PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernahkah anda melihat ular yang menggantung di pohon atau bersantai di
tanah? Atau buaya yang berenang dengan tenang disungai? Atau mungkin
bunglon yang mempunyai kemampuan menarik dengan menyesuaikan warna
tubuhnya dengan lingkungan sekitar?. Ya, tentu saja hanya dengan melihat
mereka pasti kita merasa sedikit ngeri dengan tampilannya. Dengan tubuh yang
bersisik dan gigi yang tajam bahkan memiliki bisa dapat saja membahayakan
nyawa kita jika berhadapan dengan hewan ini.
Hewan hewan di atas tergolong ke dalam Reptilia yang di mana merupakan
salah satu kelas dair Vertebrata atau ebih sering dikenal dengan hewan hewan
yang bertulang belakang. Pada kelas ini diketahui bahwa Reptilia merupakan
bianatang dengan kulit kering yang ditutupi sisik sisik atau papan dermal, yang
habitatnya dapat ditemukan di darat maupun di air. Hewan hewan yang masuk ke
dalam kelas ini bisa dikatakan tergolong ke dalam hewan buas dan berbahaya.
Kadang kalapun ada pula orang yang tidak menyangka bahwa kura kura
merupakan anggota dari kelas Reptilia. Demi mengetahui lebih lanjut mengenai
kelas Reptilia akan dibahas lebih lanjut pada bab 2 laporan ini.
Dalam praktikum kali ini kita akan membahas mengenai morfologi dan
topografi alat alat visceral dalam kelas Reptilia. Salah satu contoh yang diamati
dalam kelas ini adalah kadal (Mabouya multifascinata) yang di mana hewan ini
hidup dekat di sekitar kita seperti di sebuah rerumputan, taman, halaman belakang
rumah.
B. Tujuan
Agar praktikan mengetahui struktur morfologi, faal dari kelas Pisces dengan
segi yang dipelajari; 1) pengenalan objek, 2) pengamatan ciri ciri
morfologi/struktur tubuh, 3) pola kehidupan, 4) penempatan objek dalam
kedudukan taksonomi, 5) pola gerak.
C. Manfaat
Dalam praktikum ini para mahasiswa diharapkan mampu mengetahui
struktur/morfologi, faal fari kelas Pisces dengan segi segi yang dipelajri; 1)
pengenalan objek, 2) pengamatan ciri ciri morfologi/struktur tubuh, 3) pola
kehidupan, 4) penempatan objek dalam kedudukan taksonomi, 5) pola gerak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. Prosedur Kerja
a. Mengamati struktur luar/morfologi dari kadal.
b. Membius kadal terlebih dahulu sebelum mulai membedah.
c. Setelah kadal sudah tidak sadar, kemudian meletakkan kadal di atas papan
bedah dengan posisi ventral tubuhnya menghadap ke atas.
d. Membedah tubuh kadal dengan hati hati menggunakan pisau bedah agar
organnya tidak ada yang rusak.
e. Menggambar bagian bagian kadal dan berikan keterangan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASA
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
1. Morfologi
Penampakan luar pada kadal yaitu tubuhnya bersisik, memiliki lidah
yang panjang dan dapat dijulurkan keluar. Memiliki ekor yang panjang dan
memiliki empat pasang kaki.
Warna sisik pada tubuhnya tergantung dari umur, jenis kelamin, dan
keadaan fisiologis tubuhnya. Kadal jantan memiliki kepala yang besar dari
kepala betina. Ekornya secara khas mirip cambuk dan bentuknya bulat dan
panjang meruncing ke ujungnya dan mudah putus. Perbedaan antara Kadal
betina dan Kadal jantan adalah pada Kadal jantan terdapat sepasang testis,
sedangkan pada Kadal betina memiliki ovarium. Kadal jantan testis yang
sebelah kiri lebih tinggi daripada testis yang sebelah kanan, sepasang ginjal
dan hemipenis. Kadal betina memiliki sepasang ostium tuba, oviduct, dan
ovarium. Sistem pencernaan Kadal dibangun oleh kelenjar racun dari kelenjar
saliva. Modifikasi racun saliva terdapat 2 perbedaan racun, tergantung pada
jenis Kadal (Bratowidjoyo, 1993).
2. Anatomi
a. System respirasi
Respirasi dimulai dengan masuknya udara ke nares externa, kemudian
masuk ke nares interna melalui glottis sebagai celah lingua menuju ke
laring. Laring tersusun atas tiga buah tulang rawan dan berisi beberapa
pasang pita suara. Udara kemudian menuju trakhea yang bercabang
menjadi dua bronkeoulus yang kemudian masing-masing menuju paru-
paru pada kadal (Jasin, 1989).
b. System urogenital
Terdiri dari sepasang ginjal, dari ginjal keluar ureter yang bermuara di
kloaka. Pangkal ureter terdapat vesica urinaria. Organ urogenital jantan
terdiri atas sepasang testis, epidermis, vas deferens, dan sepasang
hemipenis. Hemipenis merupakan alat kopulasi yaitu untuk memasukkan
sperma dalam tubuh Kadal betina, sehingga kadal jantan mengadakan
fertilisasi internal (Jasin,1989).
3. Habitat
Kebanyakan kadal tinggal di atas tanah (terrestrial), sementara
sebagiannya hidup menyusup di dalam tanah gembur atau pasir (fossorial).
Sebagian lagi berkeliaran di atas atau di batang pohon (arboreal). Alih alih
sebagai predator penyergap, kebanyakan kadal aktif menjelajahi
lingkungaannya dengan berburu mangsa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik pada praktikum ini bahwa kadal (Mobouya
multifascinata) memiliki morfologi di mana tubuhnya bersisik dan memiliki ekor
seperti cambuk dan bentuknya bulat memajang dan gampang putus. Kadal jantan
memiliki kepala yang lebih besar dari pada betina. Kemudian dari segi anatomi
telah memiliki struktur yang lengkap.
Pada anatomi dari kadal memiliki system respirasi menggunakan paru paru.
Kemudian pada system urogenital terdiri dair spesang ginjal, ureter, kloaka,
vesica urinaria. Pada organ urogenital jantan terdiri atas sepasang testis,
epidermis, vas deferens, dan sepasang hemipenis.
B. Saran
Sebaiknya kadal yang digunakan memiliki ukuran yang lebih besar agar
dalam mengamati organ organ pada kadal akan lebih memudahkan praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin, M. 1992. Zoologi Vertebrata Untuk Perguruan Tinggi. Sinar Jaya. : Surabaya
Origia, kevin dkk. 2012. Jenis Jenis Kadal (Sub-Ordo Sauria) di Hutan Harapan
Jambi. Jurnal Biologi Universtas Andalah. Vol. 1 (1) : 86-92.