Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM ZOOLOGI VERTEBRATA

Kelas Amphibi
Katak (Bufo.sp)

Oleh :
Kelompok 5
1. Dewa Ayu Sri Hari Priyadewi (2013041004)
2. Siti Aminatul Fitriyah (2013041010)
3. Ni Putu Eka Nanda Damayanti Putri (2013041012)
4. Putu Wulan Anggraeni (2013041016)
2A_Pendidikan Biologi

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKAN KELAUTAN
2021
PRAKTIKUM ZOOLOGI VERTEBRATA
Kelas Amphibi

I. Tujuan Praktikum
a. Mengenal ciri-ciri Amphibi, yang membedakannya dengan kelompok
vertebrata lain.
b. Memperdalam pemahaman tentang berbagai sistem integumen dari kelas
amphibi khususnya Bufo sp.
c. Memperdalam pemahan tenntang sistem respirasi dari kelas amphibi
khusunya Bufo sp.
d. Memperdalam pemahaman tentang sistem skeleton dari kelas amphibi,
khusunya Bufo sp.
e. Memperdalam pemahaman mengenai sistem pencernaan dari kelas
amphibi khusunya Bufo sp.
f. Memperdalam pemahaman mengenai sistem mussculus dari Bufo sp g.
Menuangkan hasil pengamatan dalam bentuk foto dan keterangan-
keterangan seperlunya.

II. Landasan Teori


Kata amphibi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata,
yaitu “Amphi” (rangkap) dan “bios” (hidup). Atau dapat diartikan sebagai
hewan bertulang belakang (vertebrata) dengan kelembaban kulit yang
tinggi, tidak tertutupi oleh rambut yang hidup di dua alam; yakni di air dan
di daratan. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai
dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada umumnya, amphibia
mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di
daratan (Hickman, 2008). Pada fase berudu amphibi hidup di perairan dan
bernafas dengan insang. Pada fase ini berudu bergerak menggunakan ekor.
Pada fase dewasa hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru.
Pada fase dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan cara
bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan
menyebabkan hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaan
menghilang. Pada anura, tidak ditemukan leher sebagai mekanisme
adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara
melompat (Kardong,2006).
Amfibi merupakan hewan berdarah dingin yang tidak bisa
mengatur suhu tubuhnya sendiri. Amfibi bertelur di tembat lembab atau
berair. Habitat amfibi diantaranya yaitu hutan, kolam, sawah dan danau.
Rata-rata amfibi mempunyai kulit basah dan lembut agar oksigen dapat
dengan mudah masuk menembus kulit.Sebagian besar amfibi dewasa
bernafas menggunakan kulit dan juga melalui paru- paru. Kelembaban
kulit amfibi dijaga oleh kelenjar khusus dibawah kulitnya.Banyak amfibi
menjaga kelembaban kulitnya dengan selalu berada di dekat air.Sebagian
besar amfibi lahir dan tumbuh di air tawar kemudian setelah dewasa
berpindah ke daratan kering dan kembali ke air untuk berkembang biak.
Sebagian besar amfibi menelurkan telur yang lembut (Hickman,2008).
Salah satu hewan yang termasuk kedalam kelas amphibia yaitu kodok
(Bufo sp.).

III. Alat dan Bahan


a. Alat:
- Sterofoam
- Gunting
- Pinset
- Pisau Bedah
- Jarung Pentul
b. Bahan:
- 1 Ekor kodok (Bufo sp.)
- Alkohol 70%
- Toples Kosong
- Kapas

IV. Langkah Kerja


Sebagaimana biasa, siapkanlah segala perlengkapan yang diperlukan
terlebih dahulu. Untuk specimen terlebih dahulu dibius dengan alcohol
70% didalam toples yang sudah berisi kapas dan alkohol hingga mati.
Selanjutnya lakukanlah kegiatan berikut:
1. Inspection
Amatilah specimen hidup atau mati. Perhatikan organ- rogan yang ada pada
bagian caput, truncus dan amati juga ekstrimitasnya. Gambarlah struktur
luarnya dan ber nama bagian-bagianya. Bukalah mulutnya lebar- lebar, amati
bagian- bagian yang ada di dalam cavum oris. Gambarlah, periksa juga ciri
khas yang membedakan antara kodok jantan dan kodok betina.
2. Sectioning Letakan specimen sedemikian rupa, sehingga bagian ventral tubuh
menghadap keatas. Paku masing - masing telapak tangannya dengan jarum
pentul. Lakukan pembedahan secara hati- hati dengan menggunakan gunting
atau pisau bedah mulai dari bagian sternum pada linea mediana, untuk
memudahkan pembedahan, kulit sedikit diangkat dengan pinset, lalu
digunting perlahan-lahan menuju kearah cranial sampai di tengah- tengah
mandibula. Kemudia dilanjutkan kea rah caudal, sampai di lipatan paha, dan
potongan dilanjutkan ke bagian paha dan lengan. Lipatkan kuli ini ke lateral.
Pada waktu memotong kulit perhatikanlah:
a. Saccus lympaticus subtaneus.
b. Septa sebagai pembatas antara saccus lymphatycus
Untuk membuka daerah abdomennya potonglah otot- otot perut mulai dari
posterior hingga nateriori sepanjang garus median sampai memotong
sternum. Pemotongan dilanjutkan kesamping, kemudia otot- otot abdomen
dibuka kesamping sehingga terlihat organ- organ di dalam rongga abdomen.
Perhatikan organ-organ yang terdapat pada rongga abdomen. Cara kerja ini
dilakukan untuk mempelajari semua sistem organ yang ada di dalam tubuh
hewan yang bersangkutan. Mulailah topografi organnya, kemudian gambar
dan beri nama bagian- bagainya. Setelah itu angkatlah masing- masing sistem
organ mulai dari organ digestivus, sistem orgsan respirasi, sistem organ
sirkulasi, sistem urogonetalis dan sistem saraf. Dalam kegiatan ini anda
disarankan sangat berhati- hati dalam memotong jaringan agar tidak terlalu
banyak darah yang tumpah, yang dapat mempersulit pengamatan. Setelah
pengamatan berbagai sistem tersebut, gambar dan berikan nama setiap organ
pada setiap sistem, sapai seluruh sistem organ yang ada di dalam rongga
adomen teramati. Untuk mempelajari sistem saraf terutama nervus spinalis
keluarkanlah seluruh isi rongga abdomen, hingga columna vertebratalis
terlihat jelas. Amatilah: plexus brancialis, dan plexsus ischioeccygens. Untuk
mengamati otak, pertama- tama kulit kepala dihilangkan, kemudia
craniumnya diguntung dengan hati- hati, lalu amati bagian otaknya. Gambar
dan berikan nama- nama setiap bagiannya. Untuk mengamati sistem ototnya
harus ditempuh dari Langkah awal hingga kulit bagian abdomenya terbuka.
Pembedakan dilanjutkan ke daerah paha, betis dan lengan atas. Selanjutnya
balikan tubuh kodok sehingga tubuh bagian dorsal menghadap keatas.
Lakukan pembedahan seperti pada tubuh bagian ventral, sehingga seluruh
kulit terkelupas. Amati bagian-bagian otot yang dapat dilihat dari luar.
Bandingkn dengan gambar otot yang dipeoleh dari litelatur. Setelah
mengindetifikasi otot-otot permukaan maka dilanjutkan dengan memotong 3
buh otot yang terletak pada ventral kaki kanan untuk melihat otot- otot bagian
dalam. Perhatikan tendon Achiles yang besar. Selanjutnya lengkapi tabel
dibawah ini, seperti contoh yang diberikan:

Nama Origo Insertio Fungsi


Sartorius Pelvis Kepala Tibia Membengkokan
tungkai dan
mengangkat
seluruh kaki
VII. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil

No Gambar Keterangan
1. 1. Mata
1 2 3 4
2. Nostril
3. Kaki Depan
6 4. Jari
7
5. Perut
5
6. Punggung
8
7. Kaki depan
8. Kaki Berselaput

2.
3. Sistem Muscularis (Otot Daging)

4.

b. Pembahasan

Adapun pembahasan berdasarkan hasil pengamatan terhadap


praktikum yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Morfologi

- Kulit selalu basah dan berkelenjar (yang masih senang di air atau
dekat dengan air, tidak bersisik luar.
- Memiliki dua pasang kaki untuk berjalan atau berenang, berjari 4-5
atau lebih sedikit, tidak bersirip.
- Memiliki dua buah nares (lubang hidup sebelah luar) yang
menghubungkan dengan cavum oris. Padanya terdapat klep untuk
menolak air (waktu dalam air). Mata berkelopak yang dapat
- digerakkan. Memiliki lembar gendang pendengar terletak di
sebelah luar. Mulut bergigi dan berlidah yang dpat dijulurkan ke
muka.
- Skleton sebagian besar berupa tulang keras, bila memiliki costae
(tulang rusuk) tidak menempel pada sternum (tulang dada).
- Suhu tubuh tergantung pada lingkungannya (poikilothermis).
- Kebanyakan dari kelas Amphibia ini ovipar.

VIII. Simpulan
DAFTAR PUSTAKA

Artikel DosenPendidikan.CO.ID. (2020, December 12). Retrieved March 27,

2021, from Dosenpendidikan.co.id website:

https://www.dosenpendidikan.co.id/struktur-tubuh-katak/. Diakses pada

tanggal 28 Maret 2021.

Anda mungkin juga menyukai