Tapi masih banyak teman-teman perawat yang bingung dan bertanya-tanya tentang praktik
keperawatan mandiri, apa saja syaratnya?, bagaimana mengurus izinnya?, apa saja yang harus
dipersiapkan?, nanti setelah ada kliniknya, apa yang boleh dilakukan?, apa kewenangan perawat?
dan lain sebagainya.
Untuk menjawab pertanyaan diatas, mari kita coba membahasnya satu persatu.
Jadi misalnya teman-teman berencana membuka praktik di Jakarta, SIPP dapat diurus di Dinas
Kesehatan DKI Jakarta. Nanti setelah diproses oleh dinkes dan disetujui, maka pemerintah kota
DKI Jakarta akan mengeluarkan SIPP teman-teman
Poin 4 dan 5 tidak disebutkan di UU Keperawatan tahun 2014, tetapi ada disebutkan di SK
menteri kesehatan RI nomor 1239 tahun 2001 tentang registrasi perawat. Penulis tidak
mengetahui apakah SK menteri ini masih berlaku atau sudah dihapus, jadi disiapkan saja semua
syaratnya untuk berjaga-jaga.
1. Perlengkapan untuk tindakan asuhan keperawatan dan kunjungan rumah, antara lain:
Alat untuk mengukur tanda-tanda vital, timbangan, meteran badan.
Alat untuk mengukur gula darah, asam urat dan kolesterol jika ingin menambahkan,
tergantung kemampuan finansial masing-masing.
2. Obat-obatan
Ingat, hanya boleh obat bebas dan obat bebas terbatas.
3. Perlengkapan administrasi
Meliputi formulir catatan tindakan asuhan keperawatan serta formulir rujukan dan
formulir persetujuan tindakan keperawatan (inform consent)
1. Praktik keperawatan mandiri yang kita jalankan harus berdasarkan pada kode etik,
standar pelayanan, standar profesi dan standar prosedur operasional (SPO).
2. Perawat berhak menolak keinginan klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode
etik, standar pelayanan, standar profesi dan standar prosedur operasional (SPO).
3. Rujuk pasien yang tidak dapat ditangani kepada perawat lain, atau tenaga kesehatan lain
yang lebih kompeten.
4. Jangan melakukan pekerjaan tenaga medis/dokter, karena kita tidak berwenang, kecuali
jika sudah ada pendelegasian tertulis dari dokter yang bersangkutan.
5. Pasien berhak memberi persetujuan atau menolak tindakan keperawatan yang akan
diterimanya, jadi sebelum melakukan suatu tindakan apapun itu, sebaiknya minta surat
persetujuan atau inform consent.
6. Dokumentasikan segala temuan pengkajian, tindakan, evaluasi yang telah dilakukan
kepada pasien
7. Jangan lupa memajang SIPP dan memasang papan nama di klinik yang dijalankan.