Nim : 0310192054
Judul Artikel: Komunitas dalam Ekosistem, rantai makanan yang melingkupi piramida
makanan, hubungan intraspesifik dan interspesifik hewan serat suksesi yang terjadi pada
lingkungan hewan
Dalam ekologi terdapat suatu kumpulan populasi yang disebut dengan komunitas, dimana
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan
daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas
memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan
populasi.
Tidak semua organisme Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis
besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:
1.Komunitas akuatik .
Komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai, di parit atau di kolam.
2.Komunitas terrestrial.
Masalah klasifikasi dalam komunitas biotik dapat dijelaskan dengan contoh yang
disederhanakan sebagai berikut :
Rumput jampang 48 Ha
Pohon pisang 2 Ha
Harendong 2 Ha
Sapi 32 ekor
Ayam 16 ekor
Kalkun 2 ekor
Domba 1 ekor
Kuda 1 ekor
Kesimpulan dari pengamatan adalah sebagai berikut : produsen yang dominan adalah
rumput jampang, sedangkan konsumen yang dominan adalah sapi. Jadi komunitas tadi
merupakan daerah penggembalaan. Gambaran lebih lengkap akan diperoleh jika kita
menanyakan mengenai penggunaan musiman dari daerah tersebut.
Dari aspek jenjang makan, ekosistem terdiri dari komponen autotrofik dan komponen
heterotrofik, yang ditekankan pada level transfer energi.
TINGKATAN
TROFIK IV
TINGKAT
AN
TROFIK
III
TINGKATAN TROFIK II
KONSUMEN I
TINGKATAN TROFIK I
(PRODUSEN)
Kata Autotropik berasal dari kata Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan
makan. Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/ mensintesis makanan
sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti
matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-
tumbuhan hijau.
2. Komponen Heterotropik
Kata Heterotropik berasal dari kata Heteros = berbeda dan trophikos = makanan.
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai
makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof
adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
Dari aspek kehidupan, ekosistem terdiri dari komponen biotik dan komponen
abiotik yang berkaitan erat dan memiliki hubungan timbal balik satu dengan lainnya.
1. Komponen Biotik
Manusia, hewan dan tumbuhan termasuk komponen biotik yang terdapat dalam
suatu ekosistem. Komponen biotik di bedakan menjadi 3 golongan yaitu produsen,
konsumen dan dekomposer.
a. Produsen
b. Konsumen
Semua konsumen tidak dapat membuat makanan sendiri di dalam tubuhnya sehingga
disebut heterotrof. Mereka mendapatkan zat-zat organik yang telah di bentuk oleh
produsen, atau dari konsumen lain yang menjadi mangsanya.
• Pemeken tmbuhan dan daging (omnivore), misalnya ayam, itik, dan orang hutan.
c. Dekomposer
Kelompok ini berperan penting dalam ekosistem. Jika kelompok ini tidak ada, kita
akan melihat sampah yang menggunung dan makhluk hidup yang mati tetap utuh
selamanya. Dekomposer berperan sebagai pengurai, yang menguraikan zat- zat organik
(dari bangkai) menjadi zat-zat organik penyusunnya
Siklus
MATAHARI
Arus
BAHAN/
MATERI
(NUTRISI) DEKOMPOSER, TRANSFORMER
Rantai Makanan
Rantai makanan merupakan perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan
melalui seri organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhan-herbivora-carnivora). Pada
setiap tahap pemindahan energi, 80 – 90% energi potensial hilang sebagai panas, karena
itu langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan
lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia
Interaksi adalah hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya.
Ada dua macam interaksi berdasarkan jenis organisme yaitu intraspesies dan interspesies.
Interaksi intraspesies adalah hubungan antara organisme yang berasal dari satu spesies,
sedangkan interaksi interspesies adalah hubungan yang terjadi antara organisme yang
berasal dari spesies yang berbeda. Secara garis besar interaksi intraspesies dan interspesies
dapat dikelompokkan menjadi beberapa bentuk dasar hubungan, yaitu (i) netralisme yaitu
hubungan antara makhluk hidup yang tidak saling menguntungkan dan tidak saling
merugikan satu sama lain, (ii) mutualisme yaitu hubungan antara dua jenis makhluk hidup
yang saling menguntungkan, bila keduanya berada pada satu tempat akan hidup layak tapi
bila keduanya berpisah masing-masing jenis tidak dapat hidup layak, (iii) parasitisme yaitu
hubungan yang hanya menguntungkan satu jenis makhluk hidup saja, sedangkan jenis
lainnya dirugikan, (iv) predatorisme yaitu hubungan pemangsaan antara satu jenis
makhluk hidup terhadap makhluk hidup yang lain, (v) kooperasi adalah hubungan antara
dua makluk hidup yang bersifat saling membantu antara keduanya, (vi) kompetisi adalah
bentuk hubungan yang terjadi akibat adanya keterbatasan sumber daya alam pada suatu
tempat, (vii) komensalisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup, makhluk hidup
yang satu mendapat keuntungan sedang yang lainnya tidak dirugikan, (viii) antagonis
adalah hubungan dua makhluk hidup yang bersifat permusuhan.
Dengan perkembangannya tingkat suksesi maka varietas spesies makin banyak tetapi
dominansinya satu spesies terhadap lainnya makin menurun. Makin besar ukuran
organisme, makin panjang umumnya dan makin komplek daur hidupnya mengakibatkan
bertambah besarnya kompetisi interspesifik akan menyebabkan kecenderungan
menurunnya jumlah spesies yang dapat mendiami suatu daerah. Pada tahapan bloom
populasi ukuran organisme cenderung kecil dan daur hidup sederhana serta
perkembangannya cepat. Kenaikan macam spesies dalam suksesi dipengaruhi oleh
kenaikan biomassa dan kenaikan kompetensi.
Menurut Margalef (1963) jumlah spesies naik sampai pada pertengahan suksesi dan
kemudian menurun sampai pada klimak. Diversitas genetik mencakup variasi dalam
material genetik, seperti gen dan khromosom. Diversitas spesies (taksonomi) kebanyakan
diintepretasikan sebagai variasi di antara dan di dalam spesies (termasuk spesies manusia),
mencakup variasi satuan taksonomi seperti filum, famili, genus dsb.
Diversitas genetik merupakan titik awal dalam memahami dimensi dari isu biodiversitas,
tetapi pada level spesies dan ekosistem bidang kehutanan memiliki pengaruh besar.
Diversitas ekosistem atau bahkan dinamakan diversitas biogeografik berkaitan dengan
variasi di dalam wilayah (region) biogeografik, bentang alam (landscape) dan habitat. Kita
harus menyadari bahwa biodiversitas selalu peduli dengan variabilitas makhluk hidup
dalam area atau wilayah yang spesifik.
3. Tekanan Suksesi: Jumlah Melawan Kualitas
Spesies dengan kecepatan reproduksi dan pertumbuhan tinggi lebih dapat berkembang
pada tahap awal tetapi sebaliknya pada tahap akhir dengan adanya tekanan seleksi, spesies
dengan potensi pertumbuhan rendah tetapi dengan adanya kompetisi besar akan lebih
untung dan lebih dapat bertahan.
Komunitas yang terdiri dari berbagai populasi bersifat dinamis dalam interaksinya yang
berarti dalam ekosistem mengalami perubahan sepanjang masa. Perkembangan ekosistem
menuju kedewasaan dan keseimbangan dikenal sebagai suksesi ekologis atau suksesi.
Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau
ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau
telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis).
Di alam ini terdapat dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
Sumarto, Saroyo dan Roni Koneri. (2016). Ekologi Hewan. CV. Patra Media
Grafindo Bandung : Bandung.
Puspitasari Rachma. 2007. Laju Polutan Dalam Ekosistem Laut. Oseana 32 : 21-
28.
Elfidasari, Dewi. (2007). Jenis Interaksi Intraspesifik dan Interspesifik pada Tiga
Jenis Kuntul saat Mencari Makan di Sekitar Cagar Alam Pulau Dua Serang,
Propinsi Banten. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Al Azhar Indonesia.
Biodiversitas 8 : 266-269.
Riyanto. (2007). Kepadatan, Pola Distribusi dan Peranan Semut pada Tanaman di
Sekitar Lingkungan Tempat Tinggal Oleh. Jurnal Penelitian Sains: Volume 10,
Nomor 2, Mei 2007. Hal 241-253