Anda di halaman 1dari 16

Nama file : Lapora Praktikum Anatomi dan Histologi Hewan

Bahtiar Arddun Asyafiq_K4320015_Laporan Resmi

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM


ANATOMI HEWAN
Bufo sp

Disusun Oleh:

Nama : Bahtiar Arddun Asyafiq


NIM : K4320015
Kelas :C
Kelompok/Asisten : 2 / Intan Elyana

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021
Nama file : Lapora Praktikum Anatomi dan Histologi Hewan
Bahtiar Arddun Asyafiq_K4320015_Laporan Resmi

Laporan Resmi Praktikum Anatomi Hewan


I. Judul : Anatomi Hewan Bufo sp
II. Tujuan : 1. Mengetahui topoografi Amphibi melalui Bufo sp.
2. Mengetahui organ dan masing – masing organ pada Bufo sp
3. Mengetahui fungsi masing – masing organ pada Bufo sp
III. Alat dan Bahan
Alat :
 Pisau bedah
 Guntung bedah
 Cutter
 Jarum pentul
 Pinset
 Alat tulis
 Kapas
 Latex
 Kresek besar
Bahan :
 Bufo sp
 Kloroform
Nama file : Lapora Praktikum Anatomi dan Histologi Hewan
Bahtiar Arddun Asyafiq_K4320015_Laporan Resmi

IV. Pembahasan
A. Morfologi

Gambar Keterangan
Dorsal 1 1. Mulut
2 2. mata
3. bintl – bintil
12 3
4. abdomen
4
5. gelang pinggul
5 6. kloaka
11 6
7. crus
7 8. claus
10
9. selaput renang
8
10. digiti.
9 11. femus
12. anterbradium
Ventral 1. cavum oris
1
2. manus.
2
3. bracilum
3
4. kloaka
5. femur
4 6. crus
7. pes
7 5
8. digiti

8 6

Identifikasi dan Deskripsi


Bufo sp dikenla dengan istilah kodok ono memiliki bentuk tubuh yang relative kecil
namun memiliki badan yang gemuk. Hewan ini hidup di daratan atau terestial namun ada
beberapa spesies yang mampu hidup di perairan. Dalam katak ordo bufu ini memiliki bentuk
yang sedikit kasar dengan kulit yang terdapaat bintil – bintil dan biasanyaterdapat seperti
kelenjar paratoid yang mengnadung racun yang memiliki fungsi untuk melindungi tubuhnya
dari ancaman para predator dan gangguan lainya. Pada tubuh bufo sp ini terdapat sejmulah
bintilan yang lumayan besar dan berukuran kecil dengan ukuran yang bervariasi dari kisaran
(40 mm) sampai dengan ukuran besar (200 mm) (Faris, 2021).

Dalam bentuk umum ini jumalh dari tungkai depan biasanya memiliki jari empat dan
pada bagian belakang ini terdapat 5 jari. Pada bagian kaki belakang pada bufo sp ini memiliki
ukuran kaki yang lumayan panjang dan cukup besar dari diameternya, di karenakan pada kaki
Nama file : Lapora Praktikum Anatomi dan Histologi Hewan
Bahtiar Arddun Asyafiq_K4320015_Laporan Resmi

belakang ini di fungsikan sebagai kaki meloncat. Pada loncatan katak ini mampu meloncat
dengan jarak yang cukup jauh. Pada bagian tubuhnya terdapat memiliki seperti kelenjar
granular dan kelenjar muskus. Kedua kelenjar ini mirip, namun memiliki hasil secret yang
berbeda. Kedua kelenjar ini di kelompokan seabgai kelenajr alveolar atau di kenal sebagai
kelenjar yang tidak memiliki saluran pengeluaran (Sukiya, 2005)

Bila dilihat dari susunan tubuhnya Bufo sp terbentuk dari tiga bagian yaitu, kepala,
badan, dan alat penggerak. Kepala berbentuk segitiga dan pad abagian tersebut memiliki
beberapa organ, yaitu mulut, mata, gendang telinga, dan lubang hidung. Pada bagain mulut
ini berukuran lebar dan tidak berada di ujung kepala, tetapi agak sedikit ke bawah dan
membelah secara horizontal ke hamper seluruh bagian kepala. Mata besar berwarna hitam
dan pada bagian pinggirnanya berbentuk cincin berwarna cikelat muda. Pada gendang telinga
berbentuk cincin berwarna cokelat tua kehitaman dan pada bagian tengahnya berwarna hijau.
Lubang hidng berukuran kecil ( Arie, 1999). Bagian badan dimulai dari belakang gendang
telinga sampai tulang ekor dan panjangnya mencapai 3 kali panjang kepala. Bagian ini terdiri
dari perut dan punggung. Perut besar berwarna putih kekuningan dengan kulit halus dan
elastik sehingga tampak jelas ketika sedang bernapas. Punggung berwarna hijau berbintik
cokelat, kulit agak kasar, dan tulang punggungnya menonjol sehingga tampak seperti
bungkuk (Arie, 1999).

Bufo sp mempunyai dua buah anggota penggerak, yaitu sepasang kaki depan dan
sepasang kaki belakang. Kaki depan ukurannya lebih pendek dan lebih kecil dibandingkan
kaki belakang. Kaki katak terbagi tiga bagian, yaitu paha, betis, dan jari. Panjang paha dan
betis hampir sama, tetapi daging pada paha lebih tebal dibandingkan daging pada betis. Kaki
depan memiliki jari-jari 4 buah, tetapi tidak mempunyai selaput renang. Sementara kaki
belakang mempunyai jari-jari 5 buah dan memiliki selaput renang yang elastis diantara
masing-masing jari tersebut (Arie, 1999). Pada spesies Bufo sp jantan ini memiliki kaki depan
yang lebih kuat dan kekar pada pergelangan kakinya, hal ini membuat jantan mencengkram
Bufo sp betina saat musnim perkawinan nantinya atau di kenal dengan posisi ampleksus
(Kamsi, 2017).

B. Anatomi

Gambar Keterangan
1 1. klavikula

4 2. cor (jantung)

2
7

3
Nama file : Lapora Praktikum Anatomi dan Histologi Hewan
Bahtiar Arddun Asyafiq_K4320015_Laporan Resmi

3. hepar (hati)
4. pulmo (paru paru)
5. duodenum
6. vesica felea (empedu)
7. ventrikulus (lambung)
8. testis
9. ginjal
10. kloaka (anus)
Identifikasi dan Deskripsi

a) Sistem respirasi
System respirasi pada Bufo sp ini memiliki perbedaan karena mengalami perubahan
ketika sebelum maupun sesudah metamorfisis. Ketika masih kecil bernafas dengan
menggunakan insang, dan ketika sudah dewasa bernafas menggunakan paru – paru
dan kulit. Pada jantung antrium kanan menrima darah yang miskin akan oksigen dari
pembuluh darah balik (vena) yang berasal dari aneka jaringan dan organ – organ. Dari
dari paru – paru yang kaya akan oksigen ini di alirkan kea atrium sbeelah kiri. Darah
dari kedau atrium ini mengalir ke sebuah ventrikel yang tunggal (Hermawan, 2017).
Struktur dari paru – paru pada katak ini memiliki struktur yang di man ahalus dan
penuh dengan lekukan alveoli yang sehingga mampu meningkatkan permukaan
pernafasan pada bagian kuliat katak. Pada kuit katak ini memiliki keadaan yang
lembab atau selalu basah, dikarenakan terdapat banyak kapiler disekitar kulit katak.
b) Sistem sirkulasi
Pada hewan Bufo sp ini memiliki jantung dengan 3 ruang yaitu dengan 1 bilik
(Ventrikel) dan 2 serambi (atrium). Ruangan jantung katak yang terdiri dari 1
ventrikel akan berpengaruh dengan peradaran darahnya. Karena peredaran darah yang
dating dari seluruh tubuh akan tercapampur kembali dengan darah yang dating dari
paru paru (Pulmo) yang kaya akan oksigen. Peredaran darah seperi ini tidaklah efektif
dan efisiesn, karena selalu terjadi kombinasi lagi di veentrikel darah yang kaya akan
oksigen dan karbon dioksida (Campbell dkk, 2004). Peredarah darah deperti
mempunyai pengaruh terhadap suplai dari oksigen padat tingkat jaringan. Tidak
menutupi kemungkinan akakn terjadi hipoksia, yang merupakan deferensiasi oksigen
pada tingkatan jaringan (Ganong, 2010). Sementara pencampuran darah yang
mengnadung akan oksigen dengan darah ini di dalam ventrikal tunggal, jantung
Nama file : Lapora Praktikum Anatomi dan Histologi Hewan
Bahtiar Arddun Asyafiq_K4320015_Laporan Resmi

beruang tiga memberikan peningkatakn yang berarti dalam efiseinsi dan dengan
demikian meningkatkan kemampuan untuk mengatasi lingkungan daratan yang keras
dan lebih banyak berubha – ubah.
Tiap arteri karotis interna dan karotis eksterna yang menuju ke dalam kepala. Arteri
pulmo-kutaneus membuat cabang – cabang ke paru – paru dan kulit.Arteri sistemik (2
buah) bersatu menjadi aorta dorsal. Aorta dorsal itu bercabang–cabang menjadi
seliako-mesenterik (lambung, hati, intestinum), segmental(otot – otot), renal
(mesonefros), genital (gonad), dan iliakal (kaki – kaki). Sedangkan darah dari paru –
paru kembali ke aurikel kiri melalui vena pulmonary. Semua darah memasuki aurikel
kanan, terus melalui sinus venosus (berupa kantong besar di sebelah sisi dorsal). Sinus
venosus menerima dua vena cava anterior yang membawa darah dari bagian anterior
tubuh, dan 1 vena cava posterior yang membawa darah dari mestanofers dan
mengalirkannya langsung ke hati (tidak dalam kapiler – kapiler) dan terus ke jantung.
Darah masuk ke dalam jaringan hati baik dari arteri hepatic (cabang seliako-
mesenterik) atau pun dari vena porta hepatic yang membawa darah dari lambung dan
usus (Darmawan, B., 2008
c) Sistem digesti
System pencernaan pada katak meliputi bagian saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Salauran pencernaan katak secara berturut – turut adalah rongga mulut,
faring, kerongkongan, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar dan kloaka.
Kelenjar pencernaan katak meliputi hati, kantung empedu, dan pangkreas (Susanto,
1994). System pencernaan ini di mulai dari mulut yang memiliki gigi sejati. Lidah
pada katak ini dapaat untuk menangkap makanan atau mangsa seperti halnya
serangga. Saluran pencernaan mulai dari esophagus yang sanagt pendek, terdiri dari
konstruksi yang kecil – kecil, tepinya bersilia dan sebagai alat cerna yaitu dari sel –
sel secretoris, kemudian ke usus 12 jari dan usus halus yang berkelok – kelok dan
selanjutnya ke usus besar yang lebar. Setelah usus besar langsung menuju kloaka
yaitu lubang pelepasan (Katsowo, 1984).
d) Sistem urogenital
System reproduksi pada katak jantan terdiri dari atas tesitis, vas deferens, vesica
seminalis, corpus adiposum yang merupakan bahan cadangan makanan yang
digunakan dalam musim perkelaminan. Katak jantan mempunyai sepasang testis
dengan bentuk yang oval, warnanya agak putih yang terletak di bagian sebelas atas
Nama file : Lapora Praktikum Anatomi dan Histologi Hewan
Bahtiar Arddun Asyafiq_K4320015_Laporan Resmi

ginjal. Testis terdapaaat pada saluran yang di sebut dengan vas deferens yang
bermuara di bagian kloaka. Bagaian ureter ini yang dekat dengan bagian kloaka
mengalami pembessaran spermatozoa. Yang di gantungkan oleh bagian yang bernama
mesorium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, yang terletak di bagain
posterior ringga abdomen (Zug, 1993)
Organ utama sekresi pada katak yaitu ginjal dan organ yang lainnya terdiri atas
kandung kemih, ureter. Ginjal pada katak berjumlah sepasang, terletak dikanan dan di
kiri tulang belakang. Pada katak jantan, saluran ginjal bersatu dengan saluran kelamin.
Pada katak betina, saluran ginjal terpisah dengan saluran kelamin. Ginjal katak
berhubungan dengan ureter dan urinaria, sedangkan keluar di kloaka. Ginjal amphibi
sama dengan ginjal ikan air tawar yaitu berfungsi untuk mengeluarkan air yang
berlebih. Karena kulit katak permeabel terhadap air, maka pada saat ia berada di air,
banyak air masuk ke tubuh katak secara osmosis. Katak yang berada di darat harus
melakukan konservasi air dan tidak membuangnya. Katak menyesuaikan dirinya
terhadap kandungan air sesuai dengan lingkungannya dengan cara mengatur laju
filtrasi yang dilakukan oleh glomerulus, sistem portal renal berfungsi untuk
membuang bahan – bahan yang diserap kembali oleh tubuh selama masa aliran darah
melalui glomerulus dibatasi. Kantong urin merupakan derivat ektodermal dari cloaka.
Ureter pada katak bermuara pada cloaka dan urin dari sini akan diserap kembali ke
dalam kantong urin (Villee et al.; 1988).

V. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum anatomi pada hwab amphibi atau dengan spesies Bufo sp
ini dapat di simpulkan sebagai berikut. :
 Morfologi tubuh dari Bufo sp ini dapat di pisahkan dari caput atau bagian daaerah
kepala, bagian tracus masuk ke bagian perut, dan bagian extremitas bagian perut
sampai ke daerah kaki. Dan memiliki perkulitan yang selalu lembab karena adanya
kelenjar mucus yang bapak dan terdapat kelenjar paratoid sebagai perlindungan dari
predator.
 Secara anatomi bagian tubh dari Bufo sp ini terdiri dari cor (jantung), hepar (hati),
pulmo (paru – paru), ginjal, keenjar pangkreas, saluran usus, kloaka, terdapat testis,
dan tulang tulang rangka.
 System yang bekerja pada tubuh yang teridentifikasi dapat berupa system pernapasan
yang menggunakan paru – paru, system digesti dengan menggunakan usus dan lainya,
Nama file : Lapora Praktikum Anatomi dan Histologi Hewan
Bahtiar Arddun Asyafiq_K4320015_Laporan Resmi

system reproduksi yang menggunakan testis pada jantan dan ovarium pada betina, dan
terdapat system sirkulasi yang menggunakan cor atau jantung yang di gunakan untuk
memompa darah ke seluruh tubuh.

DAFTAR PUSTKA
Kastowo. 1984. Anatomi Komparativa. Jakarta: Erlangga.
Nama file : Lapora Praktikum Anatomi dan Histologi Hewan
Bahtiar Arddun Asyafiq_K4320015_Laporan Resmi

Villee, C. A., W. F. Walker and R. D. Barries. 1988. General Zoology. W. B. Sauders


Company, Philadelphia.

Zug, G. R. 1993. Herpetology: an Introduction Biology of Ampibians and Reptiles. London :


Academic Press.

Faris, M. (2021). 3D Anatomi Organ Reproduksi Hewan Amfibi Ordo Anura Menggunakan
Augmented Reality.

Imam, I. W. M. S. A., & Kusmiyati, K. (2017). Perbandingan antara Frekwensi Denyut


Jantung Katak (Rana sp.) dengan Frekwensi Denyut Jantung Mencit (Mus musculus)
Berdasarkan Ruang Jantung. Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, 1(3), 126-131.

Mubaraq, M. A., & Riefani, M. K. (2017, October). KEANEKARAGAMAN JENIS FAUNA


DI DESA JAMBU BURUNG, KALIMANTAN SELATAN. Seminar Nasional
Pendidikan IPA Universitas Lambung Mangkurat.

Syazali, M., Nurwahidah, N., Wardani, K. S. K., Erfan, M., & Nursaptini, N. (2021). Amfibi
sebagai model untuk mengembangkan media dan alat peraga pembelajaran
sains. Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains dan Matematika, 9(1), 50-60.

Yudha, D. S., Eprilurahman, R. U. R. Y., Trijoko, T., Alawi, M. F., & Tarekat, A. A. (2014).
Keanekaragaman Jenis Katak dan Kodok (Ordo Anura) di Sepanjang Sungai Opak,
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Biologi, 18(2), 52-59.

asper Gravenhorst, M. V. O. B. (2016). VARIASI MORFOMETRIK Bufo asper Gravenhorst


(1829) DI KAWASAN UNIVERSITAS RIAU DAN DESA BENCAH KELUBI
TAPUNG KAMPAR.

Ichbal, P., Citrawathi, D. M., & Dewi, N. S. R. (2019). Nilai Palatabilitas Serangga Hama
Bagi Kodok Buduk (Bufo Melanostictus) Serta Potensinya Dalam Mengendalikan
Hama Serangga. Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha, 5(3), 146-155.

LAMPIRAN
Nama file : Lapora Praktikum Anatomi dan Histologi Hewan
Bahtiar Arddun Asyafiq_K4320015_Laporan Resmi

1. Lampiran Screnshoot abstark jurnal


2. Lampiran laporan sementara
3. Lampiran dokumentasi praktikum
Nama file : Lapora Praktikum Anatomi dan Histologi Hewan
Bahtiar Arddun Asyafiq_K4320015_Laporan Resmi
Nama file : Lapora Praktikum Anatomi dan Histologi Hewan
Bahtiar Arddun Asyafiq_K4320015_Laporan Resmi
Nama file : Lapora Praktikum Anatomi dan Histologi Hewan
Bahtiar Arddun Asyafiq_K4320015_Laporan Resmi
Nama file : Lapora Praktikum Anatomi dan Histologi Hewan
Bahtiar Arddun Asyafiq_K4320015_Laporan Resmi
Nama file : Lapora Praktikum Anatomi dan Histologi Hewan
Bahtiar Arddun Asyafiq_K4320015_Laporan Resmi

VI. Lembar Pengasahan

Surakarta, 20 November 2021

Asisten Praktikan

Intan Elyana Utomo Putri Bahtiar Arddun Asyafiq


NIM. K4320 NIM. K4320015
Nama file : Lapora Praktikum Anatomi dan Histologi Hewan
Bahtiar Arddun Asyafiq_K4320015_Laporan Resmi

Anda mungkin juga menyukai