PERCOBAAN III
KARAKTERISASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG (MOLD)
OLEH :
NAMA : MAKMUR HAMZAH
STAMBUK : F1D1 20 067
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN PEMBIMBING : FITRIA DIAN LESTARI
A. Latar Belakang
(Mushroom), khamir (Yeast) dan kapang (Mold). Kapang berbeda dengan khamir,
jika khamir tidak berfilamen maka kapang adalah jenis fungi yang memiliki
filamen (miselium) namun tidak membentuk tubuh buah. Kapang terdiri dari
suatu thalus yang tersusun dari filament yang bercabang yang disebut dengan hifa.
Hifa tumbuh dari spora yang melakukan germinasi membentuk suatu tuba germ,
dimana tuba ini akan tumbuh terus membentuk filamen yang panjang dan
yaitu hifa bersekat (septat) dan hifa tidak bersekat (non septat). Hifa septat
memiliki dinding septa atau silang yang membagi hifa menjadi sel-sel yang
berbeda sementara hifa nonsepeptat kekurangan septa atau tidak terdapat dinding
pemisah, sehingga sel dapat memiliki dua inti sel. Kumpulan dari hifa akan
Bentuk atau struktur setiap miselium pada kapang yang khas menunjukkan
jenis kapang dan substrat yang diberikan. Pertumbuhan kapang mula-mula akan
berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna
tergantung dari jenis kapang. Spora yang terbentuk dapat menjadi ciri khas untuk
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
D. Manfaat Praktikum
A. Fungi
aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara, yaitu dua hifa dari jamur berbeda
melebur lalu membentuk zigot, lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan
hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Sporangium ini
B. Kapang (Mold)
akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang (Alfanda, 2020).
C. Habitat Kapang
makhluk hidup mulai dari hewan, tumbuhan, dan bahkan jamur. Jamur sendiri
pada berbagai subsrat dan memiliki habitat yang beragam, antara lain hidup pada
tanah, air, serealia, endofit dalam tanaman dan buah. Habitat kapang yang
tumbuhnya kapang dan ketengikan. Kapang yang paling ering ditemukan dalam
Pertumbuhan kapang ini berasal dari udara selama pendinginan roti, penanganan,
seperti warna , tekstur, margin, ketinggian dan karakteristik hifa udara. Teknik
mencakup morfologi spora, warna, bentuk, ornamen atau tekstur dinding, ukuran,
pembentukan konidia dan karakteristik terkait lainnya seperti pola phialide dan
2022, pukul 13.00-15.30 WITA, dilanjutkan pada hari hari kamis, tanggal 10
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 3.1
Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 3.2
D. Prosedur Kerja
gram PDB dan 2,4 gram agar yang dilarutkan dalam 120 ml, akuades
atm.
2. Isolasi Kapang
a. Pepaya
10-5.
3. Hasil dari tiga pengenceran terakhir yaitu 10-3,10-4 dan 10-5 diambil
72 jam
b. Roti
koloni kapang.
3. Purifikasi Kapang
sebagai berikut:
1. Koloni fungi yang telah tumbuh pada cawan petri dari hasil isolasi
4. Karakterisasi Kapang
3. Mendokumentasikan hasil pengamatan,
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2.
B. Pembahasan
dan termasuk dalam kelompok multiseluler yang menjadi salah satu ciri khas
pembentukan spora, baik secara seksual maupun aseksual. Identifikasi setiap jenis
kapang dapat dilakukan dengan melihat spora seksual. Spora seksual menjadi
kapang pada awal pertumbuan memiliki struktur yang berwarna putih, namun
lebih lanjut memberikan perbedaan baik dari segi warna maupun penampakan
lain.
isolat yang diperoleh dari sampel berupa buah pepaya dan roti. Sampel terlebih
kemudian dinokulasikan pada cawan petri dengan metode pour plate. Sampel roti
Berdasarkan data pengamatan, diperoleh empat koloni yang berhasil diisolasi dan
dimana pada buah pepaya diperoleh empat jenis koloni sedangkan pada buah
tomat diperoleh satu jenis koloni yang berbeda. Perbedaan tersebut dilihat dari
pembeda.
zonasi dan warna pada setiap koloni kapang. Berdasarkan hasil pengamatan,
koloni roti memiliki morfologi koloni yaitu form irregular, warna putih, seperti
kapas, tekstur halus dan merata. Menurut Natawijaya et al. (2015) kapang yang
umumnya ditemukan pada roti yaitu kapang jenis Rhizopus sp. dan Aspergillus
sp., dimana penampakan koloninya yaitu teksturnya seperti kapas dan memiliki
diperoleh 3 koloni yang berbeda, yakni pada isolat Py 10-3, Py 10-4 dan Py 10-5.
Isolat Py 10-3 memiliki morfologi koloni yaitu form circular, warna orange,
struktur padat, tekstur halus dan zonasi tengah. Isolat Py 10 -4 memiliki morfologi
koloni yaitu form circular, warna putih orange, struktur seperti kapas, tekstur
halus dan zonasi pinggir, sedangkan Py 10-5 memiliki morfologi koloni yaitu form
irregular, warna putih, struktur seperti kapas, tekstur halus dan zonasi merata.
sesuai dengan Carica & Diana (2018) yang menyatakan bahwa kapang yang
paling banyak dijumpai pada buah papaya yaitu Rhizopus sp., dimana jamur ini
hampir ditemukan pada setiap buah dan sayur yang busuk. Karakteristik kapang
ini yaitu tubuhnya multiseluler, habitat di darat sebagai saprofit tak bersekat,
putih keabuan, lama kelamaan akan berubah menjadi warna hitam karena
mucor yang miselliumnya terdiri atas stolon yang menghasilkan alat-alat serupa
A. Simpulan
1. Metode isolasi dan purifikasi kapang untuk sampel pepaya dilakukan dengan
B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk asisten diarapkan lebih baik dan lebih kreatif dalam menjelaskan
dan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Alfanda, M. Y. (2020). Identifikasi Dan Hitung Angka Kapang Pada Kulit Apel
Pasca Panen Di Daerah Batu, Malang. Jurnal SainHealth, 4(1), 25.
Carica, J., & Diana, N. U. R. (2018). Identifikasi jamur Rhizopus sp pada buah
pepaya. Jurnal Karya Tulis Ilmiah.
Natawijaya, D., Saepudin, A., & Pangesti, D. (2015). Uji Kecepatan Pertumbuhan
Jamur Rhizopus Stolonifer dan Aspergilus Niger yang Diinokulasikan pada
Beberapa Jenis Buah Lokal. Jurnal Siliwangi, 1(1), 32–40.
Tristiyanti, Erna & Febriyossa, A. (2022). Jurnal medical leboratory. 1, 1(1), 1–5.
Wawan, I. K., & Wijaya, A. (2020). Potensi Lidah Buaya ( Aloe vera ) sebagai
Antimikroba dalam Menghambat Pertumbuhan Beberapa Fungi : Literature
Review. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 18(2), 202–211.
Lampiran I : Diagram Alir
Purifikasi Kapang
Karakterisasi Kapang
Lampiran II : Dokumentasi Kegiatan