Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum

Genetika adalah bidang sains yang mempelajari hereditas dan variasi

hereditas. Unit-unit hereditas yang di pindahkan dari satu generasi ke generasi

berikunya di sebut gen. Gen-gen itu berada didalam suatu molekul pangjang

yang di sebut asam deckasiri binoleat (DNA) (Apandi, 1991: 1).

Penelitian mengenai pola-pola penurunan sifat baru diketahui pada

abad ke-19 oleh mendel Hukum mendel disebut juga hukum segregasi atau

pemisahan gen-gen yang sealel. Menurut hukum mendel I, tiap organisme

memiliki dua alel untuk setiap sifat. Selama pembentukan gamet, dua alel

terseut terpisah sehingga masing-masing gamet hanya mengandung satu alel

untuk satu sifat. Jika dua gamet bertemu pada saat fertilisasi, keturunan yang

terbentuk mengandung dua alel yang mengendalikan sati sifat. Hukum

mendel I tersebut sesuai dengan teori pewarisan sifat karena alel-alel individu

diturunkan dari generasi ke generasi (Campbell, 2008 : 38).

Sebelum Mendel melakukan percobaan penyilangan pada tanaman

kapri (Pisum sativum) para ahli telah mempunyai pemikiran tentang adanya

kehidupan yang berkesinambungan, yang membawa faktor keturunan dari

generasi ke generasi. Tetapi mereka tidak melakukan percobaan seperti yang

dilakukan oleh mendel dan disamping itu peralatan ilmiah yang dapat dipakai

untuk membuktikan pemikiran mereka belum ada (Pratiwi, 2004 : 26).


Konsep tentang gen sebenarnya telah digambarkan secara implisit

oleh mendel sebagai faktor dasar yang berperan dalam perkembangan sifat. Ia

sendiri belim mengetahui bentuk maupun susunan faktor keturunan tersebut

dan hanya menyebutkan sebagai factor penentu, istilah gen dipakai oleh W.L

Johannsen (1857-1927) yang berasal dari suku terakhir pangen yaitu istilah

yang di kemukakan oleh Darwin. Hasil penelitian dikemukakan pada

pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh perhimpunan pengetahuan alam

di Brunn. Karyanya kemudian dicetak dan disebarluaskan oleh perhimpunan

tersebut keberbagai perpustakaan di Eropa dan Amerika. Di dalam genetika di

kenal istilah persilangan, peristiwa persilangan memberikan hasil rasio

genotip maupun fenotif yang dapat diramalkan melalui perhitungan menurut

teori kemungkinan (Pratiwi, 2004 : 28).

B. Tinjauan Khusus

Penurunan sifat dari induk kepada keturunannya dikenal pula sebagai

pewarisan sifat atau dikenal juga dengan sebuatan hereditas

dalam percobaannya, Mendel menyilangkan berbagai kacang kapri yang

memiliki sifat beda. Misalnya, menyilangkan berbagai kacang kapri yang

kulit bijinya hijau dengan yang kulit bijinya putih (Winarmi, 2009 : 21).

Dari hasil penelitiannya tersebut Mendel menemukan prinsip dasar

genetika yang dikenal dengan Hukum Mendel. Hukum Mendel I disebut juga

hukum segregasi menyatakan bahwa “pada pembentukan gamet kedua gen

yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel anak”. Hukum ini

berlaku untuk persilangan monohibrid dengan dominansi. Hukum Mendel II


dikenal dengan hukum Independent Assortment menyatakan bila dua individu

berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka

diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak tergantung pada sifat pasangan

yang lainnya. Hukum ini berlaku untuk persilangan dihibrid (Ishahi, 2010).

Alasan Mendel menggunakan kacang kapri dalam percobaannya

karena dapat melakukan penyerbukan sendiri (autogami). Tumbuhan yang

melakukan penyerbukan sendiri cenderung mmiliki sifat yang tetap (konstan),

sedangkan yang melakukan penyerbukan silang memiliki banyak variasi,

mudah dilakukan penyerbukan silang, dengan jalan mengambil serbuk sari

dari tumbuhan yang satu diletakkan di kepala putik tumbuhan kacang kapri

lain. Cepat menghasilkan keturunan. Mempunyai keturunan yang banyak.

Antar varietas kacang kapri memiliki pasangan sifat beda yang kontras.

Proses pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya berlangsung menurut

aturan tertentu. Aturan itu dikenal sebagai prinsip pewarisan sifat atau prinsip

hereditas. Prinsip-prinsip hereditas disebut pula Hukum Mendel (Winarmi,

2009 : 22).

Dalam hukum pemisahan mendel mengemukakann bahwa pasangan

alel-alel yang menentukan suatu tertentu ternyata dipindahkan secara terpisah.

Dengan pengecualian yang jarang terjadi dalam alam, tidak ada pasangan

alel-alel yang secara normal dipindahkan bersama-sama dari satu generasi ke

generasi lain. Fenomena ini yang disebut hukum segregasi atau ukum

pemisahan, digambarkan oleh persilangan F1 x F1. Hanya jika kedua gen , T

dan t, dari setiap tanaman F1 berpisah dalam gamet yang berbeda dan
dipindahkan secara terpisah pada waktu reproduksi saja, maka dimungkunkan

untuk diperoleh kombinasi seperti (Pai, 1985).

Persilangan monohibrid dalam ilmu genetika persilangan monohibrid

ditentukan oleh gen-gen yang memisah secara bebas, di mana pada

pembentukan gamet (Gametogenesis) untuk gen yang merupakan pasangan

akan disegregasikan ke dalam sel anakan. Gen yang terletak dalam lokus

yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan

terpisah, masing-masing menuju ke satu gamet. Hal ini dikenal juga dengan

Hukum I Mendel (The Law of Segregation of Allelic Genes) (Zaifbio, 2010).

Berbeda dengan persilangan monohibrid yang hanya memperhatikan

satu sifat beda, maka persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua

individu sejenis dengan dua sifat beda. Ciri-ciri persilangan Dihibrid :

Persilangan dengan memperhatikan dua sifat beda, Jumlah Gamet yang

terbentuk pada setiap individu adalah 4 (2n), Fenotip individu ditentukan oleh

2 macan sifat genetik, Dijumpai maksimal 16 variasi genotip pada F2, 7 sifat

kontras yang dimiliki ercis (Pisum sativum), 7 sifat kontras yang dimiliki

ercis (Zaifbio, 2010).

Anda mungkin juga menyukai