Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN LENGKAP

BIOSISTEMATIKA AVERTEBRATA

MODUL II
MOLLUSCA

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUH IHSAN APRIANSYAH


NIM : G 401 20 013
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : TRY STAR GABRIEL

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA HEWAN DAN EVOLUSI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

NOVEMBER, 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mollusca yaitu kelompok biota disekitar perairan laut indonesia yang mempunyai
tingkat keragaman paling tinggi. Spesies mollusca banyak hidup didaerah
ekosistem seperti karang, mangrove dan padang lamun (Rokhmin, 2003). Sebagai
bagian integral dari rantai makan mollusca memegang peran penting, baik
sebagai predator atau pun sebagai mangsa (Vaghela dan kundu, 2011).

Pada umumnya mollusca berselubung sebuah mantel yang merupakan batas


mantel itu sendiri. Semua jenis mollusca selalu mempunayi massa muscular,
yang biasa disebut kaki yang bentuk dan fungsinya berdasarkan kelasnya, yaitu:
Gastropoda, Bivalvia, Scaphopoda, Cephalopoda, Polyplacophora, Aplacophora,
dan Monoplacophora (Nella, 2017).

Gastropoda terdiri dari empat bagian utama, yaitu kepala, kaki, isi perut dan
mantel. Dimana Gastropoda memiliki cangkang yang tidak bersegmen, memiliki
satu cangkang dan tidak simetris, ukuran kakinya lebar, datar serta berotot dan
biasanya melewati daerah yang keras (Dharma, 1988).

Berdasarkan uraian di atas maka yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum


ini yaitu untuk mengenal karakteristik filum mollusca khususnya kelas
gastropoda yang penting dalam proses identifikasi serta belajar mengidentifikasi
menggunakan kunci determinasi.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal karakteristik filum Mollusca
khususnya kelas gastropoda yang penting dalam proses identifikasi serta belajar
mengidentifikasi menggunakan kunci determinasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Gastropoda merupakan salah satu hewan yang berperan dalam keseimbangan


ekosistem, dimana merupakan salah satu jenis komunitas fauna bentik yang hidup
didasar perairan. Gastropoda secara ekologis berperan dalam rantai makanan yang
berfungsi sebagai herbivora, karnivora, detritivor dan menjadi mangsa bagi biota
perairan (Rusyana, 2014).

Gastopoda adalah salah satu hewan yang berasal dari filum mollusca. Gastopoda
berasal dari kata gaster yang berarti perut dan podos yang berarti kaki, gastropoda
merupakan mollusca yang menggunakan perutnya sebagai kaki. Berikut salah satu
contoh sistem klasifikasi dari Gastropoda, yaitu:
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Kelas : Gastropoda (Setiowati, 2010).

Gastropoda memiliki tubuh yang bercangkok (concha), sebagian banyak berputar


kearah kanan (dekstral) dan ada juga yang berputar kekiri (sinistral). Putarannya
tersebut berasal dari ujung menara (apex) melalui badan atau gelung terbesar (body
whorl) hingga ke mulut cangkang (aperture). Diantara bibir dalam dan gelung
terbesar terdapat pusar (umbilicus), yaitu ujung yang berupa celah sempit (columela)
(Rusyana, 2014).

Pada cangkang gastropoda sebagian terbuat dari bahan kalsium karbonat pada bagian
luarnya yang dilapisi oleh periostrakum dan zat tanduk (Sutikon, 1995). Pada filum
gastropoda terdapat beberapa bentuk garis pada cangkang, ada yang sejajar dengan
sumbu pada cangkang yang disebut axial, dan ada garis yang mengelilingi sumbu
pada cangkang yang disebut spiral (Rokhim, 2003).
Gastropoda tersusun atas empat bagian utama, yaitu kepala, kaki, isi perut atau badan
dan mantel. Pada kepala terdapat alat peraba, dimana pada alat peraba ini terdapat
titik mata untuk membedakan gelap dan terang, mulut terdapat lidah parut dan gigi
rahang. Pada badan terdapat sistem pencernaan makanan sistem peredaran darah,
sistem pernapasan, sistem eksresi, sistem syaraf dan sistem reproduksi. Pada alat
gerak terdapat kaki yang saat aktif akan bergelombang dengan amplitudo kecil yang
disebabkan oleh aktivitas otot-otot didalam dindingnya. Pada gastropoda memiliki
mantel terletak dibagian belakang yang mengakibatkan gerakan torsi atau perputaran
pada pertumbuhan siput gastropoda. Proses torsi ini dimulai sejak dari perkembangan
larvarnya. Gerakan torsi pada gastropoda pada umumnya berputar dengan
berlawanan jarum jam dengan sudut 180° sampai kepala dan kaki kembali keposisi
awal (Dharma, 1988; Nontji, 2007).

Gastropoda kelas hewan mollusca yang saat ini sedang berkembang dengan sangat
baik, hal ini disebabkan karna kemampuanya yang dapat beradaptasi dengan semua
lingkungan. Gastropoda umumnya ditemukan berkembang biak dibermacam habitat
mulai dari danau, sungai, telaga, swah, hingga saluran irigasi mulai dari kedalaman
10 cm sampai 2 m (Fadhila et al, 2013). Beberapa jenis dari gastropoda hidup
menempel pada subtrat yang keras, akan tetapi ada juga yang hidup disubtrat yang
keras, akan tetapi ada juga yang hidup di subtrat seperti pasir dan lumpur.
Gastropoda juga dapat hidup di zona litoral, daerah pasang surut dengan menempel
pada terumbu karang, laut dalam maupun dangkal ada yang hidup di air tawar
(Barnes, 1987).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rizki (2019) di sungai Pomua Palandu dan
Sungai Toinasa ditemukan tiga jenis gastropoda yaitu Tylomelania toradjarum,
Tylomelania scalariopsis, Terebia granifera. Penyebaran jenis individu gastropoda
di Sungai Pomua Palandu dan Sungai Toinasa dimana kedua sungai tersebut
memiliki kecepatan arus yang sangat lambat dan substrar berupa rumput dan lumpur
berpasir (Reid, 1961).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 17 November 2021 pada pukul 09.00
WITA sampai dengan selasai, yang dilakukan di laboratorium Biosistematika
Hewan dan Evolusi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum antara lain mikroskop, cawan petri,
pinset, alat tulis, sikat gigi, botol sampel, jangka sorong, plastik es, plastik
obat.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini tisue, alkohol 70%, kertas
label, sampel gastropoda.

3.3 Prosedur Kerja

Disiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum. Pada
proses pengawetan, keong air tawar dimasukkan ke dalam botol sampel.
Dimasukkan alkohol 70% ke dalam botol sampel yang sudah terisi sampel keong.
Diambil dari botol sampel untuk diukur cangkang keong, mulai dari tinggi
cangkang, lebar cangkang, tinggi mulut dan lebar mulut. Dibuat perbandingan
antara spesies satu dengan yang lain. Diidentifikasi bentuk morfologi cangkang
keong berdasarkan kunci identifikasi untuk menentukan famili dan spesies.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan yang didapatkan sebagai berikut :

No Gambar Keterangan
1. Mulut (Prostomium)
2. Peristomium
3. Klitelum
4. Tuberculla Puberstatis
5. Lubang kelamin betina
(Famale pore)
6. lubang kelamin jantan
(Male pore)
7. segmen
1
8. Chatea
9. Phygidium
10. Anus

1. Mulut (Prostomium)
2. Faring (Pharynx)
3. Kerongkongan (Esophagus)
4. Tobolok (Crop)
5. Jantung
6. Perut
7. Usus (Intestine)
8. Sum-sum saraf
9. Segmen
2
10. Pembuluh darah dorsal
11. Metanefsidium
12. Pembuluh darah ventral
13. Lambung (Gizzard)
14. Bibir mulut
15. Sekat Selum
4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini diidentifikasi 2 sampel mollusca dari kelas Gastropoda.
Pada sampel 1, karakteristik morfologi yang diidentifikasi yaitu terdapat celah
umbilicus (pusar) dan hanya terdapat garis spiral sehingga nodule (bintil) tidak
ditemukan. Berdasarkan kunci identifikas menuju famili, karakteristik tersebut
termasuk ke dalam famili Viviparidae. Didapatkan karakteristik morfologi lain
yaitu ukuran tinggi cangkang 18,5 mm dan lebar cangkang 11,8 mm yang
hampir sama. Memiliki garis spiral sangat tebal sehingga permukaan cangkang
kasar dan outer lip atau bibir luar cangkang bergelombang. Alur sulur cangkang
yaitu dextral (searah jarum jam). Ukuran bibir cangkakng memiliki tinggi 7,7
mm dan lebar 6,5 mm. Berdasarkan kunci identifikasi menuju spesies,
didapatkan spesies Chalatai persculpta.

Pada sampel 2 didapatkan karakteristik yaitu tidak terdapat celah umbilicus


(pusar) dan terdapat garis axial dan garis spiral yang saling memotong. Terdapat
nodule halus dan kasar, ukuran mulut cangkang sedang, bulat dan lonjong.
Sehingga berdasarkan kunci identifikas menuju famili, karakteristik tersebut
termasuk dalam famili Pachychilidae. Didapatkan karakteristik lain yaitu bagian
puncak cangkang terkikis. Apex atau ujung cangkang tumpul. Terdapat garis
axial pada cangkang dan permukaan cangkang halus. Terdapat nodule yang
kasar. Tidak terdapat garis taut berwarna hitam. Ukuran cangkang panjang garis
axial tebal pada putaran terakhir cangkang membentuk sudut. Ukuran panjang
cangkang 47,6 mm dan lebar cangkang 9 mm, sedangkan tinggi mulut 12,8 mm
dan lebar mulut 8,1 mm. Berderasarkan karakteristik tersebut, didapatkan spesies
Tylomenia kuli.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan pada praktikum ini adalah kita mendapatkan dua
jenis mollusca kelas gastropoda yang teridentifikasi berdasarkan kunci
determinasi yaitu pada sampel pertama Chalataia persclupta dengan family
Viviparidae terdapat celah umbilicus dan hanya terdapat garis spiral hingga
nodule tidak ditemukan, dan pada sampel kedua Tylomenia kuli dengan family
Pachychilidae tidak terdapat celah umbilicus dan terdapat garis axial dan spiral
yang saling memotong membentuk nodule.

5.2 Saran

Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam mengamati bagian-bagian yang terdapat


dalam setip spesimen agar hasil yang didapat lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Barnes, R. D. (1987). Invertebrate zoology (No. Ed. 5). WB Saunders company.

Dharma, B. (1988). Siput dan Kerang Indonesia. Jakarta: PT. Sarana Graha.

Fadhilah, N., Masrianih., dan Sutrisnawati. (2013). Keanekaragaman Gastropoda Air


Tawar di Berbagai Macam Habitat di Kecamatan Tanambulava Kabupaten Sigi.
Jurnal e - Jipbiol 2 : 13-19.

Nella, I. S. (2017). Keanekaragaman Mollusca di Pantai Pasir Putih kabupaten


Lampung Selatan. Lampung: universitas Islam Raden Intan.

Nontji, A. (2007). Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan.

Reid, G. K. (1961). Ecology of inland waters and estuaries, Reinhold, Book


Corporation, New York. xvi: 375 hal.

Rizki, R. T., dan Annawaty. (2019). Keaneragaman Dan kelimpahan keong Air Twar
(Mollusca: Gastropoda) Di Sungai Pomua Palandu Dan Sungai Toinasa, Poso,
Sulawesi Tengah, Indonesia 02: 144-152.

Rokhmin, D. (2003). Keaneka Ragaman Hayati Laut. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.

Rusyana. A. (2014). Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta cv.

Setiowati, Tetty., Deswaty Furqonita. (2010). Biologi Interaktif. Jakarta: AskaPress.

Vaghela, A., and Kundu, R. (2011). Spatiotemporal variations of hermit crab


(crustacea: decapoda) inhabiting rocky shore along Saurashtra Coast, the western
part of India. Indian J. of Marine Science, 41(2): 146–151.
LEMBAR ASISTENSI

Nama : Muh Ihsan Apriansyah


Stambuk : G40120013
Kelompok : III (Tiga)
Asisten : TRY STAR GABRIEL

No. Hari/Tanggal Asistensi Paraf

1.

2.

3.

Anda mungkin juga menyukai