Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah swt. Atas segala karunia-
Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. Dan keluarga serta para sahabatnya. Sehubungan
dengan selesainya penulisan makalah ini maka kami mengucapkan terima kasih kepada:\
1. Dr. Maftuhin, M. Ag. Selaku rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
2. Desi Kartikasari, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Zoologi Vertebrata.
3. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan makalah
ini.
Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah Swt. dan tercatat
sebagai amal shalih. Akhirnya, karya ini penulis sguhkan kepada segenap pembaca
dengan harapan adanya saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya penyusunan
makalah ini. Semoga karya dalam bentuk makalah ini bermanfaat dan mendapat Ridhla
Allah Swt.
Penulis
DAFTAR ISI
C. Tujuan ............................................................................................................................ 9
C. Anatomi ........................................................................................................................ 16
A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 72
B. SARAN ........................................................................................................................ 72
2
DAFTAR GAMBAR
3
Gambar 24. Macrotis lagotis (sumber: wikimedia) ........................................................... 42
4
Gambar 49. Delphinus delphis (sumber: naturepl) ........................................................... 60
5
DAFTAR TABEL
6
Tabel 25. Taksonomi Lasiorhinus krefftii ......................................................................... 36
7
Tabel 50. Taksonomi Balaenoptera musculus ................................................................... 51
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bahwa mamalia betina menyusui anaknya dengan
memanfaatkan keberadaan kelenjar tersebut. Walaupun mamalia jantan tidak menyusui
anaknya, bukan berarti mereka tidak memiliki kelenjar mamae , tetapi pada mamalia
jantan kelenjar ini tidaklah berfungsi sebagaimana pada mamalia betina. Seperti telah
dikatakan sebelumnya bahwa mamalia merupakan tingkatan tertinggi pada kerajaan
hewan . hal ini mengakibatkan segala proses yang dilakukan oleh mamalia lebih tinggi
dari pada jenis animalia lainnya. Mulai dari system pencernaan, pernapasan, peredaran
darah, urogenital , hingga system sarafnya. Oleh karena itu perlulah kita mengetahui
tentang karakteristik , struktur tubuh, cara hidup, dan habitat dari kelas mamalia beserta
peranannya dalam kehidupan manusia guna menunjang pengetahuan kita.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakeristik morfologi dan anatomi mammalia?
2. Bagaimana isiologi dari mammalia?
3. Bagaimana susunan anatomi dari mammalia?
4. Bagaimana klasifikasi mammalia dalam system taksonomi?
5. Apa peran mamalia dalam kehidupan?
6. Bagaimana keterkaitan antara ayat Al-Qur’an dengan mammalia?
C. Tujuan
1. Mengetahui karakeristik morfologi dan anatomi mammalia
2. Mengetahui isiologi dari mammalia
9
3. Mengetahui susunan anatomi dari mammalia
4. Mengetahui klasifikasi mammalia dalam system taksonomi
5. Mengetahui peran mamalia dalam kehidupan
6. Mengetahui keterkaitan antara ayat Al-Qur’an dengan mammalia
10
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Karakteristik Morfologi dan Anatomi
Mammalia adalah merupakan kelompk hewan yang paling tinggi derajatnya dalam
glonga hewan. Hewan pada kelompok mammala mempunyai glandula mammae yang
menghasilkan air susu, untuk diberikan kepada anaknya. Menurut Purnama Susanti
(2020), Mammalia adalah salah satu satwa dari kelas vertebrata yang memiliki kelenjar
susu yang berfungsi untuk menyusui anaknya. Satwa mammalia tersebar merata hamper
di seluruh dunia mulai laut, padang gurun, sungai, hutan sampai dengan kutub dan
memiliki kemampuan untk beradaptasi dengan lingkungan. Hewan yang termasuk
kedalam kelompok ini adalah tikus, kelelawar, kucing, kera, ikan, paus, kuda, kijang,
sapi, kerbau, dan lain-lain. Termasuk juga manusia atau Homo sapiens. Pada manusia
menarik untuk dipelajari terutama karena susunan, bentuk, dan fungsi struktur tubuhnya.
Pada mammalia umumnya bagian-bagian tubuhnya dabat dibedakan dengan nyata,
seperti caput (kepala), truncus (badan), dan cauda (bagian ekor). Antara caput dan
truncus dihubungkan jelas oleh leher.
Khususnya pada manusia tidak terdapat cauda bila dilihat secara external. Akan
tetapi secara internal manusia masih memiliki tulang ekor walaupun jumlahnya hanya 3
ruas dan telah mengalami reduksi. Mammalia merupakan anggota vertebrata yang
memiliki kelenjar susu dan rambut. Rambut dan lapisan lemak berfungsi untuk
membantu memepertahankan panas metabolic dalam tubuh.
1. Ciri Umum
• Memiliki kelenjar susu, glandula mammae merupakan suatu organ yang khas
ditemukan pada mammalia, sekaligus menjadi ciri khas bahwa hewan tersebut
merupakan glongan dari mammalia. Fungsi dari kelenjar ini adalah
memproduksi susu sebagai sumber makanan bagi anaknya.
• Homoiterm, ini berarti bahwa mammalia mempunyai kemampuan untuk
menyesuaikan suhu tubuhnya terhadap lingkungan dengan mempertahankan
suhu normal atau mendekati suhu normal dari tubuhnya. Tidak seperti dari
golongan pisces, reptile, amphibi yang mana suhu tubuhnya terpengaruh
langsung degan lingkungannya. Jika suhu lingkungan rendah maka suhu tubuh
merekapun juga ikut rendah. Berbeda dengan mammalia, jika suhu lingkungan
rendah maka metabolism mammalia akan meningat. Dengan meningkatnya
metabolism ini maka akan menghasilkan panas tubuh lebih besar. Sehingga
11
panas tubuh mammalia akan konstan meskipun suhu lingkungan berubah-
ubah.
• Memiliki bagian otak yang disebut dengan Neocortex.
• Tubuh ditutupi rambut, berfungsi untuk beradaptasi dengan lingkungan.
• Memiliki cervical vertebrae.
• Tubuh terbagi menjadi bagian dada (thorax) dan bagian perut (abdomen).
• Memiliki kelenjar minyak (sebaceous glands) dan kelenjar keringat
(sudoriferous glands), kedua kelenjar ini terletak di kulit dekat dengan sekitar
tumbuhya bulu. Kelenjar minyak berfungsi untuk merawat pertumbuhan
rambut dengan melumasi pada akarnya. Sedangkan kelenjar keringat berguna
untuk tempat ekskresi atau tempat keluarnya zat-zat sisa metabolism yang
tidak berguna lagi bagi tubuh.
• Mempunyai larynx yang dapat menghasilkan suara
• Bernafas dengan paru-paru, paru-paru merupakan organ penting bagi
mammalia baik yang hidup di darat maupun di air.
• Mempunyai kuping dan telinga
• Mempunyai 3 tulang telinga yaitu T. Landasan, T. Martil, dan T. Sanggurdi
sehingga memilik kemampuan yang bagus.
• Antara kepala dan badan mempunyi leher yang fleksibel.
• Jantung 4 ruang, yaitu terbagi atas Atrium (serambi) dan Ventrikel (bilik).
Segingga jika di bagi terdapat 4 ruang yaitu Atrium sinister (serambi kiri),
Atrium dexter (serambi kanan), Ventrikel sinister (bilik kiri), Ventrikel dexter
(bilik kanan).
• Sistem peredaran darah yang efisien, tidak memiliki peredaran darah secara
sinus venous dan renal portal system.
• Memiliki diafraga yang berbentuk seperti lembaran otot, dimana lembaran otot
yang disebut diafragma ini membantu mengalirkan udara ke paru-paru
• Rahang bawah terdiri dari 1 tulang.
• Otak yang lebih besar
• Otak berkembang secara sempurna dan terbagi menjadi cerebrum, cerebellum
dan medulla.
• Memiliki 12 pasang cranial nerves.
• Fertilisasi secara internal
• Umumnya berkembang biak dengan cara melahhirkan (vivipar)
12
2. Ciri Khusus
• Alat gerak berupa du pasang tungkai (sepasang tungkai belakang dan sepasang
tangan)
• Pada jari-jari terdapat kuku dan cakar pada beberapa spesies terutama pada
famili felidae
• Gigi tekodont, difiodont, heterodont (memiliki jenis gigi yang berbeda-beda).
Dan mengalami pergantian 1x.
• Beberapa satwa ada yang bereproduksi dengan cara meletakkan tekur yang
disebut viviparous. Seperti pada Plathypus sp.
B. Fisiologi Mammalia
1. Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan mamalia terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus,
usus besar, dan anus. Perbedaan antara sistem pencernaan hewan memamah biak dengan
manusia terutama pada susunan dan fungsi gigi serta lambung.1 Ada beberapa ciri unik yang
menjadi karakteristik sistem pencernaan mamalia. Umumnya mamalia mempunyai gigi, bibir
biasanya dapat digerakkan kecuali pada Monotremata dan paus. Kelenjar oval (mulut)
khususnya berhubungan dengan sekresi atau pengeluaran lendir. Oleh karena umumnya
mamalia hidup terestial maka kelenjar oral ini untuk menjaga kelembaban mulut, tunas
rasa/kecap di lidah dan membantu menelan makanan. Beberapa kelenjar yang ada di oral
antara lain kelenjar parotis, submaksilaris dan kelenjar sublingual, dikhususkan sebagai
kelenjar saliva (air ludah). Kelenjar saliva pada beberapa spesies mampu memproduksi enzim
amylase yang kemudian diaktifkan oleh asam klorida untuk mengubah pati menjadi gula saat
makanan berada di dalam mulut. 2
Beberapa jenis mamalia yang frekuensi nafasnya pendek atau bernafas cepat biasanya
dengan mulut terbuka untuk membantu mengatur temperature tubuh. pengaturan temperature
tubuh ini sebagai hasil dari evaporasi saliva dan juga evaporasi dari dalam paru-paru.
Evaporasi saliva cenderung membantu mendinginkan tubuh. penggunaan kelenjar saliva
secara ekstrim sebagai pengatur panas dapat dijumpai pada tupai tanah. Spesies gurun seperti
1
Hickman, Integrated Principles of Zoology, Eleventh Edition. (New York: McGraw-Hill Companies,
2001) hlm 9
2
Sukiya, Biologi Vertebrata, (Yogyakarta: JICA, 2001) hlm 9.
13
Citellus tereticaudus secara teratur mengeluarkan air ludah atau liur dan menggosok-
gosokkan air ludah di tubuh mereka ketika menderita kepanasan. 3
Lidah pada sebagaian besar mamalia, kecuali paus berkembang sangat baik dan bisa
bergerak menjulur dan rektraksi (ditarik kembali) karena adanya sejumlah otot intrinsik.
Bagian permukaan lidah terdapat beberapa tipe papillae yang terhubung dengan tunas rasa.
Esophagus mudah dibedakan dari lambung kelenjar dan panjangnya tergantung pada
panjang leher. Lambung pada mamalia menunjukkan berbagai macam bentuk dan ukuran
yang berhubungan dengan kebiasaan makan, yaitu dari yang relative sederhana hanya berupa
struktur yang terdiri atas sekelompok ruangan dan ada yang sangat kompleks. Vampire bat
(Demodus rotundus) yang makanannya darah segar dari korbannya, mempunyai ukuran
lambung yang luas untuk penyimpanan. Spesialisasi lambung ditemukan pada tikus
grasshopper (Onychomys) yang merupakan hewan pengerat kecil. Hewan ini hidupnya
tergantung dari serangga dan dengan demikian harus mampu memproses kitin dalam sistem
pencernaannya. Kelenjar pencernaan pada tikus Onychomys terkonsentrasi di bagian fundus,
sedangkan pada bagian kardia dan pylorus dilindungi epithelium yang mampu bertahan dari
efek abrasi kitin.
Lambung sangat kompleks ditemukan pada ruminansia (pemamah biak, paus dan
sirenian). Lambung hewan pemamah biak ada 4 bagian, yaitu pertama ruangan penyimpanan
temporer disebut rumen. Makanan dikunyah dan masuk dalam bagain ini dibasahi dan diaduk
sampai berkali-kali kemudian dari sini masuk ke perut kedua yang disebut reticulum.
Kunyahan ini kemudian dikeluarkan lagi (dimuntahkan kedalam mulut ketika binatang itu
sedang istirahat, dan vegetasi dikunyah lagi, ditelan keduakalinya dan masuk kedalam
lambung ketiga yaitu omasum atau pesalterium. Disini pengadukan dilanjutkan sebagai akibat
dari gerak peristaltic dan masuk ke ruangan keempat disebut abomasums. Selanjutnya
makanan yang sudah tercampur dengan sekresi dari kelenjar pencernaan pada dinding
abomasum, kemudian masuk kedalam duodenum atau bagian anterior usus kecil.
Usus kecil secara proporsional panjang dan bergulung-gulung panjangnya berhubungan
dengan kebiasaan makan. Usus kecil hewan herbivora cenderung lebih panjang dari
insektivora atau karnivora. Ada kaikum (usus buntu) pada sambungan antara kolon dan usus
kecil. Kaikum umumnya kecil pada hewan karnivora, tetapi cukup panjang ada hewan
herbivor. Pada Monotremata masih mempunyai kloaka tetapi bangunan ini tidak ditemukan
lagi pada mamal yang lebih tinggi.
2. Sistem Pernafasan
3
Ibid, hlm 10
14
Sistem pernafasan (respirasi) pada mamalia tidak sekompleks pada burung. Paru-paru
pada mamalia lebar, namun tidak terdapat kantung udara seperti pada aves. Di depan celah
pada dasar faring terdapat katup tulang rawan yang dikenal sebagai epiglotis.4 Udara masuk
melewati glotis ke laring dan kemudian masuk dalam trakea. Gerakan udara di dalam trakea
didorong masuk oleh cincin tulang rawan. Udara dari trakea melewati pasangan bronkus
utama kemudian ke dalam cabang bronkhus dan bronkeolus yang lebih kecil, dan akhirnya
berhenti dalam alveoli dimana terjadi pertukaran gas. Beberapa mamal yang hidup di perairan
terjadi modifikasi pada bagian tertentu pada sistem pernafasannya. Modifikasi ini terjadi
akibat adanya adaptasi dari sistem respirasinya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan
perairan, terutama berupa perkembangan katup untuk menutup lubang saluran pernafasan di
dinding luar tubuh. Ephiglotis pada paus berfungsi untuk menyalurkan udara ke dalam
nasofaring sehingga dapat ditutup rapat dengan jaringan otot penutup.
Mamal penyelam yang mampu menyelam paling dalam adalah paus. Pada kedalaman
laut >1000m dengan temperatur air <10°C, spermatozoa paus masih mampu bertahan hidup
selama ±1 jam. Sedangkan pada lumba-lumba menunjukkan alveolusnya yang melipat untuk
mencegah perubahan tekanan gas saat menyelam dan menghindari narkosis nitrogen.
Melipatnya alveolus ini ternyata terjadi pada semua tingkat kedalaman penyelaman paus.
Paru-paru paus tidak lebih besar dari proporsi ukuran tubuhnya dari pada mamal darat, tetapi
toleransi terhadap kapasitas oksigen dan karbon dioksida di dalam darah lebih besar.
Saat penyelaman, detak jantung rata-rata berkurang sekitar 10 kali per menit dan darah
secara otomatis akan berhenti dari kulit. Darah dari otot tubuh dan daerah ekor dialirkan untuk
menyuplai ke bagian otak dan jantung. Mamal penyelam memiliki sejumlah mioglobin
berwarna merah gelap yang terletak di jaingan otot, fungsinya menyerupai hemoglobin yaitu
untuk melayani penyediaan oksigen otot. 5
3. Sistem Saraf
Sitem saraf mamal berkembang lebih kompleks dibandingkan vertebrata lain. Belahan
cerebrum (otak besar) berasal dari telencefalon, ada lekukan dan tonjolan di permukaannya
sehingga ada ridge atau gyrus dan depresi atau sulkus. Lapisan luar (korteks) cerebrum
penyusunnya sebagian besar berupa sel saraf, sehingga tampak berwarna abu-abu. Belahan
otak besar sebelah kiri dan kanan digabungkan satu dengan yang lainnya oleh komisura putih
yang disebut dengan carpus callosum. Lobus olfaktori pada mamal relatif kecil dibanding
dengan vertebrata lainnnya.
4
Gunderson, Harvey L. Mammalogy. (USA: McGraw Hill, Inc, 1976) hlm 12
5
Sukiya, Biologi Vertebrata, (Yogyakarta: JICA, 2001) hlm 13.
15
Diencefalon bagian dorsal disebut epitalamus, di lateral disebut dengan talamus, dan di
bagian ventral disebut hipotalamus. Kelenjar pineal terdapat dibagian atap diencefalon, tetapi
tidak menunjukkan struktur seperi mata. Talamus menjadi pusat penyebaran respon yang
penting. Hipotalamus pada mamal terdiri atas 4 bagian yaitu infundibulum, membentuk
tangkai dan lobus posterior kelenjar pituitaria di ventral otak, chiasma nervi opticii dimana
syaraf optik sebelah kiri dan kanan bersilang menuju otak, cinereum diyakini menjadi pusat
parasimpatikus dan mammiliary bodies merupakan pusat impuls olfaktor. Hipotalamus
mengontrol sebagian besar fungsi dalam tubuh termasuk tekanan darah ketika tidur,
kandungan air, lemak dan metabolisme karbohidrat, temperatur tubuh, dan aktivitas ritmis
seperti mengganti rambut dan kulit dan sekresi kelenjar pituitaria. Fungsi dari otak tengah
pada mamal kurang begitu penting bila dibandingkan vertebrata lain yang lebih rendah,
sehingga yang lebih berperan adalah cerebrum. Otak tengah dibagi menjadi 4 bagian disebut
korpora quadrigemina. 2 lobus superior berhubungan dengan penglihatan dan 2 lobus inferior
berhubungan dengan pendengaran. Cerebellum, sangat baik perkembangannya pada mamal
sebagai pusat kontrol gerakan tubuh. Persyarafan cerebellum mamal merupakan struktur
khusus dinamakan pons. Pons pada mamal merupakan ciri yang menclok bila dilihat dari
ventral metencefalon. Terdapat tendensi terhadap pendeknya medulla spinalis (spinal cord)
atau sumsum tulang tulang belakang pada mamal. Sistem syaraf pusat dikelilingi oleh 3
lapisan pelindung atau meninges. Bagian yang paling dalam berhubungan dengan sistem
syaraf itu sendiri, dinamakan piamater (selaput otak lunak). Di luar piamater adalah
arachnoidea. Diantara keduanya ada celah sub arachnoid yang diisi dengan cairan
cerebrospinal. Lapisan paling luar adalah duramater (selaput otak).
Mamal seperti amniota lainnya memiliki 12 saraf kranialis (nervi cranialis). Saraf
spinal (nervi spinalis) pada tulang belakang memiliki radik dorsal dan radik ventral yang
bersatu membentuk saraf spinal utama sebelum muncul pada setiap invertebrata. Beberapa
pleksus dapat ditemukan pada hewan mamal. Pleksus adalah kompleks saraf yang membentuk
bangunan seperti jala yang merupakan hasil dari penggabungan cabang saraf di ventral tulang
belakang. Pleksus yang lain dapat ditemukan pada bagian servik, brakhial, lumbar dan sakral.6
C. Anatomi
Tungkai mamal teradaptasi sangat khusus sesuai dengan cara hidupnya. Mamal yang
berlari kencang misalnya Antelop dan rusa diistilahkan sebagai hewan kursorial. Spesies
tersebut mempunyai tungkai panjang proporsional dan ramping dengan otot-otot
6
Ibid, hlm 13.
16
terkonsentrasi mendekati tubuh. Terminologi saltatorial diaplikasikan pada mamal yang di
atas tanah dengan jalan melompat, seperti pada Macropodidae (wallaby dan kanguru),
zapodidae, dan dipodidae. Bentuk bentuk tersebut memiliki tungkai belakang sepanjang
ekornya dan lebih besar dari tungkai depan, sruktur tersebut penting untuk keseimbangan.
Ada juga mamal yang menapak menggunakan kuku dan jari di atas tanah, misal racoon
dan berbagai macam beruang (Ursidae). Cara berjalan demikian disebut plantigrade. Hewan
tersebut mempunyai tungkai moderat dan dapat berjalan cepat, tidak terjadi penggabungan
ataupun reduksi elem skeleton dan jari-jari kaki dan biasanya memiliki kuku.
Tipe fosorial yaitu tipe kaki yang dimiliki mamal penggali beradaptasi hidup di lubang
dalam tanah, misalnya mole (Talpidae). Adaptasi bentuk hidup subteran ini berupa
pemendekan dan penguatan appendages, khususnya pada tungkai depan. Tungkai depan
cenderung terletak di bagian lateral tubuh, telapak luas dengan kuku kuat.
Mamal dengan tipe aboreal, seperti pada famili Sciuridae (tupai) dan primata
menghabiskan waktunya di pohon, beradaptasi memanjat dan melompat dari dahan ke dahan.
Spesies ini tidak mengalami reduksi jumlah tulang appandages, sering memiliki sambungan
membulat hingga mampu bergerak bebas ke semua arah dan mempunyai jari. Jari depan
mampu untuk memegang, dan lokomosi dibantu dengan ekor prehensil yang dapat
memegang. Ekor tupai berfungsi sebagai kemudi dan organ keseimbangan.
Tipe lainnya adalah tipe volant (meluncur), misalnya flying squirel (Glaucomys).
Tungkai depan dan belakang mirip tupai, kuku untuk memanjat, kulit berambut lebat meluas
dari sisi tubuh sampai ke pinggang. Bagian lateral ekor tumbuh rambut lebat hingga organ ini
tampak datar untuk memperluas permukaan luncuran yang berperan sebagai kemudi dan
keseimbangan.
Cara hidup kelelawar merupakan tipe aerial (bisa terbang), terjadi modifikasi tulang
tungkai depan khususnya metakarpal dan falanges. Tulang ini (kecuali jempol) memanjang
dan digabung bersama kulit membran siropatagium sehingga membentuk bangunan seperti
sayap. Bagian posterior membran meluas sampai kaki belakang yang disebut
platageopatagium. Umumnya pada kelelawar memiliki membran tambahan uropatagium,
yaitu membran yang meluas dari kaki ke posterior sampai ekor. Modifikasi tulang depan
menyebabkan otot pektoral dan otot dorsal berkembang sehingga terkonsentrasi di bagian
abdomen.
Mamal marine dan akuatik menunjukkan modifikasi alat gerak apendikular yang
beranekaragam. Pada cetacea tidak ditemukan tulang panggul , ekor rata dorsoventral
dinamakan fluke sebagai kemudi dan tungkai depan menjadi flipper serta tidak ada kuku.
Tungkai depan dan tungkai belakang pada Pinniped termodifikasi menjadi flipper, masih ada
17
kuku, ekor sangat pendek, dan saat berenang flipper belakang melebar ke belakang mirip fluke
pada paus. Tungkai anjing laut tidak termodifikasi menjadi flipper tetapi jarinya berselaput
untuk membantu berjalan di daratan.
D. Klasifikasi/Taksonomi Mamalia
Mamalia dibagi dalam beberapa ordo. Adapapun ordo mamalia Indonesia sebagai
berikut:
1. Ordo Monotremata
Monotremata merupakan satu-satunya mamalia bertelur dan hanya
tersebar di Australia dan Papua. Alat kelaminya berupa satu lubang yang
disebut kloaka, tempat saluran urin, pencernaan, dan alat kelamin bermuara.
Ujung penis pada jantan tidak mempunyai tulang. Kelenjar susunya disalurkan
melalui rambut-rambut yang berada pada perut induknya. Ordo ini terdiri dari
2 famili, yaitu:
a. Famili Tachyglossidae
Famili ini tidak memiliki gigi, tubuhnya berambut diselingi
dengan duri tajam dan mempunyai paruh. Mamalia ini merupakan
pemakan rayap atau larva serangga.
18
Tabel 1. Taksonomi Ekidna moncong pendek
b. Famili Ornithorhynchidae
Mamalian ini mempunyai paruh seperti bebek tetapi lentur,
berambut tebal, telapak kaki berselaput dan sangat kuat. Mamalia
pemakan larva serangga dan invertebrata lainnya ini hidup di daerah
perairan, seperti sungai dan danau.
2. Ordo Proboscidae
Proboscidae merupakan jenis hewan mamalia berotot dengan tubuh
panjng dan relatif besar, memiliki proboscis dengan dua lubang hidung yang
dapat untuk memegang, memiliki kepala yang besar, leher pendek, telinga
lebar, gigi seri atas dua buah yang tumbuh panjang, kaki lurus seperti tiang.
19
Hewan yang termasuk ordo Proboscidea meliputi semua jenis gajah. Ordo ini
memiliki 1 famili, yaitu:
a. Famili Elephantidae
Meliputi seluruh spesies gajah. Contohnya
3. Ordo Sirenia
Sirenia merupakan satu-satunya mamalia air yang herbivora. Sirenia
tersebar di kawasan perairan tropis. Meskipun hidup di air, Sirenia memiliki
puting susu. Induk menyusui anaknya dengan cara membalikan badannya
sehingga bagian dada berada diatas, kemudian anaknya dijepit menggunakan
sirip saa menyusu. Sirenia terdiri dari 2 famili, yaitu:
20
a. Dugongidae
Pada Dugongidae memiliki ekor seperti ekor Lumba-lumba
berbentuk lurus atau sedikit melengkung ke dalam. Dugongidae
merupakan satu-satunya anggota Sirenia yang memiliki sepasang gigi
dan tidak memiliki gigi taring. Dungongidae memiliki leher pendek,
namun fleksibel; mulutnya berukuran besar dan sangat mudah
digerakkan untuk membantu dalam memakan tanaman.
b. Trichechidae
Trichechidae, yang dikenal dengan nama umum manatee atau
sea cow (sapi laut).Tidak seperti ekor dugong, ekor manatee tidak
21
bercabang, tetapi berbentuk bundar pipihbagaikan dayung. Familia
Trichecidae (panjangsampai 2,8 meter), kulitnya halus, tak
mempunyaikuku di ujung siripnya, dan makanannya adalah
tumbuhan air tawar, baik yang mengapung permukaan maupun
rumput-rumputan akuatik yang hidup di tepian perairan.
4. Ordo Chiroptera
Chitoptera merupakan mamalia terbang dengan sayap merupakan
membran interdigital pada kaki depan dan kaki belakang. Ordo jenis ini adalah
22
pemakan buah, memiliki kaki bercakar di mana kaki belakang lebih kecil, dan
pandai terbng. Ordo ini terdiri dari 2 sub ordo, yaitu:
a. Megachiropthera
Megachiroptera merupakan kelelawar pemakan buah.
Megachiroptera pada umumnya mempunyai ukuran tubuh lebih besar
dari pada Microchiroptera, mata besar dengan bentuk hidung dan
telinga sederhana, sebagian besar mempunyai cakar pada jari kedua
sayap, dan daya penglihatan penciuman yang tajam. Contonnya
Kalong Kapauk.
b. Microchiroptera
Microchiroptera pada umunya berukuran tubuh kecil. Matanya kecil,
namun ada umunya mempunyai hidung dan telinga kompleks.
23
Sebagian besar mempunyai cuping hidung dan telingganya memiliki
tragus atau antitragus. Microchiroptera terbang dan berburu
mangsanya berupa serangga.
5. Ordo Primata
Primata termasuk dalam kelas mamalia berplasenta. Sebagian besar
primata tinggal di hutan tropis dan bersifat arboreal. Primata memiliki rambut
hampir pada seluruh bagian tubuhnya, masa menyusui relatif lama,
mempunyai kemampuan belajar, cenderung berpostur tegap, memiliki lima jari
(pentadactyly), tangan dan kaki dapat mengenggam (prehensil), jari memiliki
kuku dengan ujung runcing seperti cakar, pandangan fokus ke depan
(stereoskopis), serta tempurung otak yang relatif besar. Sebagian primata
24
berjalan dengan menggunakan kedua kaki dan kedua lengan (quadrupedal).
Ordo ini di Indonesia terdiri dari 5 famili, yaitu:
a. Famili Hylobatidae
Salah satunya adalah Owa. Hidup di hutan hujan tropis dan subtropis
dari Bangladesh timur, India timur laut hingga Cina selatan dan
Indonesia (termasuk pulau Sumatera, Kalimantan, dan Jawa). Secara
anatomi tertentu owa lebih mirip monyet daripada kera besar, tetapi
owa tidak berekor dan tidak seperti kebanyakan kera besar. Berjalan
secara bipedal dengan tangan terangkat untuk keseimbangan.
b. Famili Cercopithecidae
Famili ini bersifat arboreal dan aktif di siang hari (diurnal). Hidup
berkelompok dengan jumlah anggota bervariasi antara 2-23 ekor.
Hidup di hutan-hutan mulai dari dataran rendah sampai ketinggian
25
2500 mdpl. Pakan utama berupa dedaunan tetapi juga makan buah,
bunga, ranting muda, fungi dan biji-bijian sehingga berperan sebagai
pemencar biji pada habitatnya. Contohya Monyet ekor panjang.
d. Famili Hominidae
Merupakan famili yang meliputi orangutan. Orangutan meliputi dua
sub-spesies orang utan sumatera dan orang utan kalimantan. Orang
utan adalah salah satu jenis kera besar dengan lengan panjang dan
berbulu kemerahan atau cokelat yang hidup di hutan tropis Indonesia.
Orang utan termasuk satwa soliter (sendiri) dan arboreal.
27
Gambar 11. Bornean orangutan (sumber: observation.org)
Taksonomi Bornean orangutan menurut ITIS
e. Famili Tarsiidae
Famili ini memiliki ciri ekornya seperti tikus, mempunyai kaki
belakang dengan bagian tarsalnya panjang, jari-jarinya panjang tidak
berambut, mata dan telingga besar serta hidup berpasangan. Contoh
famili ini adalah Tarsius.
28
Taksonomi Tarsius tarsier menurut ITIS
6. Ordo Rodentia
Rodentia merupakan satwa pengerat. Satwa ini memiliki ciri utama, yaitu dua
buah gigi seri atas ataupun bawah yang tidak memiliki akar gigi. Giginya
relatif besar dan panjang dan akan terus tumbuh sepanjang hidupnya. Rodentia
tidak memiliki taring serta terdapat celah atau rumpang (gap) antara gigi seri
dan geraham. Rodentia selalu menjaga panjang gigi serinya agar tidak sampai
menembus tengkorak dengan cara mengerat. Di Indonesia ordo ini terdiri dari
tiga famili, yaitu:
a. Famili Muridae
Merupakan salah satu famili dengan jumlah spesies terbanyak. Ciri
umum famili Muridae yaitu memiliki tiga gigi geraham belakang,
namun tidak memiliki gigi geraham depan. Famili Muridae bersifat
omnivora dan memiliki kemampuan reproduksi yang tinggi.
29
Gambar 12. Tikus got (Brown rat) (sumber: wikimedia)
b. Famili Sciuridae
Famili Sciuridae atau keluarga bajing. Memiliki ciri umum mata yang
besar, ekornya memiliki rambut yang tebal dan mengembang, serta
memiliki moncong seperti tikus. Bersifat herbivora atau pemakan
tumbuhan.
c. Famili Hystricidae
Merupakan Rodentia terestrial terbesar yang tersebar dari Eropa
Selatan, Afrika, India, hingga Asia Tenggara. Famili Hystricidae
memiliki duri tajam di sekujur tubuhnya, kecuali pada bagian hidung,
telingan dan telapak kaki. Famili Hystricidae berkaki pendek dan
bergerak lambat. Kepalanya besar dan lebar, telinga kecil, dan
berekor pendek. Kaki depannya memiliki lima jari dengan ibu jari
sangat pendek dan kaki belakang memiliki lima jari yang berfungsi
maksimal. Famili ini bersifat herbivora atau pemakan tumbuhan dan
aktif di malam hari (nokturnal).
31
Gambar 15. Landak jawa (Hystrix javanica) (sumber: dictio)
Taksonomi Landak jawa (Hystrix javanica) menurut IT IS:
32
\
b. Famili Caenolestidae
Tubuhnya sebesar tikus dan mempunyai sepasang gigi taring. Contoh
dari famili ini adalah Shrew opossums.
33
Tabel 17. Taksonomi Shrew opossums
c. Famili Microblotherildae
Mempunyai tubuh berukuran sebesar tikus kecil dan merupakan
pemakan larva dan pupa serangga. Famili ini hanya memiliki 1
spesies, yaitu Dromiciops gliroides.
G
a
mbar 18. Dromiciops gliroides (sumber: wikimedia)
d. Famili Dasyuridae
Ukuran tubuhnya bervariasi, mulai dari yang sangat kecil sampai
sebesar anjing terrier, bersifat karnivora dan senang memanjat pohon.
Contohnya adalah Tasmanian devil.
34
Gambar 19. Tasmanian devil (sumber: sciencemag)
e. Famili Thylacinidae
Hanya ada 1 spesies yaitu Thylacinus cynocephalus (Tasmania tiger)
yang diperkirakan hidup pada tahun 1940-an. Mamalia ini memiliki
panjang tubuh lebih dari 3 meter diperkirakan mirip serigala dengan
corak bulu seperti harimau.
35
Tabel 20. Taksonomi Tasmanian tiger
f. Famili Mrymeocobiidae
Hanya ada 1 spesies yaitu Mrymecobius fasciatus. Mamalia yang
beraktivitas sepanjang hari ini mempunyai lidah yang panjang untuk
memakan rayap.
G
a
m
b
a
r
21. Numbat (sumber: wikipedia)
Taksonomi Numbat menurut ITIS
g. Famili Notoryctidae
36
Hanya ada 1 spesies yaitu Notoryctes thylos. Mamalia kecil ini hidup
di dalam gundukan pasir dan merupakan pemakan serangga dan
reptil.
h. Famili Peramelidae
Mempunyai cakar yang tajam di kaki depan dan mampu meloncat
dan berlari menggunakan ujung jarinya. Hewan omnivor ini
memakan serangga dan larva. Contoh dari Famili ini adalah
Perameles nasuta.
37
Tabel 23. Taksonomi Bandicoot
i. Famili Thylacomydae
Hanya ada 1 spesies contohnya Macrotis lagotis. Cirinya mempunyai
bulu panjang dan mengilat, telingga dan kakinya agak panjang, dan
hidup dilubang yang dalam.
j. Famili Vombatidae
Bertubuh pendek dan gemuk, ekornya sangat pendek, dan jarinya
pendek dengan kuku yang tajam. Mamalia ini menggali lubang yang
38
panjang untuk tidur sepanjang hari. Contoh dari famili ini adalah
Lasiorhinus krefftii.
k. Famili Phascolarctidae
Hanya ada 1 spesies yaitu Phascolarctos cinereus. Mamalia pemakan
dau eucalyptus ini mempunyai lengan panjang, tidak mempunyai
ekor, dan aktif pada malam hari.
39
Tabel 26. Taksonomi Koala
l. Famili Phalangeridae
Merupakan suku meliputi kuskus. Mamalia yang aktif ada malam
hari.
40
Tabel 27. Taksonomi Kuskus kelabu
m. Famili Pseudocheiridae
Ciri khas dari famili ini adalah adanya selaput di antara siku dan
dipergelangan kaki di kedua sisi tubuhnya yang digunakan untuk
terbang dari pohon ke pohon. Contoh dari famili ini adalah
Petauroides volans.
41
n. Famili Petauridae
Mirip dengan famili Pseudocheiridae, tetapi selaputnya lebih besar,
yaitu mulai dari pergelangan tangan sampai pergelangan kaki.
Contohnya genus petaurus.
42
Tabel 30. Taksonomi Burramys parvus
p. Famili Tarsipedidae
Hanya ada 1 spesies yaitu Tarsipes rostratus yang berukuran kecil
dan mempunyai lidah dipinggir yang khusus digunakan untuk
menghisap nektar.
q. Famili Marcopodidae
Mamalian ini mempunyai empat jari di kaki belakang. Terdiri dari
jenis wallaby, kangguru, dan kangguru pohon. Contohnya Marcopus
rufus.
43
Gambar 32. Marcopus rufus (sumber: shutterstock)
44
Gambar 33. Oryctolagus cuniculus (sumber: wikimedia)
Taksonomi Oryctolagus cuniculus menurut ITIS
45
Tabel 34. Taksonomi Ochotona macrotis
9. Ordo Carnivora
Carnivora merupakan ordo yang sebagain besar anggotanya bersifat pemakan
daging, hanya sebagian kecil saja yang pemakan segala dan pemakan
tumbuhan. Ordo ini dicirikan memiliki gigi taring dan cakar, berjalan dengan
keempat kaki, berdiri dan menapak dengan jari kaki (digitigrade), dan
berkumis. Anggota Carnivora hidup secara terestrial, arboreal, dan juga ada
yang hidup di area semi-akuatik. Ordo ini dibagi menjadi 7 famili di Indonesia,
yakni:
a. Famili Felidae
Memiliki cakar yang tajam, gigi taring yang tajam dan runcing serta
eraham belakang untuk merobek daging. Satwa ini memiliki telinga
kecil dan membulat serta kumis yang panjang. Tengkorak berukuran
besar dengan rahang yang kuat. Bersifat soliter dan nokturnal
walaupun sering juga terlihat di siang hari. Biasanya satwa ini
menandai teritorinya dengan liur, urine, feses, dan bekas cakarnya.
Contoh dari famili ini adalah harimau.
46
Tabel 35. Taksonomi Panthera tigris sumatrae
b. Famili Canidae
Mempunyai kuku yang tajam dan gigi yang tajam dan runcing.
Biasanya bersifat krepuskular, aktif berburu pada pagi dan petang
hari. Satwa ini biasanya hidup dengan berkelompok. Bersifat
karnivor dan betperan sebagai predator di ekosistemnya. Contoh dari
famili ini adalah Anjing Ajag.
d. Famili Mustelidae
Meliputi berang-berang mempunyai kaki yang pendek dengan selaput
renang di antara jari-jarinya, namun tidak mencapai ujung jari dan
pada ujung jari terdapat cakar yang pendek. Pada betina memiliki dua
48
pasang puting susu. Bersifat nokturnal, namun juga aktif pada pagi
dan senja hati (krepuskular). Satwa ini hidup secara berkelompok.
e. Famili Mephitidae
Salah satu spesiesnya yaitu Teledung Sigung atau dalam bahasa
inggris disebut Sunda Stink Badger mempunyai moncong yang
panjang, rambutnya panjang dan lebat berwarna hitam dengan bagian
atas kepala sampai ujung ekornya ditumbuhi rambut putih yang
melebar pada bagain lehernya. Satwa berkaki pendek. Pada betina
memiliki tiga pasang puting susu. Hidup soliter dan aktif di malam
hari (nokturnal). Jenis pakan yang disukai, antara lain tonggeret,
tikus, burung, telur juga memakan dedaunan.
49
Taksonomi Mydaus javanensis menurut ITIS
f. Famili Ursidae
Salah satunya meliputi spesies beruang madu. Berbulu pendek
berwarna hitam pekat dengan moncong berwarna pucat dan memiliki
corak berwarna pucat (krem, putih kotor atau kemerahan) di dada.
Bercakar panjang berbentuk sabit. Berekor sangat pendek dan telinga
pendek. Lidah yang panjang (20-25 cm) digunakan untuk mencari
serangga dan madu. Umumnya omnivor, memakan buah-buahan,
rayap, semut, larva serangga, madu dan terkadang tanaman. Bersifat
soliter dan aktif baik pada siang maupun malam hari.
50
Taksonomi Helarctos malayanus menurut ITIS
g. Famili Herpestidae
Garangan Ekor Pendek bulu berwarna coklat gelap, sedikit beruban,
tampak sedikit berbintik oranye pada jarak dekat. Kaki biasanya
berwarna lebih gelap daripada bagian tubuh lainnya. Telinganya kecil
dan memiliki hidung berwarna merah muda yanf mencolok. Dapat
ditemukan baik pada hutan primer dataran rendah maupun hutan
sekunder dataran rendah. Bersifat diurnal. Memangsa baik
invertebrata maupun vertebrata kecil.
51
Taksonomi Herpestes brachyurus menurut ITIS
52
Gambar 42. Solenodon paradoksus (sumber: edgeofexistence)
53
Tabel 43. Taksonomi Atelerix albiventris
c. Famili Soricidae
Meliputi hewan cucurut memiliki rambut tubuh berwarna cokelat
abu-abu dengan warna ekor lebih terang. Ukuran tubuh kecil dengan
bobot tubuh kurang dari 8 g. Bersifat nokturnal dan hidup soliter.
Pakan alaminya adalah serangga.
54
Gambar 45. Nesophontes (sumber: wikimedia)
Taksonomi Nesophontes menurut ITIS
55
Gambar 46. Tupaia javanica (sumber: wikipedia)
Taksonomi Tupaia javanica menurut ITIS
b. Famili Ptilocercidae
Meliputi tupai ekor sikat merupakan hewan yang dapat ditemukan di
wilayah Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Satwa ini satu-satunya
spesies genus Ptilocercus dan famili Ptilocercidae.
56
Tabel 47. Taksonomi Ptilocercus lowii
57
Tabel 48. Taksonomi Galeopterus variegatus
58
Tabel 49. Taksonomi Delphinus delphis
b. Mysticeti
Salah satu spesiesnya adalah Paus Baleen memiliki dua lubang
peniup sebagai alat pernafasan saat berada di permukaan air. Bersifat
karnivor.
59
Gambar 51. equus caballus linnaeus (sumber: eol.org )
b. Famili Tapiridae
Contoh dari famili ini adalah Tapirus kaboman.
c. Famili Rhinocerotidae
Memiliki kulit tebal bercorak mozaik dan tidak berambut kecuali
pada bagian telingga dan ekor. Terdapat lipatan kulit pada tengkuk,
bahu, dan bagian perut. Punggungnya memiliki lekukan kulit
berbentuk seperti pelana. Kepalanya besar, sedangkan lehernya
pendek. Satwa ini memiliki moncong meruncing pada bagian ujung
dengan cula. Hidup soliter dan aktif di siang hari (diurnal). Contoh
dari famili ini adalah Badak Jawa.
61
Taksonomi Rhinoceros sondaicus menurut ITIS
b. Famili Suidae
Meliputi babi kutil berwarna cokelat kemerahan samai hitam, bersifat
nokturnal, membentuk koloni yang terdiri atas beberapa betina dan
anaknya, sedangkan jantan dewasa bersifat soliter. Bersifat omnivora
dengan sumber pakan utama umbi-umbian, jagung, cacing, serangga
tanah, dan vetebrata berukuran kecil.
63
Taksonomi Sus verrucosus menurut ITIS
c. Famili Tragulidae
Meliputi Pelanduk peucang berwarna cokelat kemerahan. Pelanduk
peucang memiliki ciri khas berupa tiga garis lebar berwarna di dada
bagian atas dan bagian ventral. Satwa ini hidup berkoloni, bersifat
nokturnal, dan monogami. Pada betina memiliki empat puting susu,
sedangkan jantan memiliki penis berbentuk spiral. Pakannya terdiri
dari tumput, daun-daunan yang mengandung air, kecambah, dan
buah-buahan.
64
Gambar 56. Tragulus javanicus (sumber: bbksdajatim)
Taksonomi Tragulus javanicus menurut ITIS
d. Famili Bovidae
Meliputi sapi banteng berambut pendek berwarna hitam dan cokelat
gelap. Jantan memiliki tanduk melengkung keatas panjang,
sedangkan tanduk betina pendek dan melengkung. Hidup berkoloni,
aktif pada sing hari (diurnal), namun beradaptasi menjadi nokturnal
apabila terganggu oleh aktivitas manusia. Pakan utamanya rumput,
tetapi juga makan tumbuhan terna.
65
Taksonomi Bos javanicus menurut ITIS
E. Peran Mammalia
Pulau Jawa memiliki beragam bentang alam yang merupakan habitat berbagai spesies
mamalia dan dihuni sekitar 26,7% dari keseluruhan mamalia yang ada di Indonesia.
Tingginya keanekaragaman mamalia Jawa memberi dampak positif melalui berbagai peran,
manfaat, dan jasa lingkungan yang diberikan. Dalam ekosistem, mamalia karnivora berperan
sebagai predator yang mengendalikan populasi satwa lainnya. Mamalia pemakan serangga
berperan penting sebagai pengendali serangga, termasuk serangga hama dan vektor penyakit.
Mamalia pemakan buah berperan sebagai pemencar biji dan mamalia pemakan nektar
berperan dalam membantu penyerbukan bunga. Dengan demikian, kehadiran mamalia di alam
dapat membantu mempertahankan serta memulihkan keseimbangan ekosistem di Pulau Jawa.
Peran mamalia dalam sektor industri sandang dan pangan berkaitan erat dengan pemanfaatan
spesies hasil domestikasi untuk diambil, seperti daging, air susu, dan kulit. Peran mamalia
dalam sektor kesehatan, di antaranya sebagai bahan baku obat-obatan, baik tradisional
(etnozoologi) maupun modern. Dalam sektor pariwisata, mamalia banyak berperan dalam
mendukung ekowisata melalui daya tarik spesies mamalia, seperti Sapi Banteng, Owa Jawa,
dan Lutung Surili. Lebih lanjut mamalia juga berperan dalam sektor seni budaya melalui
koreografi tari-tarian tradisional maupun modern yang mengadopsi perilaku mamalia, contoh
tari Lutung Kasarung, Hanoman, dan Reog Ponorogo. Peran mamalia dalam berbagai sektor
tersebut memberi manfaat yang besar dalam kehidupan manusia.
66
F. Kajian Ayat Alqur-an tentang Mammalia
Artinya : “Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian ada yang
berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain)
berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu”7
Artinya : “Dan hewan ternak telah diciptakan-Nya, untuk kamu padanya ada (bulu) yang
menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan.”8
Secara umum susu hewan yang dijumpai manusia dalam kehidupan sehari-hari, hanya
diketahui sedikit manfaatnya, akan tetapi sesungguhnya susu hewan mempunyai manfaat
yang banyak dilihat dari segi kesehatan. Susu yang menjadi kebutuhan manusia sejak kecil
bisa menyegarkan tubuh manusia dan bisa menjadi obat. Oleh karena itu wajar bila Nabi
Muhammad Saw menyuruh umatnya untuk meminum susu. Dalam suatu peristiwa Nabi
pernah ditawari minuman oleh malaikat, minuman alkohol (miras) atau susu, ternyata Beliau
memilih susu.9 Nabi menyebutkan bahwa susu adalah minuman yang paling menyehatkan.
Karena itu susu mendapat predikat makanan sempurna yang menyempurnakan menu.
Didalamnya terkandung semua zat yang diperlukan manusia sejak kecil.10 Dalam Firman-Nya
disebutkan,
7
Q.S An-Nur/24 : 45
8
Q.S An-Nahl (5)
9
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, penerjemah Subhan Abdullah Idris, Ensiklopedia Hadits 2,
Shahih Bukhari 2 (Jakarta: Almahira, 2012) hlm 799
Su’dan, Al-Qur’an dan Panduan Kesehatan Masyarakat (Yogyakarta, PT Dana Bhakti Prima Yasa,
10
67
QS. An-Nahl (66)
س ۤاىغًا لِّل ه
َش ِّربِّيْن َ صا ٍ ط ْونِّه مِّ ْۢ ْن بَي ِّْن فَ ْر
ً ث َّودَ ٍم لَّبَنًا خَا ِّل ُ َُوا َِّّن لَ ُك ْم فِّى ْاْلَ ْنعَ ِّام لَ ِّعب َْرة ً ٍۚ نُ ْس ِّق ْي ُك ْم مِّ َّما فِّ ْي ب
Artinya : “Dan sungguh, pada hewan ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu.
Kami memberimu minum dari apa yang ada dalam perutnya (berupa) susu murni antara
kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi orang yang meminumnya.”11
Ayat ini menuntun untuk berfikir, hal ini susu yang bersih antara kotoran dan darah
menunjukkan makna yang belum bisa difahami secara langsung. Karena ketika difahami
secara langsung susu, kotoran dan darah dalam ayat tersebut seolah-olah tercampur.
Sedangkan susu yang mempunyai kandungan gizi dan manfaat yang berbeda jauh dengan
kotoran dan darah. Maka perlu pembahasan yang lebih jelas mengenai ayat tersebut. Ayat
diatas juga dimulai dengan hewan ternak yang sudah banyak dipelihara dan hidup di
lingkungan masyarakat.
ُ ُاْل ْنعَ ِّام لَ ِّعب َْر ٍۗة ً نُ ْس ِّق ْي ُك ْم مِّ َّما فِّ ْي ب
ۙ َط ْونِّ َها َولَ ُك ْم فِّ ْي َها َمنَافِّ ُع َكثِّي َْرة َّومِّ ْن َها ت َأ ْ ُكلُ ْون َ ْ َوا َِّّن لَ ُك ْم فِّى
Artinya : “Dan sesungguhnya pada hewan-hewan ternak terdapat suatu pelajaran bagimu.
Kami memberi minum kamu dari (air susu) yang ada dalam perutnya, dan padanya juga
terdapat banyak manfaat untukmu, dan sebagian darinya kamu makan”
Allah SWT juga menyebutkan bahwa minuman susu itu mudah dicerna oleh manusia. Dalam
istilah ilmu gizi maksud dari mudah dicerna adalah mempunyai arti fisiologis yang baik tidak
mungkin Allah menjerumuskan hamba-hamba-Nya dengan menunjukkan sumber minuman
yang justru menimbulkan berbagai macam penyakit. Hubungan al-Qur’an dengan ilmu
pengetahuan di zaman modern ini semakin meningkat, terbukti dalam al-Qur’an banyak
memberikan informasi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin hari
semakin nyata lewat kajian dan percobaan yang mengagumkan.12
11
QS. An-Nahl (66)
12
Hisyam Thalbah, Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadits (Sapta Books, 2015), hlm. 98-99
68
REVIEW JURNAL
1. Judul Jurnal
Karakteristik Komunitas Mamalia Besar Di Taman Nasional Bali Barat (TNBB)
2. Link Jurnal
https://e-journal.biologi.lipi.go.id/index.php/zoo_indonesia/article/view/3361
3. Publisher
Zoo Indonesia, Jurnal Fauna Tropika
4. Referensi
Sulistyadi, Eko. 2016. Karakteristik Komunitas Mamalia Besar Di Taman Nasional Bali
Barat (TNBB). Zoo Indonesia, Jurnal Fauna Tropika, Vol. 25 (2): 142-159
5. Waktu Pengaksesan
1 Juni 2021
6. Tujuan Penelitian
Penelitian ini berupaya untuk mengumpulkan data mengenai kekayaan jenis, sebaran dan
karakteristik komunitas mamalia besar di TNBB. Informasi terkait keanekaragaman jenis
dan aspek biologi merupakan faktor penting untuk mengidentifikasi struktur spesies
dalam komunitas yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar penentuan prioritas
pengelolaan. Dengan demikian tersedianya data dasar keanekaragaman hayati termasuk
mamalia besar dan habitatnya mutlak diperlukan dalam perencanaan pengelolaan ka-
wasan TNBB di masa yang akan datang.
7. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah dengan melakukan
rapid assesment untuk mengumpulkan data terkait keanekaragaman jenis dan distribusi
mamalia, habitat, serta aspek biologi dan ekologi mamalia di TNBB. Selanjutnya peneliti
mengambil data dengan cara purposif sampling yang dilakukan dengan metode transek
jalur pada lokasi-lokasi terpilih yang sudah ada informasi awal keberadaan mamalia
besar. Data keberadaan mamalia yang dikumpulkan meliputi perjumpaan langsung, tanda
keberadaan (jejak kaki, pagutan pada de-daunan), suara yang terdengar, dan sisa bagian
tubuh/kotoran satwa.
8. Hasil Penelitian
Pada penelitian ini tercatat tujuh jenis mamalia yang telah dijumpai, diantaranya adalah
Kucing kuwuk (Prionailurus bengalensis), Babi celeng (Sus scrofa), Kijang muncak
(Muntiacus muntjac), Rusa timor (Rusa timorensis), Lutung budeng (Trachypithecus
auratus), Monyet ekor Panjang (Macaca fascicularis). Masing-masing jenis mamalia ada
yang jarang dijumpai dan ada yang sering dijumpai. Hal ini tergantung ketersediaan
69
pakan dan kesesuaian habitat dari masing-masing jenis mamalia. Kekayaan jenis mamalia
besar di TNBB cukup tinggi sehingga memiliki nilai konservasi serta peran yang penting
secara ekologis.
Beragamnya tipe habitat yang ada di TNBB yang meliputi hutan mangrove, hutan pantai,
hutan musim, dan savana (Taman Nasional Bali Barat 2013) tentunya juga akan
berpengaruh pada distribusi berbagai spesies mamalia. Kesamaan komunitas mamalia
besar berdasarkan lokasi pengamatan menunjukkan rentang nilai antara 0,50 – 1. Tercatat
kesamaan komunitas tertinggi adalah antara Teluk Kotal – Tegal Bunder dengan nilai 1,
sedangkan nilai kesa-maan terendah yaitu 0,50 diketahui antara Tanjung gelap – Teluk
Kotal, Tanjung Gelap – Tegal Bunder, Telok Kotal – Cekik, dan Tegal Bunder – Cekik.
Aktivitas manusia yang tinggi di dalam kawasan TNBB mendorong tingginya gangguan
terhadap habitat dan populasi satwa liar. Diketahui masih banyak masyarakat yang
menggantungkan kebutuhannya pada hutan di dalam kawasan TNBB. Setidaknya
terdapat tiga desa di dalam kawasan dan lima desa diluar kawasan yang masih mengakses
sumber daya dari dalam kawasan TNBB. Mengingat besarnya tantangan dan
permasalahan yang dihadapi, ada beberapa alternatif langkah yang bisa menjadi opsi
pengelolaan habitat dan populasi mamalia besar di TNBB, diantaranya adalah penentuan
spesies prioritas berdasarkan status konservasi dan potensi ancaman, pembinaan habitat,
termasuk didalamnya upaya mempertahankan keanekaragaman tipe habitat serta
penyediaan sumber-sumber air bagi satwa, sosialisasi dan penyadartahuan kepada
masyarakat tentang pentingnya konservasi habitat dan populasi satwa liar, dan penguatan
terhadap upaya pengawasan dan penegakan hukum
9. Kesimpulan
Kekayaan jenis satwa dan nilai konservasi mamalia besar di TNBB cukup tinggi, terdiri
dari 7 spesies dengan komposisi meliputi spesies pemangsa/carnivora yaitu P
bengalensis; kelompok her-bivora yaitu M muntjak, R. timorensis, T. auratus, dan T.
javanicus; serta kelompok omnivora yaitu M. fascicularis dan Sus scrofa. Beberapa dari
spesies tersebut merupakan satwa yang dilindungi. Secara umum mamalia besar
cenderung me-nyebar mengikuti keberadaan habitat dan sum-ber pakan dengan indeks
kesamaan komunitas mamalia antar lokasi berkisar 0,5-1, dan kesa-maan komunitas antar
habitat berkisar 0-0,91. Beberapa alternatif langkah pengelolaan habitat dan populasi
satwa mamalia di TNBB yang dapat dilakukan, antara lain: penentuan spesies prioritas,
kegiatan pembinaan habitat, sosialisasi dan penyadartahuan masyarakat, serta penguatan
terhadap pengawasan dan penegakan hukum.
70
10. Fakta Menarik
a. Kekayaan jenis satwa dan nilai konservasi mamalia besar di TNBB cukup tinggi.
b. TNBB memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi.
c. Salah satu jenis sat-wa yang menjadi maskot di TNBB adalah bu-rung Curik bali Leucopsar
rothschildi.
d. Masih terdapat beberapa desa yang masih memanfaatkan sumber daya dari TNBB.
11. Kelebihan
a. Disajikan peta wilayah penelitian, sehingga dapat diketahui dengan jelas titik-titik tempat
yang dijadikan objek penelitian
b. Disajikan table untuk mempermudah melihat data penelitian
c. Informasi mengenai spesies yang ditemukan dijelaskan secara detail.
12. Kelemahan
a. Keterangan pada peta wilayah ukurannya sangat kecil, sehingga kurang terbaca dengan
jelas
b. Dokumentasi jenis spesies yang ditemukan tidak dicantumkan
71
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mammalia adalah merupakan kelompk hewan yang paling tinggi derajatnya dalam
glonga hewan. Hewan pada kelompok mammala mempunyai glandula mammae yang
menghasilkan air susu, untuk diberikan kepada anaknya. Mammalia adalah salah satu
satwa dari kelas vertebrata yang memiliki kelenjar susu yang berfungsi untuk menyusui
anaknya. Satwa mammalia tersebar merata hamper di seluruh dunia mulai laut, padang
gurun, sungai, hutan sampai dengan kutub dan memiliki kemampuan untk beradaptasi
dengan lingkungan. Hewan yang termasuk kedalam kelompok ini adalah tikus, kelelawar,
kucing, kera, ikan, paus, kuda, kijang, sapi, kerbau, dan lain-lain. Termasuk juga manusia
atau Homo sapiens. Pada manusia menarik untuk dipelajari terutama karena susunan,
bentuk, dan fungsi struktur tubuhnya. Pada mammalia umumnya bagian-bagian tubuhnya
dabat dibedakan dengan nyata, seperti caput (kepala), truncus (badan), dan cauda (bagian
ekor). Antara caput dan truncus dihubungkan jelas oleh leher.
Khususnya pada manusia tidak terdapat cauda bila dilihat secara external. Akan tetapi
secara internal manusia masih memiliki tulang ekor walaupun jumlahnya hanya 3 ruas dan
telah mengalami reduksi. Mammalia merupakan anggota vertebrata yang memiliki
kelenjar susu dan rambut. Rambut dan lapisan lemak berfungsi untuk membantu
memepertahankan panas metabolic dalam tubuh.
B. Saran
Dengan adanya penjelasan dari makalah ini diharapkan pembaca memahami materi
tentang MAMMALIA. Dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari yang Namanya luput
dan kesalahan. Oleh karenanya kelompok kami sangat menerima kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan dan lebih baik kedepannya.
72
DAFTAR PUSTAKA
Alquran Karim.
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail.2012. Kesehatan dalam Perspektif Al-Qur’an (Tafsir
Al-Qur’an Tematik), (Jakarta: Aku Bisa)
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. (2018). Provinsi Jawa Timur dalam angka 2018.
Jawa Timur: PT Sinar Murni Indoprinting
Hickman. 2001. Integrated Principles of Zoology, Eleventh Edition. New York: McGraw-Hill
Companies.
Maharadatunkamsi, dkk. 2020. Status Konservasi dan Peran Mamalia di Pulau Jawa. Jakarta:
LIPI press.
Mossbrucker, A. M. 2020. Sumatran Mammals: Photographs from Camera Traps in the Bukit
Rahmadani. 2019. Modul Bahan Ajar Taksonomi Vertebrata. UIN Sumatera Utara.
Su’dan. 1997. Al-Qur’an dan Panduan Kesehatan Masyarakat (Jakarta: Dana bhakti prima
yasa)
Susanti, Purnama. 2020. Buku Panduan Penanganan (Handling) Satwa Primata. Jakarta:
Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan.
Thalbah, Hisham. 2015. Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur’an dan hadits, (sapta books)
73