Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN

DosenPengampu :

1. Shofwatun Nada, M.Pd

2. Muhimatul Umami, M.Si

AsistenPraktikum :

1. AjengMudaningrat
2. Nidi Fuji Oktoviani
3. Nurul Anwar
4. UyumatulUmmah

Praktikan :

Nama : Aisya Fauzia

NIM : 19O81O6OO2

Kelas/Semester : Biologi A/3

UNIT LABORATORIUM MIPA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI


CIREBON

2020
ACARA PRAKTIKUM KE-5

Anatomi dan Topografi Organ Penyusun Sistem Ekskresi pada Hewan

A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami anatomi serta topografi hewan ikan lele dan
tikus
2. Untuk mengetahui dan memahami organ penyusun pada sistem ekskresi hewan
ikan lele dan tikus
B. DASAR TEORI

Anatomi hewan merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang susunan tubuh hewan,
atau hubungan organ satu dengan organ lainnya pada hewan. Umumnya untuk mengetahui
struktur anatomi seekor hewan perlu dilakukan pembedahan.  Kumpulan dari organ-organ
yang memiliki fungsi tertentu disebut sistem organ. Sistem organ pada hewan biasanya
meliputi sembilan sistem organ yaitu sistem pernafasan, sistem sirkulasi darah, sistem rangka,
sistem pencernaan, sistem otot, sistem saraf, sistem reproduksi, sistem ekskresi dan sistem
endokrin. anatomi atau ilmu yang mempelajari tentang susunan tubuh, darah atau hubungan
bagian-bagiannya dengan satu sama lainnya. Anatomi regional mempelajari letak dan
hubungan atau bagian tubuh yang tidak dapat berpisah dari pengamatan tentang kegunaan
setiap struktur dan sistem jaringannya. Hal ini membawa kita kepenggunan istilah anatomi
fungsional yang berkaitan erat dengan fisiologi. yang menyatakan bahwa organ-organ dalam
yang terdapat pada hewan  akan membentuk beberapa sistem, yaitu sistem pencernaan, sistem
urogenitas, sistem respirasi dan sistem transportasi. Sistem pencernaan dan sistem pernapasan
pada hewan mamalia mempunyai kesamaan dengan manusia, hanya ukurannya saja yang
berbeda.(Djuanda,T. 2O13)

Sistem ekskresi merupakan sistem yang berperan dalam pembuangan zat-zat yang
sudah tidak diperlukan (zat sisa) ataupun zat-zat yang membahayakan tubuh dalam bentuk
larutan. Ekskresi terutama berkaitan dengan pengeluaran senyawa-senyawa nitrogen. Selama
proses pencernaan makanan, protein dicerna menjadi asam amino dan diabsorpsi darah,
kemudian dipergunakan oleh sel-sel tubuh untuk membentuk protein-protein baru. Di dalam
tubuh vertebrata, asam amino yang berlebihan akan dirombak menjadi ammonia dan
diekskresikan lewat ginjal sebagai senyawa – senyawa ammonium sulfat, ammonium fosfat,
urea, asam urat atau trimethylamine. Semua zat sisa yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh
sebagian akan dikeluarkan bersama urin (Team Pengajar: 2012).

Organ ekskretori menjamin agar komposisi cairan tubuh dapat berada dalam
perbandingan yang benar. Pengaturan konsentrasi osmotis cairan tubuh dilakukan dengan
mengatur konsentrasi bahan-bahan terlarut dan air. Organ ekskretori berperan pada
pengeluaran senyawa buangan metabolism, misalnya hasil pemecahan senyawa yang
mengandung nitrogen. Pada manusia, diperlukan pula mekanisme pembuangan senyawa
eksogen (senyawa yang terkandung pada obat-obatan). Fungsi utama organ ekskretori
adalah mempertahankan bahan terlarut yang sesuai bagi kebutuhannya, mempertahankan
volume tubuh (kandungan cairan),  membuang hasil akhir metabolism, membuang bahan-
bahan asing atau produk metabolism bahan tersebut, Pada hewan, organ ekskretori dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu organ ekskretori umum (vakuola berdenyut, nefridia,
saluran Malpighi, dan netron) dan organ ekskretori khusus (kelenjar garam pada insang dan
kelenjar rectum, insang, hati pada vertebrata) ( Muliani, hirawati. 2011).

Tikus adalah satwa liar yang seringkali berasosiasi dengan kehidupan manusia.
Asosiasi tikus dengan manusia seringkali bersifat parasitisme, tikus mendapatkan keuntungan
sedangkan manusia sebaliknya. Tikus sering menimbulkan gangguan bagi manusia dibidang :
kesehatan; pertanian; peternakan; rumah tangga. pengertian tikus adalah binatang menyusui
kecil, termasuk dalam familia Muridae dari ordo rodentia yang mempunyai sifat pemakan
segala. (Mukayat, Djarubito. 2O1O)

Ikan merupakan organisme akuatik yang memiliki organ yang kompleks. Ikan terdiri
atas beberapa sistem organ yang saling bekerja sama melakukan aktivitas hidup. Ikan adalah
hewan berdarah dingin yang hidup di air.bertulang belakang, poikiloterm, bergerak dengan
menggunakan sirip, bernafas dengan insang, dan memiliki gurat sisi (linea lateralis) sebagai
organ keseimbangannya. Tubuh ikan terdiri atas caput, truncus, dan cauda. Diantaranya tidak
ada  pembatas yang nyata sebagai batas antar caput, truncus, dan ekor. Sebagai batas antar
caput dan truncus yaitu dari tepi caudal operculum dan sebagai batas antara truncus dan ekor
yaitu dari anus. (Arrington, L. 2010)

Ikan lele (Clarias batrachus) adalah vertebrata yang termasuk kelas pisces karena
habitatnya di air yaitu hidup di air tawar, dan merupakan family dari Clariidae. Tubuh ikan
lele dibagi menjadi 3 bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (cauda). Dimana
bagian kepala dimulai dari ujung moncong sampai dengan batas tutup insang, badan dimulai
dari belakang tutup insang sampai dengan anus, dan ekor dimulai dari belakang anus sampai
ujung sirip ekor. (Pearce, Everlyn : 2O1O)

C. METODOLOGI
1. Alat dan bahan
Alat
a. Alat bedah
b. Silet
c. Gunting
d. Jarum pin
e. Sterofoam bak bedah
f. Sarung tangan latex
g. Masker

Bahan

a. Tikus putih
b. Ikan lele
2. Prosedur kerja
Ikan lele
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Lele dimatikan dengan single fiching
c. Dibedah secara vertical dan horizontal
d. Diamati anatomi dan topografi organ penyusun sistem ekskresi nya

Tikus putih

a. Disapakan alat dan bahan


b. Tikus dimatikan dengan teknik cervical dislocation
c. Dibedah secara vertital dan horizontal
d. Diamati anatomi an topografi organ penyusun sistem ekskresi nya

D. HASIL PENGAMATAN

Gambar morfologi tikus Keterangan :


1. Telinga
2. Hidung
3. Mata
4. Ekor bersisik
5. Kaki depan 4 jari
6. Kaki belakang 5 jari
7. Perut/abdomen
8. Badan berambut
9. Kepala
10. misae
Gambar morfologi ikan lele 1. sirip punggung
2. sirip ekor
3. sirip dubur
4. sirip perut
5. sirip dada
6. neres
7. mata
8. musai/barbles
9. kepala

Gambar sistem ekskresi tikus Keterangan :

1. paru paru
2. hati
3. ginjal
4. kulit

Gambar sistem ekskresi ikan lele 1. Sisik Ikan


2. Hati
3. Insang
4. Ginjal
no Nama spesies Nama organ karakteristik

Ikan lele Sistem ekskresi 1. Ikan merupakan vertebrata air


yang mana integumenya terdiri
1. Sisik Ikan lendir dari kulit dan derivat kulit. Pada
2. Hati deriveat ikan lele berupa lender
3. Insang tdk terdapat sisik
4. Ginjal
2. Hati merupakan kelenjar
terbesar dalam tubuh makhluk
hidup yang berfungsi menyaring
racun dan zat hasil metabolisme
yang dihasilkan adalah empedu.
3. Insang terdapat pada sisi kanan
dan sisi kiri kepala ikan. Insang
berbentuk lembaran-lembaran
tipis berwarna merah muda dan
selalu lembab.
4. Ikan memiliki sepasang ginjal
(opistonefros) yang memanjang
dan bewarna kemerah-merahan.

Tikus Sistem ekskresi 1. Pada mamalia seperti tikus,


paru-parunya sama seperti pada
1. paru paru manusia yang terdiri dari
2. hati beberapa gelambir.
3. ginjal 2. Hati pada sistem ekskresi
4. kulit berfungsi untuk
mengekskresikan empedu secara
terus-menerus. Berwarna merah
dan organ terbesar
3. Ginjal pada tikus berfungsi
sebagai alat ekskresi yang
paling penting dengan zat
pengeluarannya yaitu berupa
urine.
4. Kulit merupakan organ terbesar
yang berfungsi pelindung terluar
bagi tubuh.

E. PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan pada tanggal 1O November 2O2O di
Unit Laboratorium IAIN Syekh Nurjati Cirebon oleh asisten praktikum dan dilaksankan
kembali dirumah mengenai Anatomi dan Topografi Organ Berbagai Sistem Ekskresi Hewan
yang bertujuan untuk Untuk mengetahui dan memahami anatomi serta topografi hewan tikus
putih ( Rattus novergicus) dan ikan lele ( Clarias batrachus),Untuk mengetahui dan
memahami organ penyusun pada sistem ekskrei hewan tikus putih ( Rattus novergicus) dan
ikan lele ( Clarias batrachus). Adapun alat dan bahan yang digunakan alat bedah, silet,
gunting, jarum pin, sterofoam, sarung tangan latex, masker. Bahan,Tikus putih, Ikan lele.
Dengan metode Ikan lele, disiapkan alat dan bahan, Lele dimatikan dengan csingle fiching,
dibedah secara vertical dan horizontal, diamati anatomi dan topografi organ penyusun sistem
ekskresi nya. Tikus putih disapakan alat dan bahan, Tikus dimatikan dengan teknik cervical
dislocation, dibedah secara vertital dan horizontal, diamati anatomi an topografi organ
penyusun sistem ekskresi nya

Sistem ekskresi merupakan sistem yang berperan dalam pembuangan zat-zat yang
sudah tidak diperlukan (zat sisa) ataupun zat-zat yang membahayakan tubuh dalam bentuk
larutan. Ekskresi terutama berkaitan dengan pengeluaran senyawa-senyawa nitrogen. Selama
proses pencernaan makanan, protein dicerna menjadi asam amino dan diabsorpsi darah,
kemudian dipergunakan oleh sel-sel tubuh untuk membentuk protein-protein baru. Di dalam
tubuh vertebrata, asam amino yang berlebihan akan dirombak menjadi ammonia dan
diekskresikan lewat ginjal sebagai senyawa – senyawa ammonium sulfat, ammonium fosfat,
urea, asam urat atau trimethylamine. Semua zat sisa yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh
sebagian akan dikeluarkan bersama urin (Team Pengajar: 2012).

Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak
digunakan oleh tubuh dan dapat dikeluarkan bersama urin, keringat atau pernapasan.
Pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme dari dalam tubuh dapat melalui ginjal, kulit, paru-
paru, dan saluran pencernaan. Dalam proses ekskresi ada beberapa bagian tubuh yang
mempunyai fungsi penting antara lain kulit, paru-paru, ginjal dan hati. Kulit adalah organ
pelindung yang menutupi seluruh permukaan tubuh. Kulit merupakan lapisan sangat tipis dan
tebalnya hanya beberapa milimeter. Organ ini terdiri atas tiga lapisan, yaitu Kulit Ari
(Epidermis) Kulit ari tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan tanduk (stratum korneum),
lapisan granula (stratum granulosum), dan stratum germinativum. Lapisan tanduk (stratum
korneum) berada pada bagian yang paling luar. Lapisan tanduk merupakan jaringan mati dan
terdiri atas berlapis-lapis sel pipih. Lapisan ini sering mengelupas dan digantikan oleh
jaringan di bawahnya. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi sel-sel di dalamnya dan
mencegah masuknya kuman penyakit. Lapisan granula (stratum granulosum) terletak di
bawah lapisan tanduk. Lapisan ini terdiri atas sel bergranula yang lama-kelamaan akan mati
dan kemudian terdorong ke atas menjadi bagian lapisan tanduk. Pada lapisan ini terdapat
pigmen melanin yang memberikan warna pada kulit dan melindungi kulit dari sengatan sinar
matahari. Warna pigmen kulit bermacam-macam sehingga ada orang yang berkulit hitam,
sawo matang, atau kuning langsat. Bila lapisan ini tidak mengandung pigmen kulit, orang
tersebut dikenal sebagai orang albino. Stratum germinativum tersusun atas dua lapisan sel.
Lapisan atas (stratum spinosum) mengandung sel-sel baru. Sel-sel ini akan terdorong ke atas
menjadi bagian lapisan granula di bawahnya terbentuk sel-sel baru yang dibuat oleh sel-sel
yang terus-menerus membelah (stratum basal).

Kulit Jangat (Dermis). Kulit jangat terletak di bawah lapisan kulit ari. Di dalam kulit
jangat terdapat pembuluh darah, kelenjar keringat (glandula sudorifera), kelenjar minyak
(glandula sebassea), dan kantung rambut. Selain itu, terdapat juga ujung-ujung saraf indera
yang terdiri atas ujung saraf peraba dingin (korpuskula krausse), peraba tekanan (korpuskula
paccini), peraba panas (korpuskula ruffinin), peraba sentuhan (korpuskula meissner), dan
peraba nyeri. Kelenjar minyak menghasilkan minyak yang disebutsebum yang berguna untuk
meminyaki rambut agar tidak kering. Di bagian bawah kantung rambut terdapat pembuluh
kapiler darah yang mengangkut sari makanan ke akar rambut sehingga rambut terus tumbuh.
Di dekat akar rambut terdapat otot rambut. Pada waktu kita merasa takut atau geli, otot
rambut berkontraksi sehingga rambut menjadi tegak. Kelenjar keringat berbentuk pipa
terpilin, memanjang dari epidermis hingga masuk ke bagian dermis. Pangkal kelenjarnya
menggulung, dikelilingi oleh kapiler darah dan serabut saraf simpatik. Dari kepiler darah
inilah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri atas air, larutan garam, dan
urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran kelenjar keringat
dan akhirnya dikeluarkan melalui pori-pori kulit. Pengeluaran keringat dipengaruhi oleh
cuaca (panas atau dingin), aktivitas, makanan, atau minuman.

Jaringan Bawah Kulit (Subkutan). Pada jaringan bawah kulit, terdapat jaringan lemak
(adiposa). Jaringan lemak berfungsi untuk menumpuk lemak sebagai cadangan makanan dan
menjaga suhu tubuh agar tetap hangat. Disamping berfungsi sebagai alat ekskresi, kulit juga
berfungsi sebagai pelindung tubuh, mencegah masuknya kuman penyakit, mengatur suhu
tubuh, dan menjaga pengeluaran air agar tidak berlebihan.

Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi
oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang
memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-paru sebenarnya
merupakan kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput
pleura. Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa
paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk
mengeluarkan KARBONDIOKSIDA (CO2) dan UAP AIR (H2O). Didalam paru-paru terjadi
proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-
sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan
dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan
dari paru-paru melalui hidung . Selain sebagai alat pernapasan paru-paru juga berungsi
sebagai alat pengeluaran. Zat yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbon dioksida (CO2)
dan uap air (H2O) yang dihasilkan dari proses pernapasan. Jadi, tugas paru-paru adalah
meneluarkan karbon dioksida dan uap air yang tidak digunakan lagi oleh tubuh. Jika tidak
dikeluarkan, zat-zat tersebut akan menjadi racun.

Ginjal berbentuk seperti biji kacang merah. Panjangnya sekitar 10 cm, beratnya kurang
lebih 170 gram, dan terletak di dalam rongga perut. Ginjal berjumlah 2 buah dan berwarna
merah keunguan. Ginjal bagian kiri letaknya lebih tinggi daripada ginjal bagian kanan. Ginjal
merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk air seni (urin). Urin mengandung
air, urea, dan garam mineral. Ginjal tersusun atas kulit ginjal (korteks),sumsum ginjal
(medula), dan rongga ginjal (pelvis). Pada kulit ginjal terdapat nefron yang berfungsi sebagai
alat penyaring darah. Korteks mengandung lebih kurang satu juta nefron. Setiap nefron
tersusun atas badan malphighi dan saluran panjang (tubulus) yang berkelok-kelok. Badan
malpighi tersusun atas glomerulus dan kapsul Bowman. Glomerulus merupakan untaian
pebuluh darah kapiler tempat darah disaring. Glomerulus dikelilingi oleh kapsul Bowman.
Tubulus ginjal terdiri atas tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus
distal, dan tubulus kolektivus. Lengkung henle adalah bagian tubulus yang melengkung pada
daerah medula dan berhubungan dengan tubulus proksimal dan tubulus distal. Bagian
lengkung henle ada dua, yaitu lengkung henle yang melengkung ke atas (ascenden) dan
lengkung henle yang melengkung ke bawah (descenden). Tubulus-tubulus ini mengalirkan
urin ke rongga ginjal. Kemudian urin dialirkan melalui saluran ginjal (ureter) dan ditampung
dalam kantong kemih.

Kerja ginjal sebagai alat ekskresi adalah dengan menyaring darah sehingga zat-zat sisa
yang terdapat di dalam darah dapat dikeluarkan dalam bentuk air seni (urin). Prnyaringan
darah hingga terbentuk urin meliputi tahap penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali
(reabsorpsi), dan pengumpulan (augmentasi). Penyaringan (Filtrasi) Darah yang banyak
mengandung zat sisa metabolisme masuk ke dalam ginjal melalui pembuluh arteri ginjal
(arteri renalis). Cairan tubuh keluar dari pembuluh arteri dan masuk ke dalam badan
malpighi. Membran glomerulus dan kapsul Bowman bersifat permeabel terhadap air dan zat
terlarut berukuran kecil sehingga dapat menyaring molekul-molekul besar. Hasil saringan
(filtrat) dari glomerulus dan kapsul Bowman disebut filtrat glomerulusatau urin
primer. Dalam urin primer masih terdapat air, glukosa, asam amino, dan garam mineral.
Penyerapan Kembali (Reabsorpsi). Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal. Hampir
semua gula, vitamin, asam amino, ion, dan air diserap kembali. Zat-zat yang masih berguna
tadi dimasukkan kembali ke dalam pembuluh darah yang terdapat di sekitar tubulus. Hasil
reabsorpsi berupa filtrat tubulus atau urin sekunder. Urin sekunder mengandung air, garam,
urea, dan pigmen empedu yang memberi warna dan bau pada urin. Augmentasi Di tubulus
kontortus distal, beberapa zat sisa seperti asam urat, ion hidrogen, amonia, kreatin, dan
beberapa obat ditambahkan ke dalam urin sekunder sehingga tubuh terbebas dari zat-zat
berbahaya. Urin sekunder yang telah ditambahkan dengan berbagai zat tersebut disebut urin.
Kemudian, urin disalurkan melalui tubulus kolektivus ke rongga ginjal. Dari rongga ginjal,
urin menuju ke kantung kemih melalui saluran ginjal (ureter). Jika kandung kemih penuh
dengan urin, dinding kantong kemih akan tertekan. Kemudian dinging otot kantong kemih
meregang sehingga timbul rasa ingin buang ir kecil. Selanjutnya, urin keluar melalui saluran
kencing (uretra). Pengeluaran air melalui urin ada hubungannya dengan pengeluaran air
melalui keringat pada kulit. Pada waktu dara dingin, badan kita tidak berkeringat.
Pengeluaran air dari dalam tubuh banyak dikeluarkan melalui urin sehingga kita sering buang
air kecil. Sebaliknya, pada waktu udara panas, badan kita banyak mengeluarkan keringat dan
jarang buang air kecil.
Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebagian besar teidiri atas (95%) air dan zat yang
terlarut, yaitu urea, asam urat, dan amonia. yang merupakan sisa-sisa perombakan protein:
bermacam-macam garam terutama garam dapur (NaCl), zat warna empedu yang
menyebabkan warna kuning pada urin, dan zat-zat yang berlebihan di dalam darah seperti
vitamin B, C, obat-obatan, dan hormone. Urin tidak mengandung protein dan glukosa. Jika
urin mengandung protein, berarti terjadi gangguan atau kerusakan ginjal pada glomerulus.
Jika urin mengandung gula, berarti tubulus ginjal tidak menyerap kembali gula dengan
sempurna. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kerusakan pada tubulus ginjal, tetapi dapat
pula disebabkan oleh tingginya kadar gula di dalam darah sehingga tubulus ginjal tidak dapat
menyerap kembali semua gula yang ada pada filtrat glomerulus. Kadar gula darah yang tinggi
disebabkan oleh terhambatnya proses pengubahan gula menjadi glikogen, akibatnya produksi
hormon insulin terhambat. Kelainan ini dikenal sebagai penyakit kencing manis (diabetes
mellitus). Dilihat dari segi banyaknya zat yang terkandung di urin, dapat disimpulkan bahwa
ginjal merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh. Ginjal berfungsi untuk menyaring
darah, mengeluarkan sisa metabolisme, membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, dan
mengatur keseimbangan air dan garam di dalam darah.

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan terletak di dalam rongga perut
sebelah kanan di bawah diafragma. Pada orang dewasa normal beratnya kurang lebih 2 kg
dan berwarna merah. Hati mengeluarkan empedu yang berupa cairan kehijauan, rasanya
pahit, pHnya netral, dan mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, dan
zat warna empedu yang disebut bilirubin dan biliverdin. Garam-garam empedu berfungsi
dalam proses pencernaan makanan. Zat warna empedu yang berwarna hijau kebiruan berasal
dari perombakan hemoglobin sel darah merah di dalam hati. Zat warna empedu diubah oleh
bakteri usus menjadi urobilin yang berwarna kuning coklat yang memberikan warna feses
dan urin. Sisa-sisa pencernaan protein yang berupa urea dibentuk juga di dalam hati. Urea
kemudian dibawa oleh darah dan selanjutnya masuk ke dalam ginjal. Akhirnya, dari ginjal
dikeluarkan bersama-sama dengan urin. Selain sebagai alat ekskresi, hati juga mempunyai
fungsi lain yang sangat penting bagi tubuh, yaitu Sebagai tempat penyimpanan gula dalam
bentuk glikogen., Sebagai tempat pembentukan dan pembongkaran protein. Hati membentuk
protein akbumin, protrombin, fibrinogen, dan urea. Sebagai tempat membongkar sel darah
merah (eritrosit) yang telah tua atau rusak. Hemoglobin dalam eritrosit dibongkar menjadi zat
besi, globin, dan hemin. Hemin diurai menjadi bilirubin dan biliverdin. Pembentukan  dan
pengeluaran cairan empedu. Menetralkan obat dan racun.  Tempat untuk membuat vitamin A
dari provitamin A.

Berdasarkan pengamatan yang pertama pada sistem eksresi ikan lele ditemukan Sisik
Ikan, Hati, Insang, Ginjal. Adapun klasifikasinya :

adapun klasifikasinya :

Phylum            : Chordata
Subphylum      : Vertebrata
Class                : Pisces
Subclass          : Teleostei
Ordo                : Ostariophysi
Subordo          : Siluroidae
Famili              : Clariidae
Genus              : Clarias
Spesies            : Clarias batrachus
Ikan merupakan vertebrata air yang mana integumenya terdiri dari kulit dan derivat
kulit. Salah satu derivat kulit ikan adalah sisik yang memiliki berbagai macam fungsi seperti
menutupi bagian tubuh ikan. Tubuh ikan lele tidak memiliki sisik, memiliki kulit berlendir,
mempunyai pigmen hitam yang dapat berubah menjadi pucat apabila terkena cahaya
matahari, tampak pula alat keseimbangan yang berupa gurat sisi dibagian tengah sisi
trunchusnya. Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh makhluk hidup yang berfungsi
menyaring racun dan zat hasil metabolisme yang dihasilkan adalah empedu. Insang tidak saja
berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-
garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan
mempunyai labirin yang merupakan perluasan keatas dari insang dan membentuk lipatan-
lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan
cadangan O2 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan O2. Contoh ikan yang
mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan O 2, selain
dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat punggung . Insang
terdapat pada sisi kanan dan sisi kiri kepala ikan. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis
berwarna merah muda dan selalu lembab. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air,
sedang bagian dalam berhubungan dengan kapiler darah. Ikan bertulang sejati, misalnya ikan
mas, memiliki tutup insang (operculum). Insang ikan mas terdiri dari lengkung insang yang
tersusun dari tulang rawan berwarna putih, rigi-rigi insang yang berfungsi untuk menyaring
air pernapasan yang melalui insang, dan filamen atau lembaran insang. Di tempat inilah
pertukaran gas CO2 dan O2 berlangsung. Sistem ekskresi organ utamanya adalah
ginjal.  Urin yang dihasilkan ginjal, disalurkan melalui ureter yang berjalan di pinggiran
rongga-rongga abdomen sebelah dorsal menuju ke belakang. Ureter yang kiri dan yang kanan
bertemu di bagian belakang menjadi kantong urin dan dari urin dikeluarkan  melalui uretra
yang bermuara di porus urogenitalis Ikan memiliki sepasang ginjal (opistonefros) yang
memanjang dan bewarna kemerah-merahan. Untuk beberapa jenis ikan seperti ikan mas
saluran ginjal menyatu dengan saluran kalenjar kelamin yang disebut urogenital. Saluran
urogenital terdapat pada belakang anus namun pada beberapa jenis ikan memiliki kloaka.

Tubuh ikan air tawar lebih hipertonis dari lingkungannya sehingga air banyak yang
masuk lewat permukaan tubuhnya, akibatnya ikan ini sedikit minum air. Dan urin yang
dihasilkan banyak dan encer. Untuk mendapatkan air dan garam dari makanan, air masuk
secara osmosis lewat permukaan tubuhnya. Konsentrasi larutan dalam tubuh lebih besar
dengan yang ada di lingkungan supaya mencegah masuknya air dan kehilangan garam agar
tidak minum, kulit diliputi mucus, osmosis melalui insang, produksi urin encer, pompa garam
melalui sel-sel khusus pada insang

Klasifikasi tikus putih menurut (Muliani, hirawati. 2011).


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Subordo : Odontoceti
Familia : Muridae
Genus : Rattus
Spesies : Rattus norvegicus

Kulit merupakan organ terbesar. kulit merupakan organ terbesar yang terdapat
diseluruh permukaan tubuh dan terdiri dari beberapa jaringan yang memiliki fungsi spesifik.
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung tubuh terhadap segala bentuk rangsangan. Selain itu,
kulit juga berfungsi sebagai alat ekskresi, yaitu untuk mengeluarkan keringat.Kulit dalam
sistem eskresi mempunyai fungsi untuk mengeluarkan keringat. Kulit dibagi menjadi 2 lapis
yaitu epidermis dan dermis. Hati pada sistem ekskresi berfungsi untuk mengekskresikan
empedu secara terus-menerus. Sedangkan hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh yang
terletak dibagian kanan atas rongga perut. Hati selain berperan dalam sistem pencernaan, juga
berperan dalam sistem eksresi. Fungsi hati dalam sistem ekskresi adalah menghasilkan
empedu secara terus-menerus yang ditampung dalam kantung empedu. Hati setiap hari
menghasilkan empedu sebanyak 800-1000 ml. Empedu mengandung air, asam empedu,
garam empedu, kolestrol, fosfolipid, zat warna empedu, dan beberapa ion.  fungsi utama
paru-paru adalah sebagai alat pernapasan. Akan tetapi, karena mengekskresikan zat-zat sisa
metabolisme. Karbondioksida dan air hasil metabolisme di jaringan diangkat oleh darah lewat
vena untuk dibawab ke jantung, dan dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk
berdisfusi di alveolus. Pada tikus sistem ekskresinya terdiri dari ginjal, kulit hati dan paru-
paru. Ginjal adalah sepasang organ berbentuk biji kacang merah (sekitar 10 cm< panjang nya
pada manusia), yang merupakan organ utama untuk melakukan proses ekskres. Pada mamalia
seperti tikus, paru-parunya sama seperti pada manusia yang terdiri dari beberapa gelambir.
Bronkus memasuki paru-paru kemudian bercabang-cabang sampai akhirnya ke bagian
menggelembung berdinding tipis, disebut alveoli, yang selalu basah dan banyak mengandung
kapiler darah. Sebagai hewan mamalia, system ekskresi pada tikus tentunya akan lebih
kompleks dari hewan vertebrata setingkat pisces dan amfibi. Ginjal pada tikus berfungsi
sebagai alat ekskresi yang paling penting dengan zat pengeluarannya yaitu berupa urine.

Diabetes insipidus adalah gangguan yang menyerang salah satu organ terpenting dalam
sistem ekskresi, yaitu ginjal. Penderita diabetes insipidus mengeluarkan urine terlalu banyak
karena kekurangan hormon ADH (Anti Diuretic Hormone). ADH adalah sejenis hormon
yang mengatur proses reabsorpsi cairan pada ginjal. Kekurangan hormon ini dapat
menyebabkan jumlah urine meningkat hingga 30 kali lipat.

Batu Ginjal. Gangguan lain yang menyerang ginjal adalah batu ginjal. Batu ginjal
disebabkan oleh pembentukan endapan garam kalsium pada rongga ginjal, saluran ginjal, dan
kandung kemih. Batu ginjal tersebut berbentuk kristal yang terdiri dari kalsium oksalat, asam
urat, dan kristal kalsium fosfat. Batu ginjal tidak dapat larut. Biasanya, penyebab batu ginjal
adalah konsumsi garam mineral yang berlebih dan kurangnya konsumsi air pada tubuh. Jika
tidak ditangani, batu ginjal bisa menimbulkan hidronefosis, yaitu membesarnya ginjal karena
urine tidak dapat mengalir keluar karena tersumbat batu ginjal.

Uretris. Organ lainnya dalam sistem ekskresi adalah ureter, yaitu organ yang
menyerupai tabung. Ureter memiliki otot untuk membantu urine disalurkan dari ginjal
menuju kandung kemih. Salah satu penyakit yang menyerang ureter adalah uretris. Uretris
adalah peradangan pada ureter yang disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus. Gejalanya
berbeda bagi penderita pria dan wanita. Pada pria, gejala uretris adalah adanya darah pada
urine dan air mani. Selain itu terdapat rasa terbakar ketika buang air kecil. Pada wanita,
gejalanya adalah sakit perut, nyeri ketika buang air kecil, dan demam.

Pneumonia. Paru-paru termasuk ke dalam organ pada sistem ekskresi karena


merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Salah satu penyakit yang
menyerang paru-paru adalah pneumonia. Pneumonia disebabkan adanya infeksi oleh bakteri,
virus, atau jamur di alveolus. Pneumonia menyebabkan oksigen susah masuk karena alveolus,
yang merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida, dipenuhi oleh cairan.

Asma. Asma adalah gangguan pada paru-paru yang mungkin sudah familiar kita
dengar. Asma terjadi akibat penyempitan saluran pernapasan pada paru-paru. Penderitanya
menunjukkan gejala sulit bernapas atau sesak. Penyakit ini tidak menular dan biasanya
menurun. Lingkungan dengan udara yang tercemar dapat memicu serangan asma.
Penanganan serangan asma adalah dengan memberikan obat-obatan yang berupa suntikan
(Hydrocortisone), sirup ventolin (Salbutamol), atau nebulizer (gas Salbutamol) untuk
melonggarkan saluran pernapasan. (Santosa, yanto. 2012)

Perbedaan sistem ekskresi dari kedua spesies hewan dari kelas yang berbeda yaitu pada
ikan lele sistem ekskresinya terdiri dari sisik atau lender ,insang , hati, ginjal Ikan merupakan
vertebrata air yang mana integumenya terdiri dari kulit dan derivat kulit. Pada deriveat ikan
lele berupa lender tdk terdapat sisik Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh makhluk
hidup yang berfungsi menyaring racun dan zat hasil metabolisme yang dihasilkan adalah
empedu. insang terdapat pada sisi kanan dan sisi kiri kepala ikan. Insang berbentuk lembaran-
lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembab. Ikan memiliki sepasang ginjal
(opistonefros) yang memanjang dan bewarna kemerah-merahan dan pada tikus yaitu, kulit,
paru paru, hati, ginjal. Kulit merupakan organ terbesar yang berfungsi pelindung terluar bagi
tubuh. Hati pada sistem ekskresi berfungsi untuk mengekskresikan empedu secara terus-
menerus. Berwarna merah dan organ terbesar. Pada mamalia seperti tikus, paru-parunya sama
seperti pada manusia yang terdiri dari beberapa gelambir. Ginjal pada tikus berfungsi sebagai
alat ekskresi yang paling penting dengan zat pengeluarannya yaitu berupa urine.

F. KESIMPULAN
1. Anatomi dan topografi pada tikus yaitu Sistem Ekskresi pada tikus terdiri dari Ginjal,
hati, kulit, dan paru-paru. Sistem Respirasinya terdiri dari hidung, faring ( pangkal
batang tenggorokan), Bronkus (percabangan antara paru-paru kanan dan paru-paru
kiri), Bronkiolus, dan Alveolus. Dan sistem Reproduksi pada tikus jantan terdiri dari
Penis, testis, skrotum, vas deference, uretra. Sedangkan pada mencit betina terdiri
dari Oviduk, tuba fallopi, serviks, dinding rahim, vagina, dan klitoris. Serta sistem
sirkulasi terdiri dari jantung, vena cava, arteri pulmonalis, dan vena pulmonalis.
edangkan organ – organ lainya dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu,
labirin, gonad, hati, lambung dan anus.
2. Perbedaan sistem ekskresi dari kedua spesies hewan dari kelas yang berbeda yaitu
pada ikan lele sistem ekskresinya terdiri dari sisik atau lender ,insang , hati, ginjal
Ikan merupakan vertebrata air yang mana integumenya terdiri dari kulit dan derivat
kulit. Pada deriveat ikan lele berupa lender tdk terdapat sisik Hati merupakan
kelenjar terbesar dalam tubuh makhluk hidup yang berfungsi menyaring racun dan
zat hasil metabolisme yang dihasilkan adalah empedu. insang terdapat pada sisi
kanan dan sisi kiri kepala ikan. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna
merah muda dan selalu lembab. Ikan memiliki sepasang ginjal (opistonefros) yang
memanjang dan bewarna kemerah-merahan dan pada tikus yaitu, kulit, paru paru,
hati, ginjal. Kulit merupakan organ terbesar yang berfungsi pelindung terluar bagi
tubuh. Hati pada sistem ekskresi berfungsi untuk mengekskresikan empedu secara
terus-menerus. Berwarna merah dan organ terbesar. Pada mamalia seperti tikus, paru-
parunya sama seperti pada manusia yang terdiri dari beberapa gelambir. Ginjal pada
tikus berfungsi sebagai alat ekskresi yang paling penting dengan zat pengeluarannya
yaitu berupa urine.

DAFTAR PUSTAKA

Team Pengajar. 2012. Buku Petunjuk Praktikum Struktur Hewan. Bandung: Program Studi
Pendidikan Biologi UIN SGD

Arrington, L. 2010. Anatomi dan Fisiologi Hewan. Malang: Media Prasetya.

Djuanda,T. 2O13. Analisa Struktur Vertebratae Jilid I. Bandung: Americo.

Pearce, Evelyn. 2010. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: EGC

Muliani, hirawati. 2011. Pertumbuhan mencit (mus musculus L) setelah pemberian biji jarak
pagar (jatropha curcas L). Jurnal bulletin anatomi dan fisiologi vol.XIX, no. 1.
Maret 2011
Mukayat, Djarubito. 2O1O. Zoologi Vertebrata.  Jakarta: Erlangga,
Mahardono dkk. 2014. Zoologi Vertebrata. Bandung. UIN SGD.
Santosa, yanto. 2012. Studi keanekaragaman mamalia pada beberapa tipe habitat di stasiun
penelitian pondok ambung taman nasional tanjung puting Kalimantan tengah. Jurnal
media konservasi vol.13, no. 3 desember 2008:1-7
Setiadi. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

LAMPIRAN
Sistem ekskresi tikus Alat dan bahan dirumah
Sistem ekskresi ikan

proses opembedahan Insang pada ikan


Teknik cervical dilocation

Anda mungkin juga menyukai