Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PENGAMATAN JAMUR MIKROSKOPIS

OLEH

KELOMPOK 2A

ANGGOTA KELOMPOK: 1. IKRIMA ASRORI (1710421021)

2. MELDA YUNITA SARI (1710422017)

3. SYIFA ULIA (1710421025)

4. ANNISA LORENZA (1710423005)

5. YELLA PRASTIKA YUDHA (1710423031)

ASISTEN PJ KELOMPOK : 1. ELSA ROHMAH

2. FEIZA WIRANTIA

3. HIDAYATUL FIRMA

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG, 2018
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Diantara tumbuhan – tumbuhan rendah ( bercahaya ), maka golongan ganggang alga
dan golongan jamur merupakan kelanjutan daripada golongan bakteri. Apakah golongan
ganggang itu langsung menjadi golongan bakteri ataukah jamur yang menjadi kelanjutan
langsung dari bakteri hal ini sangat sukar ditentukan. Peninjauan secara morfologi dan
fisiologi menemukan suatu golongan bakteri , yaitu ordo chlamydobacterialos, yang dapat
dipandang sebagai pangkal pertumbuhan golongan ganggang , yang mana dapat diketahui
dari sifat – sifatnya mengenai adanya lapisan lendir yang menyelubungi tubuh organisme
tersebut, akan tetapi pembiakannya dengan menggunakan konidia itu lebih cocok kepada sifat
jamur. Selanjutnya golongan jamur dikarenakan luasnya membuat penguasaannya di bidang
ilmu pengetahuan memerlukan keahlian tersendiri pada bidang itu yang disebut mikologi.
Mikologi ini hanya mencirikan jamur-jamur golongan makroskopis dan hanya jamur –
jamur tingkat rendah masuk dalam bidang mikrobiologi ( Dwidjoseputro, 2005 ).
Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga tidak
mempunyai kemampuan untuk memproduksi makanan sendiri atau dengan kata lain jamur
tidak bisa memanfaatkan karbondioksida sebagai sumber karbonnya. Oleh karena jamur
memerlukan senyawa organik baik dari bahan organik mati maupun dari organisme hidup
sehingga jamur dikatakan juga organisme heterotrofik. Jamur ini ada yang hidup dan
memperoleh makanan dari bahan organik mati seperti sisa-sisa hewan dan tumbuhan, dan ada
pula yang hidup dan memperoleh makanan dari organisme hidup. Jamur yang hidup dan
memperoleh makanan dari bahan organik mati dinamakan saprofit, sedangkan yang hidup
dan memperoleh makanan dari organisme hidup dinamakan parasit (Darnetty, 2006).
Penampilan jamur atau cendawan tidak asing bagi kita semua. Kita dapat melihat
pertumbuhan berwarna biru dan hijau pada buah jeruk dan keju. Pertumbuhan berwarna putih
seperti bulu pada roti dan selai basi, jamur dilapangan dan hutan. Kesemuaan ini merupakan
tubuh berbagai cendawan. Jadi cendawan mempunyai berbagai macam penampilan,
tergantung pada spesiesnya. Telaah mengenai cendawan disebut mikologi. Cendawan terdiri
dari kapang (mold) dan khamir (yeast) (Pelczar, 2005).
Pada praktikum kali ini yang akan dibahas lebih lanjut adalah khamir (jamur
uniseluler). Khamir merupakan fungi yang tidak berrfilamen dan berproduksi memalui
pertunasan atau pembelahan sel. Bentuk koloni khamir sering kali mirip dengan bakteri.
Khamir digunakan dalam pertumbuhan roti dan anggur, namun ada pula khamir yang dapat
menimbulkan penyakit (Lay, 1994).
Pada umumnya, sel khamir lebih besar dari pada kebanyakan bakteri tetapi khamir
yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar, khamir sangat beragam ukurannya,
berkisar antara 1 sampai 5 µm lebarnya dan panjangnya dari 5 samapi 30 µm atau lebih.
Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap
spesies mempunyai bentuk yang khas tergantung pada umur dan lingkungan. Khamir tidak
dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya.
Secara alamiah cendawan berkebang biak dengan berbagai cara, baik secara aseksual
dengan pembelahan, penguncupan atau pembentukan spora dapat pula secara seksual dengan
peleburan nukleus dari satu sel induk. Pada pembelahan, suatu sel membagi diri untuk
membentuk dua sel anak yang serupa. Pada penguncupan, suatu sel anak tumbuh dari
penojolan kecil pada sel inangnya (Pelczar, 2005).
Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok mesofilik, yaitu dapat tumbuh pada
suhu normal. Suhu optimum untuk kebanyakan jamur sekitar 25-30oC, namun beberapa
tumbuh pada suhu 35-37oC atau lebih, misalnya pada spesies Aspergillus. Sejumlah jamur
termasuk dalam psikrotrofik, yaitu yang dapat tumbuh baik pada suhu dingin dan beberapa
masih dapat tumbuh pada suhu dibawah pembekuan (-5oC – 10oC). Hanya beberapa yang
mampu tumbuh pada suhu tinggi (termofilik) (Hidayat, 2006).

1.2 TUJUAN

1. Mengidentifikasi jenis-jenis jamur yang terdapat dari beberapa bahan makanan.


DAFTAR PUSTAKA

Darnetty. 2006. Pengantar Mikologi. Padang : Andalas Universitas Press.

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang : Djambatan

Hidayat, dkk. (2006). Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Lay, B. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta : Rajawali.

Pelczar, M.J., Chan, E.C.S. 2007. Dasar-dasar mikrobiologi. Jilid ke-1. Hadioetomo,
R. S. , Imas, T., Tjitrosomo, S. S., Angka, S. L., penerjemah. Jakarta: UI
Press. Terjemahan dari: Elements of Microbiology.

Anda mungkin juga menyukai