Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN


DosenPengampu :
1. Shofwatun Nada, M.Pd
2. Muhimatul Umami, M.Si

AsistenPraktikum :
1. AjengMudaningrat
2. Nidi Fuji Oktoviani
3. Nurul Anwar
4. UyumatulUmmah

Praktikan :
Nama : Aisya Fauzia
NIM : 19O81O6OO2
Kelas/Semester: Biologi A/3

UNIT LABORATORIUM MIPA


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2020
ACARA PRAKTIKUM KE-6

Anatomi dan Topografi Organ Penyusun Pada Sistem Respirasi Hewan

A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami anatomi serta topografi hewan tikus putih ( Rattus
novergicus) dan ikan lele ( Clarias batrachus)
2. Untuk mengetahui dan memahami organ penyusun pada sistem respirasi hewan tikus
putih ( Rattus novergicus) dan ikan lele ( Clarias batrachus)

B. DASAR TEORI

Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh makluk hidup. Anatomi terbagi
menjadi beberapa cabang ilmu yaitu anatomi hewan, anatomi manusia, dan anatomi
tumbuhan. Anatomi mempelajari struktur organ tubuh bagian dalam pernafasan. Pengamatan
anatomi hewan pada tikus putih (Rattus norvegicus) dan ikan lele ( Clarias batrachus) dilakukan
dengan mengamati sistem sistem pernafasannya. Anatomi sistem pernafasan dan pencernaan
penting dipelajari untuk mengetahui struktur, letak dan fungsi pernafasan secara umum.
Respirasi merupakan Proses pengikatan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida oleh
darah melalui permukaan organ pernapasan. Proses tersebut disebut pernapasan. Oksigen
merupakan zat yang mutlak dibutuhkan oleh tubuh untuk mengoksidasi zat makanan berupa
karbohidrat, lemak dan protein sehingga menghasilkan energi. Sistem respirasi memiliki fungsi
utama untuk memasok oksigen ke dalam tubuh serta membuang karbondioksida dari dalam
tubuh. Pada dasarnya, sistem respirasi dibedakan menjadi dua, respirasi eksternal dan respirasi
internal. Respirasi eksternal sama dengan bernapas sedangkan respirasi internal atau respirasi
seluler ialah proses penggunaan oksigen oleh sel tubuh dan pembuangan zat sisa metabolisme sel
yang berupa karbondioksida. Oksigen yang didapat dari lingkungan ini kemudian digunakan
dalam proses fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP. Fungsi lain dari respirasi dari
respirasi adalah untuk menjaga keseimbangan PH dan keseimbangan elektrik dalam cairan
tubuh. Difusi gas antara organ respirasi dengan lingkungan dapat terjadi karena adanya
perbedaan tekanan gas. (Wahl, I. 2016)
Faktor-faktor yang memperngaruhi laju respirasi suatu organisme diantaranya usia, berat
badan, jenis kelamin, suhu, aktivitas, dan emosi. Semakin tua usia suatu organisme maka
semakin sedikit respirasi yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh penurunan regenerasi sel.
Semakin berat suatu organisme maka semakin banyak respirasi yang dibutuhkan, karena jumlah
sel yang dimiliki organisme tersebut menjadi lebih banyak. (Wahl, I. 2016)
Pernapasan mutlak diperlukan makhluk hidup agar dapat tetap hidup. Pernapasan meliputi
pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida, serta penggunaan energi dalam tubuh. 
Sistem pernapasan pada serangga berupa system pembuluh trakea. Trakea merupakan pembuluh
udara yang bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh udara yang halus keseluruh bagian
tubuh. Respirasi atau oksidasi glukosa secara lengkap merupakan proses pembentukan energy
yang utama untuk kebanyakan sel. Pada waktu glukosa dipecah dalam suatu rangkaian reaksi
enzimatis, beberapa energy dibebaskan dan diubah menjadi bentuk ikatan phosphate bertenaga
tinggi (ATP) dan sebagian lagi hilang sebagai panas. Proses keseluruhan dari respirasi
merupakan reaksi oksidasi reduksi, yaitu senyawa dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang
diserap direduksi membentuk H2O. pati, fruktan, sukrosa, atau gula lainnya, lemak, asam
organik, protein dapat bertindak sebagai substrat respirasi. Respirasi umum glukosa, dapat ditulis
sebagai berikut: (Levi, D. M. (2015)

C6H12O6 + 6O2        è      6CO2 + 6H2O + energy (ATP + panas)


Respirasi merupakan rangkaian dari 50 atau lebih reaksi komponen, masing-masing
dikatalisis oleh enzim yang berbeda. Respirasi merupakan oksidasi yang berlangsung di medium
air, dengan pH mendekati netral, dan pada suhu sedang. Respirasi merupakan reaksi oksidasi
senyawa organic yang menghasilkan energy yang digunakan untuk aktivitas sel dalam bentuk
ATP atau senyawa berenergi tinggi lainnya.  Lebih lanjut, sejalan dengan berlanngsungnya
pemecahan, kerangka karbon antara disediakan untuk menghasilkan berbagai produk esensial
lainnya.
Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen respirasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu
Respirasi aerob Yang menggunakan O2 sebagai terminal electron akseptor (respirasi yang
memerlukan oksigen,penguraian lengkap sampai dihasilkan CO2 + H2O à oksidasi sempurna).
Raksinya :  C6H12O6      è      6CO2 + 6H2O + ATP
Respirasi anaerob Yang tidak memerlukan oksigen tetapi asam organic sebagai electron
akseptor (respirasi yang tidak memerlukan oksigen, penguraian bahan organic tidak lengkap à
oksidasi tidak sempurna). (Wahl, 2016).
Raksinya :  C6H12O6        è       2C2H5OH + 2CO2 + ATP
Sistem dan proses respirasi pada hewan berbeda-beda, hal ini disebabkan organ-organ
pernapasan dan habitat yang berbeda. Seperti pada ikan berbeda dengan hewan lain yang hidup
di air. Proses respirasi pada ikan berbeda dengan hewan lain yang hidup di darat. Ikan saat
mengambil oksigen, memerlukan organ respirasi khusus. Organ respirasi pada ikan adalah
insang (gils) (Abdurrahman et al., 2008). Total konsumsi oksigen ikan mencerminkan statusn
metabolisme basal dan merupakan salah satu indikator dari kesehatan umum ikan. Hal ini juga
mungkin berguna untuk menilai keadaan fisiologis dari suatu organisme, membantu dalam
mengevaluasi kerentanan atau ketahanan potensi dan juga berguna untuk menghubungkan
perilaku binatang, yang akhirnya menjadi prediktor gangguan fungsional penduduk. Ikan
menjadi hewan heterotrofik. Hal ini sering digunakan sebagai bioindikator pencemaran stres
yang terkait dalam sistem peringatan dini biologis. Oleh karena itu, konsumsi oksigen diferensial
dapat digunakan sebagai bioindikator pencemaran stres yang terkait dalam sistem peringatan dini
biologis  (Neelima, 2016).

C. METODOLOGI
1. Alat dan bahan
Alat
a. Alat bedah
b. Silet
c. Gunting
d. Jarum pin
e. Sterofoam bak bedah
f.Sarung tangan latex
g. Masker

Bahan
a. Tikus putih ( Rattus novergicus)
b. Ikan lele( Clarias batrachus)
2. Prosedur kerja
Ikan lele ( Clarias batrachus)
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Lele dimatikan dengan single fiching
c. Dibedah secara vertical dan horizontal
d. Diamati anatomi dan topografi organ penyusun sistem respirasi

Tikus putih ( Rattus novergicus)


a.Disapakan alat dan bahan
b. Tikus dimatikan dengan teknik cervical dislocation
c.Dibedah secara vertital dan horizontal
d. Diamati anatomi an topografi organ penyusun sistem respirasinya

Gambar morfologi tikus Keterangan :


1. Telinga
2. Hidung
3. Mata
4. Ekor bersisik
5. Kaki depan 4 jari
6. Kaki belakang 5 jari
7. Perut/abdomen
8. Badan berambut
9. Kepala
10. Misae
Gambar morfologi ikan lele 1. sirip punggung
2. sirip ekor
3. sirip dubur
4. sirip perut
5. sirip dada
6. neres
7. mata
8. musai/barbles
9. kepala

Gambar sistem respirasi tikus Keterangan :


1. Hidung
2. faring
3. trakea
4. Paru-paru
5. diafragma

Gambar sistem respirasi ikan lele Keterangan


1. arborescent/labirin
2. insang
n Nama spesies Nama organ Karakteristik
o
Ikan lele ( Sistem respirasi
Clarias batrachus) 1. Insang 1. Insang terdapat pada sisi kanan
2. Arborescent/labirin dan sisi kiri kepala ikan. Insang
berbentuk lembaran-lembaran
tipis berwarna merah muda dan
selalu lembab.
2. Arborescent organ dan dengan
bantuan alat ini Ikan lele dapat
hidup di dalam lumpur atau di
dalam air yang memiliki kadar
oksigen rendah serta mampu
mengambil udara langsung di
lingkungan,labirin bewarna
kemerahan yang terletak di
bagian atas lengkung insang
kedua dan ke empat.fumgsi
labirin yakni mengambil
oksigen dari atas permukaan air
sehingga dapat mengambil
oksigen secara langsung dari
udara

Tikus(Rattus Sistem respirasi 1. udara masuk melalui rongga


novergicus) 1. Hidung hidung, sebelum udara
2. faring memasuki tenggorokan, udara
3. trakea dilembabkan terlebih dahulu
4. Paru-paru didalam hidung, kemudian
5. diafragma disaring oleh rambut-rambut
halus
2. Faring merupakan organ yang
menghubungkan rongga mulut
dengan kerongkongan
(osofagus). Di dalam lengkung
faring terdapat tonsil (amandel)
yaitu kumpulan kelenjar limfe
yang banyak mengandung
limfosit dan merupakan
pertahanan terhadap infeksi
3. Trakea (batang tenggorokan)
yang berbentuk seperti pipa dan
tersusun oleh tulang rawan yang
menyerupai cincin-cincin
sebanyak 15-20 buah,
4. Pada mamalia seperti tikus,
paru-parunya sama seperti pada
manusia yang terdiri dari
beberapa gelambir.
5. Diafragma adalah otot
berbentuk kubah yang terletak
di bawah paru-paru, tepat di
dasar rongga dada

A. PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan pada tanggal 1O November 2O2O di Unit
Laboratorium IAIN Syekh Nurjati Cirebon oleh asisten praktikum dan dilaksankan kembali
dirumah mengenai Anatomi dan Topografi Organ Berbagai Sistem Respirasi Hewan yang
bertujuan untuk Untuk mengetahui dan memahami anatomi serta topografi hewan tikus putih
( Rattus novergicus) dan ikan lele ( Clarias batrachus),Untuk mengetahui dan memahami organ
penyusun pada sistem ekskrei hewan tikus putih ( Rattus novergicus) dan ikan lele ( Clarias
batrachus). Adapun alat dan bahan yang digunakan alat bedah, silet, gunting, jarum pin,
sterofoam, sarung tangan latex, masker. Bahan,Tikus putih, Ikan lele. Dengan metode Ikan lele,
disiapkan alat dan bahan, Lele dimatikan dengan csingle fiching, dibedah secara vertical dan
horizontal, diamati anatomi dan topografi organ penyusun sistem respirasi nya. Tikus putih
disapakan alat dan bahan, Tikus dimatikan dengan teknik cervical dislocation, dibedah secara
vertital dan horizontal, diamati anatomi an topografi organ penyusun sistem respirasinya
Respirasi merupakan Proses pengikatan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida oleh
darah melalui permukaan organ pernapasan. Proses tersebut disebut pernapasan. Oksigen
merupakan zat yang mutlak dibutuhkan oleh tubuh untuk mengoksidasi zat makanan berupa
karbohidrat, lemak dan protein sehingga menghasilkan energi. Sistem respirasi memiliki fungsi
utama untuk memasok oksigen ke dalam tubuh serta membuang karbondioksida dari dalam
tubuh. Pada dasarnya, sistem respirasi dibedakan menjadi dua, respirasi eksternal dan respirasi
internal. Respirasi eksternal sama dengan bernapas sedangkan respirasi internal atau respirasi
seluler ialah proses penggunaan oksigen oleh sel tubuh dan pembuangan zat sisa metabolisme sel
yang berupa karbondioksida. Oksigen yang didapat dari lingkungan ini kemudian digunakan
dalam proses fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP. Fungsi lain dari respirasi dari
respirasi adalah untuk menjaga keseimbangan PH dan keseimbangan elektrik dalam cairan
tubuh. Difusi gas antara organ respirasi dengan lingkungan dapat terjadi karena adanya
perbedaan tekanan gas. (Wahl, I. 2016)
Faktor-faktor yang memperngaruhi laju respirasi suatu organisme diantaranya usia, berat
badan, jenis kelamin, suhu, aktivitas, dan emosi. Semakin tua usia suatu organisme maka
semakin sedikit respirasi yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh penurunan regenerasi sel.
Semakin berat suatu organisme maka semakin banyak respirasi yang dibutuhkan, karena jumlah
sel yang dimiliki organisme tersebut menjadi lebih banyak. (Wahl, I. 2016)
Pada mamalia air hidung di lindungi oleh katup yang dapat membuka saat hewan akan
mengambil udara pernapasan dan akan menutup saat hewan berenang di dalam air untuk
mencegah masuknya air ke saluran pernapasan. Alat pernapasan pada mamalia antara lain:
Hidung Hidung manusia dilengkapi dengan selaput lendir, rambut hidung dan konka nasalis.
Selaput lendir berfungsi untuk melembabkan udara pernapasan. Rambut hidung berfungsi untuk
menangkap kotoran dari udara pernapasan. Konka nasalis berfungsi untuk mengatur suhu udara
pernapasan. Faring merupakan persimpangan antara saluran napas dengan saluran cerna dan
terdapat glottis serta epiglottis yang dapat mencegah makanan masuk ke saluran napas. Laring
berisi pita suara sehingga dapat bergetar untuk menghasilkan suara. Trakea berupa susunan
cincin tulang rawan berbentuk huruf C. Dinding trakea dilapisi oleh epitel bersilia yang berfungsi
sebagai detector jika terdapat benda asing yang masuk ke saluran pernapasan sehingga tubuh
akan mengeluarkan benda asing tersebut misalnya dengan cara bersin. Bronkus merupakan
saluran percabangan dari trakea. Bronkiolus merupakan saluran percabangan dari bronkus
Alveolus berupa gelembung tipis yang dikelilingi dengan kapiler darah. Di alveolus terjadi
pertukaran antara oksigen dengan karbondioksida secara difusi. Sebagian bronkus serta seluruh
bronkiolus dan seluruh alveolus berada di dalam paru paru. Paru paru dilindungi oleh selaput
yang disebut pleura. Pleura terdiri atas 2 lapisan membran yang didalamnya dilengkapi dengan
cairan perilimfe yang dapat melindungi paru paru dari gesekan, benturan serta tekanan terutama
saat proses inspirasi yang mengharuskan paru paru mengembang sehingga memenuhi rongga
dada dan kemungkinan besar akan menabrak dinding rongga dada. Jacob, S. 2018
Alat respirasi pada ikan Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk
lembaranlembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang
berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler
darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak
lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler
sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan co2 berdifusi keluar.Insang pada ikan
bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum (tutup insang), sedangkan
insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum. (Fujaya Y., 2014)
Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan
membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini
berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan 02.
Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan
cadangan 02, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat
punggung. Proses pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan menutup mulut secara
bergantian dengan membuka dan menutup tutup insang. Pada waktu mulut membuka, air masuk
ke dalam rongga mulut sedangkan tutup insang menutup. Oksigen yang terlarut dalam air masuk
berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah yang terdapat dalam insang. Dan pada waktu
menutup, tutup insang membuka dan air dari rongga mulut keluar melalui insang. Bersamaan
dengan keluarnya air melalui insang, karbondioksida di keluarkan.( Isnaeni, Wiwi. 2016)
Insang berwarna merah adalah karena banyak mengandung pembuluh darah. Insang terdiri
dari serangkaian filamen yang banyak mengandung lamella yang penuh dengan pembuluh
darah. Filamen filamen insang terletak pada bagian lembaran insang. Pada umumnya, hewan
yang hidup di perairan memiliki alat napas khusus yang kita sebut sebagai insang. Misalnya,
organ pernapasan berupa  pada ikan tersusun atas lembaran-lembaran berwarna merah muda
dengan jumlah antara  5  sampai 7 lembar. Setiap lembar insang terdiri atas sepasang filament.
Kemudian pada setiap permukaan filamen terdapat struktur yang letaknya saling sejajar yang
kemudian kita  sebut dengan lamela. Setiap lamela akan mengandung banyak pembuluh darah
yang akan memungkinkan oksigen berdifusi masuk ke pembuluh darah dan karbon dioksida
keluar dari pembuluh darah untuk dilepaskan dari insang ke lingkungan.
Gelembung renang adalah suatu organ pada ikan yang berupa kantong selaput berisi
campuran gas dengan tekanan yang berubah-ubah. Gas yang terdapat pada gelembung renang
biasanya adalah gas oksigen. Gelembung renang berfungsi untuk mengatur tubuh ikan saat
mengapung di dalam air karena dengan alat itu ikan dapat menyesuaikan volume tubuh dan berat
jenisnya dengan kedalaman air yang direnanginya sehingga ikan dapat tetap mempertahankan
posisinya tanpa harus berenang secara terus-menerus. Gelembung renang dapat ditemukan pada
hampir semua jenis ikan. Gelembung renang juga berfungsi sebagai ruang untuk beresonansi
dalam menghasilkan atau menerima suara. Beberapa spesies gelembung renangnya berisi
minyak, bukan gas. Gelembung renang tidak ditemukan pada beberapa ikan bertulang yang
berenang pada perairan laut dalam dan pada semua ikan bertulang rawan seperti hiu, sepatu roda,
dan sinar. Selain fungsi yang telah disebutkan di atas, pada ikan paru-paru juga berfungsi sebagai
alat pernapasan. Gelembung renang terletak pada bagian rongga tubuh ikan. Gelembung ikan
dapat mengalami kerusakan atau kelainan yang umum dijumpai adalah luka dalam akibat
berkelahi dan kelainan bentuk tubuh.
Morfologi Bentuk Insang Pada prinsipnya ada dua macam bentuk isang, yaitu Insang yang
mempunyai tutup insang, misalnya teleostei. Insang yang tidak memiliki tutup insang, misalnya
selachii. Pada selachii ini arcus branchiallis mempunyai lanjutan yang panjang dan ujungnya
melengkung disebut sebagai : septum interbranchiale. (Putra, Achmad Noerkhaerin. 2015)
Proses pernapasan pada ikan dilakukan melalui 2 tahapan yaitu inspirasi dan ekspirasi.
Inspirasi merupakan tahap pengambilan oksigen yang dilakukan dengan cara O2 dimasukkan ke
dalam insang melalui rongga mulut. Kemudian ekspirasi yaitu tahap pelepasan karbon dioksida
yang dilakukan dengan cara CO2 dikeluarkan melalui celah insang. Pengeluaran air  melalui
celah insang ini terjadi saat air melewati lembaran insang sehingga akan menyentuh lembar-
lembar insang sehingga kemudian terjadilah pertukaran gas, ketika darah melepaskan CO2 dan
mengikat O2 dari air. Beberapa jenis ikan, misalnya ikan mas, memiliki struktur khusus berupa
gelembung renang sebagai alat bantu pernapasan. Alat ini dapat berfungsi untuk membantu
pernapasan ikan dalam memperoleh oksigen dan menyimpan O2. Selain untuk menyimpan
udara, gelembung renang berperan sebagai alat hidrostatik, yaitu alat untuk mengetahui tekanan
air dimana tempat ikan tersebut berenang.
Beberapa hewan air tidak selalu bernapas dengan insang, misalnya pada mamalia air
seperti paus dan lumba-lumba memiliki alat napas berupa paru-paru. Sistem pernapasan pada
mamalia relatif sama dengan sistem pernapasan pada manusia yaitu berupa hidung,faring, laring,
trakea, bronkus, bronkiolus dan alveolus.
 Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan. Diamati sistem respirasi pada ikan lele.
Clarias batrachus Adapaun klasifikasinya :

Phylum            : Chordata
Subphylum      : Vertebrata
Class                : Pisces
Subclass          : Teleostei
Ordo                : Ostariophysi
Subordo          : Siluroidae
Famili              : Clariidae
Genus              : Clarias
Spesies            : Clarias batrachus
Sistem pernapasan adalah proses pengikatan oksigen (O2) dan pengeluaran karbon
dioksida (CO2) oleh darah melalui permukaan alat pernapasan. Ikan lele mempunyai alat
pernapasan berupa insang serta labirin sebagai alat pernapasan tambahannya. Alat pernapasan
lele terletak di kepala bagian belakang. Insang pada ikan merupakan komponen penting dalam
pertukaran gas. Insang terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang mengeras dengan beberapa
filamen insang di dalamnya. Setiap filamen insang terdiri atas banyak lamela yang merupakan
tempat pertukaran gas. Bentuk alat pernapasan tambahan (labirin) ikan lele mirip seperti
rimbunan dedaunan. Labirin memiliki warna kemerahan yang terletak di bagian atas lengkung
insang kedua dan keempat. Fungsi labirin ini mengambil oksigen dari atas permukaan air
sehingga dapat mengambil oksigen secara langsung dari udara. Sehingga ikan lele mampu
bertahan hidup dalam kondisi yang sedikit oksigen, seperti dalam lumpur.
Proses pernafasan pada ikan dimulai dari ikan membuka mulut dan menutup operkulumnya
sedemikian rupa sehingga air yang kaya oksigen dapat terdorong ke dalam mulut dan melewati
insang. Jaringan pembuluh darah dalam insang akan menangkap oksigen dan melepaskan
karbondioksida dan buangan respirasi lainnya. Terakhir ikan akan menutup mulutnya dan
membuka operkulum untuk mengalirkan air yang telah melalui insang. Oksigen sebagai bahan
pernapasan dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi metabolisme. Oleh sebab itu,
kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh kemampuan memperoleh oksigen yang cukup
dari lingkungannya. Berkurangnya oksigen terlarut dalam perairan, tentu saja akan
mempengaruhi fisiologi respirasi ikan, dan yang hanya memiliki sistem respirasi yang sesuai
dapat bertahan hidup. Pada hampir semua ikan, insang merupakan komponen penting dalam
pertukaran gas.  Insang terbentuk dari lingkungan tulang rawan yang mengeras, dengan beberapa
filament insang di dalamnya. Tiap-tiap filamen insang terdiri terdiri atas banyak lamella, yang
merupakan tempat pertukaran gas.
ikan lele mempunyai alat pernafasan tambahan (labirin). labirin bewarna kemerahan yang
terletak di bagian atas lengkung insang kedua dan ke empat.fumgsi labirin yakni mengambil
oksigen dari atas permukaan air sehingga dapat mengambil oksigen secara langsung dari
udara,sehingga ikan lele mampu bertahan hidup dalam kondisi oksigen yang minimum.
Bentuk alat pernapasan tambahan (labirin) ikan lele seperti rimbunan dedaunan. Labirin
berwarna kemerahan yang terletak di bagian atas lengkung insang kedua dan keempat. Fungsi
labirin ini mengambil oksigen dari atas permukaan air sehingga dapat mengambil oksigen secara
langsung dari udara. Dengan alat pernapasan tambahan ini, ikan lele mampu bertahan hidup
dalam kondisi oksigen (O2) yang minimum. Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air
asin, kecuali lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda (Ariidae). 
Lele merupakan  ikan yang memiliki alat bantu pernafasan berupa arborescent organ dan
dengan bantuan alat ini Ikan lele dapat hidup di dalam lumpur atau di dalam air yang memiliki
kadar oksigen rendah serta mampu mengambil udara langsung di lingkungan, ikan lele dapat
bertahan hidup di luar air dalam beberapa jam jika keadaan udara disekitarnya
lembab (Khairuman, 2002). Karena ikan lele ini mempunyai patil pada sirip insangnya
memungkinkan ikan ini dapat bertahan di lumpur dan memudahkannya untuk berjalan di lumpur
berbeda dengan ikan gabus yang sama-sama memiliki labirin sehingga dapat bertahan dilumpur,
akan tetapi pada ikan gabus ini tidak memiliki patil pada sirip insangnya sehingga dia tidak
leluasa untuk dapat berjalan di lumpur sepertihalnya pada ikan lele. Lele dilengkapi dengan alat
pernapasan tambahan pada lembar insang kedua dan keempat berupa modifikasi insang
berbentuk bunga yang disebut arborescent organ yang memungkinkan lele untuk mengambil
oksigen langsung dari udara. Karena itulah, lele dapat hidup pada lingkungan perairan dengan
kadar oksigen rendah dan kadar CO 2 tinggi.  Hal ini terjadi karena pada habitat alamnya suatu
waktu bisa terjadi kondisi dimana kandungan oksigen dalam air berkurang atau sedikit. Sehingga
ikan-ikan yang memiliki labirin ini mudah beradaptasi dengan berbagi
kondisi air dan lingkungan dan memiliki daya tahan yang baik. Misalkan ikan lele dan ikan
gabus. Ikan yang hidup di tempat berlumbur Labirin memiliki pembuluh darah kapiler yang
mampu mengambil oksigen langsung dari udara. Udara ditampung di rongga labirin saat akan
muncul di permukaan air. Kalau ikan labirin tidak punya kesempatan mengambil okesigen
langsung dari udara bebas karena permukaan air tertutup sama sekali maka ikan akan mati..
Karena sifatnya itu pula, lele dapat hidup pada perairan tenang yang keruh seperti waduk, danau,
rawa dan genangan air lainnya.
Perbandingan Sistem Respirasi Ikan Lele Dengan Ikan Nila. Sistem pernafasan ikan terdiri
dari organ yang mengikat oksigen dan mengeluarkan buangan karbondioksida hasil respirasi.
Organ tersebut adalah insang dan struktur yang berhubungan dengan insang seperti pembuluh
darah, sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida. Letak insang
berada di dua sisi tubuh ikan bagian depan, yang terdiri dari gill filament terstruktur dan
permukaan yang luas untuk menyerap oksigen. Transfer gas pernafasan dilakukan melalui epitel
khusus yaitu filamen insang dan lamella insang yang disebut epithelium respiratorik, yang
biasanya sangat tipis disesuaikan dengan kebutuhan pertukaran gas. (Purnamasari, Risa. 2017)
Habitat atau lingkungan hidup ikan lele ialah semua perairan air tawar, di sungai yang
airnya tidak terlalu deras atau perairan yang tenang seperti danau, waduk, telaga, rawa serta
genangan-genangan kecil. Kolam juga merupakan lingkungan hidup ikan lele. Ikan lele
mempunyai labirin yang memungkinkan ikan ini mengambil oksigen pernafasannya dari lumpur
yang miskin oksigen, karena itu ikan lele tahan hidup diperairan yang airnya mengandung sedikit
oksigen. Ikan lele ini relatif tahan terhadap pencemaran bahan-bahan organik. Oleh karena itu
ikan lele tahan hidup dicomberan yang airnya kotor. Ikan lele hidup dengan baik di dataran
rendah. Bila tempat hidupnya terlalu dingin, misalnya dibawah 20 °C maka pertumbuhannya
agak lambat. Didaerah pegunungan dengan ketinggian diatas 700 meter, pertumbuhan ikan lele
kurang begitu baik. Lele tidak pernah ditemukan hidup di air  payau atau asin. Habitat ikan lele
di alam adalah di perairan tergenang yang relatif dangkal, ada pelindung atau tempat yang agak
gelap dan lebih menyukai substrat berlumpur. Kualitas air yang dianggap baik untuk kehidupan
lele adalah suhu yang berkisar antara 20-30oC, akan tetapi suhu optimalnya adalah 27oC,
kandunga oksigen terlarut > 3 ppm, pH 6.5-8 dan NH3 sebesar 0.05 ppm
Berdasarkan praktikum berikutnya yaitu mengamati sistem respirasi pada tikus putih.
Adapun klasifikasinya :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Subordo : Odontoceti
Familia : Muridae
Genus : Rattus
Spesies : Rattus norvegicus
Berdasarkan praktikum ditemukan sistem respirasi tikus terdiri dari Hidung, faring, trakea,
Paru-paru,diafragma. Proses nya udara masuk melalui rongga hidung, sebelum udara memasuki
tenggorokan, udara dilembabkan terlebih dahulu didalam hidung, kemudian disaring oleh
rambut-rambut halus yang berfungsi untuk menyaring kotoran yang ikut masuk bersama dengan
oksigen. Selanjutnya, oksigen akan melewati Faring (pangkal batang tenggorokan) yang
merupakan percabangan antara saluran pernapasan dengan saluran pencernaan.
Oksigen kemudian memasuki Trakea (batang tenggorokan) yang berbentuk seperti pipa
dan tersusun oleh tulang rawan yang menyerupai cincin-cincin sebanyak 15-20 buah, Bagian
dalam trakea terdapat sel-sel epitel bersilia yang mempunyai fungsi untuk mengeluarkan benda
asing yang masuk ke alat pernapasan bersama udara. Kemudian udara akan diteruskan
ke Bronkus (cabang batang tenggorokan) yang merupakan percabangan antara paru-paru kanan
dengan paru-paru kiri. Dalam paru-paru (pulmo) terdapat anak cabang batang tenggorokan atau
disebut dengan Bronkiolus, Bronkiolus bercabang-cabang lagi menjadi lebih kecil dann berakhir
pada kantong-kantong udara yang disebut alveolus. Alveolus tersusun atas selapis sel sehingga
dindingnya tipis.Pada alveolus ini terjadi pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida.
Alveolus banyak mengandung kapiler-kapiler darah. Pertukaran gas terjadi secara difusi, gas
Karbon yang tak dibutuhkan lagi oleh tubuh akan dibuang melalui hidung, sedangkan gas
Oksigen yang segar akan diedarkan keseluruh tubuh melalui darah. Pada paru-paru orang dewasa
kira-kira terdapat 300 pita alveolus sehingga permukaannya luas dan memudahkan terjadinya
pertukaran gas, antara Karbon dioksida (CO2) dengan O2. Paru-paru terdiri atas paru-paru kiri
dan paru-paru kanan. Paru-paru kiri terdiri atas dua lobus, sedangkan paru-paru kanan terdiri atas
tiga lobus.
Mulut (Oris) adalah permulaan saluran yang terdiri atas 2 bagian yaitu bagian luar
yang sempit atau vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi dan bagian rongga
mulut/bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum
dan mandibularis disebelah belakang bersambung dengan faring. Selaput lendir mulut ditutupi
epithelium yang berlapis-lapis dibawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan
lendir, selaput ini kaya akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf sensoris.
Bibir terletak disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan disebelah dalam ditutupi oleh selaput
lendir (mukosa)
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan
(osofagus). Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe
yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Disini terletak
bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan
rongga hidung, didepan ruas tulang belakang (Bickley, 2016).
Laring merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara yang terletak di
depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea. Pangkal
tenggorokan itu dapat ditutup oleh epiglottis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring. Paru-paru terletak di dalam rongga
di kanan dan kiri jantung. Paru-paru sebelah kanan terdiri atas tiga kelompok alveolus dan
merupakan dua belahan paru- paru (dua lobus). Didalam paru-paru, bronkus sebelah kanan
bercabang tiga, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang dua, sama jumlahnya dengan jumlah
lobus paru-paru. Cabang bronkus disebut bronkiolus. Fungsi dari paru-paru adalah menukar
oksigen dari udara dengan karbon dioksidadari darah
Tikus dibunuh dengan melakukan dislokasi pada tulang leher dengan cara menaruh mencit
pada permukaan rata, kemudian sebuah benda keras dan tumpul diletakkan di kuduk mencit.
Ekor di tarik kuat-kuat sambil menekan benda tersebut di kuduk mencit hingga mati. Ekor
mencit di pegang kemudian ditempatkan pada permukaan yang bisa dijangkau (ram kawat
penutup kandang) dengan begitu mencit akan meregangkan badannya kemudian pada tengkuk
ditempatkan suatu penahan misalnya, pensil atau batang logam yang dipegang dengan tangan
kiri kemudian bagian ekor ditarik keras dengan tangan kanan sehingga lehernya akan terdislokasi
dan mencit akan terbunuh (Khaw, 2014).
Tehnik Membunuh tikus Selain Dislokasi Menggunakan zat kimia untuk membunuh
mencit merupakan salah satu tehnik membunuh mencit secara aman, berikut merupakan zat atau
senyawa yang digunakan untuk membunuh mencit. Eter digunakan untuk anestesi singkat,
caranya adalah obat diletakkan dalam suatu wadah, kemudian hewan dimasukkan dan wadah
ditutup. Hewan sudah kehilangan kesadaran, hewan dikeluarkan dan siap dibedah. Penambahan
selanjutnya diberikan dengan bantuan kapas yang dibasahi dengan obat tersebut. Halotan
digunakan untuk anestesi yang lebih lama. Pentobarbital natrium dan heksobarbital natrium dosis
pentobarbital natrium adalah 45-60 mg/kg untuk pemberian intraperitonial dan 35 mg/kg untuk
cara pemberian intravena. Dosis heksobarbital natrium adalah 75 mg/kg untuk intraperitonial dan
47 mg/kg untuk pemberian intravena. Ureten diberikan pada dosis 1000-1250 mg/kg secara
intraperitoneal dalam bentuk larutan 25% dalam air (Wahl, 2016).
Perbandingan sistem respirasi pada kedua speies hewan tersebut adalah pada ikan lele
terdapat Insang terdapat pada sisi kanan dan sisi kiri kepala ikan. Insang berbentuk lembaran-
lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembab. arborescent organ dan dengan bantuan
alat ini Ikan lele dapat hidup di dalam lumpur atau di dalam air yang memiliki kadar
oksigen rendah serta mampu mengambil udara langsung di lingkungan,labirin bewarna
kemerahan yang terletak di bagian atas lengkung insang kedua dan ke empat.fumgsi labirin yakni
mengambil oksigen dari atas permukaan air sehingga dapat mengambil oksigen secara langsung
dari udara. Pada tikus terdapat hidung udara masuk melalui rongga hidung, sebelum udara
memasuki tenggorokan, udara dilembabkan terlebih dahulu didalam hidung, kemudian disaring
oleh rambut-rambut halus. Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan (osofagus). Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan
kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi
Trakea (batang tenggorokan) yang berbentuk seperti pipa dan tersusun oleh tulang rawan yang
menyerupai cincin-cincin sebanyak 15-20 buah, Pada mamalia seperti tikus, paru-parunya sama
seperti pada manusia yang terdiri dari beberapa gelambir. Diafragma adalah otot berbentuk
kubah yang terletak di bawah paru-paru, tepat di dasar rongga dada.

B. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa :


1. Anatomi dan topografi pada tikus yaitu Sistem Ekskresi pada tikus terdiri dari
Ginjal, hati, kulit, dan paru-paru. Sistem Respirasinya terdiri dari hidung, faring
( pangkal batang tenggorokan), Bronkus (percabangan antara paru-paru kanan dan
paru-paru kiri), Bronkiolus, dan Alveolus. Dan sistem Reproduksi pada tikus jantan
terdiri dari Penis, testis, skrotum, vas deference, uretra. Sedangkan pada mencit
betina terdiri dari Oviduk, tuba fallopi, serviks, dinding rahim, vagina, dan klitoris.
Serta sistem sirkulasi terdiri dari jantung, vena cava, arteri pulmonalis, dan vena
pulmonalis. edangkan organ – organ lainya dari ikan lele itu sendiri terdiri dari
jantung, empedu, labirin, gonad, hati, lambung dan anus.
2. Perbandingan sistem respirasi pada kedua speies hewan tersebut adalah pada ikan
lele terdapat Insang terdapat pada sisi kanan dan sisi kiri kepala ikan. Insang
berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembab.
arborescent organ dan dengan bantuan alat ini Ikan lele dapat hidup di dalam lumpur
atau di dalam air yang memiliki kadar oksigen rendah serta mampu mengambil
udara langsung di lingkungan,labirin bewarna kemerahan yang terletak di bagian
atas lengkung insang kedua dan ke empat.fumgsi labirin yakni mengambil oksigen
dari atas permukaan air sehingga dapat mengambil oksigen secara langsung dari
udara. Pada tikus terdapat hidung udara masuk melalui rongga hidung, sebelum
udara memasuki tenggorokan, udara dilembabkan terlebih dahulu didalam hidung,
kemudian disaring oleh rambut-rambut halus. Faring merupakan organ yang
menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (osofagus). Di dalam
lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang
banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi
Trakea (batang tenggorokan) yang berbentuk seperti pipa dan tersusun oleh tulang
rawan yang menyerupai cincin-cincin sebanyak 15-20 buah, Pada mamalia seperti
tikus, paru-parunya sama seperti pada manusia yang terdiri dari beberapa gelambir.
Diafragma adalah otot berbentuk kubah yang terletak di bawah paru-paru, tepat di
dasar rongga dada

DAFTAR PUSTAKA
Bickley, L.S., and Szilagyi, P.G. 2016. Physical Examination and History Taking, 9th
ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Fujaya Y., 2014. Fisiologi Ikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Isnaeni, Wiwi. 2016. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.
Jacob, S. 2018.Animal Anatomy: A Clinically-Orientated Approach. New York:
Churchill Livingstone, Inc.
Khaw, P. T., Shah, P., & Elkingkton, A. R. 2014. Fundamental of Fish Anatomy.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Levi, D. M. (2015). Preceptual learning in adults with amblyopia: A reevaluation of critical
periods in human vision. Development Physiologi 46, 222-232.
Neelima, p. 2016. A Study on Oxygen Consumption in a Freshwater Fish Cyprinus
carpio Exposed to Lethal and Sublethal Concentrations of Cypermethrin
(25%Ec). International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences. Vol
(5)  pp. 338-346
Purnamasari, Risa. 2017. Fisiologi Hewan. Surabaya: Program Studi Arsitektur UIN Sunan
Ampel.
Putra, Achmad Noerkhaerin. 2015. Laju Metabolisme Pada Ikan Nila Berdasarkan
Pengukuran Tingkat Konsumsi Oksigen. Jurnal Perikanan Dan Kelautan Vol. 5 No.
1 : 13-18.
Wahl, I. 2016. Building Anatomy: An Illustrated Guide to How Structures Work.
New York: McGraw-Hill Book Co.
LAMPIRAN
anatomi ikan lele Sistem respirasi tikus Alat dan bahan dirumah

proses pembedahan
Teknik cervical
Insang dan arborescent dilocation
pada ikan

Anda mungkin juga menyukai