DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5
1. Abdul Rahman H1041171072
2. Fitri H1041171059
3. Gunawan Robert Charles H1041171077
4. Indah Kurniati H1041171055
5. Lipia Apriliani H1041171016
6. Mesi Naulandari H1041171007
7. Riska Oktaviani H1041171075
8. Witri Aprianti H1041171030
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan dilakukan praktikum lapangan
Sistematika Cryptogamae adalah Untuk mengetahui jenis-jenis Lichen yang
terdapat di sekitar pantai batu burung,Sedau.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum lapangan Sistematika Cryptogamae yaitu
mahasiswa dapat mengetahui keanekaragaman dan karakteristik dari masing –
masing jenis Lichen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lichen
Lichen atau lumut kerak merupakan gabungan antara dua macam organisme
yang hidup bersimbiosis. Lichen bukanlah jenis lumut, tetapi gabungan antara dua
macam organisme yang hidup bersimbiosis mutualisme, yaitu ganggang hijau
(Chlorophyta) atau ganggang biru (bakteri hijau biru/Cyanobacteria) dengan
jamur. Penyatuan jamur dengan ganggang tersebut sangat sempurna sehingga
terlihat sebagai satu jenis organisme tunggal. Oleh karena itu, simbiosis antara
dua organisme tersebut diberi nama spesies baru. Saat ini lebih dan 25.000 spesies
lichen sudah diidentifikasi. Pada umumnya, lichen berwarna biru kehijauan,
namun ada pula yang berwarna oranye. Warna tersebut disebabkan oleh adanya
pigmen fotosintesis yang dimiliki ganggang (Purwati, 2010).
Lichen memiliki beberapa ciri khas yaitu di bagian tubuh atau sering
disebut thallus yang secara vegetatif ini hampir sama dan mirip dengan alga dan
jamur. Pemanjangan secara vegetatif dari tubuh adalah hifa, jika di perhatikan
bagian permukaan dari hillus lichen selalu ditempati oleh alga. Thallus pada
lichen berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan, beberapa jenis spesies ada yang
berwarna kuning, orange, coklat, atau merah dengan habitat yang bervariasi
(Hardini, 2010).
2.2 Klasifikasi Lichen
Lichenes sangat sulit untuk diklasifikasi karena merupakan gabungan dari
alga dan jamur serta memilki perkembangan yang berbeda. Adapun dasar dari
klasifikasi lichenes didasari pada pengamata secara umum dari bentuk nya sebagai
berikut.
2.2.1 Ascolichenes
Cendawan penyusunnya tergolong pyrenomycetales, maka tubuh buah yang
dihasilkan berupa peritesium. Contoh : Dermatocarpon dan Verrucaria. Jika
cendawan penyusunya tergolong dalam Discomycetales, lichenes membentuk
tubuh buah yang berupa apotesium. Dalam golongan ini termasuk Usnea yang
berbentuk semak kecil dan banyak terdapat pada pohon-pohon dalam hutan.
Contoh : Usnea dasypoga. Terdiri atas 5 ordo : Caliciales, Graphidales,
Cyanophilales, Lechanorales,Caloplacales (Ahmad, 2014).
2.2.2 Basidiolichenes
Berasal dari jamur basidiomycetes dan alga mycophyceae. Basidiomycetes
yaitu dari family : thelephoraceae, dengan tiga genus Cora , Corella,
dan Dyctionema. Mycophyceae berupa filamen yaitu Scytonema dan tidak
berbentuk filament yaitu Chrococcus (Ahmad, 2014).
2.2.3 Homoimerus
Sel alga dan hifa jamur tersebar merat pada thallus. Komponen alga
mendominasi dengan bentuk seperti gelatin, termasuk dalam Mycophyceae.
Contoh : Ephebe, Collema. Collema coccophorum (contoh homolmerus) (Ahmad,
2014).
2.2.4 Heteromerus
Sel alga berbentuk terbatas pada bagian atas thallus dan komponen jamur
menyebabkan terbentuknya thallus, alga tidak berupa gelatin Chlorophyceae.
Contoh : Parmelia. Rhizocarpon geographicum (Ahmad, 2014).
2.4 Peranan
Menurut (Preetha, 2013)eranan lichen bagi kehidupan adalah sebagai berikut.
1. Sebagai tumbuhan perintis. Lumut kerak mampu hidup pada daerah
bebatuan dan mampu merubah area tandus berbatu menjadi tempat yang
digunakan untuk tumbuh-tumbuhan lain.
2. Membantu siklus nitrogen. Beberapa lumut kerak yang mengandung
ganggang cyanophyta (cynobacterium) yang tumbuh tersebar di hutan
tropika mampu hidup pada intensitas cahaya yang rendah dan yang lebih
penting mereka dapat menggunakan nitrogen bebas (gas nitrogen) menjadi
nitrogen organik (asam amino dan protein).
3. Sebagai indikator lingkungan. Walaupun lumut kerak mampu hidup pada
lingkungan ekstrim, tetapi lumut kerak sangat peka terhadap polusi. Oleh
sebab itu lumut kerak dapat dijadikan indikator pencemaran udara, darat,
hujan asam, logam berat, kebocoran radioaktif dan radiasi sinar Ultra
violet sebagai akibat penurunan ozon. Jika pada suatu daerah tidak
terdapat lumut kerak, memberikan petunjuk bahwa daerah itu telah terkena
pencemaran.
4. Sebagai tanaman obat. Banyak Jenis Usnea dasypoga dan usnea
miseminensis dapat dijadikan obat karena mengandung antikanker.
5. Sebagai tanaman dasar produksi. Jenis Roccella tinctoria digunakan
sebagai bahan dasar lakmus.
BAB III
METODE KERJA