Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia adalah suatu istilah yang menunjukkan rendahnya sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Anemia bukan merupakan
penyakit, melainkan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi
tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah
hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
(Brunner & Suddarth, 2001)
Zat besi merupakan salah satu mikronutrien terpenting kehidupan anak.
Kekurangan atau defisiensi besi yang berat akan menyebabkan anemia atau kurang
darah. Di dunia, defisiensi besi terjadi pada 20-25% bayi. Di Indonesia, ditemukan
anemia pada 40,5% balita, 47,2% usia sekolah, 57,1% remaja putri, dan 50,9% ibu
hamil. Penelitian pada 1000 anak sekolah yang dilakukan oleh IDAI di 11 propinsi
menunjukkan anemia sebanyak 20-25%. Jumlah anak yang mengalami defisiensi besi
tanpa anemia tentunya jauh lebih banyak lagi.
Berbagai macam pembagian anemia dalam kehamilan telah dikemukakan oleh
para penulis. Berdasarkan penyelidikan data dari Dep.Kes anemia dalam kehamilan
dapat dibagi menjadi:
1. Anemia defisiensi besi
2. Anemia megaloblastik
3. Anemia hipopalstik
4. Anemia hemolitik
Anemia yang langsung berhubungan dengan kehamilan adalah anemia defisiensi
besi, yang merupakan 95% dari anemia pada wanita hamil.
Dalam makalh ini penulis membahas konsep teori anemia defisiensi besi serta
asuhan keperawatannya.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis data membuat rumusan masalah
yaitu sebagai berikut :
1. Apa Pengertian dari Defisiensi Besi ?

2. Apa Etiologi dari Defisiensi Besi ?


3. Bagaimanakah patofisiologis pada Defisiensi Besi ?
4. Apa saja manifestasi dari Defisiensi Besi ?

5. Bagaimnakah Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Defisiensi Besi ?

C. Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem
Hematologi & Imunologi yang berjudul ” Askep Anemia Defisiensi Besi ”. Tujuan
khusus penulisan makalah ini adalah menjawab pertanyaan yang telah dijabarkan
pada rumusan masalah agar penulis ataupun pembaca tentang konsep skoliosis serta
proses keperawatan dan pengkajiannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi
Anemia akibat defesiensi besi untuk sisntesis Hb merupakan penyakit darah yang
paling sering pada bayi dan anak. Frekuensinya berkaitan dengan aspek dasar
metabolisme besi dan nutrisi tertentu. Tubuh bayi baru lahir mengandung kira-kira
0,5 g besi, sedangkan dewasa kira-kira 5 g. untuk mengejar perbedaan itu rata-rata
0,8 mg besi harus direabsorbsi tiap hari selama 15 tahun pertam kehidupan.
Disamping kebutuhan pertumbuhan ini, sejumlah kecil diperlukan untuk
menyeimbangkan kehilangan besi normal oleh pengelupasan sel, karena itu untuk
mempertahankan keseimbangan besi positif pada anak, kira-kira 1 mg besi harus
direabsorbsi setiap hari.
Anemia Defisiensi besi adalah kadar besi dalam tubuh dibawah nilai normal.
Pada tahap awal kita akan menemukan cadangan besi tubuh yang berkurang.
Kemudian jika kekurangan berlanjut kadar besi dalam plasma akan berkurang. Pada
akhirnya proses pembentukan hemoglobin akan terganggu dan menyebabkan
anemia defisiensi besi.
Anemia yang disebabkan kekurangan besi untuk sintesa Hemoglobin.
Anemia defisiensi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan satu atau
beberapa bahan yang diperlukan untuk pamatangan eritrosit.
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral Fe
sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit

B. Etiologi
Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan zat besi,
gangguan absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun :
1. Kehilangan besi akibat perdarahan menahun yang dapat beasal dari :
- Saluran cerna à Akibat dari tukak peptik kanker lambung, kanker kolon,
divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang

3
- Saluran genetalia wanita à menoragi atau metroragi
- Saluran kemih à hematuria
- Saluran nafas à hemoptoe
2. Faktor nutrisi à akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas
besi yang tidak baik (makanan banyak mengandung serat, rendah vitamin C, dan
rendah daging)
3. Kebutuhan besi meningkat à seperti pada prematuritas anak dalam masa
pertumbuhan dan kehamilan
4. Gangguan absorpsi besi à gastrekotomi, kolitis kronis

C. Patofisiologi
Perdarahan menahun menyebabkan kehilangan besi sehingga cadangan besi
semakin menurun. Apabila cadangan kosong, maka keadaan ini disebut iron depleted
state. Apabila kekurangan besi berlanjut terus, maka penyediaan besi untuk
eritropoesis berkurang. Sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit,
tetapi anemia secara klinis belum terjadi, keadaan ini disebut iron deficien
erythropoesis. Selanjutnya timbul anemia hipokromik mikrositer, sehingga disebut
iron deficiency anemia. Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epitel serta
pada beberapa enzim yang dapat menimbulkan gejala pada kuku epitel mulut dan
faring, serta berbagai gejala lainnya
Zat besi (Fe) diperlukan untuk pembuatan heme dan hemoglobin (Hb). Kekurangan
Fe mengakibatkan kekurangan Hb. Walaupun pembuatan eritrosit juga menurun, tiap
eritrosit mengandung Hb lebih sedikit dari pada biasa sehingga timbul anemia
hipokromik mikrositik.
1. Jumlah efektif eritrosit berkurang menyebabkan jumlah O2 ke jaringan berkurang.

2. Kehilangan darah yang mendadak (> 30%) mengakibatkan pendarahan


menimbulkan simtomatologi sekunder hipovolemi dan hipoksia
3. Tanda dan gejala: gelisah, diaforesis (keringat dingin), takikardi, dyspne, syok
4. Kehilangan darah dalam beberapa waktu (bulan) sampai dengan 50% terdapat
kompensasi adalah:

4
- Peningkatan curah jantung dan pernafasan
- Meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin
-Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan,
redistribusi aliran darah ke organ vital.

Salah satu tanda yang sering di kaitkan dengan anemia adalah pucat, ini
umumnya sering di kaitkan dengan volume darah, berkurangnya hemoglobin dan
vasokontriksi untuk memperbesar pengiriman O2 ke organ-organ vital. Karena faktor-
faktor seperti pigmentasi kulit, suhu dan kedalaman serta distribusi kapiler
mempengaruhi warna kulit maka warna kulit bukan merupakan indeks pucat yang
dapat diandalkan. Warna kuku, telapak tangan dan membran mukosa mulut serta
konjungtiva dapat digunakan lebih baik guna menilai kepucatan.

D. Manifestasi Klinis
1. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi
2. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina (sakit

dada)
3. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2 berkurang)
4. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan
berkurangnya oksigenasi pada SS
5. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau diare)
Pucat merupakan tanda paling penting pada defisiensi besi. Pada ADB dengan
kadar Hb 6-10 g/dl terjadi mekanisme kompensasi yang efektif sehingga gejala
anemia hanya ringan saja. Bila kadar Hb turun <> 100 µg/dl eritrosit
Gejala khas yang dijumpai pada defisiensi besi dan tidak dijumpai pada anemia
jenis lain adalah sebagai berikut :
a. Koilorikia adalah Kuku sendok (Spoon nail) kuku menjadi rapuh, bergaris-garis

vertical, dan menjadi cekung seperti sendok.


b. Atrofi papilla lidah adalah Permukaan lidah menjadi licin dan mengilap karena

papil lidah menghilang.

5
c. Stomatitis angularis adalah adanya peradangan pada sudut mulut, sehingga

tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan.


d. Disfagia adalah nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.

e. Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan aklorida.

E. Pencegahan
Tindakan penting yang dapat dilakukan untuk mencegah kekurangan besi pada
masa awal kehidupan adalah meningkatkan penggunaan ASI eksklusif, menunda
penggunaan susu sapi sampai usia 1 tahun, memberikan makanan bayi yang
mengandung besi serta makanan yang kaya dengan asam askorbat (jus buah) pada
saat memperkenalkan makanan pada usia 4-6 bulan, memberikan suplementasi Fe
kepada bayi yang kurang bulan, serta pemakaian PASI (susu formula) yang
mengandung besi.

F. Komplikasi
1.Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
2.Daya konsentrasi menurun
3.Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun.

BAB III

6
TINJAUAN KASUS

KASUS :

Ny.K 35 tahun datang ke RS Raden, dengan keluhan klien mengatakan dadanya nyeri, sakit kepala

dan sesak nafas, lemas, cepat lelah saat beraktivitas. Pasien mengatakan nafsu makan berkurang

dan berat badannya sebelum sakit 50 Kg, klien mengatakan mual, lemas/lemah, sesak napas, dan

klien tampak pucat, mukosa bibir dan tangan tampak pucat, konjungtiva tampak pucat, pada sudut

tampak bercak berwarna pucat keputihan, kuku pasien tampak melengkung seperti sendok.

Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, diperoleh data TD : 110/70 mmHg, Suhu : 35 0 C, HR : 89x/i,

RR : 25x/i, (Hb didapat ; Hb 9 g/dl, kadar zat besi 3mg),TB 158 cm, BB : 45 Kg.

A. PENGKAJIAN

a. Identitas Klien
Nama : Ny.K
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sukamerindu
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Anak ke :1
Penanggung Jawab
Nama : Tn.A
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Almat : Sukamerindu
Pekerjaan : Wiraswasta
Hub dengan klien : Ibu kandung

DS :

 Klien mengatakan dadanya nyeri, sesak nafas

 Klien mengatakan sesak napas dan lemas, cepat lelah pada saat beraktivitas

 Klien mengatakan nafsu makan berkurang

 Klien mengatakan berat badan sebelum sakit 50 Kg

DO :

 Klien tampak pucat, kuku pasien tampak melengkung

7
 TD : 110/70

 Suhu : 350 C

 HR : 89x/i

 RR : 25x/i

 BB : 45 Kg

B. ANALISA DATA
NO SIGN & SYMTOMP ETIOLOGI PROBLEM
1 DS : Penurunan O2 ke jaringan. Gangguan rasa

Klien Mengatakan nyeri nyaman nyeri


Do :

 Klien Tampak meringis

 TD : 110/70mmHg

 HR : 89x/i

 RR : 25x/i
2 DS : Nafsu makan menurun, mual Gangguan nutrisi

 Klien mengatakan nafsu makan kurang dari

berkurang, mual kebutuhan tubuh.


 Klien mengatakan sebelum sakit BB

nya 50 Kg

DO :

 Klien tampak pucat

 klien tampak lemas

 BB 50 Kg
3 DS : Ketidakseimbangan antara Intoleransi aktifitas

Klien Mengatakan sesak nafas dan suplai oksigen (pengiriman)

lemas, cepat lelah pada Saat dan kebutuhan.

beraktifitas.

DO :

 Klien Tampak Pucat

8
 Klien tampak lemah

 HR : 89x/i

 RR : 25x/i

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Diagnnosa Tujuan Intervensi Rasional

Keperawatan
1. Gangguan rasa Klien akan  Kaji keluhan nyeri, lokasi
 Nyeri pada anemia membuat

nyaman nyeri b.d menunjukan dan lamanya (skala 0-10). hipoksia dan dapat

penurunan O2 ke kebutuhan  Observasipetunjuk nyeri menimbulkan infark.

jaringan Oksigen terpenuhi non verbal.  Petunjuk non verbal yang


Misal:

KH: denggan bergerak, dapat membantu

 Menunjukkan ekspresi wajah. mengevaluasi nyeri dan

postur badan  Biarkan anak mengambil keefektifan terapi.

rileks.  Meningkatkan kenyamanan


posisi yang nyaman misal

 Bebas bergerak. gunakan posisi miring, dan resiko terjadinya cedera


 Mampu istirahat tinggikan kepala sedikit menurunkan nyeri dan
dengan tepat. pada tempat tidur tanpa meningkatkan kenyamanan.

menggunakan bantal.

 Lakukan pijatan lokal hati-

hati pada area luka.  Membantu menurunkan

 Lakukan kompres hangat, tegangan otot.

 Hangat menyebabkan
basah untuk sendi yang

sakit/nyeri vasodilatasi, meningkatkan

sirkulasi. Dingin

menyebabkan vasokontriksi.
2. Gangguan nutrisi  Jelaskan tentang manfaat
Nutrisi terpenuhi  Dengan pemahaman klien

kurang dari kebutuhan sesuai dengan makan bila dikaitkan akan lebih kooperatif

tubuh. kebutuhan tubuh dengan kondisi klien saat mengikuti aturan.

Nafsu makan ini.

9
menurun, mual KH :  Anjurkan agar  Untuk menghindari makanan
klien

DS : Nafsu makan memakan makanan yang yang justru dapat


Klien mengatakan membaik tersedia di RS. mengganggu proses
nafsu makan BB 50 Kg penyembuhan klien.
berkurang, mual Keadaan umum
 Beri makanan dalam
 Untuk meningkatkan selera
Klien mengatakan membaik keadaan hangat dan porsi dan mencegah mual,
sebelum sakit BB nya kecil serta diet TKTP. mempercepat perbaikan
50 Kg nutrisi, serta mengurangi
DO :  Libatkan keluarga pasien
beban kerja jantung.
 Klien tampak dalam penuhan nutrisi
 Dengan bantuan keluarga
pucat tambahan yang tidak dalam pemenuhan nutrisi
 Klien tampak bertenangan dengan dengan tidak bertentangan
lemas penyakitnya. dengan pola diet akan
 BB 50 Kg
meningkatkan pemenuhan
 Lakukan dan ajarkan
nutrisi.
perawatan mulut sebelum
 Higiene oral yang baik akan
dan sesudah makan serta
meningkatkan nafsu makan
sebelum dan sesudah
klien.
intervensi/periksaan

peroral.

 Beri motivasi dan

dukungan fsikologis.

 Kolaborasi tentang

pemenuhan diet klien  Meningkatkan secara

fsikologis .

 Meningkatkan pemenuhan

sesuai dengan kondisi klien


3. Intoleransi aktifitas  Catat frekuensi dan irama
Setelah dilakukan  Respon klien terhadap

b.d perawatan selama jantung serta perubahan aktivitas dapat

10
ketidakseimbangan 2x24jam aktivitas tekanan darah selama dan mengindikasikan penurunan

antara suplai oksigen klien sehari-hari sesudah beraktivitas oksigen miokardium.

(pengiriman) dan terpenuhi  Tingkatkan istirahat,batasi


dan

kebutuhan meningkatnya aktivitas,dan 


berikan Menurunkan kerja

DS : kemampuan aktivitas senggang yang miokardium/konsumsi

Klien Mengatakan beraktivitas tidak berat. oksigen.

sesak nafas dan lemas, KH  Anjurkan klien untuk

cepat lelah pada Saat menghindari peningkatan

beraktifitas.  Klien bisa tekanan abdomen,misalnya

DO :  Dengan mengejan dapat


melakukan mengejan saat defekasi.
 Klien Tampak Pucat meningkatkan takikardia
aktivitas dengan  Jelaskan pola peningkatan
 Klien tampak lemah bertahap dari tingkat serta peningkatan tekanan
normal
 HR : 89x/i  Keadaan umum darah.
aktivitas.
 RR : 25x/i
membaik

 HR : 60-80x/i  Pertahankan klien tirah

 RR : 12-20x/i baring sementara sakit.


 Aktivitas yang maju
 Pertahankan rentan gerak
memberikan kontrol
pasif selama sakit kritis.

 Evaluasi tanda vital saat jantung,meningkatkan dan

kemajuan aktivitas terjadi. mencegah aktivitas

 Berikan waktu istirahat di berlebihan.

antara waktu aktivitas.  Untuk mengurangi beban

jantung.

 Selama aktivitas  Meningkatkan kontraksi otot


kaji

EKG,dispnea,sianosis,kerj sehingga membantu aliran

a dan frekuensi nafas,serta vena balik.

keluhan subjektif.  Untuk mengetahui fungsi

jantung bila dikaitkan

dengan aktivitas.

11
 Untuk mendapatkan cukup

waktu resolusi bagi tubuh

dan tidak terlalu memaksa

kerja jantung.

 Melihat dampak dari

aktivitas terhadap fungsi

jantung

BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anemia defisiensi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan satu atau beberapa bahan

yang diperlukan untuk pamatangan eritrosit.

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral Fe sebagai

bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit

Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan zat besi, gangguan

absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun :

1. Kehilangan besi akibat perdarahan menahun yang dapat beasal dari :

 Saluran cerna  Akibat dari tukak peptik kanker lambung, kanker kolon, divertikulosis,

hemoroid, dan infeksi cacing tambang

 Saluran genetalia wanita  menoragi atau metroragi

 Saluran kemih  hematuria

 Saluran nafas  hemoptoe

12
2. Faktor nutrisi  akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi yang

tidak baik (makanan banyak mengandung serat, rendah vitamin C, dan rendah daging)

3. Kebutuhan besi meningkat  seperti pada prematuritas anak dalam masa pertumbuhan dan

kehamilan

4. Gangguan absorpsi besi  gastrekotomi, kolitis kronis

3.2 Saran

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat berbuat

lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada

khususnya dan pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

13
Carpenito, Lynda Juall.2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis Edisi
9. Jakarta : EGC
Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC
Hillman RS, Ault KA. Iron Deficiency Anemia. Hematology in Clinical Practice. A Guide
to Diagnosis and Management. New York; McGraw Hill, 1995 : 72-85.
Lanzkowsky P. Iron Deficiency Anemia. Pediatric Hematology and Oncology. Edisi ke-
2. New York; Churchill Livingstone Inc, 1995 : 35-50.
Nathan DG, Oski FA. Iron Deficiency Anemia. Hematology of Infancy and Childhood.
Edisi ke-1. Philadelphia; Saunders, 1974 : 103-25.
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC
http://poetriezhuzter.blogspot.com/2008/11/asuhan-keperawatan-anemia.html

14

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Ii2
    Bab Ii2
    Dokumen104 halaman
    Bab Ii2
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Ibu Irma
    Bab 1 Ibu Irma
    Dokumen8 halaman
    Bab 1 Ibu Irma
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Sheet 1 and Sheet 2
    Sheet 1 and Sheet 2
    Dokumen6 halaman
    Sheet 1 and Sheet 2
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Sampul Uchy
    Sampul Uchy
    Dokumen17 halaman
    Sampul Uchy
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Lembar Konsul Uchy
    Lembar Konsul Uchy
    Dokumen2 halaman
    Lembar Konsul Uchy
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Ibu Irma
    Bab 1 Ibu Irma
    Dokumen8 halaman
    Bab 1 Ibu Irma
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Ibu Irma
    Bab 1 Ibu Irma
    Dokumen41 halaman
    Bab 1 Ibu Irma
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Sampul Uchy
    Sampul Uchy
    Dokumen17 halaman
    Sampul Uchy
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Ibu Irma
    Bab 1 Ibu Irma
    Dokumen8 halaman
    Bab 1 Ibu Irma
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Kti Bab 4 & 5 Uchy
    Kti Bab 4 & 5 Uchy
    Dokumen10 halaman
    Kti Bab 4 & 5 Uchy
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Smpul, Hlaman Pngesahan, Daftar Isi
    Smpul, Hlaman Pngesahan, Daftar Isi
    Dokumen15 halaman
    Smpul, Hlaman Pngesahan, Daftar Isi
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    100% (1)
  • Bab 3 Uchy
    Bab 3 Uchy
    Dokumen47 halaman
    Bab 3 Uchy
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Tugas Tunjangan
    Tugas Tunjangan
    Dokumen4 halaman
    Tugas Tunjangan
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • PENJUMLAHAN
    PENJUMLAHAN
    Dokumen3 halaman
    PENJUMLAHAN
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Kunjungan
    Kunjungan
    Dokumen2 halaman
    Kunjungan
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Penatalaksanaan Persalinan Kala II
    Penatalaksanaan Persalinan Kala II
    Dokumen3 halaman
    Penatalaksanaan Persalinan Kala II
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Uchy Bab 2 Asli
    Uchy Bab 2 Asli
    Dokumen114 halaman
    Uchy Bab 2 Asli
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Kti Bab 1 (Lisna)
    Kti Bab 1 (Lisna)
    Dokumen9 halaman
    Kti Bab 1 (Lisna)
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Memandikan Bayi Dan Perawatan Tali
    Memandikan Bayi Dan Perawatan Tali
    Dokumen3 halaman
    Memandikan Bayi Dan Perawatan Tali
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Kunjungan
    Kunjungan
    Dokumen2 halaman
    Kunjungan
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Bab I1
    Bab I1
    Dokumen9 halaman
    Bab I1
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • REFLEKS BAYI
    REFLEKS BAYI
    Dokumen3 halaman
    REFLEKS BAYI
    Harun El Rasyid
    Belum ada peringkat
  • Sampul
    Sampul
    Dokumen17 halaman
    Sampul
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen54 halaman
    Bab Iii
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Kehamilan Anti
    Kehamilan Anti
    Dokumen2 halaman
    Kehamilan Anti
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Kehamilan Anti
    Kehamilan Anti
    Dokumen2 halaman
    Kehamilan Anti
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Annty
    Annty
    Dokumen24 halaman
    Annty
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • BAB II Ramlah
    BAB II Ramlah
    Dokumen127 halaman
    BAB II Ramlah
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Kti
    Bab Ii Kti
    Dokumen134 halaman
    Bab Ii Kti
    Azwad AnHty AsHty Slamanya
    Belum ada peringkat