tidak akan dibuahi
oleh sperma dari spesies lain karena selaput sel telurnya mengandung protein
tertentu yang hanya dapat mengikat molekul sel sperma dari spesies yang sama.
americana
Sumber:http://www.biologionline.info/2017/06/isolasi-gametik.html
b. Isolasi setelah perkawinan
Hal ini terjadi jika sel sperma dari satu spesies membuahi ovum
dari spesies yang lain, maka barier postzigot akan mencegah zigot
banyak spesies katak yang termasuk dalam genus Rana, beberapa diantaranya
hidup pada daerah dan habitat yang sama, dan kadang-kadang mereka bisa
keturunan hibrid generasi pertama dapat bertahan hidup dan fertil, tetapi ketika
hibrid tersebut kawin satu sama lain atau dengan spesies induknya, keturunan
generasi berikutnya akan menjadi lemah dan mandul. Sebagai contoh, spesies
kapas yang berbeda dapat menghasilkan keturunan hibrid yang fertil, tetapi
kerusakan terjadi pada generasi berikutnya ketika keturunan hibrid itu mati
pada saat berbentuk biji atau tumbuh menjadi tumbuhan yang cacat dan lemah.
3) Sterilitas hybrid
Hibridisasi pada beberapa spesies dapat menghasilkan keturunan yang sehat dan
hidup normal akan tetapi hibrid tersebut mengalami sterilitas. Terjadinya sterilitas
ini disebabkan oleh inkompatibilitas genetik yang nyata sehingga tidak dapat
menurunkan keturunannya. Contoh hibrid yang steril antara lain: mule (hibrid
antara keledai dan kuda), cama (hibrid antara onta dan ilama), tiglon (hibrid
anatara macan dan singa), zebroid (hibrid antara zebra dan kuda).
keledai.html
baru.html
telah berkembang seperti yang mereka reproduktif terisolasi dan tidak lagi mampu
bertukar gen. Pulau genetika, kecenderungan kecil, kolam genetik terisolasi untuk
menghasilkan sifat-sifat yang tidak biasa, telah diamati dalam beberapa keadaan,
secara geografis dapat terisolasi oleh kemandulan atau perbedaan perilaku (ketika
oleh Darwin. Spesiasi burung finch termasuk dalam isolasi geografik, spesialisasi
satu di antara sedikit mekanisme spesiasi di mana seleksi alam mengambil peran.
Menurut Darwin bahwa burung finch berasal dari satu nenek moyang burung
yang sama.
membentuk populasi kecil yang dicegah dari gen bertukar dengan penduduk asli.
Hal ini terkait dengan konsep efek pendiri, karena populasi kecil sering
frekuensi kawin dalam suatu populasi yang menempati wilayah yang sama. Pada
model ini, spesies induk tinggal di habitat yang kontinu tanpa ada isolasi geografi.
Spesies baru terbentuk dari populasi yang berdekatan. Suatu populasi yang berada
di dalam wilayah tertentu harus berusaha untuk beradaptasi dengan baik untuk
daerah ke daerah lain yang masih berdekatan dengan daerah asalnya. Apabila di
area yang baru ini terjadi seleksi, maka perubahan gen akan terakumulasi dan dua
kemudian mereka berubah menjadi spesies lain (spesies yang berbeda), maka
perbatasan ini akan diakui sebagai zona hibrid. Dengan demikian, dua populasi
gradient lingkungan.
Spesiasi parapatrkc adalah dua zona populasi divergen yang terpisah tetapi
saling tumpang tindih. Hanya ada pemisahan parsial yang terjadi oleh geografi,
sehingga individu-individu dari setiap spesies bisa masuk dalam kontak atau
heterozigot yang mengarah ke seleksi alam untuk perilaku atau mekanisme yang
alel berbeda yang berdekatan atau parapatrik, frekuensi sudah dapat ditetapkan.
Dengan cukupnya seleksi pada suatu lokus yang berkontribusi terhadap isolasi
reproduktif.
Di dalam spesiasi parapatrik tidak ada barier ekstrinsik yang spesifik untuk
gene flow. Populasi berlanjut, tetapi populasi tidak kawin secara acak, individu
lebih mudah kawin dengan tetangganya secara geografis dari pada individu di
dalam cakupan populasi yang berbeda. Individu lebih mungkin untuk kawin
dengan tetangganya daripada dengan individu yang ada dalam cakupan Di dalam
gaya ini, penyimpangan boleh terjadi oleh karena arus gen dikurangi di dalam
Contoh dari spesiasi parapatrik adalah spesiasi pada rumput jenis Anthoxanthum
odoratum. Model lain spesiasi parapatrik adalah model spesiasi stasipatrik dari
White. White mengamati belalang tanpa sayap, suatu populasi dengan rentang
expanding zona bastar. Tetapi suatu mutasi kromosom yang menurunkan tingkat
meningkatkan frekuensi kecuali oleh genetic drift di dalam populasi yang sangat
terbatas atau kecil, tetapi akhirya model spasipatrik tidak dapat diterima secara
luas.
sayap)
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Anthoxanthum_odoratum dan
https://alpha.steepshot.io/post/@heriadi/belalang-unik-tanpa-sayap-2018-02-24-
18-38-33
3. Spesiasi Simpatrik
Spesiasi sympatric adalah spesies yang menyimpang sementara dalam mendiami
suatu tempat yang sama. Sering dikutip contoh dari spesiasi sympatrik yaitu
inang host yang berbeda di daerah sama. Namun, keberadaan spesiasi sympatrik
atau lebih spesies keturunan dari leluhur spesies tunggal semua menempati lokasi
antara poliploidi baru dengan diploid orang tua mereka (lihat juga spesiasi
Bahkan, telah diusulkan bahwa semua tanaman yang ada dan sebagian besar pada
model spesiasi simpatrik masih dalam kontroversi, kecuali pada model spesiasi
spontan dan spesiasi poliploidi yang terjadi pada tanaman. Jika bastar antara dua
dari tetua yang diploid. Keturunan triploid akibat backcross mempunyai proporsi
aneuploidi yang tinggi, karena gamet membawa cacat bawaan. Pembatasan
interbreeding diantara bentuk diploid dan tetraploid dapat muncul, tetapi tidak
reproduktif lengkap di dalam satu tahap tidak akan sukses bereproduksi, kecuali
mutasi baru). Pada hewan secara umum perkawinan inbreeding tidak biasa terjadi,
pada umumnya dapat dihubungkan dengan adanya perbedaan bukan pada lokus
gen tunggal, tetapi pada banyak lokus. Kebanyakan spesiasi berlangsung secara
gradual, karena tidak sempurnanya gen awal terhadap arus gen (gene flow)