Anda di halaman 1dari 11

INVENTARISASI JENIS-JENIS LICHEN

DI DESA SEDAU KECAMATAN SINGKAWANG SELATAN


KALIMANTAN BARAT

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5
1. Abdul Rahman H1041171072
2. Fitri H1041171059
3. Gunawan Robert Charles H1041171077
4. Indah Kurniati H1041171055
5. Lipia Apriliani H1041171016
6. Mesi Naulandari H1041171007
7. Riska Oktaviani H1041171075
8. Witri Aprianti H1041171030

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kota Singkawang terkenal dengan banyak pilihan pantai nya. Salah satunya
Bukit Pantai Batu Burung, Bukit pantai ini terletak di sedau Singkawang selatan.
Keanekaragaman flora yang terdapat pada bukit pantai batu burung Singkawang
berbagai jenis. Pada daerah bukit pantai batu burung Singkawang sebagaian besar
dijumpai tumbuhan yang merambat, berbentuk perdu, pohon dengan berbagai
ukuran maupun organisme lain seperti ganggang, lumut dan jamur.Berbagai jenis
tumbuhan tingkat rendah ini dapat dimanfaaatkan praktikan untuk mengamati
jenis morofologi dari berbagai spesies tumbuhan tingkat rendah khususnya
Lichen.
Pantai Batu Burung selain sebagai tempat wisata juga terkenal dengan
keanekaragaman floranya di daerah terestial atau daratannya. Pada bukit daerah
tersebut dapat dijumpai beberapa jenis tumbuhan tingkat rendah salah satunya
yaitu Lichen . Lichen atau lumut kerak merupakan gabungan antara dua macam
organisme yang hidup bersimbiosis. Lichen bukanlah jenis lumut, tetapi gabungan
antara dua macam organisme yang hidup bersimbiosis mutualisme, yaitu
ganggang hijau (Chlorophyta) atau ganggang biru (bakteri hijau
biru/Cyanobacteria) dengan jamur. Penyatuan jamur dengan ganggang tersebut
sangat sempurna sehingga terlihat sebagai satu jenis organisme tunggal.
Mempelajari Lichen ini diperlukan adanya sinkronisasi antara teori dan
praktik karena tujuan dari ini semua ialah diharapkan mahasiswa memiliki
kemampuan dalam mengidentifikasi dan observasi baik di laboratorium maupun
di alam terbuka. Praktikum lapangan ini diperlukan untuk kemampuan
mengidentifikasi, karena dengan adanya praktikum lapangan mahasiswa dapat
mengamati Lichen tersebut di habitat aslinya, karena bahan praktikum di
laboratorium yang sudah diawetkan baik warna,morfologi dan strukturnya sudah
tidak dalam kondisi baik. Praktikum Lapangan dilaksanakan di Bukit Pantai Batu
Burung Sedau Kecamatan Singkawang Selatan, dikarenakan daerah ini memilliki
keanekaragaman tumbuhan yang relatif lengkap termasuk jenis Lichen.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari praktikum Lapangan Sistematika Cryptogamae ini
adalah Apa saja jenis-jenis Lichen yang tedapat di Pantai Batu Burung, Sedau ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan dilakukan praktikum lapangan
Sistematika Cryptogamae adalah Untuk mengetahui jenis-jenis Lichen yang
terdapat di sekitar pantai batu burung,Sedau.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum lapangan Sistematika Cryptogamae yaitu
mahasiswa dapat mengetahui keanekaragaman dan karakteristik dari masing –
masing jenis Lichen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lichen
Lichen atau lumut kerak merupakan gabungan antara dua macam organisme
yang hidup bersimbiosis. Lichen bukanlah jenis lumut, tetapi gabungan antara dua
macam organisme yang hidup bersimbiosis mutualisme, yaitu ganggang hijau
(Chlorophyta) atau ganggang biru (bakteri hijau biru/Cyanobacteria) dengan
jamur. Penyatuan jamur dengan ganggang tersebut sangat sempurna sehingga
terlihat sebagai satu jenis organisme tunggal. Oleh karena itu, simbiosis antara
dua organisme tersebut diberi nama spesies baru. Saat ini lebih dan 25.000 spesies
lichen sudah diidentifikasi. Pada umumnya, lichen berwarna biru kehijauan,
namun ada pula yang berwarna oranye. Warna tersebut disebabkan oleh adanya
pigmen fotosintesis yang dimiliki ganggang (Purwati, 2010).

Lichen merupakan tumbuhan epifit pada pohon-pohon, di atas tanah, terutama


di daerah tundra di sekitar kutub utara. spesies ini tergolong sebagai tumbuhan
perintis yang berperan dalam pembentukan tanah. Lichen tidak memerlukan
syarat hidup yang tinggi dan tahan kekurangan air dalam jangka waktu yang lama
dan pertumbuhan talus sangat lambat. Lichen merupakan indikator terbaik yang
dapat menyerap sejumlah besar kimia dari air hujan dan polusi udara (Hardini,
2010).

  Lichen memiliki beberapa ciri khas yaitu di bagian tubuh atau sering
disebut thallus yang secara vegetatif ini hampir sama dan mirip dengan alga dan
jamur. Pemanjangan secara vegetatif dari tubuh adalah hifa, jika di perhatikan
bagian permukaan dari hillus lichen selalu ditempati oleh alga. Thallus pada
lichen berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan, beberapa jenis spesies ada yang
berwarna kuning, orange, coklat, atau merah dengan habitat yang bervariasi
(Hardini, 2010).
2.2 Klasifikasi Lichen
Lichenes sangat sulit untuk diklasifikasi karena merupakan gabungan dari
alga  dan jamur  serta memilki perkembangan yang berbeda. Adapun dasar dari
klasifikasi lichenes didasari pada pengamata secara umum dari bentuk nya sebagai
berikut.                              

2.2.1 Ascolichenes
Cendawan penyusunnya tergolong pyrenomycetales, maka tubuh buah yang
dihasilkan berupa peritesium. Contoh : Dermatocarpon dan Verrucaria. Jika
cendawan penyusunya tergolong dalam Discomycetales, lichenes membentuk
tubuh buah yang berupa  apotesium. Dalam golongan ini termasuk Usnea yang
berbentuk semak kecil dan banyak terdapat pada pohon-pohon dalam hutan.
Contoh : Usnea dasypoga. Terdiri atas 5 ordo : Caliciales, Graphidales,
Cyanophilales, Lechanorales,Caloplacales (Ahmad, 2014).                   

2.2.2 Basidiolichenes
Berasal dari jamur basidiomycetes dan alga mycophyceae. Basidiomycetes
yaitu dari family : thelephoraceae, dengan tiga genus Cora , Corella,
dan Dyctionema. Mycophyceae berupa filamen  yaitu Scytonema dan tidak
berbentuk filament yaitu Chrococcus (Ahmad, 2014).

2.2.3 Homoimerus
Sel alga dan hifa jamur tersebar merat pada thallus. Komponen alga
mendominasi dengan bentuk seperti gelatin, termasuk dalam Mycophyceae.
Contoh : Ephebe, Collema. Collema coccophorum (contoh homolmerus) (Ahmad,
2014).   

2.2.4 Heteromerus
Sel alga berbentuk terbatas pada bagian atas thallus dan komponen jamur
menyebabkan terbentuknya thallus, alga tidak berupa gelatin Chlorophyceae.
Contoh : Parmelia. Rhizocarpon geographicum (Ahmad, 2014).

2.3 Habitat dan Siklus Hidup Lichen


Lichen hidup secara epifit atau dapat melekat dimana saja. Bisa pada batu
(endolitik), bisa di gunung, bisa di pohon, tetapi dapat juga di atas tanah terutama
di daerah tundra. Lichen ini sendiri sangat berguna bagi pembentukan tanah
karena sifat dari lichen sebagai tumbuhan perintis (Kimball, 1983).

Lichen (lumut kerak) melakukan reproduksi secara seksual atau aseksual.


Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan fragmentasi badan vegetatif yang
disebut talus atau dengan suatu struktur yanng disebut soredia (tunggal:soredium).
Soredia terdiri dari satu atau beberapa sel fotosintetik yang dikelilingi oleh hifa.
Soredia lepas dari induk lumut kerak dan disebarkan oleh udara. Jika jatuh
ditempat yang cocok, soredia akan tumbuh menjadi lumut kerak baru. Namun,
spora – spora tersebut tidak disertai sel – sel fotosintetik sehingga tidak akan
tumbuh dan membentuk lumut kerak baru (Kimball, 1983).

Reproduksi secara seksual dilakukan jika jamur yang bersimbiosis dengan


Ascomycota dan Basidiomycota menghasilkan akspora atau basidiospora.
Perkembangbiakan jamur dan alga secara seksual dilakukan sediri – sendiri.
Jamur dapat membentuk askokap atau basidiokarp yang mengandung spora. Jika
sporanya masak dan pecah dan terlepas terbawa angi , maka akan jatuh ditempat
yang cocok dan bertemu dengan alga, maka akan terbentuk Lichenes (Kimball,
1983).

2.4 Peranan
Menurut (Preetha, 2013)eranan lichen bagi kehidupan adalah sebagai berikut.
1. Sebagai tumbuhan perintis. Lumut kerak mampu hidup pada daerah
bebatuan dan mampu merubah area tandus berbatu menjadi tempat yang
digunakan untuk tumbuh-tumbuhan lain.
2. Membantu siklus nitrogen. Beberapa lumut kerak yang mengandung
ganggang cyanophyta (cynobacterium) yang tumbuh tersebar di hutan
tropika mampu hidup pada intensitas cahaya yang rendah dan yang lebih
penting mereka dapat menggunakan nitrogen bebas (gas nitrogen) menjadi
nitrogen organik (asam amino dan protein).
3. Sebagai indikator lingkungan. Walaupun lumut kerak mampu hidup pada
lingkungan ekstrim, tetapi lumut kerak sangat peka terhadap polusi. Oleh
sebab itu lumut kerak dapat dijadikan indikator pencemaran udara, darat,
hujan asam, logam berat, kebocoran radioaktif dan radiasi sinar Ultra
violet sebagai akibat penurunan ozon. Jika pada suatu daerah tidak
terdapat lumut kerak, memberikan petunjuk bahwa daerah itu telah terkena
pencemaran.
4. Sebagai tanaman obat. Banyak Jenis Usnea dasypoga dan usnea
miseminensis dapat dijadikan obat karena mengandung antikanker.
5. Sebagai tanaman dasar produksi. Jenis Roccella tinctoria digunakan
sebagai bahan dasar lakmus.
BAB III
METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum lapangan Sistematika Cryptogamae khususnya pada pengambilan
sampel Lichen dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 23 Maret 2019 pukul 13.00-
16.00 WIB yang berlokasi di Bukit Sedau, Kelurahan Sedau, Kecamatan
Singkawang Selatan. Kemudian dilanjutkan identifikasi dengan menggunakan
buku identifikasi di Laboratorium Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura Pontianak.

3.2 Deskripsi Lokasi


Wilayah daratan memiliki titik koordinat N=00 derajat 51’58,1 dan E=108
derajat 54’11,6. Kalimantan Barat memiliki berbagai potensi pariwisata yang
menarik salah Selain sebagai tempat tujuan pariwisata pantai ini juga banyak
menyediakan berbagai macam jenis tumbuhan tingkat rendah yang memadai guna
keperluan penelitian karena di daerah tersebut terdapat bukit dan pantai yang
cukup alami sehingga lokasi ini cukup efisien dan aman.
Keadaan wilayah daratan pantai batu burung yang berada di atas dataran
tinggi (perbukitan) banyak terdapat pohon primer dan sekunder sehingga banyak
hewan maupun tumbuhan tumbuh. Oleh karena itu, Pantai Batu Burung Sedau
Singkawang dipilih oleh Mahasiswa Biologi 2017 sebagai tempat melakukan
praktikum lapangan Sistematika Cryptogamae.

3.2.1 Tabel Titik Koordinat Pengambilan Sampel.


Berikut adalah lokasi dan titik koordinat dari masing-masing kelompok
praktikkum lapangan Sistematika Cryptogamae.
Lokasi Titik koordinat
Kelompok 1 N = 00 derajat 51’57,32 dan E = 108 derajat 53’57,32
Kelompok 2 N = 00 derajat 51’56,50 dan E = 108 derajat 54’00,36
Kelompok 3 N = 00 derajat 51’58,92 dan E = 108 derajat 54’01,75
Kelompok 4 N = 00 derajat 51’57,66 dan E = 108 derajat 54’05,36
Kelompok 5 N = 00 derajat 51’ 58,07 dan E = 108 derajat 54’10,54
Kelompok 6 N = 00 derajat 51’ dan E = 108 derajat 54’
Kelompok 7 N = 00 derajat 51’ dan E = 108 derajat 54’21,14
Kelompok 8 N = 00 derajat 51’ 53,87 dan E = 108 derajat 54’27,79
Kelompok 9 N = 00 derajat 51’ dan E = 108 derajat 54’

Foto lokasi titik koordinat pengambilan sampel masing-masing kelompok.

Gambar 3.2. Peta lokasi pengambilan sampel (Sumber: Google Map)

3.3 Alat dan Bahan


3.3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan selama praktikum lapangan tentang Lichen
adalah plastik clip, kamera, pahat, dan pisau.
3.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan selama praktikum lapangan tentang Lichen
adalah alkohol 70%.
3.4 Cara Kerja
Berikut adalah cara kerja praktikum lapangan Lichen.
3.4.1 Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode jelajah, yaitu
melakukan penjelajahan atau pengamatan di lokasi pengamatan. Pengambilan
sampel dilakukan wilayah daratan (terestrial) Sampel yang telah didapat
kemudian dimasukkan ke dalam amplop coklat. Komposisi spesies adalah satu
spesies untuk satu plastik clip.

3.4.2 Pengukuran Parameter Fisika Kimia Lingkungan


Pengukuran parameter lingkungan terbagi dua, yaitu parameter fisika dan
parameter kimia. Parameter fisika meliputi; suhu lingkungan (udara) dan
kelembaban udara. Parameter kimia yang diukur adalah pH.
a. Suhu Udara
Pengukuran parameter berupa suhu udara dilakukan dengan menggunakan
termometer raksa. Caranya adalah termometer digantung ditempat terbuka dengan
tidak menyentuh tanah, kemudian dilihat arah pergerakan cairan raksa didekat
skala derajat celcius.
b. Kelembaban Udara
Pengukuran parameter berupa kelembagaan udara dilakukan dengan
menggunakan thermohygrometer. Caranya adalah thermohygrometer diletakkan
secara menggantung pada tempat yang ingin diukur kelembaban Noya, lalu
ditunggu selama tiga sampai lima menit. Kemudian skala yang ada pada
thermohygrometer diamati, skala bagian atas menunjukkan kelembaban udara.
c. pH tanah
Pengukuran parameter berupa kelembagaan udara dilakukan dengan
menggunakan pH Universal. Caranya adalah dengan bagian ujung bawah yang
berwarna dari pH Univeral dimasukan ke dalam tanah, lalu ditunggu beberapa
detik hingga terjadi perubahan warna. Setelah perubahan warna terlihat, maka
warna yang tampak tersebut dicocokan dengan warna tingkat keasaman yang
berada pada kemasan pH Universal.
3.4.4 Identifikasi
Pengamatan dan mengidentifikasi jenis Lichen yang ada di plastik clip
dilakukan dengan cara diamati bagian-bagian tubuhnya lalu dapat diidentifikasi
dengan buku identifikasi, setelah itu jenis Lichen yang sudah diketahui tingkatan
klasifikasinya, diberi Tail Sheet pada plastik klip agar tidak tertukar dengan
Lichen yang lain.
3.5 Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif dengan melihat
dari struktur morfologi Lichen yaitu bentuk,warna dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai