Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

STR (SISTEMATIKA TUMBUHAN


RENDAH)
(LOKASI : LIKUPANG)
KELOMPOK I
1. Ghea Dotulong 15101102018
2. Stevi Tumadang 15101102038
3. Christiani Sigala 15101102014
4. Yunita Desti 15101102013
5. Ifanayanti Ali 15101102005
6. Marsella Tumanduk 15101102033
HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM

STR (Sistematika
Tumbuhan
Rendah)

CHLOROPHYTA RHODOPHYTA PHAEOPHYTA PTERIDOPHYTA


(ALGA HIJAU) (ALGA MERAH) (ALGA COKLAT) (PAKU)
HASIL PENGAMATAN CHLOROPHYTA
(GANGGANG HIJAU / GREEN ALGAE)
• Habitat : terdapat di dasar pantai berbatu/pasir.

Ulva sp Morfologi :
-Tallus pada tumbuhan ini menyerupai kipas, dimana bentuk tubuhnya pipih.
-Berbentuk lembaran yang tipis.
-Menempel pada batu dan tanah
• Anatomi
- Terdapat kloroplas, dimana di dalam kloroplas terdapat perenoid yang berfungsi
dalam pembentukan amilum.
- Mengandung zat warba hijau (Klorofil) sehingga berwarna hujai (Chlorophyta).
• Reproduksi
- Reproduksi vegetative dengan cara fragmentasi, sel koloni menghasilkan
zoospora, sedangkan generative dengan konjugasi sel gamet yang dilepaskan dari
induknya menghasilkan zigospora.
• Ciri-ciri
- mempunyai lembaran yang
sering yang disebut selada air.
- terdapat di daerah berpantai.
- merupakan tumbuhan thallus.
- berbentuk benang.

• Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Phylum : Chlorophyta
Class : Ulvophyceae
Order : Ulvales
Family : Ulvaceae
Genus : Ulva
Species : Ulva sp
Sumber : algabase.org / eol.org Sumber :http://www.biologionline.info/2014/03/klasifikasi-ulva-lactuca.html
• Habitat : terdapat di dasar pantai berbatu/pasir.
Ulva sp • Morfologi :
-Tallus pada tumbuhan ini menyerupai kipas, dimana bentuk tubuhnya
pipih.
-Berbentuk lembaran yang tipis.
-Menempel pada batu dan tanah
• Anatomi
- Terdapat kloroplas, dimana di dalam kloroplas terdapat perenoid yang
berfungsi dalam pembentukan amilum.
- Mengandung zat warba hijau (Klorofil) sehingga berwarna hujai
(Chlorophyta).
• Reproduksi
- Reproduksi vegetative dengan cara fragmentasi, sel koloni
menghasilkan zoospora, sedangkan generative dengan konjugasi sel
gamet yang dilepaskan dari induknya menghasilkan zigospora.
• Ciri-ciri
- mempunyai lembaran yang
• Klasifikasi sering yang disebut selada air.
Kingdom: Plantae - terdapat di daerah berpantai.
Phylum : Chlorophyta - merupakan tumbuhan thallus.
Class : Ulvophyceae - berbentuk benang.
Order : Ulvales
Family : Ulvaceae
Genus : Ulva
Species : Ulva sp
Sumber : algabase.org / eol.org
Valonia ventricosa biasanya tumbuh secara individual, tapi dalam kasus
yang jarang mereka dapat tumbuh dalam kelompok, dan mereka muncul di
Valonia aegagropila zona pasang surut daerah tropis dan subtropis, seperti Karibia utara melalui
Florida, selatan ke Brasil, dan di Indo-Pasifik (Becky B, 2008). Secara
keseluruhan, mereka menghuni hampir setiap laut di seluruh dunia, sering
tinggal di puing-puing karang. Kedalaman terjauh untuk kelangsungan
hidup telah dilihat sebagai kira-kira 80 meter atau 260 kaki (Lee, Robert
Edward, 2008).
Ciri-ciri umum. Alge menyerupai balon, warna hijau tua, berdinding tipis,
dalamnya berisi cairan, melekat pada substrat dengan cakram pelekat,
diameter mencapai 3-5 cm, tidak bercabang. Kebanyakan ditemukan
soliter.
Habitat. Banyak ditemukan di zona pasang surut. Hidup menempel pada
batu karang atau pecahan karang. Kadang juga sebagai epifit pada tanaman
lamun. Sebaran. Asli sebagai alge tropis tetapi sebarannya sampai di
perairan subtropics.

• Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Phylum : Chlorophyta
Class : Ulvophyceae Sumber :
Order : Siphonocladales http://fachrulazis18.blogspot.co.id/
Family : Valoniaceae 2011/11/valonia-ventricosa-j-agardh.
Genus : Valonia html
Species : Valonia aegagropila
Sumber : algabase.org
Halimeda terdiri dari 18 jenis, marga alga ini berkapur menjadi salah satu
Halimeda sp. penyumbang kapur air laut.Halimeda tuna terdiri atas rantai cabang dari potongan
tipis berbentuk kipas. Potongan-potongan ini berkapur, masing-masing 2 cm
tengahnya. Yang terbesar dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh sendi-sendi
tak berkapur. Mereka berada di bawah air surut rata-rata pada pasang surut bulan
setengah, pada pantai berbatu dan paparan terumbu, tetapi potongan-potongannya
dapat tersapu ke bagian atas pantai setelah terjadi badai (Anggadireja,2006).
Genus Halimeda dicirikan dengan karakteristik talus coenocytic, genus ini
berkembang baik di terumbu karang bersubstra keras. Talus Halimeda
banyak mengandung kapur dan membentuk koloni-koloni atau
berkelompok dan mempunyai alat perekat berupa rhizoid dan bersegmen
(Barton 1928). Pada umumnya Halimeda mempunyai bentuk
percabangan yang hampir sama yaitu dichotomous dan trichotomous, bentuk
segmen yang silindris dan garis permukaan utrikel yang hampir sama yaitu
heksagonal dan polygonal.

Sumber : http://aaxsadzim.blogspot.co.id/2014/10/bab-ii.html

• Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Phylum : Chlorophyta
Class : Ulvophyceae
Order : Bryopsidales
Family : Halimedaceae
Genus : Halimeda
Species : Halimeda sp

Sumber : algaebase.org
HASIL PENGAMATAN
PHAEOPHYTA
(GANGGANG COKLAT/ BROWN ALGAE)
Ganggang coklat adalah salah satu ganggang yang tersusun atas zat warna atau
pigmentasinya. Phaeophyta (ganggang coklat) ini berwarna coklat karena
Turbinaria sp. mengandung pigmen xantofis. Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan tinggi. Ganggang
coklat ini mempunyai talus (tidak ada bagian akar, batang dan daun), terbesar diantara
semua ganggang ukuran talusnya mulai dari mikroskopik sampai makroskopik.
Ganggang ini juga mempunyai jaringan transportasi air dan makanan yang anolog
dengan transportasi pada tumbuhan darat, kebanyakan bersifat autotrof. selalu berupa
talus yang multiseluler yang berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai
semak/pohon yang dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang
hidup didaerah beriklim dingin. Sel vegetatif mengandung kloroplas berbentuk bulat
panjang, seperti pita, mengandung klofil serta xantofil.
Alga/ganggang coklat ini umumnya tinggal di laut yang agak dingin dan sedang,
terdampar dipantai, melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar).
Bila di laut yang iklimnya sedang dan dingin, talusnya dapat mencapai ukuran besar
dan sangat berbeda bentuknya. Ada yang hidup sebagai epifit pada talus lain. Tapi ada
juga yang hidup sebagai endofit.

Sumber : http://novismetxxx.blogspot.co.id/2013/12/ganggang-cokelat-turbinaria-
ornata.html
• Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Phylum : Phaeophyta
Class : Phaeophyceae
Order : Fucales
Family : Sargassaceae
Genus : Turbinaria
Species : Turbinaria sp
Sumber :
http://novismetxxx.blogspot.co.id/2013/12/ganggan
g-cokelat-turbinaria-ornata.html
Beberapa literatur menyebutkan bahwa Padina australis bernama latin lengkap Padina
Padina antillarum australis hauck. Klasifikasi dari jenis alga ini yaitu Kingdom Plantae, Divisi Phaeophyta,
Kelas Phaeophyceae, Ordo Dictyotales, Famili Dictyotaceae, Genus Padina, Spesies Padina
australis. Spesies ini menunjukkan ciri utama yaitu thali berukuran besar (sekitar 15 cm),
membentuk kipas dengan lebar 2 – 8 cm, dan terdapat segmen-segmen lembaran tipis (lobus)
dengan garis-garis berambut radial. Thalus Padina australis tersusun dari epidermis dan sel
parenkim. Ukuran lembaran thalus yaitu 5 – 10 cm dan bersifat mudah robek. Warna utama
adalah coklat muda kekuning-kuningan, tetapi terkadang warnanya memutih karena adanya
perkapuran di permukaan daun. Bagian atas lobus agak melebar dengan pinggiran rata dan
holdfast berbentuk cakram kecil berserabut.
Padina australis ditemukan hidup di bebatuan pada rataan terumbu karang di pinggiran
pantai, baik di tempat-tempat yang terkena hempasan ombak maupun yang terlindungi.
Perkembangbiakan Padina australis dapat berlangsung secara vegetatif maupun generatif.
Perkembangbiakan secara vegetatif (aseksual) dengan fragmentasi dan membentuk spora
(aplanospora dan zoospora). Zoospora yang dihasilkan memiliki 2 flagela yang tidak sama
panjang dan terletak di bagian lateral. Reproduksi generatif yaitu dengan membentuk alat
kelamin yang disebut konseptakel jantan dan konseptakel betina.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/kharisrama/padina-australis-alga-
coklat_5530211c6ea83423318b45a5
• Klasifikasi
Kingdom :Plantae
Phylum :Phaeophyta
Class :Phaeophyceae
Order :Dictyotales
Family :Dictyotaceae
Genus :Padina
Species :Padina australis
Sumber:http://www.algaebase.org/search/spec
ies/detail/?species_id=11390
Padina sp merupakan Algae dengan thallus berbentuk seperti
kipas dan hidup berkoloni, warnanya coklat keputihan karena
Padina sp. memiliki pigmen dominan fikosanin. Thalusnya terbagi menjadi
beberapa segmen dan pada bagian tepi menggulung. Permukaan
thalusnya licin. Termasuk dalam clasis Phaeophyceae karena
berwarna pirang, termasuk ordo Dictyotales karena bentuk thalus
seperti pita bercabang-cabang menggarpu. Pada thalus terdapat
garis-garis konsentris dan penebalan gametangia.
Perkembangbiakan seksual dengan oogami. Anteridium yang
berkotak-kotak dan oogonium terdapat pada tempat berlainan.
Habitat dari spesies ini adalah di laut khususnya di perairan pantai
dan hidup menempel pada batu karang. Manfaat dari
spesies Padina sp antara lain sebagai bahan obat-obatan dan
industri makanan.
• Klasifikasi
Kingdom :Plantae
Phylum :Phaeophyta Sumber :
Class :Phaeophyceae https://ellysapurfiantibiology.
Order :Dictyotales
Family :Dictyotaceae wordpress.com/
Genus :Padina
Species :Padina sp

Sumber : algaebase.org
Turbinaria sp termasuk ganggang pirang yang tubuhnya menyerupai semak atau pohon
yang seolah – olah mempunyai akar, batang, dan daun. Bentuk talusnya menyerupai

Turbinaria sp terompet yang memiliki konseptakel dan Turbinaria sp mempunyai habitat didaerah
rataan trumbu karang, menempel pada batu dan tersebar luas di perairan Indonesia.
Ganggang coklat adalah salah satu ganggang yang tersusun atas zat warna atau
pigmentasinya. Phaeophyta (ganggang coklat) ini berwarna coklat karena mengandung
pigmen xantofis. Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan tinggi. Ganggang coklat ini
mempunyai talus (tidak ada bagian akar, batang dan daun), terbesar diantara semua
ganggang ukuran talusnya mulai dari mikroskopik sampai makroskopik. Ganggang ini
juga mempunyai jaringan transportasi air dan makanan yang anolog dengan transportasi
pada tumbuhan darat, kebanyakan bersifat autotrof. selalu berupa talus yang multiseluler
yang berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai semak/pohon yang dapat mencapai
beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang hidup didaerah beriklim dingin. Sel
vegetatif mengandung kloroplas berbentuk bulat panjang, seperti pita, mengandung klofil
serta xantofil.
Alga/ganggang coklat ini umumnya tinggal di laut yang agak dingin dan sedang,
terdampar dipantai, melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar). Bila
di laut yang iklimnya sedang dan dingin, talusnya dapat mencapai ukuran besar dan
sangat berbeda bentuknya. Ada yang hidup sebagai epifit pada talus lain. Tapi ada juga
• Klasifikasi yang hidup sebagai endofit.
Kingdom: Plantae
Phylum : Phaeophyta
Class : Phaeophyceae
Order : Fucales
Family : Sargassaceae
Genus : Turbinaria
Species : Turbinaria sp

Sumber :
• Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Phylum : Rhodophyta
Class : Florideophyceae
Order : Corallinophycidae
Family : Corallinaceae
Genus : Amphiroa
Species : Amphiroa fragilissima

Sumber :
HASIL PENGAMATAN
RHODOPHYTA
(GANGGANG MERAH/ RED ALGAE)
Eucheuma cottonii merupakan salah satu jenis rumput laut merah (Rhodophyceae)
Euchema cotonii dan berubah nama menjadi Kappaphycus alvarezii karena karaginan yang dihasilkan
termasuk fraksi kappa-karaginan. Habitat khasnya adalah daerah yang memperoleh
aliran air laut yang tetap, variasi suhu harian yang kecil dan substrat batu karang mati.
Nama daerah ‘cottonii’ umumnya lebih dikenal dan biasa dipakai dalam dunia
perdagangan nasional maupun internasional.
Ciri fisik Eucheuma cottonii adalah mempunyai thallus silindris, permukaan licin,
cartilogeneus (menyerupai tulang rawan/muda) serta berwarna hijau terang, hijau
olive dan cokelat kemerahan. Percabangan thallus berujung runcing atau tumpul,
ditumbuhi nodulus (tonjolan-tonjolan), mempunyai duri yang lunak tumpul untuk
melindungi gametangia. Percabangan bersifat alternates (berseling), tidak teraatur,
serta dapat bersifat dichotamus (percabangan dua-dua) dan trichotamus (percabangan
tiga-tiga). Umumnya Eucheuma cottonii tumbuh dengan baik di daerah pantai
terumbu (reef). Habitat khasnya adalah daerah yang memperoleh aliran air laut yang
tetap, variasi suhu harian yang kecil dan substrat batu karang mati.

Sumber :
http://rumputlautkerings.
• Klasifikasi blogspot.co.id/2014/02/
klasifikasi-euchema-cottonii
Kingdom: Plantae .html
Phylum : Rhodophyta
Class : Florideophyceae
Order : Gigartinales
Family : Solieriaceae
Genus : Euchema
Species : Euchema cotonii
Sumber : algaebase.org
Rumput laut Gracilaria verrucosa adalah rumput laut yang termasuk pada kelas alga
merah (Rhodophyta) dengan nama daerah yang bermacam-macam, seperti: sango-sango, rambu

Gracilaria verrucosa kasang, janggut dayung, dongi-dongi, bulung embulung, agar-agar karang, agar-agar jahe,
bulung sangu dan lain-lain.
Ciri Umum :
• Bentuk thallus yang memipih atau silindris, membentuk rumpun dengan tipe percabangan
yang tidak teratur, thallus menyempit pada pangkal percabangan
• Sifat substansi thallus Gracilaria seperti tulang rawan (cartilagenous).
• Ujung-ujung thallus pada umumnya meruncing, permukaannya halus atau berbintil-bintil.
• Garis tengah thallus berkisar antara 0,5-4,0 mm.
• Panjang dari Gracilaria dapat mencapai 30 cm atau lebih.
• Ciri khusus secara morfologis memiliki duri yang tumbuh berderet melingkari thallus dengan
interval yang bervariasi sehingga membentuk ruas-ruas thallus di antara lingkaran duri
Gracilaria umumnya tumbuh lebih baik di tempat yang dangkal daripada di tempat dalam.
Substrat tempat melekat dapat berupa batu, pasir, lumpur, dan lain-lain. Kebanyakan lebih
menyukai intensitas cahaya matahari yang tinggi.
Suhu merupakan faktor penting untuk pembiakan dan pertumbuhan. Suhu optimum untuk
pertumbuhan adalah antara 20-28OC dan tumbuh pada kisaran kadar garam yang tinggi. Dalam
keadaan basah, dapat bertahan hidup di atas permukaan air (exposed) selama satu hari (Aslan
1991). Gracilaria dapat ditemukan di hampir seluruh perairan indonesia.
• Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Phylum : Rhodophyta
Class : Florideophyceae
Order : Gracilariales
Family : Gracilariaceae
Genus : Gracilaria
Species : Gracilaria verrucosa

Sumber : algabase.org / eol.org


Ciri umum dari Gracilaria sp. adalah mempunyai bentuk thallus silindris atau gepeng dengan
Gracilaria sp. percabangan mulai dari yang sederhana sampai pada yang rumit dan rimbun, di atas
percabangan umumnya bentuk thalli (kerangka tubuh tanaman) agak mengecil, permukaannya
halus atau berbintil-bintil, diameter thallus berkisar antara 0,5-2 mm. Panjang dapat mencapai
30 cm atau lebih dan Glacilaria tumbuh di rataan terumbu karang dengan air jernih dan arus
cukup dengan salinitas ideal berkisar 20-28 ppm.
Seperti pada alga kelas lainnya, morfologi rumput laut gracilaria tidak memiliki perbedaan
antara akar, batang dan daun. Tanaman ini berbentuk batang yang disebut
dengan thallus (jamak: thalli) dengan berbagai bentuk percabangannya. Secara alami
gracilaria hidup dengan melekatkan (sifat benthic) thallusnya pada substrat yang berbentuk
pasir, lumpur, karang, kulit kerang, karang mati, batu maupun kayu, pada kedalaman sampai
sekitar 10 sampai 15 meter di bawah permukaan air yang mengandung garam laut pada
konsentrasi sekitar 12-30o/oo. Sifat-sifat oseanografi, seperti sifat kimia-fisika air dan substrat,
macamnya substrat serta dinamika/pergerakan air, merupakan faktor-faktor yang sangat
menentukan pertumbuhanGlacilaria.
Untuk melekatkan dirinya, Gracilaria memiliki suatu alat cengkeram berbentuk cakram yang
dikenal dengan sebutan 'hold fast'. Jika dilihat secara sepintas, tumbuhan ini berbentuk
rumpun, dengan tipe percabangan tidak teratur, 'dichotomous', 'alternate', 'pinnate', ataupun
• Klasifikasi bentuk-bentuk percabangan yang lain.
Kingdom: Plantae
Phylum : Rhodophyta Sumber :
Class : Florideophyceae http://wicaramina.blogspot.co.id
Order : Gracilariales /2016/06/gracilaria-rumput-laut.html
Family : Gracilariaceae
Genus : Gracilaria
Species : Gracilaria sp.

Sumber : Algaebase.org
Spesies ini berwarna merah dan mempunyai banyak cabang yang terdiri dari
axis (cabang utama), primary branch dan secondary branch. Thallus berkapur
Amphiroa fragilissima mengandung Ca. Thallus membentuk hamparan setinggi 2-4 cm. Spesies ini
melimpah di zona intertidal atas yang terisolasi atau tempat terbuka dan pada
teluk kecil kedalaman 7 m, tumbuh menempel pada dasar pasir atau
menempel pada substrat dasar lainnya di dasar lamun. Persebarannya banyak
terdapat di daerah tropis, seperti di Indonesia. Dalam dunia kesehatan banyak
dimanfaatkan sebagai bahan anti mikrobia (Anonim, 2005b)
Alga ini mengandung zat kapur pada thalli yang berbentuk silindris.
Thallusnya berbuku-buku dan diantara nodusnya (sekat) terdapat internodus
(ruas). Alga ini hidup dilaut, terutama dalam lapisan-lapisan air dalam yang
hanya dapat dicapai oleh gelombang pendek. Hidup alga ini sebagai bentos
yang melekat erat pada substrat (Anonim,2005).
Sumber : http://andrian-deri-alviana.blogspot.co.id/2013/04/identifikasi-
spesies-alga-merah.html

• Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Phylum : Rhodophyta
Class : Florideophyceae
Order : Corallinophycidae
Family : Corallinaceae
Genus : Amphiroa
Species : Amphiroa fragilissima

Sumber : marinespecies.org
Spesies ini berwarna merah dan mempunyai banyak cabang yang terdiri dari
Amphiroa sp axis (cabang utama), primary branch dan secondary branch. Thallus berkapur
mengandung Ca. Thallus membentuk hamparan setinggi 2-4 cm. Spesies ini
melimpah di zona intertidal atas yang terisolasi atau tempat terbuka dan pada
teluk kecil kedalaman 7 m, tumbuh menempel pada dasar pasir atau menempel
pada substrat dasar lainnya di dasar lamun. Persebarannya banyak terdapat di
daerah tropis, seperti di Indonesia. Dalam dunia kesehatan banyak dimanfaatkan
sebagai bahan anti mikrobia (Anonim, 2005b)
Alga ini mengandung zat kapur pada thalli yang berbentuk silindris. Thallusnya
berbuku-buku dan diantara nodusnya (sekat) terdapat internodus (ruas). Alga ini
hidup dilaut, terutama dalam lapisan-lapisan air dalam yang hanya dapat dicapai
oleh gelombang pendek. Hidup alga ini sebagai bentos yang melekat erat pada
substrat (Anonim,2005).
Sumber : http://andrian-deri-alviana.blogspot.co.id/2013/04/identifikasi-spesies-
alga-merah.html

• Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Phylum : Rhodophyta
Class : Florideophyceae
Order : Corallinophycidae
Family : Corallinaceae
Genus : Amphiroa
Species : Amphiroa sp

Sumber : marinespecies.org
Amphiroa sp. Spesies ini berwarna merah dan mempunyai banyak cabang yang terdiri dari axis
(cabang utama), primary branch dan secondary branch. Thallus berkapur
mengandung Ca. Thallus membentuk hamparan setinggi 2-4 cm. Spesies ini
melimpah di zona intertidal atas yang terisolasi atau tempat terbuka dan pada teluk
kecil kedalaman 7 m, tumbuh menempel pada dasar pasir atau menempel pada
substrat dasar lainnya di dasar lamun. Persebarannya banyak terdapat di daerah
tropis, seperti di Indonesia. Dalam dunia kesehatan banyak dimanfaatkan sebagai
bahan anti mikrobia (Anonim, 2005b)
Alga ini mengandung zat kapur pada thalli yang berbentuk silindris. Thallusnya
berbuku-buku dan diantara nodusnya (sekat) terdapat internodus (ruas). Alga ini
hidup dilaut, terutama dalam lapisan-lapisan air dalam yang hanya dapat dicapai oleh
gelombang pendek. Hidup alga ini sebagai bentos yang melekat erat pada substrat
(Anonim,2005).
Sumber : http://andrian-deri-alviana.blogspot.co.id/2013/04/identifikasi-spesies-alga-
merah.html

• Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Phylum : Rhodophyta
Class : Florideophyceae
Order : Corallinophycidae
Family : Corallinaceae
Genus : Amphiroa
Species : Amphiroa sp

Sumber : marinespecies.org
Thallus habit: erect, attached by a crustose endophytic base on other calcareous algae
(particularly on Lithophyllum and Neogoniolithon species). Size: 2.5-6cm high. Branching:

Amphiroa rigida dichotomous (dichotomy angle min. 30°-45°); branch junctions usually not coinciding with
intergenicula, branches lying on different planes. Intergenicula: often with annular tiers, mainly
on upper parts (up to 2.5-4.5mm high, 0.4-0.6mm in diameter). Genicula: 2 rows of medullary
cells (150-180mm long) with imbricate cell walls. Colour of living specimen: more or less light
violet, sometimes white in well-lit sites. Colour of dried specimen: violet to pink.
Medulla: 2 rows of long cells: 70-l00 (120)µm long and (40) 50-70 (110)µm alternating with 1
row of short cells: 15-40µm long (in young branches 1 row of cells 65-80µm long x 8-15µm in
diameter). Cortex: up to 100µm thick, cells 5-9 (13)µm long. Epithallial cells: 5-11µm in
diameter. Cell connections: secondary pit-connections.
Habitat: species recorded in shallow and deep waters in sheltered and shaded sites; sometimes
found on rocky pools in exposed areas. Bathymetric distribution: mainly sublittoral. Geographic
distribution: (Babbini & Bressan 1997):

• Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Phylum : Rhodophyta
Class : Florideophyceae
Order : Corallinophycidae
Family : Corallinaceae
Genus : Amphiroa
Species : Amphiroa rigida

Sumber : Algaebase.org
Coelothrix sp

• Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Phylum : Rhodophyta
Class : Florideophyceae
Order : Rhodymeniales
Family : Champiaceae
Genus : Coelothrix
Species : Coelothrix sp.

Sumber :
HASIL PENGAMATAN PTERIDOPHYTA
(PAKU)
Tumbuhan paku epifit yang melindungi akarnya dan perangkap humus berupa daun khusus

Drynaria quercifolia yang mempunyai sisik kecil diatasnya, yaitu drynaria. Jenis ini mempunyai dua macam daun,
yaitu daun fertil dan daun steril. Tumbuh panjang seperti daun biasa, dan yang lainnya
pendek kaku bentuknya seperti daun oak, berwarna coklat. Daun yang terakhir ini melindungi
akar dan berfungsi untuk menengkap serasah sebagai sumber makanan dan sebagai material
penyerap air bagi akar (Lugrayasa, 2004).
Rhizome merambat, bersisik. Daun ini terbagi dua jenis: Daun yang bergerombol (atau Daun
bersisik) sessile, bersih, kecil, biasanya ditempat yang tertutupi rhizome, berwarna coklat
tapi menetap, biasanya berhumus; Daun – Daun Pinnatifid untuk pinnate, batangnya tidak
jelas kelasnya untuk rhizome tapi smua pinnae dikelas rachis, didalam daun pinnatifid
abscission terpisah didasar dan setiap sisi dari bagian daun, tulang daun anastomosing ke
bentuk drynarioid venation (i.e setiap bagian daun atau pinna sangat berbeda letak tulang
daun utamanya yang mana memiliki koneksi dari persilangan pembulu darah terdekat di
sudut kanan ke pusat tulang daun yang berbentuk inti areoles; dalam inti areoles menjadi
arealos yang kecil, biasanya dengan bebas masuknya tulang daun). Sori melingkar atau
berderet memanjang

Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Polypodiaceae
Genus : Drynaria
Spesies : Drynaria quercifolia
Sumber :
http://www.natureloveyou.sg/Drynaria%20qu
ercifolia/Main.html
Ciri-ciri umum

Drynaria sp. Sejenis paku epifit


Bentuknya agak mirip dengan ekor tupai tetapi ental bertangkainya lebih kecil dan kaku.
Paku ini biasanya tumbuh menempel pada batang pohon dan membentuk "cincin" yang
mengitari batang pohon.
Morfologi
Memiliki 2 macam daun yaitu daun fertil (Menghasilkan spora) dan daun steril (menangkap
serasah sebagai sumber makanan).
Sori adalah kumpulan dari sorus.
Batang memanjat atau menjalar.Akar tunggang, berbentuk silindris dan berwarna coklat.

Anatomi
Mengandung pigmen klorofil untuk fotosintesis.
Sorus merupakan kumpulan dari spora.
Indusium adalah suatu lapisan pelindung untuk melindungi sporangium terutama yang masih
muda.
Spora adalah struktur pembiakan halus yang dihasilkan oleh paku – pakis.
Kingdom : Plantae Spora berbentuk bulat, menempel pada permukaan bawah daun.
Divisi : Pteridophyta
Reproduksi
Kelas : Pteridopsida Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan
Ordo : Polypodiales generasi gametofit.
Famili : Polypodiaceae
Genus : Drynaria
Spesies : Drynaria sparsisora

Sumber : plantamor.com
Secara umum marga Lygodium spp.merupakan kelompok paku yang menjalar dan selalu merambat pada

Lygodium longifolium tumbuhan lain. Marga ini sangat berbeda dari jenis paku lainnya karena mempunyai akar rimpang yang
menjalar di tanah dan berdaging.Hanya dapat hidup ditempat yang terbuka karena paku jenis ini menyukai
sinar matahari (LIPI, 1980).

Terdapat perbedaan pendapat yang cukup besar antara beberapa ahli dalam pengklasifikasian Lygodium.
Copeland (1947) menyatakan bahwa setidak-tidaknya ada tujuh nama genera yang dikaitkan
dengan Lygodium. Sebagai tanaman “type”, Linneaus pertama kali menyebutnya sebagai Ophioglossom
scandens.Holttum (1963), menambahkan bahwa Lygodiumtermasuk salah satu genus dari famili
Schizeaaceae bersamaan dengan genus Mohria,Anemia, dan Schizaea.Selanjutnya oleh Swartz (1801),
tumbuhan ini ditempatkan dalam genus tersendiri yakni genus Lygodium.Namun selanjutnya pernah pula
disebut sebagai genus Odontopteris, Hydroglossom, Lygodictyon, Gisopteris dan Vallifix.

Habitat daerah terbuka, rhizom menjalar dibawah permukaan tanah, rachis memanjat, rachis
steril;percabangan dikotom,warna rachis hijau kecoklatan, panjang ruas rachis primer 15 cm, panjang ruas
rachis sekunder 3,5 cm.Rachis fertil; percabangan dikotom, warna rachis hijau kecoklatan, cara tumbuh
melilit, arah putaran kiri, panjang ruas rachis primer 16,5 cm, panjang ruas rachis sekunder 3,2 cm. Pinna
steril; susunan pinna pada rachis palmatus, jumlah pinna tunggal dengan 3-4 lobus, bentuk pinna palmatus,
basis attenuatus, vena bebas,apex pinna acutus, margo integer, panjang pinna 21,5 cm,panjang bagian basis
pinna 1,5 cm,panjang bagian tengah pinna 20,2 cm, rasio panjang dan lebar 1,05 cm.Pinna fertil; susunan
pinna pada rachis oppositus, jumlah pinna 1 dengan 1 lobus,bentuk pinna palmatus, basis attenuatus, vena
bebas,apex pinna acutus, panjang pinna 22 cm, panjang tangkai pinna 0,4 cm, panjang bagian basis 0,6
cm,panjang bagian tengah pinna 12,5 cm, rasio panjang dan lebar pinna 1,76 cm. Spora; marginalis berada
Kingdom : Plantae di ujung pertulangan pinna.
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Filicinae
Ordo : Filicales
Famili : Schizaceae
Genus : Lygodium
Spesies : Lygodium longifolium
Sumber :
https://storiesofneniindudh.wordpress.com/
Habitat daerah terbuka, rhizom menjalar dibawah permukaan tanah, rachis memanjat, rachis
steril;percabangan dikotom,warna rachis hijau kecoklatan, panjang ruas rachis primer 24 cm,
Lygodium circinatum panjang ruas rachis sekunder 6,5 cm. Rachis fertil; percabangan dikotom, warna rachis hijau
kecoklatan, cara tumbuh melilit, arah putaran kanan, panjang ruas rachis primer 13,4 cm,
panjang ruas rachis sekunder 3 cm. Pinna steril; susunan pinna pada rachis oppositus jumlah
pinna 1 dengan 4-5 lobus, bentuk pinna palmatus, basis attenuatus, vena bebas,apex pinna
acutus, margo integer, panjang pinna 18 cm, panjang bagian basis pinna 1 cm,panjang bagian
tengah pinna 15,2 cm, rasio panjang dan lebar pinna 1,18 cm.Pinna fertil; susunan pinna pada
rachis oppositus, jumlah pinna 2 dengan 2 lobus, bentuk pinna palmatus, basis attenuatus,
vena bebas,apex pinna acutus, panjang pinna 17 cm, panjang tangkai pinna 1 cm, panjang
bagian basis 1 cm,panjang bagian tengah pinna 6 cm, rasio panjang dan lebar pinna 2,83.
Spora; marginal berada di ujung pertulangan pinna.
Paku ini sering ditemukan di daerah tropic yang banyak terdapat cahaya di hutan yang hijau
sepanjang tahun pada ketinggian rendah atau sedang.Di daerah pasundan paku ini dikenal
dengan nama paku hatta. Agaknya paku hatta ini diturunkan karena sifat paku ini yang
hidupnya merambat.Selain di jawa, tumbuhan ini tersebar luas di daerah-daerah lain di Asia
tropika. Di alam tumbuhan ini banyak dijumpai di hutan di dataran rendah terutama pada
tempat-tempat yang terbuka hingga ketinggian 1500 m.

Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Filicinae
Ordo : Filicales
Famili : Schizaceae
Genus : Lygodium
Spesies : Lygodium circinatum
Sumber :
https://storiesofneniindudh.wordpress.com/
"Lygodium japonicum is a vine-like fern with a highly developed ability to climb herbs,

Lygodium japonicum shurbs, and trees. Its invasiveness arises from its ability climb to heights of 30m and
smothers all vegetation by forming dense mats, which displace native species, alters fire
ecology, and impacts rare, threatened, and endangered species." Global Invasive Species
Database
Rachis sparsely pubescent, subterete, flattened on 1 side with ridged edges; primary rachis
branches c. 2 mm long; secondary pinnae broadly lanceolate-triangular, 10-17 cm long, 7-17
cm wide, often broader than long, 3-pinnate; pinnule stalks reducing in length towards pinna
apex; basal tertiary pinnules 3-8 cm long, 2.5-8 cm wide; ultimate pinnules ovate, lanceolate
to triangular; sterile ones fused, palmately-lobed; terminal lobe much longer, membranous,
sparsely pubescent; base + hastate; margins entire or crenulate; veins free; sporogenous
pinnules smaller and more finely dissected than sterile ones. Sporogenous lobes 1-5 mm
long.
University of Florida - Japanese climbing fern (Lygodium japonicum) is an invasive exotic
vine in Florida, native to eastern Asia. Like its cousin, Old World climbing fern, Japanese
climbing fern can overtop forest trees, thus shading-out and killing them. It is often found as
a tangled mass over shrubs and fencelines, smothering ground cover and tree seedlings.

Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Filicinae
Ordo : Filicales
Famili : Schizaceae
Genus : Lygodium
Spesies : Lygodium japonicum
Sumber :
https://storiesofneniindudh.wordpress.com/
Habitat daerah terbuka, rhizom menjalar dibawah permukaan tanah, rachis memanjat, rachis
steril;percabangan dikotom,warna rachis hijau kecoklatan, panjang ruas rachis primer 24 cm,

Lygodium sp. panjang ruas rachis sekunder 6,5 cm. Rachis fertil; percabangan dikotom, warna rachis hijau
kecoklatan, cara tumbuh melilit, arah putaran kanan, panjang ruas rachis primer 13,4 cm,
panjang ruas rachis sekunder 3 cm. Pinna steril; susunan pinna pada rachis oppositus jumlah
pinna 1 dengan 4-5 lobus, bentuk pinna palmatus, basis attenuatus, vena bebas,apex pinna
acutus, margo integer, panjang pinna 18 cm, panjang bagian basis pinna 1 cm,panjang bagian
tengah pinna 15,2 cm, rasio panjang dan lebar pinna 1,18 cm.Pinna fertil; susunan pinna pada
rachis oppositus, jumlah pinna 2 dengan 2 lobus, bentuk pinna palmatus, basis attenuatus, vena
bebas,apex pinna acutus, panjang pinna 17 cm, panjang tangkai pinna 1 cm, panjang bagian
basis 1 cm,panjang bagian tengah pinna 6 cm, rasio panjang dan lebar pinna 2,83. Spora;
marginal berada di ujung pertulangan pinna.
Paku ini sering ditemukan di daerah tropic yang banyak terdapat cahaya di hutan yang hijau
sepanjang tahun pada ketinggian rendah atau sedang.Di daerah pasundan paku ini dikenal
dengan nama paku hatta. Agaknya paku hatta ini diturunkan karena sifat paku ini yang
hidupnya merambat.Selain di jawa, tumbuhan ini tersebar luas di daerah-daerah lain di Asia
tropika. Di alam tumbuhan ini banyak dijumpai di hutan di dataran rendah terutama pada
tempat-tempat yang terbuka hingga ketinggian 1500 m.

Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Filicinae
Ordo : Filicales
Famili : Schizaceae
Genus : Lygodium
Spesies : Lygodium sp.
Sumber :
https://storiesofneniindudh.wordpress.com/
Habitat daerah terbuka, rhizom menjalar dibawah permukaan tanah, rachis memanjat, rachis
steril;percabangan dikotom,warna rachis hijau kecoklatan, panjang ruas rachis primer 24 cm,

Lygodium sp. panjang ruas rachis sekunder 6,5 cm. Rachis fertil; percabangan dikotom, warna rachis hijau
kecoklatan, cara tumbuh melilit, arah putaran kanan, panjang ruas rachis primer 13,4 cm,
panjang ruas rachis sekunder 3 cm. Pinna steril; susunan pinna pada rachis oppositus jumlah
pinna 1 dengan 4-5 lobus, bentuk pinna palmatus, basis attenuatus, vena bebas,apex pinna
acutus, margo integer, panjang pinna 18 cm, panjang bagian basis pinna 1 cm,panjang bagian
tengah pinna 15,2 cm, rasio panjang dan lebar pinna 1,18 cm.Pinna fertil; susunan pinna pada
rachis oppositus, jumlah pinna 2 dengan 2 lobus, bentuk pinna palmatus, basis attenuatus, vena
bebas,apex pinna acutus, panjang pinna 17 cm, panjang tangkai pinna 1 cm, panjang bagian
basis 1 cm,panjang bagian tengah pinna 6 cm, rasio panjang dan lebar pinna 2,83. Spora;
marginal berada di ujung pertulangan pinna.
Paku ini sering ditemukan di daerah tropic yang banyak terdapat cahaya di hutan yang hijau
sepanjang tahun pada ketinggian rendah atau sedang.Di daerah pasundan paku ini dikenal
dengan nama paku hatta. Agaknya paku hatta ini diturunkan karena sifat paku ini yang hidupnya
merambat.Selain di jawa, tumbuhan ini tersebar luas di daerah-daerah lain di Asia tropika. Di
alam tumbuhan ini banyak dijumpai di hutan di dataran rendah terutama pada tempat-tempat
yang terbuka hingga ketinggian 1500 m.

Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Filicinae
Ordo : Filicales
Famili : Schizaceae
Genus : Lygodium
Spesies : Lygodium sp.
Sumber :
https://storiesofneniindudh.wordpress.com/
Menurut etimologi bahasa Yunani Pteris atau pakis, adalah pteron, yang berarti sayap atau bulu, dan

Pteris ensiformis mengacu pada bentuk pinnae berdekatan, memberikan ciri khas daun yang mirip dengan bulu. Tapi
kata pteris ini digunakan oleh orang Yunani kuno untuk pakis pada umumnya. Pteris merupakan genus dari
sekitar 280 spesies pakis, hidup pada daerah yang hangat dan daerah-daerah tropis dan subtropis di
dunia (suryana.2009)
Secara umum, Pteris merupakan tanaman terestrial atau batu. Jenis paku ini hidup di tempat-tempat terbuka
dan tanah yang kering sangat disenanginya. Bahkan jenis ini juga tumbuh pada batu-batuan di sekitar
kawah atau pada tepi sungai dan menyukai kelembapan, banyak dijumpai tumbuh ditebing-tebing atau
menempel pada batang paku tiang, teutama yang sudah mati. Di tanah liat atau tanah berbatu yang berpasir.
Tamannya jarang tumbuh berkelompok, melainkan lebih umum dijumpai bersama-sama terna serta rumput
lainnya. Rimpangnya menjalar pada permukaan batuan dan akar-akarnya masuk ke celah-celah batu (
Suryana.2009)..
Rhizome short creeping, bearing rather close fronds, about 5 mm diam., densely scaly; scales up to 4 by 0.7
mm, lanceolate with a long tail, brown, entire. Frond distinctly dimorphic. Sterile frond: stipe 7–15 cm
long, brown and scaly at base, stramineous upwards, grooved on abaxial surface; lamina oblong, acute at
apex, tripinnatifid, about 15 by 7 cm; pinnae 2–5 pairs, opposite, with a few pairs of pinnules and large
apical segments; pinnules simple to trifoliolate, the ultimate segments oblong to oblong-lanceolate, apex
moderately acute or acuminate in larger ones, 1.5–4(–7) by 0.7–1 cm, minutely serrate at margin; veins
ascending, forked, all free, firm, green. Fertile frond taller; stipe 20–55 cm long; lamina bipinnate at base,
up to 30 by 20 cm; pinnae a few pairs, simple to trifoliolate, ultimate segments linear, 7–17 by 0.5–1 cm,
caudately acuminate at apex, broadly cuneate to subtruncate at base, serrate at upper non-soriferous margin.
Sori linear, submarginal, continuous almost from base to apex; indusia pale green.

Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Pteridaceae
Genus : Pteris
Spesies : Pteris ensiformis

Sumber :

Anda mungkin juga menyukai