Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA JAMUR

PENGENALAN JENIS-JENIS JAMUR BUDIDAYA

OLEH :

SYAH FITRI YANI


1703113347

DOSEN PENGAMPU :
Dra. ATRIA MARTINA, M. Si
HARI KAPLI, M. Si

ASISTEN :
AFNI ZULIANI
TIWI FEBRINA

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak

dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada

tanaman yang berklorofil. Oleh karena itu, jamur mengambil zat-zat makanan

yang sudah jadi yang dibuat oleh organisme lain untuk kebutuhan hidupnya.

Karena ketergantungannnya terhadap organisme lain, maka jamur digolongkan

sebagai tanaman heterotrofik. Jamur terdiri dari bermacam-macam jenis, ada yang

merugikan dan ada yang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Jamur yang

merugikan antara lain karena bersifat patogen yaitu dapat menyebabkan penyakit

pada manusia, hewan maupun tumbuhan.

Diantara jamur yang menguntungkan manusia misalnya penicillium yang

menghasilkan antibiotik penisilin, jamur-jamur yang berperan dalam proses

fermentasi makanan seperti kecap, tempe, tape, tauco dan lain-lain. Bahkan

banyak jenis jamur yang dapat dikonsumsi (dimakan) antara lain jamur kuping,

jamur tiram, jamur shiitake, jamur agaricus (campignon) dan jamur merang.

Dewasa ini budidaya jamur (Mushrooming the mushroom) yang dapat dimakan

telah banyak dilakukan orang yaitu dengan menggunakan limbah pertanian

sebagai media tumbuhnya. Budidaya jamur yang dapat dimakan (edible

mushroom) merupakan salah satu cara mengatasi kekurangan pangan dan gizi

serta menganekaragamkan pola komsumsi pangan rakyat.

Jamur memiliki manfaat yang beragam dalam kehidupan sehari-hari antara

lain sebagai bahan pangan maupun sebagai bahan pembuatan obat yang dapat

1
menyembuhkan berbagai macam penyakit kronis. Sebagai bahan pangan, jamur

tiram misalnya dapat dimasak sebagai campuran sayur sop, jamur krispi maupun

keripik jamur. Banyak restoran berkelas yang mengandalkan hidangan utamanya

adalah berbahan dasar jamur. Sebagai bahan pengobatan, jamur memiliki banyak

manfaat bagi kesehatan manusia, protein nabati yang tidak mengandung kolesterol

dapat digunakan sebagai obat pencegah timbulnya penyakit darah tinggi dan

serangan jantung, serta dapat mencegah penyakit diabetes dan mengurangi berat

badan atau obesitas. Kandungan asam folat yang tinggi dapat menyembuhkan

penyakit anemia dan obat anti tumor, juga dapat digunakan untuk mencegah dan

menanggulangi kekurangan gizi dan pengobatan kekurangan zat besi.

Budidaya jamur merupakan salah satu budidaya yang tidak mengenal musim

dan tidak membutuhkan tempat yang luas. Jenis-jenis jamur yang umum

dibudidayakan ialah jamur yang menguntungkan bagi manusia diantaranya adalah

jamur merang (Volvariella volvaceae), jamur tiram (Pleurotus ostreatus), jamur

kuping (Auricularia polytricha), jamur payung (Lentinus edodes), dan jamur

kancing (Agaricus Sp). Hasil panen jamur tersebut tidak hanya untuk mencukupi

kebutuhan dalam negeri bahkan ada juga yang di ekspor, seperti jamur kancing

dan jamur payung. Media untuk pertumbuhan jamur dapat menggunakan limbah

yaitu limbah pertanian (merang dan daun pisang) dan limbah industri (serbuk

gergaji). Ramuan atau campuran yang digunakan sebagai media juga bermacam-

macam,sedangkan metode yang digunakan untuk budidaya jamur ini juga

bermacam-macam, seperti cara ilmiah, konvensional, tradisional, dan semi

modern. Berdasarkan latar belakang ini maka dilakukanlah praktikum budidaya

jamur dengan judul “Pengenalan Jenis-Jenis Jamur Budidaya”.

2
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mengenal jenis-jenis jamur budidaya.

2. Memahami morfologi dari berbagai jenis jamur budidaya.

3. Memahami manfaat dari berbagai jenis jamur budidaya.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui jenis-jenis jamur budidaya.

2. Mengetahui morfologi dari berbagai jenis jamur budidaya.

3. Mengetahui manfaat dari berbagai jenis jamur budidaya.

3
II. METODE

II.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan dari pukul 08.00 sampai dengan 10.30 WIB,

melalui pembelajaran daring atau materi yang langsung dijelaskan oleh dosen

pengampu mata kuliah budidaya jamur.

II.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut yaitu : pisau, cawan petri, pinset, jamur tiram, jamur kuping, jamur

merang, jamur kancing, jamur shimeiji, jamur enoki, dan jamur ling zhi (reishi).

II.3 Cara Kerja

Adapun cara kerja dari praktikum ini yaitu objek jamur diamati kemudian

bagian-bagiannya digambar serta diberi keterangan. Perhatikan letak spora dan

manfaat dari masing-masing jamur dijelaskan.

4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil
Adapun hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

No. Jenis Gambar Manfaat


1. Jamur Tiram 1. Meningkatkan
2 3
Klasifikasi : sistem kekebalan
 Kingdom : tubuh.
Fungi 2. Menurunkan
 Filum : kadar kolesterol.
Basidiomycota 3. Mengurangi

 Kelas : resiko kanker.

Homobasidiom 4. Mengurangi

ycetes 1 4 tekanan darah tinggi.

 Ordo : 5. Mengurangi efek


Keterangan : peradangan.
Agaricales
1. Cap (Pileus) 6. Meningkatkan
 Famili :
2. Gills (Lamellae) kesehatan otak.
Tricholomatace
3. Letak Spora 7. Memiliki efek
ae
4. Stem (Stape) antibakteri.
 Genus :
8. Memiliki efek
Pleurotus
antioksidan.
 Spesies :
9. Meningkatkan
Pleurotus
kesehatan tulang.
ostreatus
10. Menjaga
kesehatan jantung.

2. Jamur Kuping 1. Menurunkan


1 2

5
Klasifikasi : resiko gangguan
 Kingdom : kardiovaskular.
Fungi 2. Mencegah
 Filum : gangguan
Basidiomycota Alzheimer.

 Kelas : 3. Mencegah iritasi

Agaricomycetes dan peradangan.

 Ordo : 3 4. Sebagai agen

Auriculariales antithrombotik.
Keterangan : 5. Menurunkan
 Famili :
1. Cap (Pileus) kolesterol.
Auriculariaceae
2. Miselium 6. Mencegah anemia.
 Genus :
3. Gills (Lamellae) 7. Menurunkan
Auricularia
resiko stres.
 Spesies :
8. Penangkal radikal
Auricularia
bebas.
auricula
9. Mengobati stroke
dan penyakit
jantung.
10. Menghilangkan
efek racun.
11. Sebagai bahan
pangan bagi tanaman
sekitarnya.
12. Mengobati
hipertensi.

3. Jamur Merang 1. Mengandung


Klasifikasi : 1 2 kolesterol rendah.
 Kingdom : 2. Baik bagi

6
Fungi penderitas diabetes.
 Filum : 3. Mencegah
Basidiomycota pertumbuhan sel
 Kelas : kanker.
Homobasidiom 4. Meningkakan
ycetes daya tahan tubuh.

 Ordo : 5. Baik untuk diet.


3 4 5
Agaricales 6. Baik untuk masa

 Famili : Keterangan : pertumbuhan.

Pluteaceace 1. Cap (Pileus) 7. Memperkuat

2. Gills (Lamellae) tulang.


 Genus :
3. Stem (Stape) 8. Mencegah anemia.
Volvariella
4. Miselium 9. Baik untuk
 Spesies :
5. Cup (Volva) kesehatan jantung.
Volvariella
10. Mengatasi radkal
volvacea
bebas.
11. Baik bagi para
vegetarian.

4. Jamur Kancing 1. Mengatasi radikal


1 2
Klasifikasi : bebas.
 Kingdom : 2. Mencegah
Fungi pertumbuhan sel
 Filum : kanker.
Basidiomycota 3. Mencegah

 Kelas : penyakit jantung.

Homobasidiom 4. Mendukung

ycetes 3 4 fungsi hati.

 Ordo : Keterangan : 5. Menguatkan

Agaricales 1. Cap (Pileus) tulang.


2. Gills (Lamellae) 6. Menyehatkan
 Famili :
3. Stem (Stape) jantung.
Agaricaceae

7
 Genus : 4. Ring (Annulus) 7. Meningkatkan
Agaricus kekebalan tubuh.
 Spesies : 8. Menurunkan
Agaricus kadar kolesterol dan
bisporus gula darah.

5. Jamur Shimeji 1. Mengatasi nyeri


1
Klasifikasi : ulu hati.
 Kingdom : 2. Membantu
Fungi menambah massa
 Filum : otot.
Basidiomycota 3. Mengobati

 Kelas : meriang dan masuk

Agaricomycetes angina.

 Ordo : 4. Mencegah

Agaricales 2 3 4 kekurangan
hemoglobin dalam
 Famili :
Keterangan : darah.
Tricholomatace
1. Cap (Pileus) 5. Menghindari dari
ae
2. Stem (Stape) tumor ganas yang
 Genus :
3. Miselium memicu kanker.
Hypsizygus
4. Gills (Lamellae) 6. Mengatasi radang
 Spesies :
tenggorokan.
Hypsizygus
7. Mencegah panas
tessellatus
dalam.
8. Menghilangkan
bekas luka dengan
cepat.
9. Membuang
timbunan kolesterol
dalam pembuluh

8
darah.
10. Membuat berat
badan ideal.
11. Menghilangkan
timbunan lemak di
perut.
12. Menguatkan akar
rambut.
13. Mencegah mual
dan muntah pada
penderitas maagh.
14. Mencegah
infeksi.
15. Mengobati
pusing dan sakit
kepala.
16. Membuang
seluli.
17. Mengatasi
pembengkakan
kelenjar limfa.
18. Menjaga
keseimbangan cairan
tubuh.
19. Menghilangkan
rasa lelah.
20. Mencegah
kerutan pada wajah.

6. Jamur Enoki 1. Meningkatkan


1 2
Klasifikasi : sistem imun.
 Kingdom : 2. Mengurangi
resiko kanker.

9
Fungi 3. Mengurangi
 Filum : resiko diabetes.
Basidiomycota 4. Meningkatkan
 Kelas : kesehatan
Homobasidiom pencernaan.
ycetes 5. Meningkatkan

 Ordo : kesehatan otak.

Agaricales 6. Mengatasi

 Famili : tekanan darah

Marasmiaceae tinggi.
7. Mencegah
 Genus : 3
Anemia.
Flammulina
Keterangan : 8. Mengurangi
 Spesies :
1. Cap (Pileus) kolesterol tinggi.
Flammulina
2. Stem (Stape) 9. Meningkatkan
velutipes
3. Miselium kesehatan
jantung.
10. Mencegah
alergi.

Jamur Ling Zhi 1. Meningkatkan


1 2 3
7. Klasifikasi : sistem kekebalan
 Kingdom : tubuh.
Fungi 2. Mengurangi
 Filum : kelelahan.
Basidiomycota 3. Melawan penyakit

 Kelas : kanker.
4
Agaricomycetes 4. Menurunkan

 Ordo : tekanan darah.


Keterangan :
Polyporales 5. Baik untuk otak.
1. Gills (Lamellae)
6. Melawan alergi.
 Famili : 2. Stem (Stape)
7. Menurunkan
Ganodermatace 3. Cap (Pileus)
kolesterol.

10
ae 4. Miselium 8. Meningkatkan
 Genus : fungsi hati.
Ganoderma 9. Mencegah
 Spesies : penuaan dini.
Ganoderma
lucidum

8. Jamur Susu 1. Meringankan


Klasifikasi : batuk.
 Kingdom : 2. Meringankan
1
Fungi demam.
 Filum : 3. Menyembuhk
Basidiomycota 2 an asma.

 Kelas : 4. Mengobati

Agaricomycetes keracunan
3
 Ordo : makanan.

Polyporales 5. Mengobati
Keterangan :
kanker hati.
 Famili : 1. Cap (Pileus)
6. Mengobati
Polyporaceae 2. Stem (Stape)
hepatitis.
 Genus : 3. Sclerotia
7. Menyembuhk
Lignosus
an tukak
 Spesies :
lambung.
Lignosus
rhinocerus

III.2 Pembahasan

III.2.1 Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)

a. Deskripsi

11
Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping

(bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga

jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Bagian tudung

dari jamur tersebut berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih,

dengan permukaan yang hampir licin, diameter 5–20 cm yang bertepi tudung

mulus sedikit berlekuk. Selain itu, jamur tiram juga memiliki spora berbentuk

batang berukuran 8–11×3–4μm serta miselia berwarna putih yang bisa tumbuh

dengan cepat.

Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan

pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di

permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang

sudah ditebang karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu. Pada

saat ingin membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus

memperhatikan habitat alaminya. Media yang umum dipakai untuk

membiakkan jamur tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan limbah

dari penggergajian kayu.

b. Morfologi

Jamur tiram adalah jamur kayu yang tumbuh berderet menyamping pada

batang kayu lapuk. Jamur ini memiliki tubuh buah yang tumbuh mekar

membentuk corong dangkal seperti kulit kerang (tiram). Tubuh buah ini

memiliki tudung (pileus) dan tangkai (stipe/stalk). Pileus berbentuk mirip

cangkang tiram berukuran 5–15 cm dan permukaan bagian bawah berlapis –

lapis seperti insang berwarna putih dan lunak. Sedangkan tangkainya dapat

pendek atau panjang (2–6 cm) tergantung pada kondisi lingkungan dan iklim

12
yang mempengaruhi pertumbuhannya. Tangkai ini menyangga tudung agak

lateral di bagian tepi atau eksentris (agak ke tengah) (Widodo 2007).

c. Bagian-Bagian Jamur

Adapun bagian-bagian dari jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) ini adalah

sebagai berikut:

1. Lamella. Insang (istilah saintifiknya lamella) merupakan sejenis lapisan

seperti kertas bercorak di bawah pileus (payung) cendawan.

2. Hifa (bahasa Latin: hypha, jamak hyphae) adalah struktur biologis berupa

berkas-berkas halus yang merupakan bagian dari tubuh vegetatif berbagai

fungi ("kerajaan jamur").

3. Miselium. Hifa dapat dengan mudah dilihat dengan mata bila telah

membentuk massa yang rapat dan membentuk koloni-koloni pada bagian

tubuh organisme inang atau sisa-sisa organisme atau makanan, dikenal

sebagai miselium (mycelium, jamak mycelia).

4. Inti sel mengandung sebagian besar materi genetik sel, berfungsi untuk

menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan

mengelola ekspresi gen.

5. Batang merupakan bagian tubuh jamur yang berfungsi sebagai penopang

dan jalur lewatnya unsur hara dari miselium keseluruh tubuh.

6. Septa. Septum (dari bahasa Latin yang artinya sesuatu yang melingkupi,

jamak : Septa) adalah pembatas yang memisahkan suatu rongga atau ruang.

d. Siklus Hidup

Siklus hidup jamur tiram sebagai berikut :

13
1. Pelepasan dan penyebaran spora (Basidiospora). Spora jamur berukuran

sangat kecil dan ringan. Spora yang telah matang akan lepas terbawa angin

ke tempat yang jauh atau jatuh ke tanah di sekitarnya.

2. Pembentukan miselium. Hifa yang tumbuh selanjutnya bertambah panjang

membentuk helaian menyerupai benang bertautan. Tautan antar hifa yang

menyerupai anyaman disebut miselium jamur. Pada jenis jamur konsumsi

umumnya miselium berwarna putih.

3. Pembentukan tubuh buah. Setelah miselium menyebar dan menutupi seluruh

permukaan media tumbuh, maka akan muncul tunas-tunas jamur yang

menyerupai kancing disebut pin head. Seiring waktu, tunas tumbuh

membentuk tubuh buah.

4. Pembentukan spora. Bagian bawah tudung jamur yang membentuk garis-

garis dari pangkal yang kemudian menyebar keujung tudung disebut

badisia. Badisia tempat jutaan spora jamur dihasilkan (Suryani et. al 2011).

e. Kandungan dan Manfaat

Jamur tiram putih adalah salah satu jamur yang enak dimakan serta

mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Jamur ini mengandung protein (27%),

vitamin dan mineral. Vitamin-vitamin yang terkandung dalam jamur ini

meliputi tiamin, riboflavin, niasin, biotin dan vitamin C. Mineral yang ada pada

jamur ini meliputi kalium, kalsium, magnesium, besi, natrium, kuprum, sulfur

dan fosfor. Jamur ini mengandung 18 jenis asam amino yang meliputi

isoleucine, leucine, lysine, methionine, cystine, phenylalanine, tyrosine,

threonine, tryptophan, valine, arginine, histidine, alanine, aspartat, asam

glutamate, glysin, proline dan serine (Suriawiria 2000).

14
Jamur ini juga memiliki sejumlah enzim, terutama tripsin yang sangat

dibutuhkan dalam proses pencernaan dan tripsin ini sama dengan tripsin yang

dihasilkan oleh kelenjar lambung (Suriawiria 2000). Jamur tiram putih

mempunyai manfaat bagi kesehatan manusia, jamur ini mengandung protein

nabati dan tidak mengandung kolesterol sehingga dapat mencegah timbulnya

penyakit darah tinggi dan jantung serta untuk mengurangi berat badan dan

diabetes. Kandungan asam folat (vitamin B komplek) yang tinggi dapat

menyembuhkan anemia dan obat antitumor. Jamur tiram putih dapat digunakan

untuk mencegah dan menanggulangi kekurangan gizi serta pengobatan

kekurangan zat besi (Pasaribu 2002).

III.2.2 Jamur Kuping (Auricularia auricula)

a. Morfologi

Jamur kuping adalah satu spesies jamur dari kelas Heterobasidiomycetes

(jelly fungi) berbentuk mangkuk. Jamur ini dinamakan jamur kuping karena

tubuh buahnya menyerupai telinga manusia. Bagian permukaan atas jamur ini

agak mengkila, berurat dan bagian baahnya halus seperti beludru. Tubuh

buahnya berlekuk-lekuk dengan lebat 3–8 cm. Pada keadaan basah, tubuh buah

jamur kuping bersifat kenyal. Namun, ketika kering jamur akan terlihat

melengkung dan kaku. Jamur kuping memiliki tangkai buah yang pendek dan

menempel pada substrat (Wardani 2010).

Tubuh buah jamur kuping dalam keadaan basah bersifat galtinous (kenyal),

licin, lentur (elastis), dan berubah melengkung agak kaku dalam keadaan

kering. Lebar tubuh buah jamur kuping sekitar 3–8 cm dan tebalnya sekitar

15
0,1–0,2 cm. Jamur kuping mencapai dewasa bila panjang basidiocarpnya

mencapai 10 cm. Karakteristik keluarga Auricularia adalah memiliki basidium

berupa hypobasidium atau epibasidium yang masing-masing terdiri atas 4 sel.

Semula inti diploid dari calon basidium membelah secara meiosis menjadi dua

bagian. Setiap pembelahan inti selalu diikuti oleh penyekatan basidium

menjadi 2 sel. Selanjutnya inti setiap sel membelah dan diikuti penyekatan sel

yang bersangkutan sehingg terbentuk hypobasidium bersel 4 (Djarijah 2001).

Setiap sel hypobasidium, tumbuh epibasidium yang panjang, searah dengan

pertumbuhan hypobasidium, dan muncul di atas permukaan salai. Pada ujung

epibasidium, tumbuh sterigmata penghasil basidiopora. Selanjutnya

basidiopora tumbuh menjadi meselium yang akan tumbuh dewasa yang

dilengkapi basidioscarp. Pada awal degradasi meselium, jamur kuping

melalkukan penetrasi (pengeboran) dengan melubangi dinding sel kayu secara

langsung dan tegak lurus pada sumbu sel. Proses penetrasi dinding sel kayu

dibantu oleh enzim-enzim pemecah selullose, hemi selullose, dan lignin yang

disekresikan oleh jamur melalui ujung lateral benang-benang meselium. Enzim

mencerna senyawa kayu yang dilubangi sekaligus menjadi zat makanan bagi

jamur (Djarijah 2001).

b. Bagian-Bagian Jamur

Adapun bagian-bagian dari jamur Kuping (Auricularia auricula) ini adalah

sebagai berikut:

16
1. Miselium. Hifa dapat dengan mudah dilihat dengan mata bila telah

membentuk massa yang rapat dan membentuk koloni-koloni pada bagian

tubuh organisme inang atau sisa-sisa organisme atau makanan, dikenal

sebagai miselium (mycelium, jamak mycelia).

2. Basidiospora adalah spora seksual yang terbentuk di atas struktur seperti

gada yang disebut basidium.

3. Septa. Septum (dari bahasa Latin yang artinya sesuatu yang melingkupi,

jamak: Septa) adalah pembatas yang memisahkan suatu rongga atau ruang.

4. Inti sel mengandung sebagian besar materi genetik sel, berfungsi untuk

menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan

mengelola ekspresi gen.

c. Siklus Hidup

Sikulus hidup jamur kuping hamper sama dengan siklus hidup jenis jamur

dari keluarga besar Auricularia lainnya. Tahap-tahap pertumbuhan jamur

kuping menurut (Suriiria 2002), adalah sebagai berikut :

1. Spora (basidiopora) yang sudah masak atau dewasa jika berada di tempat

yang lembab akan tumbuh dan berkecambah membentuk serat-serat halus

yang menyerupai kapas, yang disebut miselium atau miselia.

2. Jika keadaan tempa tempat tumbuh miselia memungkinkan, dalam ari

temperature, kelembaban, kandungan C/N/P-rasio substrat tempat tumbuh

baik, maka kumpulan miselia tersebut akan membentuk primordial atau

bakal tubuh buah jamur.

17
3. Bakal tubuh buah jamur itu memungkinkan akan membesar dan pada

akhirnya akan membentuk tubuh buah atau bentuk jamur yang kemudian

dipanen.

4. Tubuh buah jamur dewasa akan membentuk spora. Spora ini tumbuh di

bagian ujung basidium, sehingga disebut basidiopora. Jika sudah matang

atau dewasa, spora akan jatuh dari tubuh buah jamur.

d. Struktur Soma

Istilah soma pada jamur seringkali dikenal sebagai hifa. Hifa dapat

dipadankan dengan fase vegetative pada tumbuhan. Hifa berbentuk seperti

benang atau filament. Hifa dapat tumbuh ke segala arah pada ujung-ujungnya

dan pada bagian-bagian tertentu tempat cabang dibentuk. Kumpulan hifa yang

bercabang-cabang ini dinamakan miselium. Jamur memiliki hifa bersekat dan

hifa seperti ini dinamakan hifa bersekat. Jadi, jamur mempunyai hifa multisel.

Meskipun hifanya bersekat, tetapi isi seiap sel dapat berpindah dari satu sel ke

sel lain didekatnya, karena sekatnya berpori-pori atau berlubang-lubang

(Gunawan 2005).

e. Kandungan Gizi dan Manfaat Jamur

Jamur kuping Auricularia auricula menurut Sulistyowati (2013)

menyatakan bahwa Jamur kuping Auricularia auricula merupakan spesies jenis

jamur kayu dari kelas heterobasidiomycetes yang memiliki kandungan gizi dan

nilai ekonomi yang tinggi. Menurut Sumiati (2008) menyatakan bahwa

kandungan gizi jamur kuping yaitu protein, lemak, karbohidrat, riboflavin,

niacin, Ca, K, P, Na, dan Fe. Jamur kuping dari segi organoleptik (rasa, aroma

dan penampilan), kurang menarik bila dihidangkan sebagai bahan makanan.

18
Namun jamur kuping sudah dikenal sebagai bahan pengental makanan dan

penetral racun. Lendir jamur kuping dipercaya berkhasiat menetralkan senyawa

berbahaya (racun) yang terdapat dalam makanan.

Jamur kuping juga bermanfaat bagi pengobatan jantung koroner,

menurunkan kekentalan darah dan menghindari penyumbatan pembuluh darah,

terutama di otak. Kekentalan darah ini dapat diatasi dengan mengonsumsi

jamur kuping setiap hari sebanyak 5-10 gram. Selain untuk konsumsi lokal,

jamur kuping juga banyak diekspor baik dalam bentuk segar maupun kering.

Oleh sebab itu jamur ini banyak sekali dimanfaatkan oleh manusia baik itu

diolah menjadi bahan makanan ataupun digunakan dengan keperluan yang

lainnya

Jamur kuping banyak digunakan sebagai campuran sup, seperti sup kimia.

Walaupun memiliki bentuk dan warna yang kurang menarik, ternyata jamur

kuping juga memiliki segudang manfaat. Terutama untuk pengobatan

(Agromedia 2009). Adapun kegunaan jamur bagi kesehatan sebagai berikut :

1. Memperbaiki Sirkulasi Darah

Perlu diketahui, gangguan sirkulasi darah dapat menyebabkan penyakit

jantung atau hipertensi karena tingginya kandungan kolesterol dalam darah.

Para wanita Tiongkok biasa mengkonsumsi jamur kuping untuk membantu

mengeluarkan darah kotor dan memperlancar sirkulasi menstruasi. Cara

yang dilakukan adalah dengan mencampurkan 60 gram jamur kuping, gula

merah secukupnya, dan 5 gelas air bersih, lalu merebusnya hingga airnya

tersisa segelas. Air rebusan tersebut kemudian diminum sehari sekali.

2. Penawar Racun

19
Racun merupakan zat yang mempunyai efek buruk terhadap tubuh. Racun

logam berat misalnya dapat mengakibatkan gangguan sintesis hem dan

aktivitas enzim. Akibatnya, terjadi penurunan kadar sel-sel darah merah

yang mengakibatkan anemia. Permukaan tubuh buah jamur kuping memiliki

lender yang dapat menetralisis racun. Selain itu, mengkonsumsi jamur

kuping dapat menyembuhkan penyakit tenggorokan.

3. Mengatasi Ambeien atau Wasir

Kandungan gizi di dalam jamur kuping dapat membantu memperlancar

proses pencernaan, serta mencegah ambien atau wasir. Caranya, campur 30

gram jamur kuping dan 60 gram gula merah, lalu rebus dengan 5 gelas air

hingga sisa segelas.

III.2.3 Jamur Merang (Volvariella volvacea)

a. Morfologi

Tudung jamur merang mempunyai diameter 5–14 cm dengan bentuk bundar

telur yang kemudian menggenta atau cembung dan pada jamur yang sangat tua

kadang-kadang mendekati rata, permukaan kering, warna coklat sampai coklat

keabu-abuan, kadangkadang bergaris-garis. Bilah rapat-rapat, bebas, lebar,

putih ketika masih muda dan menjadi merah jambu jika spora menjadi dewasa.

Tangkai dengan panjang 3–8 cm, diameter 5–9 mm, biasanya menjadi gemuk

dibagian dasar, licin, putih, kuat. Cadar umumnya berupa membran,

membentuk volva seperti mangkuk tebal yang terdapat pada dasar tangkai;

volva berwarna putih kekuningan atau cokelat kotor, sering kali bercuping.

Jejak spora merah jambu. Ukuran spora 7–9 x 5–6 mikron, menjorong dan licin

20
Gambar 1. Bagian bagian tubuh Volvariela volvacea

Kehidupan jamur dapat menjadi jasad yang saprofit ataupun jasad yang

parasit, kalau kemudian jamur ditelaah dari segi sifat mikroba secara umum,

ternyata jamur termasuk jasad yang heterotrofik artinya untuk keperluan

hidupnya ketergantungan sumber nutrien (sumber makanan) dari sumber yang

lain yang sudah ada. Jamur Merang (Volvariella volvacea) sendiri memiliki

bentuk tubuh yang lengkap yang menyerupai tanaman yang sudah memiliki

akar (rhizoid), tangkai, dan tudung. Sebagai organisme yang tidak berklorofil

Jamur Merang (Volvariella volvacea) memiliki warna agak ke coklatan yang

umumnya terdiri dari zat aromatik yang tidak mengandung N. Jamur secara

umum tidak dapat melakukan fotosintesis dengan demikian jamur tidak dapat

menggunakan secara langsung sinar matahari. Jamur memperoleh makanan

dalam bentuk jadi seperti selulosa, glukosa, lignin, dan protein.

b. Siklus Hidup

21
Tahap perkembangan jamur merang dibagi menjadi tiga yaitu tahap

pertumbuhan miselium, tahap pembentukan tubuh buah dan tahap pelepasan

spora. Kehidupan jamur merang berawal dari spora (basidiospora) yang

kemudian akan berkecambah membentuk hifa yang berupa benang-benang

halus. Hifa ini akan tumbuh keseluruh bagian media tumbuh. Kemudian dari

kumpulan hifa atau miselium akan terbentuk gumpalan kecil seperti simpul

benang yang menandakan bahwa tubuh buah jamur mulai terbentuk. Simpul

tersebut berbentuk bundar atau lonjong dan dikenal dengan stadia kepala jarum

(pinhead) atau primordia. Simpul ini akan membesar dan disebut stadia

kancing kecil (small button).

Selanjutnya stadia kancing kecil akan terus membesar mencapai stadia

kancing (button) dan stadia telur (egg). Pada stadia ini tangkai dan tudung yang

tadinya tertutup selubung universal mulai membesar. Selubung tercabik,

kemudian diikuti stadia perpanjangan (elongation). Cawan (volva) pada stadia

ini terpisah dengan tudung (pileus) karena perpanjangan tangkai (stalk). Stadia

terakhir adalah stadia dewasa tubuh buah. Pada stadia kancing yang telah

membesar akan terbentuk bilah. Bilah yang matang akan memproduksi basidia

dan basidiospora, kemudian tudung membesar. Pada waktu itu, selubung

universal yang semula membungkus seluruh tubuh buah akan tercabik. Tudung

akan terangkat keatas karena memanjangnya batang, sedangkan selubung

universal yang sobek akan tertinggal dibawah dan disebut cawan.

22
Gambar 2. Siklus hidup Jamur merang

c. Manfaat Jamur

Budidaya jamur ini tidak sulit. Panen dilakukan terhadap tubuh buah yang

belum sepenuhnya berkembang (masih kuncup), meskipun tubuh buah yang

telah membuka payungnya pun masih bisa dikonsumsi walaupun harnga

jualnya menurun. Jamur merang mempunyai rasa enak, gurih, dan tidak mudah

berubah wujudnya jika dimasak, sehingga digunakan untuk berbagai macam

masakan, seperti mi ayam jamur, tumis jamur, pepes jamur, sup dan capcay.

Sentra produksi jamur merang di Indonesia terdapat di Dataran Tinggi Dieng.

Di negara-negara Asia yang membudidayakannya, jamur merang dijual dalam

bentuk segar. Di daerah beriklim sejuk hanya tersedia jamur merang kalengan.

Kandungan Nutrien Jamur sagu Komposisi dan kandungan nutrisi jamur

sagu sangat berbeda dengan kandungan nutrisi jamur merang dan jamur edibel

lainnya dalam genus Volvariella. Nutrisi yang dikandung Jamur sagu per 100

23
gram berat basah yaitu sebanyak 4,00 gram protein, 2,99 gram karbohidrat,

0,19 gram lemak, 11,53 mg Ca, 0,31 gram P, dan 165,05 mg K (Tabel 4).

Jamur sagu memiliki kandungan protein yang tinggi yaitu hampir dua kali lipat

kandungan protein jamur merang, tetapi jamur sagu memiliki kadar lemak

yang sangat rendah yaitu sekitar 20 kali lebih kecil dibanding dengan

kandungan lemak jamur merang (Tabel 4). Kandungan lemak yang rendah dari

jamur sagu, sehingga baik dikonsumsi oleh orang menghindari makanan yang

berlemak tinggi.

Tabel 4. Komposisi kandungan nutrisi jamur sagu dan jamur merang

Bila data pada Tabel 4 dikonversi ke persen berat kering dengan berpatokan

pada selisih antara kadar air dan berat segar, maka didapat persentase

kandungan lemak jamur sagu sebasar 2,54%, karbohidrat 39,97%, dan protein

53,48%. kadar nutrisi jamur merang mengandung 12,63% karbohidrat dan

11,77% protein. kadar protein jamur merang sebesar 25,9% dan lemak 2,4%

sedangkan Abbas (2010) mengungkapkan bahwa kandungan protein jamur

merang sebesar 1,8%, karbohidrat sebesar 12-48%, dan lemak sebesar 0,3%

dari berat basah. Berdasarkan data tersebut, kandungan lemak, protein, dan

karbohidrat jamur sagu lebih tinggi dibanding dengan jamur merang.

24
Berdasarkan analisis kandungan protein beberapa jenis jamur menunjukkan

bahwa kadar protein tertinggi di antara beberapa jenis jamur edibel yaitu jamur

kancing (Agaricus campestris) yang memiliki kandungan protein tertinggi yaitu

sebesar 33,2% dari berat kering (Abbas 2010). Jadi dapat diungkapkan bahwa

jamur sagu memiliki kandungan protein paling tinggi di banding dengan jamur

edibel lainnya yang telah dianalisis dan dipublikasikan. Kandungan Kalsium

(Ca) mendekati 2 kali lipat kandungan kalsium jamur merang dan kandungan

Kalium (K) sekitar tiga kali lebih rendah dibanding kandungan K jamur

merang. Untuk kandungan fosfor hampir sama dengan kandungan fosfor jamur

merang, tetapi jamur sagu masih lebih tinggi dibanding dengan jamur merang

(Tabel 4). Fakta data hasil analisis kandungan nutrien jamur sagu memperkuat

dugaan bahwa jamur sagu berbeda dengan jamur merang dan jamur edibel

lainnya.

III.2.4 Jamur Kancing (Agaricus bisporus)

Jamur kancing (Agaricus bisporus) yang biasa disebut juga dengan jamur

champignon atau button mushroom ciri khas bentuknya menyerupai kancing baju

yakni bulat dengan warna putih, coklat atau krem. Ukuran jamur kancing adalah

dua sampai empat senti meter namun bisa sudah mekar dewasa ukurannya

mencapai dua puluh senti meter. Jamur kancing adalah jamur yang tergolong

paling banyak di budidayakan di seluruh dunia sebab jamur ini banyak sekali

peminatnya dan pemasarannya juga mudah (Anneahira 2012).

Morfologi jamur kancing ini adalah memiliki tudung berbentuk kancing,

tangkai yang pendek terletak dibagian sentral tudung, tudung merupakan tubuh

25
buah dari jamur, vulva adalah helaian yang membungkus tangkai jamur, memiliki

serabut-serabut akar untuk melekat pada substrat, tubuhnya terdiri dari hifa–hifa

yang membentuk miselium sehingga terbentuk morfologi seperti yang disebutkan.

Widyastuti (2009), menyatakan bahwa jamur kancing dijual dalam bentuk segar

atau kalengan, biasanya digunakan dalam berbagai jenis dalam cita rasa masakan

Barat seperti omelet, pizza, kaserol, gratin, dan selada. Jamur kancing memiliki

aroma unik, sebagian orang ada yang menyebutnya sedikit manis atau seperti

"daging".

Jamur kancing segar bebas lemak, bebas sodium, serta kaya vitamin dan

seperti vitamin B dan potasium. Jamur kancing juga rendah kalori, 5 buah jamur

ukuran sedang sama dengan 20 kalori. Jamur kancing dimasak utuh atau

dipotong-potong lebih dulu. Jamur kancing cepat berubah warna menjadi

kecoklatan dan hilang aromanya setelah dipotong dan dibiarkan di udara terbuka.

Jamur kancing segar sebaiknya cepat dimasak selagi masih belum berubah warna.

Jamur kancing mengandung beberapa zat gizi seperti natrium, kalium, fosfor,

asam linoleat, serta antioksidan. Sebuah  uji klinis yang dilakukan oleh rumah

sakit di california, Amerika Serikat, menujukan bahwa jamur kancing dapat

menghambat kerja enzim aromatase  sehingga menurunkan kadar estrogen dalam

tubuh. Hal ini dapat menurunkan kerentanan tubuh terhadap kanker payudara

(Suriawiria 2001).

III.2.5 Jamur Shimeji (Hypsizygus tessellatus)

Adapun bagian-bagian dari jamur Shimeji ini adalah sebagai berikut:

26
1. Lamela. Insang (istilah saintifiknya lamela) merupakan sejenis lapisan seperti

kertas bercorak di bawah pileus (payung) cendawan.

2. Hifa (bahasa Latin: hypha, jamak hyphae) adalah struktur biologis berupa

berkas-berkas halus yang merupakan bagian dari tubuh vegetativ berbagai

fungi ("kerajaan jamur").

3. Miselium. Hifa dapat dengan mudah dilihat dengan mata bila telah membentuk

massa yang rapat dan membentuk koloni-koloni pada bagian tubuh organisme

inang atau sisa-sisa organisme atau makanan, dikenal sebagai miselium

(mycelium, jamak mycelia).

4. Inti sel mengandung sebagian besar materi genetik sel, berfungsi untuk

menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan

mengelola ekspresi gen.

5. Batang merupakan bagian tubuh jamur yang berfungsi sebagai penopang dan

jalur lewatnya unsur hara dari miselium keseluruh tubuh.

6. Septa. Septum (dari bahasa Latin yang artinya sesuatu yang melingkupi, jamak:

Septa) adalah pembatas yang memisahkan suatu rongga atau ruang.

7. Volva merupakan organ tumbuhan yang terletak pada ujung batang bagian

bawah pada jamur.

8. Penutup jamur merupakan organ yang melindungi jamur yang berupa bentuk

payung.

27
III.2.6 Jamur Enoki (Flammulina velutipes)

Menurut hasil pengamatan, jamur enoki (Flammulina velutipes) memiliki

tangkai yang panjang serta tubuh buah yang kecil. Bertekstur kenyal dengan

permukaan kulit yang licin. Berwarna putih kekuningan. Di wilayah dunia

beriklim sejuk, jamur tumbuh di alam bebas pada suhu udara rendah mulai musim

gugur hingga awal musim semi. Jamur juga diketahui tumbuh di bawah salju.

Jamur tumbuh di permukaan batang pohon Celtis sinensis (bahasa Jepang: Enoki)

yang sudah melapuk, sehingga disebut Enokitake (jamur Enoki). Jamur juga bisa

tumbuh di permukaan batang kayu lapuk pohon-pohon berdaun lebar seperti

Bebesaran dan Kesemek. Jamur ini sering dianggap sebagai hama bagi beberapa

produk pertanian.

Jamur Enokitake hasil budidaya bisa dipanen sepanjang tahun. Tubuh buah

Enokitake hasil budidaya terlihat berbeda dari Enokitake yang tumbuh di alam

bebas. Jamur hasil budidaya dilindungi dari sinar matahari sehingga berwarna

putih, sedangkan jamur di alam bebas berwarna coklat hampir merah jambu.

Jamur hasil budidaya juga memiliki batang yang panjang dan kurus-kurus,

sedangkan jamur di alam bebas memiliki batang yang lebih pendek dan gemuk.

Rasa jamur hasil budidaya juga sangat berbeda dengan jamur yang tumbuh di

alam bebas. Enokitake dapat hidup di alam sebagai jamur liar atau dibudidaya dan

dikultur. Kedua jenis ini dapat dimakan, namun jamur Enokitake hasil budidaya

memiliki rasa dan kenikmatan yang lebih baik dibandingkan dengan jamur

Enokitake liar.

Jamur Enokitake hasil budidaya banyak digunakan dalam masakan Jepang

dan Cina. Ciri khas jamur Enokitake hasil budidaya adalah warnanya yang kuning

28
pucat, tangkainya yang panjang dengan tudungnya yang kecil. Ciri dari jamur

Enokitake yang hidup liar adalah memiliki tudung berwarna coklat, berbentuk

cembung dan ukurannya dapat mencapai 3 cm. Tudung ini akan semakin datar

seiring bertambahnya usia jamur Enokitake (Smith 2010).

Jamur Enokitake mengandung banyak serat. Jamur ini juga mengandung

banyak protein dan beberapa vitamin seperti vitamin B, serta mineral. Satu

mangkuk jamur mentah diperkirakan dapat menyediakan 20 kalori. Jamur ini juga

tidak mengandung gula sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes dan

juga dapat dijadikan pilihan bahan makanan untuk diet.

Jamur Enokitake juga mengandung senyawa flammulin yang merupakan senyawa

anti kanker dan tumor. Jamur Enokitake juga dipercaya dapat menstimulasi sistem

imun dan juga memiliki aktivitas anti viral dan anti bakteri. Selain itu, dalam

jamur ini juga terdapat senyawa lain yang berfungsi sebagai penurun tekanan

darah dan juga penurun kolestrol. Penelitian juga menginformasikan bahwa

Enokitake berguna dalam perawatan lymphomia dan kanker prostat.

III.2.7 Jamur Ling Zhi (Ganoderma lucidum)

a. Morfologi

Ling Zhi (Ganoderma lucidum) merupakan anggota dari Basidiomycotina yang

hidup pada batang pohon, memilliki tubuh yang keras dengan permukaan yang

tidak rata dan pinggirannya bergelombang (Hasanuddin 2014). Jamur ini

mengandung senyawa organik seperti polisakarida, asam amino, protein, triterpen,

asama askorbat, sterol, lipid, alkaloid, dan riboflavin yang mampu meningkatkan

sistem kekebalan tubuh manusia (Parjimo & Soenanto 2008). Jamur ini memiliki

29
ciri-ciri tubuh buah berwarna merah dengan tepi berwarna kuning saat masih

muda dan akan berubah menjadi merah kecoklatan jika sudah tua, berbentuk

setengah lingkaran dengan garis tengah antara 10-20 cm dengan ketebalan 3-5 cm,

memiliki tangkai tubuh buah dengan panjang 3-10 cm yang digunakan untuk

menempel pada substrat atau batang pohon. Basidiospora terletak pada bagian

tudung buah yang menghadap ke bawah, berukuruan 6-9,5 × 5,7 μm, berbentuk

elips (Dube 2015).

b. Kandungan dan Manfaat Jamur

Lingzhi mempunyai senyawa aktif yang bermanfaat bagi tubuh manusia untuk

pengobatan maupun kekebalan tubuh. Berikut ini senyawa aktif yang terkandung

dalam ingzhi dan manfaatnya :

1. Polisakarida

Memperkuat kemampuan tubuh dalam proses penyembuhan secara alami,

membangun sistem kekebalan tubuh, mencegah pertumbuhan sel yang tidak

normal, meningkatkan jumlah oksigen yang dibawa oleh sel darah merah dan

membersihkan penumpukan racun dalam tubuh.

2. Adenosin

Menurunkan kadar kolesterol dan lemak dalam darah, menyeimbangkan

metabolisme.

3. Triterpenoid

Memperbaiki dan meningkatkan kerja sistem pencernaan, mengurangi

kolesterol dan mengaktifkan inti sel dalam darah.

30
4. Sari Ganoderik

Membantu memulihkan masalah penyakit kulit, memanjakan, menghaluskan

kulit, menghentikan pendarahan dan menurunkan kadar gula.

Tubuh Ganoderma lucidum mengandung lebih dari 200 senyawa aktif yang

dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama, yakni 30% senyawa larut dalam air

seperti polisakarida dan germanium organik, 65% senyawa larut dalam pelarut

organic, yaitu adenosin dan trepenoid, dan 5% senyawa volatile, yaitu asam

ganoderat (Parjimo & Soenanto 2008). Asam ganoderat tersebut bersifat sebagai

senyawa hepatoprotektor (Akhirunnisa 2010). Hepatoprotektor adalah senyawa

atau zat yang berkhasiat melindungi sel sekaligus memperbaiki jaringan hati yang

rusak akibat pengaruh toksik (Panjaitan et. al 2011). Selain senyawa aktif

tersebut, G. lucidum juga mengandung beberapa nutrisi dan vitamin

III.3 Pertanyaan

1. Dalam budidaya jamur, apakah bisa kita membudidayakan beberapa jamur

sekaligus seperti jamur tiram, shimeji, enoki, dan lain-lain di dalam kumbung

jamur yang sama ? Sedangkan pada masing-masing jamur mungkin memiliki

toleransi pada suhu dan kelembaban yang berbeda-beda yang harus diatur ?

Jawab :

Menurut saya adalah bisa saja dilakukan namun hasil yang didapatkan ada

beberapa jamur yang tidak maksimal dari segi pertumbuhan dan hasilnya

karena setiap jamur memiliki kisaran suhu, pH, kelembaban yang berbeda-

beda.

31
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

2. Terdapat banyak jenis jamur makroskopis yakni meliputi jamur tiram,

jamur kuping, jamur merang, jamur kancing, jamur shimeji, jamur enoki,

jamur ling zhi, jamur susu, dan lain-lain.

3. Setiap jamur memiliki morfologi yang berbeda-beda namun tetapi memliki

strukur anatomi yang hamper sama meliputi cap (pileus), lamella, stem

(stape), ring (annulus), volva, dan miselium.

4. Jamur memiliki manfaat yang beragam dalam kehidupan sehari-hari antara

lain sebagai bahan pangan maupun sebagai bahan pembuatan obat yang

dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kronis.

IV.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum ini adalah sebaiknya praktikum ini

dilakukan secara langsung, sehingga praktikkan lebih memahami teori dan juga

prakteknya yang berjalan singkron.

32
DAFTAR PUSTAKA

Abbas B. Florentina HL, Eko AM. 2010. Karakteristik Jamur sagu (Volvariella
volvace) Endemik Papua. Jurnal Natural Indonesia 13 (2).

Agromedia Pustaka. 2002. Jakarta : Budidaya Jamur Konsumsi.

Djarijah NM & Djarijah AS. 2001. Budidaya Jamur Tiram. Yogyakarta : Kanisius

Smith SE. 2010. What is Enokitake. Diakses melalui


https://www.wisegeek.com/what-is-enokitake.htm pada tanggal 2 November
2019

Suliystyyowati. 2013. Inventarisasi jamur makroskopis kabupaten situbondo.


Jurnal ilmu dasar. 4(1). 58-62.

Sumiati E. 2008. Jenis Suplemen Substrat Untuk Meningkatkan Produksi Tiga


Strain Jamur Kuping. Jurnal Hort. 19(1):75-88.

Suriawiria U. 2001. Budidaya Lingzhi dan Maitakke. Jakarta : PT. Penebar


Swadaya.

Widodo N. 2007. Isolasi dan Karekterisasi Senyawa Alkaloid yang Terkandung


Dalam Jamur Tiram Putih (Pleurotus osteratus). Semarang : Univeritas
Negeri Semarang.

Widyastuti N. 2009. Pengembangan Teknologi Bioproses Jamur Tiram (Pleurotus


ostreatus) dan Jamur Shiitake (Lentinusedodes) sebagai Sumber
Gizi dan Bahan Pangan Fungsional. Orasi Pengukuhan Profesor Riset
Bidang Bioteknologi Umum. BPPT-2 Desember 2009.

33

Anda mungkin juga menyukai