Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Reaktualisasi Pancasila Pada Generasi Milenial” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen pengampu Dr.H. Agus Sikwan S.H.,M.Hum pada mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan Program Studi Biologi Fakultas MIPA Universitas
Tanjungpura Pontianak. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Penyegaran dan Pembaruan Nilai-Nilai Kehidupan Dalam Pancasila
Pada Generasi Milenial bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
1.4 Sumber Data...........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
2.1 Eksistensi Pancasila Hari Ini.......................................................................................3
2.2 Kerakteristik Generasi Milenial..................................................................................5
2.3 Reaktualisasi Pancasila Pada Generasi Milenial.......................................................7
BAB III.................................................................................................................................10
PENUTUP............................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................10
3.2 Saran.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini perkembangan kehidupan manusia tidak lepas dari adanya teknologi,
termasuk dalam ranah sosial dan pendidikan. Teknologi adalah mencakup segala
perangkat yang dapat memudahkan kehidupan manusia. Sebagai bangsa yang
merdeka pada abad ke-20 ini, mengharuskan bangsa Indonesia ikut berlomba-lomba
dalam membangun dan melakukan proses peningkatan teknologi agar dapat
menanggulangi tantangan-tantangan pada masa ini . Selain itu, kehadiran arus
globalisasi dan upaya modernisasi negara-negara di dunia juga menyebabkan
perkembangan teknologi menjadi suatu tuntutan yang harus dipenuhi oleh badan-
badan penyedia perangkat teknologi. Salah satu teknologi yang paling berperan dalam
kehidupan manusia adalah internet.
1
pada hampir setiap web internet dan tanpa filter gambar maupun adegan. Tentu saja
ini akan berdampak buruk terhadap perkembangan generasi selanjutnya, dan jika hal
ini dibiarkan terus menerus maka generasi-generasi muda Indonesia, terutama
generasi milenial yang mana mereka terlahir dan hidup pada jaman teknologi tinggi
ini, akan mengalami degradasi sosial dan moral.
1.3 Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah yang telah diambil adalah yang pertama adalah
untuk mengetahui eksistensi dan kehidupan Pancasila pada masa kini. Tujuan yang
kedua adalah untuk mengetahui karakteristik yang dimiliki oleh generasi milenial,
dan kemudian yang terakhir adalah untuk mengetahui reaktualisasi Pancasila pada
generasi milenial.
2
BAB II
PEMBAHASAN
“Pancasila lahir dari dua himpitan ideologi besar yang pada saat itu
menguasai dunia. Ibarat bayi yang baru lahir, Pancasila harus
menghadapi dua raksasa yang sudah memiliki segalanya: kekuasaa,
senjata, modal, dan tentu saja pasukan. Akan tetapi bayi Pancasila ini
kemudian bertumbuh dan akhirnya menjadi semakin besar. Dan mulai
diperhitungkan dalam percaturan ideologi dunia.”
Nilai-nilai Pancasila kini sedikit demi sedikit mulai tergerus oleh globalisasi
yang selalu membawa karakter individualistik. Pancasila tidak lagi mampu dijadikan
sarana untuk menahan dampak globalisasi yang hadir. Dalam ranah ini, Pancasila
3
dapat diartikan sebagai tubuh tanpa jiwa. Pancasila hanya dianggap sebagai simbol
dan garnis saja. Pelengkap dan pemanis, tidak kurang dan tidak lebih. Hal ini terlihat
dari begitu pesat masuknya dampak-dampak globalisasi yang masuk begitu saja ke
Indonesia tanpa tedeng aling-aling dan filter. Dampak globalisasi tentu bukan hanya
mengenai dampak positif saja, dampak negatif dari adanya arus tersebut juga
berbanding lurus dengan dengan dampak positif yang ditawarkan. Salah satu dampak
dari masuknya arus globalisasi yang membawa konsep modernisasi adalah
kecenderungan memudarnya nasionalisme bangsa Indonesia, dan merupakan
fenomena yang aktual bahwa globalisasi sesungguhnya membawa misi liberalisasi
dengan pesan-pesan visi dan misi Hak Asasi Manusia (HAM) serta demokrasi,
kebebasan dan keterbukaan.
Globalisasi adalah tantangan bagi setiap negara pada abad ke-20 ini. Diantara
basis modernisasi dan globalisasi terbesar terletak pada aspek teknologi informasi dan
komunikasi. Teknologi informasi dan komunikasi yang bersifat bebas, menyeluruh
dan dapat memutus jarak antar belahan bumi satu dan lainnya tentunya dapat
membawa beragam informasi dari seluruh belahan dunia. Informasi mengenai
budaya, bahasa dan tren kekinian pun dapat diperoleh dengan mudah melalui situs-
situs yang di sediakan oleh internet ataupun melalui media komunikasi dan informasi
lain. Arus informasi yang semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat terhadap
nilai-nilai asing yang negatif juga semakin besar.
Seperti yang telah diketahui, bahwa tidak semua informasi yang didapatkan
dari dunia maya merupakan informasi yang baik dan mendidik, banyak juga di antara
informasi-informasi tersebut yang melenceng dari nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Contoh kecil yang seringkali ditemui pada kehidupan sehari-hari adalah
dari cara berpakaian banyak remaja-remaja yang cenderung berdandan seperti artis-
artis Barat. Dapat dikatakan bahwa pakaian tersebut merupakan pakaian minim bahan
serta memperlihatkan bagian tubuh yang semestinya tidak patut untuk diperlihatkan.
Hal ini jelas menunjukkan bahwa gaya berbusana tersebut tidak sesuai dengan
kepribadian dan kebudayaan bangsa Indonesia.
4
Jika pemanfaatan internet dilakukan secara tepat dan semestinya tentu akan
mendapatkan banyak manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat
kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan
teknologi internet tersebut untuk hal-hal yang tidak semestinya, contohnya adalah
untuk membuka situs-situs porno. Selain itu, internet juga seringkali dijadikan ajang
pemecah belah bangsa dengan cara menyebarkan berita-berita yang tidak
bertanggung jawab ataupun menyebarkan ajaran-ajaran radikal yang berpotensi
menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain internet, kecanggihan
teknologi komunikasi seperti handphone juga telah mengubah masyarakat Indonesia
menjadi masyarakat yang individualistik dan memiliki rasa sosial yang rendah,
mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone dari pada bertatap
muka langsung dengan seseorang, karena menganggap hal tersebut adalah
merepotkan. Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal
sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena
globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka
hati. Hal ini jelas membuktikan bahwa nilai Pancasila sebagai tameng dan pandangan
hidup bangsa sudah mulai memudar.
5
Generasi milenial merupakan generasi yang paling dekat dengan teknologi.
Generasi milenial merupakan generasi yang lahir pasca tahun 1980 sampai dengan
tahun 2000. Bertumbuh di era pergantian abad menjadikan gaya hidup pada generasi
mengalami perubahan yang drastis dibandingkan dengan generasi sebelumnya, yaitu
generasi X. Terutama sejak diperkenalkan dengan pemanfaatan teknologi. Kehidupan
sosial pada generasi ini sangat tergantung kepada teknologi informasi dan komunikasi
yang ada, dalam hal ini teknologi informasi dan komunikasi yang paling banyak
dipergunakan adalah teknologi berbasis internet. Oleh karena itu, generasi ini
merupakan generasi dengan tingkat penggunaan internet tertinggi saat ini.
1. Selalu terhubung : Generasi milenial selalu terhubung dengan dunia luar melalui
internet mobile yang mereka bawa kemana-mana. Melalui laptop, mobile
phone mereka selalu terkoneksi dengan informasi dan komunitas dunia maya.
Keterhubungan dengan dunia maya inilah yang menyebabkan mereka sangat
tergantung dengan keberadaan internet (Oblinger & Oblinger)
2. Segera : Generasi Milenial selalu menginginkan kecepatan, apakah itu
berhubungan dengan respon yang mereka harapkan maupun kecepatan dalam
memperoleh informasi. Mereka terbiasa melakukan multitasking dalam
memperoleh informasi ataupun dalam melakukan apapun. Mereka dengan
cepat bergerak dari satu aktifitas ke aktifitas lainnya dan kadang mereka
melakukannya secara bersamaan. Mereka dengan cepat membalas email
ataupun permintaan respon dari komunitasnya, bahkan mungkin mereka lebih
mengutamakan kecepatan dibandingkan dengan ketepatan (Oblinger &
Oblinger).
3. Sosial : Generasi milenial sangat tertarik dengan interaksi sosial, apakah itu
chatting dengan teman-teman lama, memposting buku harian web (blogging),
6
berbagi informasi dan bersosialisasi melalui situs jejaring sosial semacam
facebook, twitter dan lain-lain. Mereka terbuka terhadap keanekaragaman,
perbedaan, dan mereka nyaman berinteraksi dengan orang asing yang tidak
dikenal sekalipun (Oblinger & Oblinger). Generasi milenial adalah orang-
orang yang paling sering, bahkan selalu terhubung dengan media sosial.
Kadang, apa yang dilakukan di media sosial hanya menunjukan eksistensi
keseharian mereka bahkan tidak segan untuk mencurahkan isi hati melalui
media sosial.
4. Generasi milenial lebih terkesan individual, cukup mengabaikan masalah politik,
fokus pada nilai-nilai materialistis, dan kurang peduli untuk membantu sesama
jika dibandingkan dengan generasi X dan generasi baby boom pada saat usia
yang sama.
5. Generasi milenial merupakan pribadi yang pikirannya terbuka, pendukung
kesetaraan hak (misalnya tentang LGBT atau kaum minoritas). Mereka juga
memiliki rasa percaya diri yang bagus, mampu mengekspresikan perasaannya,
pribadi liberal, optimis, dan menerima ide-ide dan cara-cara hidup.
6. Generasi Milenial kerap dituding sebagai generasi yang manja, etos kerja yang
buruk, sampai terlalu banyak menghabiskan waktu di depan televisi atau
ponsel pintar. Banyak yang menyebutnya sebagai generasi galau karena sering
tidak betah disuatu tempat atau menekuni suatu hal.
7
Era globalisasi menuntut adanya berbagai perubahan. Demikian juga bangsa
Indonesia pada saat ini terjadi perubahan besar-besaran yang disebabkan oleh
pengaruh dari luar maupun dari dalam negeri. Dengan demikian, di era globalisasi
seperti sekarang ini peran Pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga
eksistensi kepribadian bangsa Indonesia. Lebih dari itu, nilai-nilai Pancasila
sepatutnya menjadi karakter masyarakat Indonesia sehingga Pancasila menjadi
identitas atau jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya reaktualisasi
nilai-nilai Pancasila pada generasi milenial. Melakukan reaktualisasi nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar kehidupan bangsa Indonesia merupakan suatu imperatif
yuridis dan imperatif politis. Karena Pancasila adalah dasar filsafat negara Indonesia
dalam segi yuridis dan politis. Oleh karena itu, agar nilai-nilai Pancasila tidak punah
oleh arus globalisasi yang sangat dahsyat, maka reaktualisasi nilai-nilai Pancasila
tidak dapat ditunda-tunda lagi.
8
Langkah kedua adalah dengan pemberian contoh-contoh aktualisasi nilai-nilai
Pancasila secara langsung dalamn kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat dimulai
dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan kerja dan juga lingkungan
masyarakat. Contohnya adalah aktualisasi melalui keteladanan para pemimpin baik
pemimpin formal (pejabat negara) maupun informal (tokoh masyarakat) dan juga
oleh orang tua dan guru di lingkungan pendidikan. Dengan keteladanan yang dijiwai
nilai-nilai Pancasila, diharapkan masyarakat luas akan mengikuti.
Langkah ketiga adalah dengan melalui diskusi dan kajian-kajian ilmiah guna
mengembangkan kontekstualisasi dan implementasi nilai-nilai pancasila, terutama
pada generasi milenial. Pengembangan kontekstualisasi dan implementasi Pancasila
di dunia pendidikan merupakan yang paling efektif, karena pendidikan tidak hanya
mecetak manusia-manusia yang cerdas, terampil, namun juga mencetak manusia yang
diharapkan dapat mempertahankan mempertahankan, mengembangkan dan
mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila sebagai local wisdom bangsa Indonesia.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Oleh karena itu, di era globalisasi ini peran Pancasila tentulah sangat penting
untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia. Lebih dari itu, nilai-
nilai Pancasila sepatutnya menjadi karakter masyarakat Indonesia sehingga Pancasila
menjadi identitas atau jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya
reaktualisasi nilai-nilai Pancasila pada generasi milenial. Reaktualisasi nilai-nilai
10
Pancasila dapat dilakukan dengan beberapa cara, yang pertama adalah melalui
internalisasi nilai-nilai Pancasila ke dalam setiap bidang pelajaran pada lembaga-
lembaga pendidikan baik formal dan non formal. Langkah kedua adalah dengan
pemberian contoh-contoh aktualisasi nilai-nilai Pancasila secara langsung dalamn
kehidupan sehari-hari. Langkah ketiga adalah dengan melalui diskusi dan kajian-
kajian ilmiah. Dan langkah terakhir adalah reaktualisasi Pancasila melalui media
sosial.
3.2 Saran
Sedikit masukan dari penulis Mengenai era Globalisasi ini bangsa Indonesia
memerlukan berbagai perbaikan dalam aspek menanamkan penyegaran dan nilai –
nilai kehidupan pancasila untuk masyarakat khususnya generasi milenial. Agar
bangsa Indonesia tetap maju Kita dapat menanamkan penerapan nilai nilai UUD 1945
dan Pancasila dan ciri khas dari bangsa tersebut tetap terjaga meskipun pengaruh era
Globalisasi tidak dapat dihindarkan. keyakinan saya akan bangsa ini bahwa
mempunyai kehidupan yang lebih baik jika berpegang teguh pada pedoman yang ada,
walaupun jaman dan teknologi semakin canggih. Pada saat pembuatan makalah
Penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.
dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber
Penulis akan memperbaiki makalah tersebut . Oleh sebab itu penulis harapkan kritik
serta sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
11
DAFTAR PUSTAKA
Kailan. 2006. Revitalisasi dan Reaktualisasi Pancasila Sebagai Dasar Filsafat dan
Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia. Yogyakarta: Universitas
Gajahmada.
KBBI edisi V (Aplikasi). 2016. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Leahy, Louis. 2001. Siapakah Manusia? (Sintesis Filosofis tentang Manusia).
Yogyakarta: Kanisius
Mangunwijaya, Y. B (Ed). 1983. Teknologi Dan Dampak Kebudayaannya. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Notonagoro. 1980. Pancasila Secara Ilmiah Populer. Jakarta: Pantjuran Tudjuh.
Wiyono, Suko. 2012. Reaktualisasi Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara. Malang: Wisnuwardhana Malang Press
Utomo, Eko Priyo. 2008. Koneksi Internet Untuk PC, Laptop dan HP. Yogyakarta:
Mediakom.
Wulandari, Dian. 2011. Mengembangkan Perpustakaan Sejalan Dengan Kebutuhan
Net Generation (artikel).
(https://www.repositiory.petra.ac.id>net_generation1 ).
Ardian, Bagas. 2015. Lunturnya Ideologi Pancasila di Kehidupan Generasi Muda.
(Online). (https://bagasardian.wordpress.com/2015/11/18/makalah-
lunturnya-ideologi-pancasila-di-kehidupan-generasi-muda/ ).
Wibisono, Nuran. 2016. Memahami Generasi Galau. (Online).
(https://tirto.id/memahami -generasi-galau-cY ).
Rani, Rezita. 2017. Ciri-Ciri Generasi Millennial. Sebagai Anak Millennial, Kamu
Setuju Nggak Nih?. (Online). (http://trivia.id/post/ciri-ciri-generasi-
millennial-sebagai -anak-millennial-kamu-setuju-nggak-nih-1489737777 ).
Sumardjoko, Bambang. 2017. Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila pada Masa Kini.
(Online). (https://nasional.sindonews.com/read/1210372/18/aktualisasi-
nilai-nilai-pancasila-pada-masa-kini-1496431646 ).
Wahyuningsih, Agustin. 2015. Mengenal generasi millenial dan karakteristiknya.
(Online). (https://www.brilio.net/life/mengenal-generasi-millenial-dan-
karakteristiknya-150320a.html, diakses pada 20 Juli 2017).
12