Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

SISTEMATIKA HEWAN I
INVENTARISASI JENIS ARTROPODA DI DESA SEDAU KECAMATAN
SINGKAWANG SELATAN KALIMANTAN BARAT

Di Susun Oleh
Kelompok

Anggota: 1. ABDULLAH (H1041151013)

2. BETI NINGSIH (H1041151091)

3. LARASATI NINGSIH (H1041151011)

4. RARA GANESA (H1041151090)

5. TERNISIUS APRIANTO (H1041151024)

6. VIVIN NOVIA PUTRI (H1041151049)

7. YOANLI THERESA DEA (H1041151030)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam klasifikasi makhluk hidup terdapat kingdom animalia (hewan).


Kingdom animalia dapat dibagi menjadi beberapa filum, diantaranya yaitu filum
arthropoda yang termasuk kedalam filum ini yaitu Crustaceae, Arachnida,
Myrapoda (Chiliopoda dan Diplopoda), dan insecta. Kita sebagai makhlik hidup
ciptaanya patut bersyukur dengan apa yang telah diciptakannya dibumi ini.
Keaneka ragaman hewan sangat beragam jenisnya. Oleh karena itu kita perlu
mengklasifikasinya untuk mempermudah dalam mempelajarinya. Klasifikasi
bertujuan untuk mempermudah mengenal objek beranekaragam dengan cara
melihat atau mencari persamaan dan perbedaan ciri dan sifat pada objek tersebut.
Keuntungan yang diperoleh dengan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah
mempermudah mencari keterangan tentang makhluk hidup yang dipelajari serta
(Alvyanto,2010)
Arthropoda berasal dari bahasa yunani, yaitu artro yang berarti ruas (buku-buku)
dan podas yang berarti kaki. Jadi arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-
ruas (berbuku-buku). Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki
yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah
diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup
didarat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di airdapat ditemukan
Hewan arthropoda memiliki bentuk tunuh yang simetri bilateral,triplobalstik
selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuhnya ditutupi lapisan kutikula yang
merupakan rangka luar (eksoskleton). Ketebalan kutikula sangat bervariana,
tergantung dari spesies hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri
atas protein dan lapisan kitin. Pada waktu arthropodamengadakan pertumbuhan,
maka kutikula akan mengalami pengelupasan.Oleh karena itu dilakukannya
praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi berarapa dari filum artropoda
(Alvyanto,2010).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada praktikum lapangan mengenai inventarisasi


jenis Artropoda di desa Sedau kecamatan Singkawang Selatan Kalimantan Barat
adalah:
1. Apa saja jenis-jenis anggota filum Artropoda yang berada di desa Sedau
kecamatan Singkawang Selatan Kalimantan Barat ?
2. Bagaimana cara menginventarisasi dan mengidentifikasi jenis-jenis
organisme yang tergolong ke dalam filum Artropoda yang berada di lumut
yang berada di desa Sedau kecamatan Singkawang Selatan Kalimantan Barat
?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan praktikum lapangan mengenai inventarisasi jenis Artropoda di
desa Sedau kecamatan Singkawang Selatan Kalimantan Barat adalah:
1. Mengetahui dan mengenal jenis-jenis anggota filum Artropoda yang berada
di desa Sedau kecamatan Singkawang Selatan Kalimantan Barat.
2. Mengetahui dan memahami cara menginventarisasi dan mengidentifikasi
jenis-jenis organisme yang tergolong ke dalam filum Artropoda yang berada
di lumut yang berada di desa Sedau kecamatan Singkawang Selatan
Kalimantan Barat.
1.4 Manfaat

Praktikum lapangan ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai jenis-


jenis dan distribusi Artropoda dizona intertidal Pantai Batu Burung Kelurahan
Sedau Kecamatan Singkawang Selatan Kota Singkawang serta responnya
terhadap kondisi parameter lingkungan dan aktivitas manusia di lokasi kajian
tersebut. Informasi mengenai distribusi organisme intertidal sangat penting untuk
dijadikan acuan bagi pemerintah setempat, baik untuk pengembangan,
pemanfaatan, maupun pengelolaan wilayah pesisir yang berkelanjutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Artropoda
Arthropoda merupakan filum terbesar dalam kerajaan animalia. Dari
sekitar 1.250.000 spesies hewan yang telah dikenal dan dideskripsikan,
1.000.000 diantaranya adalah Arthropoda. Dengan demikian, filum ini
mencakup sekitar 80 % dari semua jenis hewan yang telah dikenal saat ini.
Ini menggambarkan bahwa filum ini merupakan kelompok hewan yang
paling berhasil menghuni planet bumi (Nizkon,2012)
Sebagai hasil dari daya adaptasi yang tinggi, Arthropoda telah menyebar
ke seluruh bagian bumi, baik daratan maupun perairan, yang suhunya
diatas titik beku dalam jangka waktu yang cukup lama untuk
memmungkinkan perkembangbiakan. Karena itu, anggota filum ini amat
mudah dijumpai di darat, perairan tawar, maupun laut. Selain itu, filum
Arthropoda juga mencakup satu-satunya kelompok hewan invertebrata
yang dapat terbang(Nizkon,2012)
Arthropoda merupakan hewan tubuhnya bersegmen-segmen. Ada tiga
ciri khas Arthropoda yang dapat dilihat dari luar. Pertama adalah embelan
yang berbuku-buku yang muncul berpasangan dari sebagian atau semua
segmen tubuh. Yang kedua adalah organisasi segmen-segmen ke dalam
bagian-bagian tubuh yang disebut tagmata (tunggal :tagma). Yang ketiga
adalah kutikula yang disekresikan oleh epidermis, yang menyelubungi
tubuh dan biasanya membentuk eksoskeleton yang keras kecuali di
bagian-bagian tubuh yang perlu lentur. Kutikula secara berklala diganti,
dalam proses ganti kulit, untuk memungkinkan pertumbuhan.
1.2 Karakteristik Umum
Anggota dari Filum Arthropoda ini merupakan hewan yang kakinya
bersegmen-segmen, tubuhnya simetris bilateral yang juga biasanya terdiri
dari sederetan segmen. Pada setiap segmen atau beberapa segmen terdapat
sepasang appendage/embelan (bagian tubuh yang menonjol dan
mempunyai ujung bebas misalnya anggota tubuh). Terdapat rangka luar
dari kitin yang fleksibel untuk memudahkan pergerakan bagian segmen
tubuhnya(Rusyana, 2011).

Menurut Nizkon (2012), Arthropoda memiliki alat indera seperti


antena yang berfungsi sebagai alat peraba, mata tunggal (ocellus) dan
mata majemuk (Facet), organ pendengaran (pada insecta) dan statocyst
(alat keseimbangan) pada Curtacea. Alat pencernaan sempurna, pada
mulut terdapat rahang lateral yang beradaptasi untuk mengunyah dan
menghisap, dan anus terletak dibagian ujung tubuh. Sistem syaraf mirip
dengan sistem syaraf yang dimiliki Annelida. Selain sistem syaraf banyak
hal-hal lain yag mempunyai sifat-sifat yang sama dengan Annelida
misalnya: materi anggota gerak, alat ekskresi dan sebagainya, sehingga di
anggap filum ini berkerabat dengan filum Annelida. Umunya Arthropoda
memiliki mata majemuk, suatu tipe organ penglihat yang berbeda dengan
invertebrata atau vertebrata lainnya(Rusyana, 2011).

1.4 Kelas Arthropoda


1.4.1 Kelas Crustacea
Merupakan kelas dari Arthropoda yang hidupnya terutama menempati
perairan baik air tawar maupun laut. Bernafas dengan menggunakan
insang. Tubuhnya terbagi menjadi: kepala(chepalo), dada (thorax), dan
perut (abdomen) atau kadang-kadang kepala dan dada bersatu membentuk
chepalothorax. Kepala biasanya terdiri dari empat pasang segmen yang
bersatu, pada bagian kepala itu terdapat dua pasang antena, satu pasang
manibula (rahang pertama) dan dua pasang maxillla (rahang kedua).
Bagian dada mempunyai embelan dengan jumlah yang berbeda yang
diantaranya ada yang berfungsi sebagai alat gerak. Segmen bagian perut
umumnya sempit dan lebih mudah digerakan dibandingkan dengan bagian
kepala dan dada. Bagian perutpun mempunyai embelan yang didalam
ukurannya mengalami pengurangan(Rusyana, 2011).
Tubuh Camburus sebelah luar terdapat kutikula di mana kutikula
disusun oleh pectin dan garam-garam mineral. Maka bila udang direbus
bewarna berubah karena sifat dari basa menjadi asam Exo-skeleton tubuh
dibagi atas dua bagian, anterior yang disebut Cephalothorax, posterior
yang terdri dari buku-buku dosebut adbdomen (Jasin, 1992).
Sistem peredaran darahnya terbuka, pernafasan umunya dilakukan
oleh insang. Pada golongam udang-udangan rendah kadang-kadang
pernafasan berlangsung dengan terjadinya pertukaran gas oleh seluruh
tubuh. Sistem syaraf, terdapat pengumpulan dan pengaturan ganglia yang
mana dari sini keluar saraf-saraf yang menuju ke tepi. Karena bagitu
banyaknya jenis Crustacea ini yang sudah tentu memiliki perbedaan-
perbedaan di samping beberapa persamaanya, maka Crustacea ini dapat
dibedakan atas beberapa sub kelas. Umunya dari kelas Crustacea yang
paling banyak dikenal adalah jenis yang paling mempunyai arti ekonomi
bagi manusia seperti udang, kepiting dan sebagainya (Rusyana, 2011).
1.4.1 Kelas Arachnoidea
Arachnoidea diambil dari kata yunani yaitu Archne: laba-laba.
Beberapa jenis yang termasuk Arachnoidea ialah : kalajengking, laba-laba,
caplak dan sebagianya. Tubuhnya terdiri dari dari 2 bagian yaitu:
Chepalothorax, dan perut, terdapt 6 pasang embelan pada Chepalothorax,
antena tidak ada pasangan embelan yang pertama ialah: kelisera
(chelicerae) yang berfungsi untuk merobek dan melumpuhkan mangsanya.
Kelenjar racun terdapat didalam kelisera, tetapi ada beberapa species yang
kelenjar racunnya terletakk pada Chepalothorax(Rusyana, 2011).
Pasangan embelan yang kedua ialah Pedipalpus yang digunakan untuk
memegang makanan. Pasanagn embelan selanjutnya adalah merupakan 4
pasang kaki jalan. Pada bagian perut tidak terdapat embelan. Mempunyai
mata sederhana biasanya 8 buah yang terdapat dibagian kepala(Rusyana,
2011).
1.4.3 Kelas Chilopoda
Chilopoda disebut juga centipede, tubuhnya pipih dan bersegemen-
segmen. Jumlah segmen tersebut tidak sama tergantung pada jenis
spesiesnya yait berkisar antara 15-17 segmen. Tiap segmen tersebut
mempunyai sepasang kaki kecuali 2 segmen terakhir dan sebuah segmen
di belakang kepala. Pada segmen yang di belakang tersebut terdapata
sepasang cakar beracub yang disebut maxilleped, digunakan untuk
membunuh mangsanya, antena panjang terdiri dari 12 segmen atau
lebih(Rusyana, 2011).

1.4.4 Kelas Diplopoda

Diplopoda disebut juga Mellipede. Tubuhnya bulat panjang dan terdiri


dari 25-100 segmen atau lebih tergantung jenis spesiesnya. Setiap
segmen tampaknya mempunyai 2 pasang embelan. Sesungguhnya
segemen tersebur tersusun rapat sehingga kelihatannnya seperi satu
segmen. Jadi yang sebenarnya adalah setiap segmen hanyalah
mempunyai sepasang embelan(Rusyana,2011).

Mulut mempunyai sepasang mandibula(rahang) dab sepasang maksila.


Pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek dimana pada antena
tersebut terdapat rambut-rambut yang berfungsi sebagai indra pencium
dan sederetan kelenjar bau yang mengeluarkan suatu cairan yang tidak
enak baunnya sebagai alat pertahanan. Hewan ini bergerak tidak begitu
cepat dibandingkan dengan Chilopoda, beberapa diantaranya ada yang
dapat menggulungkan dirinya. Hidup pada tempat-tempat yang gelap,
tempat yang lembab dan makanan nya berupa tumbuhan yang telah busuk
atau kadang-kadang tumbuhan yang masih hidup. Contoh yang sering kita
lihat adalah Keluing (Julus vurgatus) (Rusyana, 2011).

1.4.5 Kelas Insecta

Insecta atau serangga disebut juga Hexapoda merupakan kelas yang


terbesar di dalam Arthropoda. Beranggotakana kurang lebih 675.000
spesie yang terbesar di seluruh penjuruh dunia. Merupakan invertebrata
yang hidup ditempat yang kering dan terbang. Kemampusa hidup ditempat
yang kering, tubuh terbungkaus oleh chitine, menyebabkan Insecta dapat
menyesuaikan diri, memiliki daya adaptasi yang besar terhadap
lingkungan. Pembungkus tubuh mengadakan perluasan sehingga
membentuk sayap. Adanya sistem trachea Insecta dapat bernafas di udara,
kemampusan terbang menolong Insecta dalam mencari makanan, bertemu
dengan jenis kelamin lain, menghindarkan diri dari tangkapan
musuh(Jasin, 1984).

Contoh dari kelas Insecta ini adalah belalang. Belalang merupakan contoh
yang baik untuk Insecta, karena kurang mempunyai kekhususan bila di
bandingkan dengan Insecta lainnya. Oleh karena itu ciri-cirinya bisa
berlaku untuk Insecta lainnya(Jasin, 1984).

Ciri-ciri khusus Insecta, tubuh teridiri atas capus, thorax, dan abdomen.
Pada capus terdapat antena, mata dan mulut dengan bagian-bagiannay.
Thorax terdiri atas tiga pasang kaki yang beruas-rusa dan dua atau
sepasang sayap, abdomen terdiri atas kurang lebih 11 buku dengan
beberapa bagian terminal, misalnya genital(Jasin, 1984).
BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum lapangan inventarisasi jenis Artropoda ini dilaksanakan pada hari Sabtu,
tanggal 06 Mei 2017 pada pukul 09:30 WIB hingga 15:00 WIB. Praktikum ini
dilaksanan di desa Sedau kecamatan Singkawang Selatan, Kalimantan Barat.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum lapangan inventarisasi jenis Artropoda
adalah botol selai, botol vial, stoples besar dan kecil, ember 10 L, isolasi bening,
kamera pocket, bambu pancang, keping sechi, spidol permanen, sprayer, spuid 3cc,
termometer raksa, meteran gilung, meteran jahit, tally sheet, kardus besar, gunting,
cutter, papan ujian, ember cat 20 kg, pahat, parang, plastik wayang, label name dan
penggaris besi, GPS, salinometer, life jacket, pHuniversal, thermohygrometer, soil
tester, amplop coklat, jaring serangga, kertas pavilot, mangkok puding.
3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum lapangan inventarisasi Artropoda
adalah akuades dan formalin 4%.

3.3 Deskripsi Lokasi


Lokasi yang digunakan pada praktikum lapangan inventarisasi jenis Artropoda
bertempat di wilayah perairan (akuatik) dan daratan (terestrial) pantai batu burung.
Wilayah perairan (akuatik) memiliki titik koordinat N 005156.7 E 1085400.2
dan wilayah daratan ( terestrial ) memiliki titik koordinat N 005144.2 E
1085419.2.
Gambar 3. Peta lokasi pengambilan sampel (Sumber: Google Maps )

3.4 Cara Kerja


Berikut adalah cara kerja praktikum lapangan inventarisasi jenis Annelida
3.4.1 Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode jelajah, yaitu
melakukan penjelajahan atau pengamatan di lokasi pengamatan. Pengambilan sampel
dilakukan di dua lokasi yang berbeda, yaitu wilayah perairan dan wilayah daratan.
Sampel yang telah didapat kemudian dimasukkan ke dalam stoples kosong kecil dan
besar. Komposisi spesies adalah satu spesies untuk satu stoples.

Anda mungkin juga menyukai